Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

LANSIA DENGAN MASALAH


KEBUTUHAN NUTRISI
Definisi Nutrisi
Nutrisi merupakan jumlah semua interaksi
antara suatu organisme dan makanan yang
dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi
adalah sesuatu yang dimakan seseorang dan
bagaimana tubuh menggunakannya. (Barbara
Kozier et al, 2011 )
Sistem Tubuh yang Berperan Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1. Mulut : Mengunyah makanan dan mendorong makanan
ke bagian belakang tenggorokan.
2. Faring dan Esofagus : Menghantarkan makanan dari
faring menuju lambung.
3. Lambung : Menyimpan makanan, mencampur makanan,
dan memecah bagian lebih kecil.
4. Usus halus : Menyerap nutrisi dari proses pencernaan.
5. Usus besar : Membuang air dari bahan yang
tidak dicerna dan membentuk limbah
padat yang akan dikeluarkan.
Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia
1. Kalori
Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari
protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat.
Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal,
sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal.

2. Protein
Secara umum kebutuhan protein bagi lansia per hari adalah 1
gram per kg BB. Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi
ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang,
bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia
efisiensi penggunaan protein oleh tubuh telah berkurang
(disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien).
3. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang
dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang
terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat
menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan
pembuluh darah ke jantung).

4. Karbohirat dan Serat Makanan


Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah
konstipasi dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus.
Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan
kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah
sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh.
5. Vitamin dan Mineral
Kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah
kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan
kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan
mineral bagi lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme
zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi
secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.

6. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat
diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang, membantu
pencernaan makanan dan membersihkan ginjal. Pada lansia
dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari. Pada orang dewasa,
asupan air berkisar antara 1200-1500cc per hari.
Gangguan Nutrisi Pada Lansia

Obat- Tinggal
obatan Sendiri

Penyalah- Kelemah-
gunaan
Alcohol an Fisik

Penyakit
Saluran Depresi
Cerna

Pendapatan
Yang
Rendah
Faktor Risiko Perubahan Nutrisi Pada Lansia

1. Malnutrisi 2. Obesitas

3.
4. Anemia
Osteoporosis

5. Kekurangan 6. Kekurangan
vitamin anti oksidan

8. Kelebihan
gula dan garam
7. Konstipasi
Status Gizi Pada Usia Lanjut
1. Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun,
status gizi lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas
2. Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit,
akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
3. Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan,
akibatnya cenderung kegemukan/obesitas
4. Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi
tidak enak dan nafsu makan menurun, akibatnya lansia
menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis
5. Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan
yang berserat (sayur, daging) dan cenderung makan makanan
yang lunak (tinggi klaori), hal ini menyebabkan lansia
cenderung kegemukan/obesitas
6. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini
mengganggu penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi
defisiensi zat-zat gizi mikro
7. Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga
lansia menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu
terjadinya anemia
8. Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan
nafsu makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
9. Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk
menyiapkan makanan sendiri dan menjadi kurang gizi
10.Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu
makan menurun dan menjadi kurang gizi
11.Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun
akibatnya menjadi kurang gizi
12.Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan,
yang dapat menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.
 
Metode pengkajian

A (Antropometri)
B (Biokimia)
1. Berat badan
1. Albumin (N: 4-5,5
2. Tinggi badan mg/100ml)
3. Berat badan ideal : (TB-100) ± 10% 2. Transferin (N: 170-25
4. BMI (Body Mass Index) : mg/100ml)
5. Lingkar pergelangan tangan 3. Hb (N: 12 mg %)
6. Lingkar lengan atas (MAC)
4. BUN (N: 10-20 mg/100ml)
7. Nilai normal wanita 28,5 cm ; pria
28,3 cm 5. Ekskresi kreatinin untuk
8. Lipatan kulit pada otot trisep (TSF) 24jam (N: pria 0,6-1,3
9. Nilai normal wanita 16,5-18 cm ; mg/100ml ; wanita 0,5-1,0
pria 12,5-16,5 cm mg/100ml
C (Clinical) 7. Rambut : kusam, kering, pudar,
1. Keadaan fisik : apatis, lesu kemerahan, tipis, pecah/patah-
2. Berat badan : obesditas, kurus patah
3. Otot : flaksia/lemah, tonus 8. Kulit : kering, pucat, iritasi,
kurang, tenderness, tidak petekhie, lemak di subkutan
mampu bekerja tidak ada
4. Sistem saraf : bigung, rasa 9. Bibir : kering, pecah-pecah,
bengkak, lesi, stomatitis,
terbakar, parestbesia, reflek
membran mukosa pucat
menurun
10. Gusi : perdarahan, peradangan
5. Fungsi gastrointestinal :
11. Lidah : perdarahan, hiperemasis
anoreksia, konstipasi, diare,
pembesaran liver 12. Gigi : karies, nyeri, kotor
13. Mata : konjungtiva pucat, kering,
6. Kardiovaskuler : denyut nadi
exotalmus, tanda- tanda infeksi
lebih dari 100x/menit, irama
14. Kuku : mudah patah
abnormal, tekanan darah
rendah/tinggi
D (Diet)
1. Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan
2. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus
3. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan
dan berapa lama periode waktunya?
4. Adakah status fisik pasien yang dapat
meningkatkan diet seperti luka bakar dan demam?
5. Adakah toleransi makanan atau minuman tertentu
 
