Anda di halaman 1dari 37

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA

INDONESIA

MASAYU NILA JUWITA, S.IP., M.Si.


Pengertian Sistem

  Teori sistem menjadi bagian penting dalam kajian dan


terapan administrasi negara, karena administrasi negara
sendiri adalah suatu sistem. Pengertian sistem seperti
disebut dalam Kamus Terbaru Bahasa Indonesia ( 2008),
adalah merupakan perangkat unsur yang secara teratur
saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Sedangkan menurut Sumantri (1976), sistem merupakan
sekelompok bagian-bagian yang yang bekerja bersama-
sama untuk melakukan suatu maksud
. Ciri-ciri Sistem Menurut Tatang M Amirin, sebagai berikut :
1. Setiap sistem mempunyai tujuan;
2. Setiap sistem mempunyai batas yang memisahkannya dari
lingkungannya;
3. Walau sistem mempunyai batas tetapi bersifat terbuka;
4. Sistem terdiri dari beberapa sub sistem atau unsur;
5. Sistem mempunyai sifat holistik (utuh menyeluruh);
6. Saling berhubungan dan saling bergantung baik intern atau ekstern;
7. Sistem melakukan proses transformasi;
8. Sistem memiliki mekanisme kontrol dengan pemanfaatan umpan balik;
9. Memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri dan menyesuaikan
diri.
 Pemerintah Indonesia adalah salah satu
contoh sistem yang terdiri dari berbagai
subsistem seperti: sistem pemerintahan
daerah propinsi, sistem pemerintahan
daerah kabupaten/kota, sistem
pemerintahan desa/kelurahan.
Pengertian Administrasi

 Herbert A. Simon mengemukakan “administration can be


defined as the activities of groups cooperating to accomplish
common goals” ( administrasi didefinisikan sebagai kegiatan-
kegiatan kelompok kerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan
bersama).
 Leonard B. White, “administration can be defined as the
activities of group efforts, public or private, civil or military”
( administrasi adalah suatu proses yang umum ada pada setiap
usaha kelompok-kelompok, baik pemerintah maupun swasta,
baik sipil maupun militer, baik dalam ukuran besar maupun
kecil).
Ciri-Ciri Administrasi - Administrasi memiliki beberapa karakteristik/ciri-ciri antara
lain sebagai berikut.. 
 Terdapat kelompok manusia yang terdiri dari 2 orang atau dengan lebih 
 Terdapat kerja sama 
 Terdapat proses atau usaha 
 Terdapat bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan 
 Terdapat tujuan.
Fungsi Administrasi - Adapun fungsi administrasi adalah sebagai berikut..
 Planning
 Organizing
 Staffing
 Directing
 Coordinating
 Reporting

Pengertian Negara
 Menurut Aristoteles, negara adalah persekutuan dari keluarga dan
desa guna memperoleh hidup yang sebaik-baiknya.
 Jean Bodin mengemukakan bahwa negara adalah suatu persekutuan
dari keluarga dengan segala kepentingannya yang dipimpin oleh akal
dari suatu kuasa yang berdaulat.
 Menurut Max Weber negara adalah suatu masyarakat yang
mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah
dalam suatu wilayah.
 Miriam Budiardjo mengemukakan bahwa negara adalah suatu daerah
teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat yang
berhasil menuntut warganya untuk taat pada peraturan perundang-
undangan melalui penguasaan monopolistis dari kekuasaan yang sah.
Pengertian negara dapat ditinjau dari empat sudut yaitu:
 1. Negara sebagai organisasi kekuasaan

Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan


untuk mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat
tersebut.
 2. Negara sebagai organisasi politik

Negara adalah asosiasi yang berfungsi memelihara ketertiban


dalam masyarakat berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang diberi kekuasaan
memaksa. Dari sudut organisasi politik, negara merupakan
integrasi dari kekuasaan politik atau merupakan organisasi
pokok dari kekuasaan politik.
3. Negara sebagai organisasi kesusilaan
Negara merupakan penjelmaan dari keseluruhan individu. Menurut
Friedrich Hegel : Negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang timbul
sebagai sintesa antara kemerdekaan universal dengan kemerdekaan
individu.
4. Negara sebagai integrasi antara pemerintah dan rakyat 
Negara sebagai kesatuan bangsa, individu dianggap sebagai bagian
integral negara yang memiliki kedudukan dan fungsi untuk menjalankan
negara. Menurut Prof. Soepomo, ada 3 teori tentang pengertian negara:
 1) Teori Perseorangan (Individualistik)

