Anda di halaman 1dari 27

MEKANISME DAN TIPE TUMBUH

REGENERASI
KELOMPOK 4 C

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Ir. EFRIZAL, M.Si
NIP : 196905112008011008
Anggota Kelompok 4
1. FAUZAN RAHMAN 1810421033
2. IGA PERMATA HANY 1810422011
3. ALFI YUNIARTI 1810422014
4. MEDIA 1810422017
5. LIDIA GUSVITA NASRA 1810422020
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu fase embrionik dan fase pasca embrionik

Fase embrionik Fase pasca embrionik


• Fase embrionik adalah • Fase pasca embrionik secara umum
pertumbuhan dan perkembangan meliputi metamorfosis dan regenerasi.
yang dimulai dari zigot sampai • Pertumbuhan fase pasca embrionik
terbentuknya embrio sebelum merupakan pertumbuhan dan
lahir atau menetas. perkembangan yang dimulai sejak lahir
atau menetas hingga hewan itu
dewasa. Pertumbuhan ini tidak
berlangsung terus menerus, melainkan
berhenti setelah mencapai usia
tertentu.
Menurut Balinsky (1981), suatu organisme khususnya hewan
memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur atau jaringan
yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan yang tidak
Pengertian disengaja ataupun kerusakan yang disengaja oleh manusia untuk
Regenerasi keperluan penelitian atau eksperimen. Hilangnya bagian tubuh
tersebut dapat muncul kembali yang disebut proses regenerasi.

Menurut Singer dalam Browder (1984), proses regenerasi


adalah periode penyembuhan luka. Tahap penyembuhan luka
diawali dari tepian luka dengan penyebaran epidermis dari tepi
luka yang akan menutupi permukaan yang terluka.
Menurut morgan dalam browder (1984), terdapat dua mekanisme
primer untuk pembentukan kembali bagian-bagian tubuh yang
hilang

Regenerasi morfalaksis Regenerasi epimorfosis


• Regenerasi morfalaksis yakni • Epimorfosis yaitu rekonstruksi bagian-
suatu proses perbaikan yang bagian yang hilang melalui proliferasi
melibatkan reorganisasi bagian dan diferensiasi jaringan dari
tubuh yang masih tersisa untuk permukaan luka. Namun regenerasi
memulihkan kembali bagian tubuh dapat pula berupa penimbunan sel-
sel yang nampaknya belum
yang hilang. Jadi dalam jenis terdiferensiasi pada luka dan sering
regenerasi ini pemulihan bagian disebut blastema yang akan
yang hilang itu sepenuhnya berproliferasi dan secara progresif
diganti oleh jaringan lama yang membentuk bagian yang hilang.
masih tertinggal.
Penyebaran regenerasi dengan cara gerakan amoeboid sel-sel yang tidak
melibatkan pembelahan mitosis sel, Akan tetapi sekali penutupan selesaikan sel-
sel epidermis berproliferasi untuk menghasilkan masa sel yang berlapis-lapis dan
membentuk sebuah tudung berbentuk kerucut pada ujung anggota badan. Struktur
tersebut dikenal dengan apical epidermis cap. Waktu penyembuhan luka relatif
cepat, namun tergantung juga pada ukuran hewan yng beregenerasi dan ukuran
luka serta faktor-faktor eksternal seperti suhu. Pada salamander proses penutupan
luka setelah anggota badan diamputasi berlangsung kira-kira satu atau dua hari.
Periode Regenerasi
Periode penghancuran jaringan (histolisis). Setelah proses
penutupan luka, proses lain yang sangat penting dalam
regenerasi adalah terjadinya dediferensiasi jaringan-jaringan
yang berdekatan dengan permukaan luka. Dediferensiasi
didahului dengan histolisis jaringan-jaringan didalam puntung
secara besar-besaran. Jaringan yang telah terdiferensiasi seperti
otot, tulang rawa, tulang ikat, matriks interselulernya hancur
dan melepaskan individu sel-sel mesenkhim yang merupakan
sel-sel awal dari jaringan yng telah berdiferensiasi tersebut.
Periode Regenerasi

