Anda di halaman 1dari 45

PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN DAN
TATA KELOLA YANG
BAIK
CINDY YULIA EKA PUTRI - 1706041103
DETIA SILVARISA - 1706040864
DHIA FAIRUZ AUZA - 1706040851
NUR A’ISYAH AMALIA P - 1706040271
TANIA PUTRI - 1706978856
VIA AULIA - 1706978862
B. TATA KELOLA YANG BAIK
OUTLINE (GOOD GOVERNANCE)
Pengertian
A. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Perbedaan government dan governance
(SUSTAINABLE DEVELOPMENT) Peran pemerintah dalam model
Pengertian mekanik dan organik
Tiga pilar utama Empat area dari Governance
Carrying Capacity Tiga Pilar Pokok
Tahapan dalam konsep berkelanjutan Prinsip-Prinsip
Praktik-Praktik
Penerapan
Keterkaitan dengan Pembangunan
Berkelanjutan
PEMBANGUNA
N
BERKELANJUTA
N
(SUSTAINABLE
DEVELOPMENT
)
PENGERTIAN
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTA
N
● Pengganti Program Pembangunan
Millenium (MDGs) tahun 2000-
2015.
Disepakati secara internasional
melalui sidang PBB
Berlaku pada tahun 2015-2030
Memiliki 17 tujuan dan 169 target
TIGA PILAR
UTAMA
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTA
N
EKONOMI EKOLOGI

SOSIAL
CARRYING
CAPACITY
Carrying Capacity
Menurut Maika dalam Rees (1990), “Dalam konteks ekologis
definisi dari daya dukung lingkungan (carrying capacity)
merupakan jumlah populasi atau komunitas yang dapat
didukung oleh sumber daya dan jasa yang tersedia dalam
ekosistem tersebut”.
Faktor yang mempengaruhi ekosistem dalam mendukung kehidupan:
● sumber daya yang tersedia di ekosistem
● Jumlah sumber daya yang dikonsumsi
● Jumlah populasi
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
didefinisikan bahwa:
● Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup
untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan
keseimbangan antar keduanya.
Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan
hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang
masuk atau dimasukkan ke dalamnya
“Carrying capacity is the maximum population size that
a species can maintain indefinitely in a given area –
that is, without diminishing the capacity of the area to
sustain the same population size in the future. Carrying
capacity is thus a function of both the resource requirements
of the organism and the size and richness of the area.”
Ranganathan dan Daily (2003)
TAHAPAN
DALAM KONSEP
BERKELANJUTA
N
Tahapan Konsep Berkelanjutan
Pre Sustainable Sustainable Development
Development
Phase 1 Phase 2 Phase 3

Economic Productivity (growth) Economic Productivity Economic Productivity Economic Productivity


As the main objective of
development Ecological Sustainability Ecological Sustainability Ecological Sustainability

Social Justice Social Justice

Political Participation

Cultural Vibrancy

Sumber: Sarosa dalam Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21, 2005, hal 376.
TATA KELOLA
YANG BAIK
(GOOD
GOVERNMENT)
PENGERTIAN
TATA KELOLA
YANG BAIK
Menurut Effendi (2005), Good Governance ditafsirkan dalam
berbagai istilah. Good Governance dapat didefinisikan sebagai
penyelenggaraan pemerintahan yang amanah (Bintoro
Tjokroamidjojo), pengelolaan pemerintahan yang baik dan
bertanggung jawab (LAN), tata-pemerintahan yang baik (UNDP),
dan ada pula yang mendefinisikannya sebagai pemerintahan yang
bersih (clean government).
PERBEDAAN
GOVERNANCE
DENGAN
GOVERNMENT
Menurut Scwab dan Kubler
(2001), perbedaan government
dan governance dibagi menjadi 5
dimensi :

