Anda di halaman 1dari 30

Krim Anti-Oksidan dari Ekstrak

Tomat
(Tugas Kosmetik dan Obat Bahan Alam)

Disusun Oleh :
Cendise Camella (17121174)
Intan Nur Pratami (17121199)
Laras Kurnia (17121205)
Pengertian

• Menurut Formularian Nasional, krim adalah


sediaan setengah padat, berupa emulsi
kental mengandung air tidak kurang dari 60%
dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
• Menurut Ansel (1989), krim adalah emulsi
setengah padat baik bertipe air dalam
minyak atau minyak dalam air yang biasanya
digunakan sebagai emolien (pelembab) atau
pemakaian obat pada kulit.
Anti-Oksidan
• Antioksidan merupakan mekanisme pertahanan khusus untuk

menangkal efek buruk radikal bebas .

• Ada dua jenis antioksidan yaitu endogenous yang dihasilkan oleh

tubuh, serta exogenous yang didapat dari luar tubuh terutama dari

makanan.

• Meskipun dapat menghasilkan antioksidan sendiri, tubuh cenderung

lebih bergantung pada antioksidan yang berasal dari luar.

• Antioksidan ini akan bekerja dengan cara memberikan elektron

pada molekul radikal bebas sehingga menetralisasi sifat buruk dari

radikal bebas tersebut.


Fungsi Antioksidan untuk Kulit
Menetralkan Radikal Bebas

Meningkatkan Produksi Kolagen

Mengurangi Garis Halus dan Kerutan

Mengurangi Bintik Hitam

Mengurangi Jerawat

Beberapa sumber anti oksidan adalah :


Bayam, Strawberry, Wortel, Tomat,
Anggur, Apel, dll.
Tomat (Solanum lycopersicum)
• Tomat atau dalam bahasa Inggris disebut
dengan Tomato adalah tanaman berry yang
termasuk dalam keluarga Solanaceae atau suku
terung-terungan seperti Terung, Cabai dan Ranti.
• Tomat yang pada awalnya berasal dari Amerika
Tengah dan Selatan ini dapat dimakan segar ataupun
dimasak menjadi hidangan yang bernutrisi tinggi.
• Buah Tomat merupakan sumber makanan yang
mengandung nutrisi tinggi, beberapa nutrisi yang
didapat dari tomat adalah antioksidan Likopen,
Vitamin C, Potasium/Kalium, Folat dan Vitamin K.
Likopen
• Likopen merupakan salah satu dari sekitar 600 jenis
karotenoid yang berperan sebagai antioksidan.
Senyawa ini merupakan pigmen pembentuk warna
alami yang terdapat pada tomat, jambu, semangka,
dan anggur.
• Likopen dikenal memiliki khasiat antioksidan kuat.
Antioksidan sangat penting untuk menjaga kesehatan
jaringan dan organ karena berfungsi sebagai
penangkal radikal bebas dalam tubuh.
•  Likopen dikenal ampuh mencegah kerusakan kulit
akibat sinar UV (ultraviolet) dari cahaya matahari dan
telah digunakan pada beberapa produk perawatan
kulit.
Metode Pembuatan
Krim Anti-Oksidan dari Ekstrak Tomat

Bahan Alat

• Tomat segar (Solanum lycopersicum L.) • Spektrofotometer UV-Vis


diperoleh dari Ngaglik, Sleman, DIY. Buah
(3000 nano),
tomat dipilih yang telah matang, yaitu
yang berwarna merah cerah dan memiliki • neraca analitik,
rasa manis agak asam. • ultra turrax,
• DPPH (2,2-Diphenyl-1-picrylhydrazyl)
(Sigma Co.),
• viscotester Rion VT- 04E,
• etanol, • blender,
• trietanolamin (E. Merck), • alat penyaring vakum,
• asam stearat,
• kain saring,
• setil alkohol,
• gliserin, • corong pisah,
• natrium tetraborat, • penangas air.
• nipagin, nipasol (Bratako Yogyakarta) dan
• akuades (Genera et Labora).
1. Pembuatan Sari Tomat
Tomat segar dicuci,
dihaluskan dengan blender
selama 10 menit, disaring
dengan alat penyaring
vakum hingga didapatkan
filtrat yang halus tidak
tercampur dengan biji dan
kulit.
2. Evaluasi sifat fisik sari tomat