Periode pembentukan blastema. Sel-sel mesenkim yang


dilepaskan selama diferensiasi tertimbun di bawah epidermis,
sel-sel berproliferasi cepat dan menyebabkan epidermis menjadi
semakin menonjol. Massa sel-sel mesenkhim ini dinamakan
blastema regenerasi.
Diferensiasi dan morfogenesis. Jaringan pertama yang berdiferensiasi dari
Periode Regenerasi blastema adalah tulang rawan. Mula-mula muncul pada ujung tulang sejati dan terjadi
penambahan secara progresif pada distal bagian ujungnya, ketika konstruksi tulang
menjadi sempurna rangka yang telah beregenerasi berubah menjadi tulang. Berikutnya
otot terbentuk disekitar tulang rawan. Sedangkan pembuluh darah tidak jelas pada tahap
konstruksi awal, serabut saraf yang terpotong pada saat amputasi segera aksonnya
tumbuh ke daerah luka dan merekontruksi pola-pola persarafan.
Dibagian luar terjadi perubahanperubahan bentuk puntung anggota yang semula
menyerupai kerucut, selanjutnya mulai memipih dorsoventral pada bagian ujungnya,
bagian pipih menunjukkan tanda-tanda jari awal yakni korpus atau tarsus rudimen yang
dinamakan plat kaki atau tangan. Selanjutnya pola-pola pembentukan jari-jari yang
progresif dimana segera jari-jari sederhana muncul, terpisah satu sama lainnya. Akhirnya
anggota tubuh sempurna terbentuk dan berfungsi normal.
 Menurut Thornton (1968) dalam Browder (1984) menyatakan bahwa regenerasi juga
dipengaruhi oleh sistem endokrin, penghilangan kelenjar pituitri anterior (hipofisektomi)
mencegah regenerassi urodella dewasa, pengaruh yang paling besar jika hipofasektomi
dilakukan pada saat amputasi. Jika hipofasektomi dilakukan pada saat reaksi diperlambat maka
tingkat regenerasi tergantung pada panjang bagian yang tersisa. Apabila diperlambat sekurang-
kurangnya tiga belas hari tidak berpengaruh pada regenerasi. Interpretasi terbaik menduga
bahwa hormon pituitri berperan hanya selama tahap awal regenerasi yakni pada saat
penyembuhan luka dan dideferensiasi, maka dengan demikian pertumbuhan blastema dan
diferensiasi tidak memerlukan persediaan hormon pituitri yang terus-menerus (Phillip, 1978).
 Telah diketahui beberapa hormon terutama ACTH, hormon pertumbuhan dan
bahkan prolaktin, merangsang regenerasi anggota badan dari hewan yang
dihipofisektomi. Hormon lain yakni tiroksin, suatu hormon yang mengontrol
metamorfosis juga mempengaruhi regenerasi, terutama pada regenerasi Anura.
Namun pengaruh tiroksin masih kurang dipahami karena hormon tersebut mencehah
regenerasi anggota badan kecebong apabila diberikan sebelum amputasi, tetapi
mempercepat morfogenesis jika diberikan pada tahap blastema.
Mekanisme Regenerasi pada
Beberapa Jenis Hewan

Planaria adalah cacing pipih kecil dengan kemampuan untuk


menumbuhkan kembali seluruh organisme. Kapasitas ini
tergantung pada cadangan sel induk dewasa yang melimpah (di
seluruh tubuh mereka neoblas berukuran kecil (diameter 5-8
μm). Menanggapi cedera, neoblast terakumulasi untuk
membentuk blastema regenerasi dan kemudian dikonversi
menjadi tipe sel yang diperlukan untuk regenerasi. Pluripotensi
neoblast ini mirip dengan sel-sel induk embrionik pada
mamalia. Dengan demikian, neoblast telah lama dianggap
sebagai populasi homogen orang dewasa sel induk berpotensi
majemuk.
Mekanisme Regenerasi pada
Beberapa Jenis Hewan
 Secara konsisten, (Wagner dkk, 2011 ) mengidentifikasi
subpopulasi neoblas yang dapat membentuk koloni sel
keturunan besar dan melahirkan semua jenis sel di dalam tubuh.
Subpopulasi digambarkan sebagai neoblas klonogenik
(cNeoblast). Single cNeoblast dapat menyelamatkan regenerasi
pada planaria yang diradiasi, menunjukkan cNeoblast memiliki
potensi untuk meregenerasi seluruh tubuh. Profiling transkripsi
sel tunggal multidimensi, bagaimanapun, sebuah penelitian
baru-baru ini menunjukkan bahwa neoblast memang heterogen,
yang terdiri dari subpopulasi pluripotent (sigma-neoblast) dan
subpopulasi progenitor yang dibatasi garis keturunan (zeta-
neoblast) (van Wolfswinkel et al. 2014 ).
Mekanisme Regenerasi pada
 Zeta-neoblas, sebagai sel nenek moyang yang berkomitmen,
Beberapa Jenis Hewan
hanya dapat menghasilkan garis keturunan postmitotik,
termasuk sel epidermis, tetapi mereka tidak berkontribusi pada
regenerasi. Sigma-neoblast dapat berdiferensiasi menjadi semua
tipe sel (termasuk zeta-neoblast) dan terutama bertanggung
jawab untuk regenerasi. Selain itu, cNeoblast kemungkinan
terkandung dalam sigma-neoblast (van Wolfswinkel et al.
2014 ). Oleh karena itu, neoblast adalah massa campuran yang
terdiri dari sel-sel batang pluripotent dan sel-sel progenitor yang
dibatasi garis keturunan, walaupun regenerasi terutama
tergantung pada subpopulasi pluripotent.
Hydra adalah anggota filum hewan Cnidaria, yang hidup di air tawar.