Dimensi Aktor
Dimensi Fungsi
Dimensi Struktur
Dimensi Konvensi dari Interaksi
Dimensi Distribusi dan
Kekuasaan
Government Dimensi Governance
● Peserta jumlahnya Jumlah peserta besar, terdiri dari
terbatas, aktor publik dan aktor privat.
● Umumnya berasal dari Aktor
lembaga-lembaga
pemerintahan.
● Jarang konsultasi, ● Lebih banyak konsultasi,
● Tidak ada kerjasama ● Adanya kemungkinan
Fungsi
dalam pembuatan kerjasama dalam pembuatan
kebijakan kebijakan,
● Isu kebijakan menjadi ● Isu kebijakan menjadi sempit.
● Batas
luas yang tertutup, ● Batas yang terbuka,
● Batas berdasarkan ● Batas berdasarkan fungsi,
kewilayahan, Struktur ● Keanggotaan berdasarkan
● Keanggotaan yang tidak
sukarela sukarela.
● Kewenangan yang ● Konsultasi yang horizontal,
hierarki, Konvensi ● Konsensus atas nilai-nilai
● Interaksi yang saling
dari kerjasama,
berlawanan/hubungan
yang cenderung konflik, Interaksi ● Kontak-kontak yang sangat
● Kontak-kontak informal, informal,
● Kerahasiaan ● Keterbukaan
● Otonomi yang besar ● Otonomi yang rendah dari
dari negara terhadap negara terhadap masyarakat
masyarakat (organisasi
(organisasi mandiri/self-
yang
Distribusi organising),
dikendalikan/steered
organising) dan ● Kepentingan masyarakat
● Tidak ada akomodasi Kekuasaan diakomodir oleh negara,
terhadap kepentingan ● Adanya keseimbangan atau
masyarakat oleh simbiosis antar aktor.
negara,
● Tidak adanya
keseimbangan
PERAN
PEMERINTAH
DALAM MODEL
MEKANIK DAN
ORGANIK
Burn dan Stalker (2007) menemukan
bahwa organisasi-organisasi yang
mereka teliti ternyata dapat
dibedakan menjadi dua jenis
struktur yang berbeda, yaitu :

Struktur Struktur
Mekanik Organik
Struktur Mekanik
● Didasarkan pada pertimbangan bahwa sistem kerja
yang stabil dibutuhkan untuk organisasi agar dapat
menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien.
● Setiap jabatan di dalam organisasi harus jelas
wewenangnya, kebutuhan informasi, kompetensi dan
aktivitas teknis yang dilakukan.
● Pemangku jabatan tidak boleh melanggar batas-batas
yang telah ditetapkan.
● Organisasi memiliki prosedur-prosedur yang telah
distandarisasi terutama untuk tugas yang bersifat
rutin.
Struktur Organik

● Mengandalkan kreativitas dan daya adaptasi individu


dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
● Berjalan efektif jika lingkungan yang dihadapi berjalan
stabil dan tugas-tugas yang dilakukan dapat ditangani
dengan mekanisme yang rutin.
EMPAT AREA
DARI
GOVERNANCE
Organisasi →
Global → Di luar lingkup
Bertanggung jawab
pemerintah negara
kepada dewan direksi
sendiri
(pribadi, publik)

Nasional → Negara Komunitas → Lokal


TIGA PILAR
POKOK TATA
KELOLA YANG
BAIK
Pemerintahan

● Menciptakan kondisi politik, ekonomi, dan


sosial yang stabil
● Membuat peraturan yang efektif dan
berkeadilan
● Menyediakan public service yang efektif
● Menegakkan HAM
● Melindungi lingkungan hidup
● Mengurus standar kesehatan dan keselamatan
publik
Sektor
Swasta
● Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi
● Mempengaruhi kebijakan publik
● Mengawasi penyalahgunaan kewenangan
sosial pemerintah
● Mengembangkan SDM
● Sarana berkomunikasi antar anggota
masyarakat
Masyarakat
Sipil
● Menjaga agar hak-hak masyarakat
terlindungi
● Mempengaruhi kebijakan
● Mengawasi penyalahgunaan kewenangan
sosial pemerintah
● Mengembangkan SDM
● Sarana berkomunikasi antar anggota
masyarakat
PRINSIP-
PRINSIP TATA
KELOLA YANG
BAIK
12 Prinsip Tata Kelola Yang
Baik