• Pemeriksaan Organoleptik
meliputi bau, warna, rasa, dan konsistensi
secara visual. 
• Uji viskositas
dengan menggunakan viscotester VT-04E,
rotor no 3.
• Uji bobot jenis
Dilakukan denganmenggunakan
piknometer pada suhu 25oC.
lanjutan

Pengukuran Aktivitas Antioksidan


Dengan Metode Peredaman DPPH
• Penentuan panjang gelombang maksimum
• Analisis potensi antioksidan sari tomat
• Analisis potensi antioksidan vitamin c
• Analisis Data
Hitung nilai IC50 dari sari tomat dan vitamin
C. Pengukuran dengan DPPH ini dilakukan
pada sari tomat sebelum dicampur dengan
formulasi krim dan setelah dicampur dengan
formulasi krim, untuk melihat nilai aktivitas
aktioksidan tomat tersebut berubah atau
tidak.
3. Pembuatan Krim

Asam stearat, Gliserin, TEA, Tambahkan Bila sudah


setil alkohol Natrium campuran B ke mengental dan
dan nipasol tetraborat, dalam campuran mencapai suhu
nipagin dan A sedikit demi sekitar 40oC,
dipanaskan akuades sedikit aduk kemudian
pada suhu dipanaskan pada dengan tambahkan sari
65oC suhu 65oC menggunakan tomat, diaduk
(Campuran A). (Campuran B). ultra turrax hingga homogen.
4. Evaluasi krim
Proses hidrolisis dan ekstraksi krim sari tomat

Pemeriksaan organoleptis

Pemeriksaan homogenitas

Uji viskositas

Uji daya sebar

Uji waktu lekat

Uji rasio pemisahan krim

Uji tipe emulsi

Pemeriksaan pH
HASIL
&
PEMBAHASAN
Aktivitas Antioksidan Sari
Tomat

Metode penangkapan radikal bebas DPPH . Senyawa


DPPH merupakan suatu radikal bebas yang
larutannya memiliki warna ungu. Jika ada suatu
senyawa yang dapat mendonorkan protonnya, maka
DPPH akan berada dalam bentuk tereduksi dan
intensitas warnanya akan menurun karena molekul
DPPH bentuk tereduksi tidak memiliki warna yang
intentif. Diperoleh persentase aktivitas antioksidan
dengan nilai IC50 sebesar 2,69%.
Krim Sari Tomat

• Formula krim memiliki perbedaan dalam hal kadar sari tomat yang digunakan,

dengan variasi kadar sari tomat sebesar 5% (I), 10% (II), 15% (III), dan 20%

(IV).

• Dalam pembuatan krim, pencampuran antara fase minyak dan fase air

dilakukan pada saat fase minyak mencapai suhu 65ºC, sebab pada suhu di

bawah itu fase minyak memadat sehingga menyulitkan dalam pencampuran.

• Proses pencampuran dilakukan dengan ultra turrax hingga terbentuk krim lalu

didinginkan, setelah agak dingin ditambahkan sari tomat lalu diaduk kembali

dengan menggunakan ultra turrax hingga homogen.

• Prinsip kerja dari ultra turrax adalah pengecilan ukuran partikelsekaligus

homogenisasi sistem emulsi.


Aktivitas antioksidan krim sari tomat

Gambar 1. Aktivitas antioksidan masing-masing formula krim pada


pengenceran sari tomat menjadi 1%
Aktivitas antioksidan krim sari tomat

No Formula Sari tomat IC50 (%)


(%)