Mekanisme Regenerasi pada Hewan itu memiliki poros tubuh primer yang terpolarisasi dan memiliki dua
Beberapa Jenis Hewan lapisan sel epitel. Seperti planarian, Hydra menunjukkan regenerasi yang
sangat tinggi, ketika dipotong menjadi dua, bagian atas meregenerasi kaki,
dan bagian bawah meregenerasi kepala. Meskipun Hydra tanpa sel induk
berpotensi majemuk, Hydra memiliki tiga jenis sel induk (ectodermal dan
endodermal sel punca dan sel punca interstitial) di seluruh tubuh. Sel-sel
induk epitel berkontribusi pada regenerasi lapisan epidermis (Wittlieb et al.
2006 ), dan sel-sel induk interstitial berkontribusi pada regenerasi jaringan
lain. Sel batang interstisial memiliki potensi multipoten untuk menimbulkan
semua sel lain kecuali sel epitel, termasuk neuron, nematosit, sel sekretori,
dan gamet. Oleh karena itu, tiga jenis sel induk bersama-sama menghasilkan
semua jenis sel dalam tubuh Hydra (Hemmrich et al. 2012 ).
Mekanisme Regenerasi pada Anura (Amfibi), Xenopus laevis , dapat meregenerasi ekornya dari kehidupan
Beberapa Jenis Hewan
larva menjadi metamorfosis. Setelah amputasi, ekor yang terluka menumbuhkan
bagian yang hilang dari kuncup regenerasi ekor. Kuncup regenerasi ekor tidak
memiliki penampilan khas blastema tungkai yang terlihat di salamander, termasuk
kuncup notochord, ampula saraf, dan blastema. Analisis garis sel telah
membuktikan bahwa sel-sel progenitor terbatas garis yang terlokalisasi dalam
sumsum tulang belakang, notochord, dan otot diaktifkan dan kemudian bermigrasi
untuk membentuk tiga komponen tunas regenerasi, masing-masing (Gargioli dan
Slack 2004 ). Hasil ini sejalan dengan temuan bahwa tidak ada fragmentasi
myofiber selama regenerasi ekor berudu Xenopus (Rodrigues et al. 2012 ). Dalam
hal ini, aktivasi sel-sel progenitor penduduk adalah mekanisme utama untuk
regenerasi ekor di Xenopus laevis.
Mekanisme Regenerasi pada
Beberapa Jenis Hewan

Ikan zebra adalah sistem model serbaguna untuk mempelajari regenerasi karena dapat
membangun kembali banyak jaringan atau organ, seperti sirip dan hati. Sirip ikan zebra adalah
pelengkap kompleks dengan sinar sirip tulang, sel mesenkimal, serabut saraf, dan pembuluh darah.
Setelah amputasi, zebrafish merekonstruksi siripnya dari blastema. Studi penelusuran sel telah
menunjukkan bahwa sel-sel progenitor terbatas-lineage yang berada di setiap jaringan sirip bermigrasi
untuk membentuk blastema pada bidang amputasi (Tu dan Johnson 2011 ), seperti yang telah terlihat
pada anggota badan salamander.
Mekanisme Regenerasi pada
Beberapa Jenis Hewan