 2) Teori Golongan (Kelas)

 3) Teori Intergralistik (Persatuan)


Unsur-unsur Negara
 1. Penduduk

 2. Wilayah

 3. Pemerintah

 4. Kedaulatan

 Disamping ketiga unsur pokok (konstitutif) tersebut masih ada unsur

tambahan (disebut unsur deklaratif) yaitu berupa Pengakuan dari negara lain.
Fungsi Negara
 Fungsi Pertahanan dan Keamanan

 Fungsi Keadilan

 Fungsi Pengaturan dan Keadilan

 Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran


Sifat Negara
 1. Sifat memaksa

 2. Sifat monopoli

 3. Sifat totalitas

Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdapat dalam


Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea keempat yaitu
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial …”.
Dari rumusan tersebut, tersirat adanya tujuan
nasional/Negara yang ingin dicapai sekaligus merupakan
tugas yang harus dilaksanakan oleh Negara, yaitu:
 a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia;


 b. Memajukan kesejahteraan umum;

 c.  Mencerdaskan kehidupan bangsa;

 d.   Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.


Syarat Negara

Keberadaan suatu negara sekurang-kurangnya harus memenuhi 4 syarat, yaitu:


 a. Adanya Wilayah

 Wilayah adalah lokasi atau area tertentu dengan segala kandungan potensi wilayah

tersebut, dan semua kekuatan yang dapat dimanfatkan mulai dari darat, laut, dan
udara, baik yang sifatnya fisik maupun non fisik.
 b. Adanya Pemerintah Yang Berdaulat

 Pemerintah tidak sama dengan negara, dan tidak mewakili kepentingan negara dalam

segala bidang. Pemerintah inilah yang memperoleh kewenangan menata dan


mengelola kehidupan bersama dan berupaya menciptakan kesejahteraan, keamanan,
dan ketertiban bagi warganya. Berbicara tentang kedaulatan, ada beberapa teori
kedaulatan, yaitu sebagai berikut;
 a. Teori kedaulatan Tuhan

 b. Teori Kedaulatan Rakyat

 c. Teori Kedaulatan Negara

 d. Teori Kedaulatan Hukum


Adanya Rakyat
 Rakyat adalah keseluruhan orang-orang baik yang berada di dalam negeri maupun
luar negeri dan mempunyai hak pilih atau dicabut hak pilihnya untuk waktu
tertentu, atau belum mempunyai hak pilih karena persyaratan tertentu.
 Menurut hukum internasional, tiap-tiap negara berhak untuk menetapkan sendiri
siapa yang akan menjadi warga negaranya. Ada dua asas yang dipakai dalam
penentuan kewarganegaraan:
 1. Asas ius soli
 2. Asas ius sanguinis
Dengan kedua asas tersebut dapat menimbulkan implikasi sebagai berikut;
 mereka yang mempunyai kewarganegaraan ganda atau bipatride
 Mereka yang sama sekali tidak mempunyai kewarganegaraan (apatride)
 Naturalisasi (pewarganegaraan)
Adanya Pengakuan
 Adanya pengakuan dari dalam dan luar negeri

tentang eksistensi suatu negara sangat penting.