1 I 5 9,12
2 II 10 7,08
3 III 15 3,61
4 IV 20 2,85

Tabel I kadar sari tomat dan aktivitas antioksidannya


Sifat fisika-kimia krim sari tomat

Uji sifat fisika-kimia krim yang dilakukan


adalah
a) pengamatan organoleptik,
b) homogenitas,
c) uji Viskositas
d) daya sebar,
e) daya lekat,
f) rasio pemisahan emulsi,
g) tipe emulsi
h) pH,
a) Organoleptik
• Pengamatan setiap minggu terhadap ke-4 formula menunjukkan
bahwa tidak ada perubahan warna pada tiap minggu.
• Peningkatan intensitas warna yang berbeda pada tiap formula
disebabkan oleh kadar sari tomat yang digunakan, semakin
banyak sari tomat yang terkandung dalam krim tersebut maka
akan semakin tinggi pula intensitas warnanya.
• Bau krim adalah khas tomat dan stabil selama pengamatan.
Konsistensi yang dihasilkan formula I dan II yaitu kental hingga
pengamatan minggu ke-2, sedangkan pada minggu ke-3
tingkat kekentalannya agak menurun, sedangkan pada formula
III dan IV menghasilkan konsistensi kental hingga minggu ke-1,
sedangkan pada minggu ke-2 tingkat kekentalannya agak
menurun. Peningkatan konsentrasi sari tomat yang digunakan
tidak terlalu berpengaruh pada konsistensi krim yang
dihasilkan.
b) Homogenitas
Hasil pengamatan homogenitas menunjukkan
bahwa krim sari tomat memberikan warna putih
hingga putih kemerahan yang merata pada
basisnya. Pada akhir pengamatan krim sari tomat
warna yang dihasilkan tetap homogen.
c) Uji viskositas

Gambar 2. Grafik hubungan antara lama penyimpanan (minggu) dengan viskositas (d.Pa.S)
krim sari tomat
lanjutan

• Pada Gambar 2 terlihat bahwa pada minggu ke-0 viskositas


krim sari tomat semakin meningkat dengan bertambahnya
konsentrasi sari tomat.
• Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dalam penyimpanan
dari minggu ke-0 hingga minggu ke-5 viskositas krim keempat
formula krim memiliki kecenderungan yang sama, yaitu
semakin lama disimpan maka viskositasnya juga semakin
turun, tetapi tingkat penurunannya berbeda-beda.
• Penurunan viskositas tersebut kemungkinan dapat disebabkan
oleh menurunnya stabilitas emulsi dari waktu ke waktu.
Penurunan stabilitas ditandai dengan meningkatnya ukuran
globul fase internal dan berkurangnya kerapatan globul
sehingga tahanan cairan untuk mengalir semakin berkurang.
• Semakin tinggi penurunan atau kenaikan viskositas selama
penyimpanan maka dapat dikatakan bahwa krim tersebut
semakin tidak stabil.
• sehingga dapat disimpulkan bahwa viskositas keempat formula
krim menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna. Data
tersebut menunjukkan bahwa variasi konsentrasi sari tomat
sebagai zat aktif tidak berpengaruh terhadap viskositas krim.
d) Daya sebar

Gambar 3. Grafik hubungan antara lama penyimpanan (minggu)


dengan diameter sebaran krim sari tomat
lanjutan
• Daya sebar berkaitan dengan sifat penyebaran krim ketika digunakan pada sediaan
topikal. Semakin besar daya sebar, luas permukaan kulit yang kontak dengan krim akan
semakin luas dan zat aktif akan terdistribusi dengan baik.
• Krim yang baik memiliki daya sebar yang besar sehingga dapat diaplikasikan pada
permukaan kulit yang luas tanpa penekanan yang berlebihan.
• Kemampuan daya sebar krim dilihat dari diameter sebaran krim yang dihasilkan.

Gambar 3 menunjukkan bahwa nilai daya sebar krim naik turun dengan
kecenderungan semakin meningkat tiap minggunya. Keempat formula
menunjukkan kecenderungan yang sama yaitu mengalami peningkatan
daya sebar selama penyimpanan. Hal ini disebabkan karena viskositas
krim tersebut semakin menurun selama penyimpanan sehingga
tahanan cairan untuk mengalir semakin berkurang sehingga daya sebar
krim meningkat. Data ANOVA menunjukkan nilai p 0,561 > 0,05 maka
Ho diterima atau keempat rata- rata populasi sama, sehingga dapat
disimpulkan bahwa daya sebar keempat formula krim menunjukkan
e)Waktu lekat

Gambar 4. Grafik hubungan antara lama penyimpanan (minggu)


dengan waktu lekat (detik) krim sari tomat
lanjutan
• Daya lekat suatu krim berhubungan dengan lamanya kontak antara krim
dengan kulit, dan kenyamanan pengguna.
• Krim yang baik mampu menjamin waktu kontak yang efektif dengan kulit
sehingga tujuan penggunaannya tercapai, namun tidak terlalu lengket ketika
digunakan.
• Waktu lekat juga mempengaruhi efektivitas kerja zat aktif di lokasi
pemberiannya.
• Semakin lama krim sari tomat melekat pada kulit maka diharapkan semakin
efektif pula dalam memberikan efek antioksidan.

