Anda di halaman 1dari 18

Learning Objective

Umum :
Mhs mampu memahamai konsep hospitalisasi &
dampaknya pd anak & org tua serta prinsip
keperawatan dalam mengatasinya
Khusus :
Menjelaskan pengertian hospitalisasi
Mengidentifikasi reaksi yg dpt muncul pd anak dan
org tua selama hospitalisasi
Menguraikan prinsip intervensi dlm mengatasi
dampak hospitalisasi baik pada anak maupun org tua
Menguraikan cara mempersiapkan anak utk
perawatan di RS
Pokok Bahasan

Pengertian hospitalisasi
Reaksi anak thd hospitalisasi
Reaksi org tua thd hospitalisasi
Prinsip keperawatan dlm mengatasi
reaksi hospitalisasi pd anak & org tua)
Pendahuluan
Angka kesakitan di Indonesia usia 0 –21 tahun
sebesar 15,76% dari angka tersebut 27,04 %
adalah kelompok umur 0 –4 tahun (UNICEF,
2012).
Anak-anak sangat rentan terhadap krisis
penyakit dan hospitalisasi yang disebabkan
oleh adanya stress akibat perubahan keadaan
sehat dan rutinitas lingkungan dirumah sakit,
serta keterbatasan anak dalam mekanisme
pertahanan untuk menghadapi stressor (Wong
et al., 2009).
PENGERTIAN

Hospitalisasi  proses karena suatu


alasan yg terencana atau darurat,
mengharuskan anak utk tinggal di RS.
menjalani terapi & perawatan sampai
dipulangkan kembali ke rumah
Anak sangat rentan terhadap stress
Bila anak stress  org tua jg menjadi stress
& akan membuat stress anak meningkat
Konsep Keperawatan Anak : atraumatic
care, family centered care, case
management
Reaksi Anak
terhadap Hospitalisasi

Anak  menunjukan berbagai perilaku


sbg reaksi thd pengalaman hospitalisasi
Reaksi anak bersifat individu  tergantung
pd usia perkembangan anak, pengalaman
sakit sebelumnya, sistem pendukung yg
tersedia & kemampuan koping yg dimiliki
Reaksi umum  kecemasan, kehilangan,
rasa nyeri
Masa Bayi (0-1 thn)
Msl utama  dampak perpisahan dg ortu 
ggn pembentukan rasa percaya & kasih sayang
Usia > 6 bln  stranger anxiety : cemas dgn
org yg tdk dikenal & karena perpisahan dg
ibunya
Reaksi yg sering muncul : menangis, marah
dan byk melakukan gerakan
Cemas bila ditinggalkan ibunya  nangis keras
Respon thd nyeri  nangis keras, pergerakan
tubuh banyak & ekspresi wajah yg tdk
menyenangkan
Masa Toddler (2-3 thn)
Reaksi  stress  utama “perpisahan”
Respon perilaku ada 3 tahapan :
 Protes  nangis kuat, menjerit panggil ortu, menolak
perhatian yg diberikan org lain
 Putus asa  menangis berkurang, anak tdk aktif,
kurang minat utk bermain & makan, sedih & apatis
 Pengingkaran (denial)  scr samar mulai
menerima perpisahan, membina hub scr dangkal & anak
mulai terlihat menyukai lingkungan
Masa Prasekolah ( 3 – 6
thn)
Reaksi thd perpisahan :
Menolak makan
Menangis pelan
Sering bertanya
Tidak kooperatif
Kehilangan kontrol :
Pembatasan aktifitas sehari-hari dan kehilangan
kekuatan diri
Dirawat merupakan hukuman  malu, bersalah,
takut
Takut thd perlukaan  menganggap tindakan dan
prosedur akan mengancam integritas  agresif,
ekspresi verbal, dependent
Usia Sekolah (6 – 12 thn)

Cemas  perpisahan dgn kelompok sosial


Kehilangan kontrol :
Perubahan peran dlm keluarga
Kelemahan fisik
Takut mati
Kehilangan kegiatan dlm kelompok
Reaksi thd nyeri :
Mampu mengkomunikasikan rasa nyeri
Mampu mengontrol perilaku jika merasa
nyeri  dengan cara : menggigit bibir,
mengenggam sesuatu dgn erat
Usia Remaja (12-18 thn)

Cemas  akibat perpisahan dgn teman


sebaya
Kehilangan kontrol karena pembatasan fisik
/ ketergantungan  menolak, tdk
kooperatif, menarik diri
Penyakit / pembedahan  perasaan tdk
aman  respon :
Banyak bertanya
Menarik diri dan
Menolak org lain
Reaksi Org Tua terhadap
Hospitalisasi Anak
Berbagai macam perasaan muncul pd org
tua yaitu : takut, rasa bersalah, stress dan
cemas (Halsom and Elander, 1997)
Rasa takut pd org tua selama anak di RS
terutama pd kondisi sakit anak yg terminal,
karena takut kehilangan anak yg dicintainya
dan adanya perasaan berduka (Brewis,
1995).
Perasaan org tua tdk boleh diabaikan karena
apabila org tua merasa stress, hal ini akan
membuat ia tdk dpt merawat anaknya dgn
baik dan akan menyebabkan anak menjadi
semakin stress (Supartini, 2000).
Reaksi Saudara Kandung
terhadap Perw Anak di RS