● Pemilihan, Representasi ● Kapasitas dan Kompetensi


● Keterbukaan Terhadap
dan Partisipasi yang Adil
● Responsif Perubahan dan Inovasi
● Efektif dan Efisien ● Orientasi Jangka Panjang
● Transparansi dan dan Keberlanjutan
● Manajemen Keuangan yang
Keterbukaan
● Aturan Hukum Baik
● Kode Etik ● Hak Asasi Manusia,
● Akuntabilitas Keanekaragaman Budaya,
dan Kohesi
PRAKTIK-
PRAKTIK TATA
KELOLA YANG
BAIK
AirNav Indonesia

Prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik sesuai dengan PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus
2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan
Usaha Milik Negara, meliputi:

1. Transparansi (transparency), yaitu menerapkan prinsip transparansi dengan menyediakan sarana

komunikasi yang efektif dan responsif dalam memperoleh informasi mengenai perusahaan, sehingga

seluruh Pemangku Kepentingan mampu memahami kinerja dan tindakan Perusahaan.

2. Akuntabilitas (accountability), yaitu menerapkan prinsip akuntabilitas dengan mengoptimalkan

kinerja dan peran setiap individu Perusahaan sehingga seluruh aksi dan kegiatan Perusahaan

berjalan dengan efektif dan efisien. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk

mencapai kinerja yang berkesinambungan.


AirNav Indonesia

3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu menerapkan prinsip pertanggungjawaban dengan


bertanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan terkait, mematuhi peraturan yang berlaku, serta
menghindari segala transaksi yang dapat merugikan pihak ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang
telah disepakati.

4. Kemandirian (independency), yaitu menerapkan prinsip independensi dengan mengelola peran dan
fungsi yang dimiliki secara mandiri tanpa ada tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan prinsip serta tata nilai perusahaan.

5. Kewajaran (fairness), yaitu menerapkan prinsip kesetaraan dengan memperhatikan hak setiap
Pemangku Kepentingan secara adil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perusahaan menerapkan prinsip kewajaran dengan memenuhi hak setiap Pemangku Kepentingan dengan
tetap memperhatikan kaidah dan peraturan perusahaan.
PENERAPAN
TATA KELOLA
YANG BAIK DI
INDONESIA
Penerapan tata kelola yang baik (good
governance) di Indonesia telah dirintis
sejak dimulainya era reformasi. Tetapi,
belum dapat dikatakan berhasil atau
sepenuhnya terlaksana sesuai dengan
prinsip-prinsip good governance.
Salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah dalam menciptakan
iklim good governance di Indonesia,
yaitu mulai diupayakan transparansi
informasi terhadap publik mengenai
APBN dan BUMN
KETERKAITAN
DENGAN
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTA
N
Good governance dalam konteks pembangunan
berkelanjutan dapat dilihat sebagai suatu upaya
sinergis yang memadukan pembangunan ekologi,
sosial, dan ekonomi.