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh 8. Kelemahan otot untuk menelan
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup 9. Kerapuhan kapiler
untuk memenuhi kebutuhan 10.Kesalahan informasi
matabolik
Faktor yang Berhubungan :
Batasan Karakteristik :
11. Faktor biologis
1. Berat badan 20% atau lebih
12. Faktor ekonomi
dibawah rentang berat badan
minimal 13. Gangguan sosial
2. Bising usus hiperaktif 14. Ketidakmampuan makan
3. Cepat kenyang setelah makan 15. Ketidakmampuan mencerna
makanan
4. Diare
16. Ketidakmampuan mengabsorpsi
5. Gangguan sensasi rasa
makanan
6. Kehilangan rambut berlebih
17. Kurang asupan makanan
7. Kelemahan otot mengunyah
2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih 4. Dilaporkan atau diobservasi
dari kebutuhan tubuh adanya disfungsi pola makan
Definisi : Intake nutrisi melebihi (misalnya: memasangkan
kebutuhan metabolik tubuh makanan dengan aktivitas yang
lain)
Batasan Karateristik :
5. Tingkat aktivitas yang menetap
1. Lipatan kulit tricep lebih dari 25
mm untuk wanita dan 15 mm 6. Konsentrasi intake makanan
untuk pria yang menjelang malam
2. BB diatas 20% diatas tubuh  
ideal untuk tinggi dan kerangka
tubuh ideal Faktor yang Berhubungan :
3. Makan dengan respon eksternal 7. Intake yang berlebih dalam
(misalnya: sutuasi sosial, hubungannya dengan
sepanjang hari) kebutuhan metabolisme tubuh

 
Rencana Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh


Tujuan yang diharapkan :
1. Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
2. Peningkatan status nutrisi
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
1. Kaji status nutrisi pasien meliputi ABCD, TTV, 1. Membantu mengkaji keadaan
sensori, dan bising usus pasien
2. Sajikan makanan yang mudah di cerna, dalam
2. Meningkatkan selera makan dan
keadaan hangat, tertutup, dan berikan sedikit tapi
intake makan
sering
3. Bantu pasien makan jika tidak mampu 3. Membantu pasien makan
Intervensi Rasional

4. Ukur intake makanan dan timbat berat


4. Observasi kebutuhan nutrisi
badan
5. Anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi
5. Meningkatkan nafsu makan
sering

6. Anjurkan pasien untuk menghindari


6. Mengurangi rasa nyaman
makanan yang banyak mengandung gas

7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 7. Diet sesuai dengan


menentukan diet yang tepat kebutuhan nutrisi pasien
8. Monitor hasil lab, seperti glukosa,
elektrolit, albumin, hemoglobin, kolaborasi 8. Monitir status nutrisi pasien
dengan dokter
2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil :
1) Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol
2) Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
3) Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan
Rencana Tindakan :

Intervensi Rasional

1. Lakukan pengkajian kembali pola 1. Informasi dasar untuk perencanaan


makan pasien awal dan validasi data
2. Ukur intake makanan dalam 24 jam 2. Mengetahui jumalah kalori yang
masuk
3. Buat program latihan olahraga 3. Meningkatkan kebutuhan energi
Intervensi Rasional
4. Anjurkan pasien untuk menghindari 4. Makanan yang berlemak
makanan yang mengandung lemak banyak menghasilkan energi
5. Berikan pengetahuan kesehatan tentang : 5. Memberikan informasi dan
program diet yang benar, akibat yang mengurangi komplikasi
timbul akibat kelebihan berat badan
6. Kolaborasi dengan ahli diet yang tepat 6. Menentukan makanan yang
sesuai dengan pasien

Anda mungkin juga menyukai