Org tua pd dasarnya tdk boleh membedakan


perlakukan pd anak yg sedang sakit dan dirawat di RS
dgn saudara kandung lainnya di rumah
Selain kehadiran fisik org tua di RS, perhatian dlm
bentuk lain mis : uang, makanan dan hal lain yg
berhubungan dgn perw anak di RS menuntut org tua
utk memprioritaskannya dibanding keperluan anak lain
Reaksi yg sering muncul pd saudara kandung (sibling)
thd kondisi ini adl : marah, cemburu, benci dan rasa
bersalah.
Marah  jengkel thd org tua yg dinilai tdk
memperhatikan
Cemburu  dirasakan org tua lebih mementingkan
saudaranya yg sedang sakit
Rasa bersalah  anak berfikir mungkin saudaranya
sakit akibat kesalahannya
Intervensi Keprw dalam Mengatasi
Dampak Hospitalisasi
Upaya meminimalkan stresor :
Upaya meminimalkan stresor dpt dilakukan dgn cara mencegah atau
mengurangi dampak perpisahan, mencegah perasaan kehilangan kontrol
dan mengurangi/ meminimalkan rasa takut thd perlukaan tbh dan rasa
nyeri
Utk mencegah/meminimalkan dampak perpisahan dpt
dilakukan dgn cara :
1. Melibatkan org tua berperan aktif dlm merawat anak dgn cara
membolehkan mereka tinggal bersama anak selama 24 jam (rooming in)
2. Jika tdk mungkin utk rooming in, beri kesempatan org utk melihat anak
setiap saat dgn maksud mempertahankan kontak antar mereka
3. Modifikasi rgn perawatan dgn cara membuat situasi rgn rawat
perawatan seperti di rumah, a.l dengan cara membuat dekorasi ruangan
yg bernuansa anak
4. Mempertahankan kontak dgn kegiatan sekolah, a.l dgn memfasilitasi
pertemuan dgn guru, teman sekolah dan membantunya melakukan
surat menyurat dgn siapa saja yg anak inginkan
Perawatan Atraumatic
(Atraumatic Care)
 Perawatan atraumatik menjadi salah satu
perspektif dalam keperawatan anak. Beberapa
ahli mendefinisikan perawatan Atraumatik
sebagai pemberian perawatan dengan cara
meminimalkan ancaman emosi dan fisik pada
anak (Bowden & Greeberg, 2010)
 Definisi lain, perawatan atraumatik adalah
perawatan terapeutik pada tatanan pelayanan
kesehatan, oleh personel, dan melalui
penggunaan intervensi yang meminimalisasi/
mengeliminasi pengalaman distress psikologis
dan fisik pada anak dan keluarganya pada
sistem pelayanan kesehatan (Hockenberry dan
Willson, 2011).
Utk meminimalkan rasa takut thd cedera tbh
dan rasa nyeri dpt dilakukan dgn cara :
1. Mempersiapkan psikologis anak dn org tua utk tind
prosedur yg menimbulkan rasa nyeri
2. Lakukan permainan terlebih dahulu sebelum
melakukan persiapan fisik anak,,mis : bercerita yg
berkaitan dgn tindakan yg akan dilakukan
3. Pertimbangkan utk menghadirkan org tua pada saat
anak dilakukan tindakan yg menimbullan rasa nyeri
4. Tunjukkan sikap empati sebagai pendekatan utama
dlm mengurangi rasa takut akibat prosedur yg
menyakitkan.
5. Pada tind pembedahan elektif, lakukan persiapan
khusus jauh hari sebelumnya apabila
memungkinkan
Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak :
1. Membantu perkembangan org tua dan anak dgn
cara memberi kesempatan org tua mempelajari
tumbang anak dan reaksi anak thd stresor yg
dihadapi selama perw di RS
2. Hospitalisasi dpt dijadikan media utk belajar org
tua. Utk itu perawat dpt memberi kesempatan pd
org tua utk belajar ttg peny anak, terapi, perw dsb.
sesuai dgn kapasitas belajar
3. Utk meningkatkan kemampuan kontrol diri dpt
dilakukan dgn memberi kesempatan pd anak
mengambil keputusan, tdk terlalu bergantung pd
org lain dan percaya diri.
4. Fasilitasi anak utk tetap menjaga sosialisainya dgn
sesama pasien yg ada, teman sebaya atau teman
sekolah.
Memberi dukungan pd anggota keluarga lain :
1. Berikan dukungan pd keluarga utk mau tinggal dgn
anak di RS
2. Apabila diperlukan, fasilitasi keluarga utk
berkonsultasi pd psikolog/ahli agama, karena sgt
dimungkinkan keluarga mengalami msl psikososial
dan spiritual yg memerlukan bantuan ahli
3. Beri dukungan keluarga utk menerima kondisi
anaknya dgn nilai-nilai yg diyakini
4. Fasilitasi utk menghadirkan saudara kandung anak
apabila diperlukan keluarga dan berdampak positif
pd anak yg dirawat maupun saudara kandungnya

Anda mungkin juga menyukai