Pengakuan dari dalam negeri adalah kesediaan dan
kerelaan warga negara untuk diperintah oleh
pemerintah yang sah.
Kedaulatan Negara

 Kedaulatan, “sovereignity” merupakan salah satu syarat berdirinya


suatu negara. Seperti diketahui bahwa salah satu syarat berdirinya
negara adalah adanya pemeritahan yang berdaulat. Dengan demikian,
pemerintah dalam suatu negara harus memiliki kewibawaan (authority)
yang tertinggi (supreme) dan tak terbatas (unlimited).
 Jean Bodin (1500 – 1596) seorang ahli Prancis, memandang kedaulatan
sebagai kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dalam suatu
negara. Ia memandang pada hakikatnya kedaulatan memiliki 4 (empat)
sifat pokok sebagai berikut.
 Asli
 Permanen
 Tunggal
 Tidak Terbatas
Pada dasarnya kekuasaan yang dimiliki pemerintah mempunyai
kekuatan yang berlaku ke dalam (interne souvereiniteit) dan ke luar
(externe souvereinoteit), yaitu sebagai berikut.
 Kedaulatan Ke Dalam

 Kedaulatan Ke Luar

 Beberapa teori tentang kedaulatan tersebut, di antaranya sebagai

berikut.
 Teori Kedaulatan Tuhan

 Teori Kedaulatan Raja

 Teori Kedaulatan Negara

 Teori Kedaulatan Hukum

 Teori Kedaulatan Rakyat atau Teori Demokrasi


Beberapa pandangan pelopor teori kedaulatan Rakyat : 
 a.  John Locke

 Pemikiran John Locke mengenai Trias Politika ada di dalam

Magnum Opus (karya besar) dengan judul Two Treatises of


Government yang terbit tahun 1690. Dalam karyanya tersebut,
Locke menyebut bahwa fitrah dasar manusia adalah “bekerja
(mengubah alam dengan keringat sendiri)” dan “memiliki milik
(property).”
 Menurut Locke, kekuasaan yang harus dipisah tersebut adalah.

 Kekuasaan Legislatif
 Eksekutif
 Federatif
Mostesquieu
 Montesqueieu (nama aslinya Baron Secondat de
Montesquieu) mengajukan pemikiran politiknya setelah
membaca karya John Locke. Buah pemikirannya termuat di
dalam magnum opusnya, Spirits of the Laws, yang terbit
tahun 1748. Sehubungan dengan konsep pemisahan
kekuasaan, Montesqueieu membagi kekuasaan menjadi tiga:
 Legislatif