Gambar 4 menunjukkan bahwa keempat formula mengalami


perubahan waktu lekat akibat perubahan konsentrasi sari tomat, tiap
minggunya memiliki pola yang berbeda. Nilai waktu lekat krim naik
turun dengan kecenderungan semakin menurun tiap minggunya
selama penyimpanan, hal ini dapat disebabkan karena terjadinya
perubahan viskositas. Jika dibandingkan dengan data viskositas
menunjukkan bahwa semakin besar viskositas maka semakin lama
waktu lekat suatu krim.
Data ANOVA menunjukkan nilai p 0,944 > 0,05 maka Ho diterima atau
keempat rata-rata populasi sama, dapat disimpulkan bahwa daya
lekat keempat formula krim menunjukkan tidak adanya perbedaan
f ) Rasio Pemisahan Krim
• Pemisahan fase merupakan salah satu parameter ketidakstabilan emulsi.
• Sediaan emulsi dikatakan baik apabila nilai rasio volume pemisahan (F) =
1 yang artinya emulsi tidak pecah. Apabila nilai F semakin mendekati 1
maka dikatakan emulsi semakin stabil (Mollet dan Grubenmann, 2001),
serta menunjukkan emulsi yang terbentuk berada dalam keseimbangan
flokulasi dan semakin baik stabilitas emulsi tersebut.
• Metode ini menggambarkan kondisi krim yang sebenarnya pada
penyimpanan.
• Pengamatan pemisahan fase pada suhu kamar untuk keempat formula
krim sari tomat pada minggu ke-0 sampai minggu ke-5 dengan metode
manual dan dengan metode sentrifugasi menunjukkan hasil yang sama,
yaitu tidak terjadi pemisahan fase sehingga emulsi dikatakan stabil (nilai F
= 1).
• Hasil evaluasi menunjukkan semua formula krim stabil setelah sentrifugasi
pada 3750 rpm selama 5 jam. Lachman dkk (1986) menyatakan bahwa
sentrifugasi pada 3750 rpm selama 5 jam setara dengan efek gravitasi
untuk kira-kira satu tahun, sedangkan hukum Stokes menunjukkan bahwa
kenaikan dalam gravitasi mempercepat pemisahan.
g)Tipe Emulsi
• Pada penelitian ini metode yang digunakan dalam
penentuan tipe emulsi adalah metode pengenceran.
• Pengujian dengan metode pengenceran untuk
keempat formula krim sari tomat yang diencerkan
menggunakan air dan minyak.
• Keempat krim yang diencerkan dengan air terlihat
lebih larut dibandingkan jika diencerkan dengan
minyak.
• Hal ini menunjukkan bahwa keempat krim tersebut
bertipe emulsi m/a yang berarti memiliki fase luar
berupa fase air sehingga dapat terencerkan dengan
baik ketika diencerkan dengan air. Selama 5 minggu
penyimpanan tidak terjadi pembalikan tipe emulsi
h) Nilai pH
• Hasil pemeriksaan pH menunjukkan keempat formula
krim sari tomat pada minggu ke- 0 memiliki pH 7,
• Minggu ke-5 krim sari tomat formula I memiliki pH 7,
formula II, III dan IV memiliki pH 6.
• Nilai pH yang dimiliki krim tidak terlalu jauh dengan pH
fisiologis kulit sehingga dapat diterima untuk digunakan
pada kulit.
• Nilai pH penting untuk mengetahui tingkat keasaman dari
sediaan agar tidak mengiritasi kulit.
• Sediaan kosmetik harus memiliki pH yang sesuai dengan
pH kulit yaitu antara 4,5-7,0 (Wasitaatmadja, 1997).
• Jika krim memiliki pH yang terlalu basa dapat
menyebabkan kulit bersisik, sedangkan pH yang terlalu
asam dapat menyebabkan iritasi kulit.
KESIMPULAN
Kenaikan konsentrasi sari tomat sebagai
bahan aktif krim menyebabkan perbedaan
aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan
paling tinggi dihasilkan oleh krim formula IV
yang memiliki nilai IC50 sebesar 2,85 %.
Krim yang dihasilkan memiliki sifat fisik yang
stabil, kenaikkan konsentrasi sari tomat
tidak menyebabkan perbedaan konsistensi,
viskositas, daya sebar, waktu lekat dan pH.

Anda mungkin juga menyukai