Pemerintahan Sektor Swasta


Masyarakat Sipil

Tanpa good governance akan sulit bagi masing-


masing pihak untuk dapat saling berkontribusi dan
saling mengawasi
REFERENSI
● Arisaputra, M. (2013). PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN
REFORMA AGRARIA DI INDONESIA. [online] E-journal.unair.ac.id. Available at: https://e-
journal.unair.ac.id/YDK/article/download/1881/1383 [Accessed 16 Sep. 2019].
Burn dan Stalker, 2007, The Management of Inovations, Tavistock, London. Available at:
http://digilib.unila.ac.id/16048/16/BAB%20II.pdf (Accessed on Sunday, 15 September 2019)
Dewan Direksi. (n.d.). Indikator Pembangunan Berkelanjutan Di Indonesia. Diakses pada 15 September
2019, dari http://tataruang.atr-bpn.go.id/Bulletin/upload/data_artikel/data%20bltn%202009.pdf
Digilib.unila.ac.id. (n.d.). [online] Available at: http://digilib.unila.ac.id/19563/2/BAB%202%20IS
%20THE%20BEST.pdf [Accessed 16 Sep. 2019].
Effendi, S. (2005). Membangun Good Governance: Tugas Kita Bersama. Diakses pada 15 September
2019, dari http://www.sofian.staff.ugm.ac.id/artikel/membangun-good-governance.pdf
Gondokusumo, MD. (2005). Keberlanjutan Kawasan Kota: Perspektif Kemiskinan Lingkungan dalam
Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21.
Graham, J., Amos, B. and Plumptre, T. (2003). Policy Brief No. 15 : Principles for Good Governance in
the 21st Century. [online] Unpan1.un.org. Available at:
http://unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents/UNPAN/UNPAN011842.pdf [Accessed 16 Sep.
2019].
● Hardjasoemantri, K. (n.d.). GOOD GOVERNANCE DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI
INDONESIA. [online] Lfip.org. Available at: http://www.lfip.org/english/pdf/bali-seminar/Good
%20Governance%20-%20koesnadi%20hardjasoemantri.pdf [Accessed 15 Sep. 2019].
Kurniawan, T. (2007). Pergeseran paradigma Administrasi Publik: dari Perilaku Model Klasik
dan NPM ke Good Governance. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, 7, 52-70.
Nurhayati, M. (2009). Strategi optimasi daya dukung sumber daya air di kota Bekasi [Tesis
online]. Depok: Universitas Indonesia.
Pahaluan, A. (2016). Daya Dukung Lingkungan. Diakses pada 15 September 2019, dari
http://eprints.undip.ac.id/55947/3/2_Bab_2._Tinjauan_Pustaka.pdf
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009. Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Diakses pada 15 September 2019, dari
http://www.unhas.ac.id/pplh/wp-content/uploads/2012/12/UU_2009_32PPLH_1.pdf
Hoelman, M dkk. (2016). Sustainable Development Goals: Panduan untuk Pemerintah
Daerah (Kota dan Kabupaten) dan Pemangku Kepentingan Daerah. Jakarta: infid.
https://www.infid.org/wp-content/uploads/2018/07/Buku-Panduan-SDGs-untuk-Pemda.pdf .
(Diakses pada 16 Sept 2019)
Council of Europe Portal. Good Governance. Bisa diakses di:
https://www.coe.int/en/web/good-governance/12-principles-and-eloge#{%2225565951%22:[]}
AirNav Indonesia. Good Corporate Governance. Bisa diakses di:
https://www.airnavindonesia.co.id/gcg
● Selvi (3) : Perbedaan contoh tata kelola
yang baik di suatu daerah? Apakah ada
alat ukur?
Jawaban : Ada perbedaan untuk tata
kelola pada tiap daerah disesuaikan
dengan daerah itu sendiri (geografis,
pimpinan. dll) Untuk alat ukur dapat
dilihat dari 12 prinsip tata kelola yang
baik.
Vania (6) : Pemerintah Indonesia
apakah bisa menjadi government atau
governance dalam mengambil
keputusan?
Jawaban : governance itu bagian dari
government. Pengambilan keputusan
● Alika (5) : Bagaimana tanggapan tata
kelola yang ada di Indonesia? Dan
kekurangannya?
Jawaban : Sudah cukup baik namun
masih perlu diperbaiki. Diperlukan
kerjasama diantara 3 pilar. Jika
kerjasamanya seimbang maka akan
menjadi sistem pemerintahan
Demokratis, tetapi jika tidak seimbang
maka akan menjadi sistem
pemerintahan Kapitalis.
Lila (2) : Kenapa dibandingkan jika
memang itu satu kesatuan?
Anet (4) : Contoh lain

Anda mungkin juga menyukai