Pembentukan sirip blastema tampaknya memerlukan dedifferensiasi dan


aktivasi sel induk. Untuk regenerasi tulang pada sirip, osteoblas terdiferensiasi
menjalani dedifferensiasi sementara, bermigrasi ke blastema sirip, dan kemudian
berdiferensiasi ulang menjadi osteoblas (Knopf et al. 2011 ). Berkenaan dengan
komponen otot sirip, bagaimanapun, ia tumbuh kembali dari aktivasi sel-sel induk
otot, dan tidak ada dediferensiasi otot yang diamati setelah amputasi sirip
(Rodrigues et al. 2012 ). Namun, ada sedikit pengetahuan tentang apakah jaringan
sirip lain menyediakan sel-sel progenitor terbatas garis keturunan untuk blastema
oleh dedifferensiasi atau aktivasi sel-sel induk.
Mekanisme Regenerasi pada
Beberapa Jenis Hewan

Zebrafish mewujudkan kapasitas alami yang kuat untuk regenerasi jantung.


Setelah operasi pengangkatan sekitar 20% dari ventrikel, jantung ikan zebra
beregenerasi sepenuhnya tanpa jaringan parut (Jopling et al. 2010 ). Eksperimen
pemetaan nasib genetika secara konsisten telah mengungkap bahwa dediferensiasi
kardiomiosit yang sudah ada sebelumnya adalah mekanisme seluler utama untuk
regenerasi jantung ikan zebra (Jopling dkk. 2010 , Kikuchi dkk. 2010 ).
Mekanisme Regenerasi pada
Beberapa Jenis Hewan

Setelah amputasi, kardiomiosit dekat lokasi cedera menunjukkan karakteristik


dedifferensiasi, seperti penurunan kadar protein kontraktil sarkomer dan aktivasi faktor
transkripsi perkembangan protein pengikatan GATA protein 4 (Jopling et al. 2010 , Kikuchi
et al. 2010 ). Dalam model regenerasi jantung yang disebabkan oleh ablasi genetik dari
kardiomiosit ventrikel, dedifferensiasi kardiomiosit ventrikel berkontribusi pada regenerasi
jantung (Wang J et al. 2011 ). Sangat menarik untuk dicatat bahwa, dalam model ablasi
genetik spesifik ventrikel lainnya, transdifferensiasi kardiomiosit atrium menjadi
kardiomiosit ventrikel terlibat dalam regenerasi ventrikel ikan zebra (Zhang et al. 2013 ).
Kemungkinan berbagai jenis cedera pada jantung ikan zebra mungkin menghasut beragam
respons regeneratif seluler.
Mekanisme Regenerasi pada
Beberapa Jenis Hewan

Respons regeneratif cukup terbatas pada mamalia. Meskipun sebagian besar


jaringan atau organ mamalia jarang beregenerasi, beberapa memang
memperlihatkan regenerasi. Kulit dapat terus memperbarui dan mengganti
sel-sel yang mengelupas dengan sel-sel lapisan basal selama homeostasis
normal atau setelah cedera (Plikus et al. 2012 ), dan saraf perifer dapat
menumbuhkan kembali akson setelah cedera. Secara khusus, hati memiliki
kemampuan unik untuk regenerasi — prototipe untuk regenerasi organ
mamalia. Setelah pengangkatan sekitar 70% dari hati tikus, model
hepatektomi parsial (PHx), hati yang tersisa meregenerasi seluruh hati dalam
satu minggu. Sisa hati pada dasarnya tidak menghasilkan lobus yang hilang
tetapi hanya bertambah dalam ukuran sampai hati telah mencapai massa
aslinya (yaitu, pertumbuhan kembali kompensasi). Proliferasi hepatosit telah
lama menjadi kontributor utama regenerasi hati dalam kondisi ini (Fausto et
al. 2006 ). 
Mekanisme Regenerasi pada
Beberapa Jenis Hewan
Selain proliferasi hepatosit, satu penelitian terbaru menunjukkan bahwa
hipertrofi hepatosit memberikan kontribusi yang sama terhadap regenerasi hati
setelah 70% PHx (Miyaoka et al. 2012 ). Selama regenerasi hati, sebagian besar
hepatosit memasuki kembali siklus sel, tetapi banyak dari mereka tidak membelah
dan hanya memperbesar ukurannya. Data kuantitatif menunjukkan bahwa jumlah
hepatosit meningkat 1,6 kali lipat selama regenerasi hati dan bahwa total volume
hepatosit sebenarnya meningkat sekitar 1,5 kali lipat karena pembesaran
hepatosit. Hasil ini menunjukkan bahwa proliferasi dan hipertrofi hepatosit sama-
sama berkontribusi pada regenerasi hati setelah PHx (Miyaoka et al. 2012 ).
TIPE TUMBUH REGENERASI

Regenerasi morfolaksis Regenerasi intermediet Regenerasi epimorfik


Regenerasi morfolaksis Regenerasi intermediet Regenerasi epimorfik
yakni suatu proses melibatkan pembelahan sel-sel merupakan salah satu tipe
perbaikan yang melibatkan tetapi mempertahankan fungsi regenerasi yang melibatkan
sel yang telah terdiferensiasi. dediferensiasi struktur dewasa
reorganisasi bagian tubuh Regenerasi intermediet disebut untuk membentuk masa sel
yang masih tersisa untuk juga sebagai regenerasi yang belum terdiferensiasi.
memulihkan kembali bagian konsenpatori. Pada regenerasi Masa sel tersebut dikenal
tubuh yang hilang. ini, sel-sel membelah, tetapi dengan blastema.
Pemulihan bagian yang mempertahankan fungsi sel
hilang itu sepenuhnya yang telah terdiferensiasi. Tipe
diganti oleh jaringan lama regenerasi konsenpatori khas
yang masih tertinggal. pada hati manusia.
1. Regenerasi ialah memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas kembali seperti semula.
Kesimpulan 2. Regenerasi merupakan suatu peristiwa yang terjadi atas beberapa tahap, yaitu : Penyembuhan
luka, Penyembuhan jaringan, Pembentukan blastoma, Morfologi dan redeferensiasi.

3. Ada tiga tipe regenerasi yaitu :

a. Regenerasi Morfolaksis : proses perbaikan yang melibatkan reorganisasi bagian tubuh yang
masih tersisa untuk memulihkan kembali bagian tubuh yang hilang.

b. Regenerasi Intermediet : pembelahan sel-sel tetapi mempertahankan fungsi sel yang telah
terdiferensiasi.

C. Regenerasi Epimorfik : tipe regenerasi yang melibatkan dediferensiasi struktur dewasa untuk
membentuk masa sel yang belum terdiferensiasi. Masa sel tersebut dikenal dengan blastema.
Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih


terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis
akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
Phillip, G. 1978. Biology of developmental system, Holt, Rinehart and Winston,
DAFTAR PUSTAKA New York, Sab Francisco.
Balinsky, B. I., 1981. An Introduction to Embriology. Philadelpia: W. B.
SaundersCompany
Browder, L.W. 1984. Developmental biology, 2 th ed, W.B. Saunders, London.
Miyaoka Y Ebato K Kato H Arakawa S Shimizu S Miyajima A 2012 Hypertrophy
and unconventional cell division of hepatocytes underlie liver regeneration Current Biology 22
1166 1175
Wagner DE Wang IE Reddien PW 2011 Clonogenic neoblasts are pluripotent adult
stem cells that underlie planarian regeneration Science 332 811 816
Van Wolfswinkel JC Wagner DE Reddien PW 2014 Single-cell analysis reveals
functionally distinct classes within the planarian stem cell compartment Cell
Stem Cell 15 326 339
Wittlieb J Khalturin K Lohmann JU Anton-Erxleben F Bosch TC 2006 Transgenic
Hydra allow in vivo tracking of individual stem cells during morphogenesis Proceedings of the National
Academy of Sciences 103 6208 6211
Hemmrich Get al. 2012 Molecular signatures of the three stem cell lineages in hydra
and the emergence of stem cell function at the base of multicellularity Molecular Biology and Evolution
29 3267 3280
Gargioli C Slack JM 2004 Cell lineage tracing during Xenopus tail regeneration
Development 131 2669 2679
Rodrigues AM Christen B Marti M Izpisua Belmonte JC 2012 Skeletal muscle
regeneration in Xenopus tadpoles and zebrafish larvae BMC Developmental Biology 12 (art. 9)
Tu S Johnson SL 2011 Fate restriction in the growing and regenerating zebrafish fin
Developmental Cell 20 725 732
Knopf Fet al. 2011 Bone regenerates via dedifferentiation of osteoblasts in the
zebrafish fin Developmental Cell 20 713 724

Anda mungkin juga menyukai