 Eksekutif

 Kekuasaan Yudikatif
Timbulnya Negara

 Pendekatan faktual (primer), berdasarkan kenyataan yang sungguh-sungguh


terjadi (sudah menjadi  pengalaman sejarah).
 Occupatie
 Separatie
 Fusi
 Inovatie
 Cessie
 Accessie
 Anexatie
 Proklamasi
 Pendekatan teoritis (sekunder), yaitu dengan menyoal tentang bagaimana
asal mula terbentuknya negara melalui metode filosofis tanpa mencari bukti-
bukti sejarah tentang hal tersebut (karena sulit dan bahkan tak mungkin),
melainkan dengan dugaan-dugaan berdasarkan pemikiran logis.
 Teori Kenyataan Timbulnya suatu negara merupakan soal kenyataan.
Apabila pada suatu ketika unsur-unsur negara (wilayah, rakyat, pemerintah
yang berdaulat) terpenuhi, maka pada saat itu pula negara itu menjadi
suatu kenyataan.
 Teori KetuhananTimbulnya negara itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala
sesuatu tidak akan terjadi tanpa kehendak-Nya. Friederich Julius Stahl
(1802-1861) menyatakan bahwa negara tumbuh secara berangsur-angsur
melalui proses evolusi, mulai dari keluarga, menjadi bangsa dan kemudian
menjadi negara. pada umumnya negara mengakui bahwa selain merupakan
hasil perjuangan atau revolusi, terbentuknya negara adalah karunia atau
kehendak Tuhan. Ciri negara yang menganut teori Ketuhanan dapat dilihat
pada UUD berbagai negara yang antara lain mencantumkan frasa: “Berkat
rahmat Tuhan …” atau “By the grace of God”.
 Teori Perjanjian Masyarakat Teori ini disusun berdasarkan
anggapan bahwa sebelum ada negara, manusia hidup sendiri-
sendiri dan berpindah-pindah. Pada waktu itu belum ada
masyarakat dan peraturan yang mengaturnya sehingga
kekacauan mudah terjadi di mana pun dan kapan pun.
Ketakutan akan kehidupan berciri survival of the fittest itulah
yang menyadarkan manusia akan kebutuhannya: negara yang
diperintah oleh seorang raja yang dapat menghapus rasa
takut. Maka, dibuatlah perjanjian masyarakat (contract
social). Perjanjian antarkelompok manusia yang melahirkan
negara dan perjanjian itu sendiri disebut pactum unionis.
 Teori Kekuasaan menyatakan bahwa negara terbentuk
berdasarkan kekuasaan. Orang kuatlah yang pertama-
tama mendirikan negara, karena dengan kekuatannya
itu ia berkuasa memaksakan kehendaknya terhadap
orang lain. Karl Marx berpandangan bahwa negara
timbul karena kekuasaan. Menurutnya, sebelum
negara ada di dunia ini telah terdapat masyarakat
komunis purba. Buktinya pada masa itu belum
dikenal hak milik pribadi. Semua alat produksi
menjadi milik seluruh masyarakat.
 Teori Hukum Alam Para penganut teori hukum alam menganggap adanya
hukum yang berlaku abadi dan universal (tidak berubah, berlaku di setiap
waktu dan tempat). Hukum alam bukan buatan negara, melainkan hukum
yang berlaku menurut kehendak alam.
 Menurut Plato, asal mula terjadinya negara adalah karena: 
 adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam sehingga
menyebabkan mereka harus bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup;
 manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa berhubungan
dengan manusia lain dan harus menghasilkan segala sesuatu yang bisa melebihi
kebutuhannya sendiri untuk dipertukarkan;
 mereka saling menukarkan hasil karya satu sama lain dan kemudian bergabung
dengan sesamanya membentuk desa;
 hubungan kerja sama antardesa lambat laun menimbulkan masyarakat (negara
kota).
 Teori Agama Augustinus dan Thomas Aquino mendasarkan teori
mereka pada ajaran agama. Augustinus menganggap bahwa negara
(kerajaan) yang ada di dunia ini adalah ciptaan iblis (Civitate
Diaboli), sedangkan Kerajaan Tuhan (Civitate Dei) berada di alam
akhirat. Gereja dianggap sebagai bayangan Civitate Dei yang akan
mengarahkan hukum buatan manusia kepada azas-azas Kristen yang
abadi. Sedangkan Thomas Aquino berpendapat bahwa negara
merupakan lembaga alamiah yang lahir karena kebutuhan sosial
manusia.
 Teori Hukum Murni Menurut Hans Kelsen, negara adalah suatu
kesatuan tata hukum yang bersifat memaksa. Setiap orang harus taat
dan tunduk. Kehendak negara adalah kehendak hukum. Negara
identik dengan hukum.
 Teori Modern menitikberatkan fakta dan sudut pandangan
tertentu untuk memeroleh kesimpulan tentang asal mula,
hakikat dan bentuk negara. Para tokoh Teori Modern adalah
Prof.Mr. R. Kranenburg dan Prof.Dr. J.H.A. Logemann.
Kranenburg mengatakan bahwa pada hakikatnya negara
adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan
sekelompok manusia yang disebut bangsa. Sebaliknya,
Logemann mengatakan bahwa negara adalah suatu organisasi
kekuasaan yang menyatukan kelompok manusia yang
kemudian disebut bangsa. Perbedaan pandangan mereka
sesungguhnya terletak pada pengertian istilah bangsa.
 Menurut Georg Jellinek pun, terjadinya negara dapat dilihat secara primer dan
sekunder dengan pembahasan yang agak berbeda sebagai berikut:
 a)  Terjadinya negara secara primer melalui empat tahap:
 Persekutuan masyarakat (genootschap)
 Kerajaan (rijk)
 Negara (staat)
 Negara demokrasi (democratische natie)
 Diktatur (dictatuur)
 b)  Terjadinya negara secara sekunder:
 Terjadinya negara secara primer membicarakan bagaimana kelompok atau
persekutuan masyarakat yang sederhana berkembang menjadi suatu negara.
Sedangkan terjadinya negara secara sekunder membicarakan bagaimana
terbentuknya negara baru yang dihubungkan dengan pengakuan dari negara lain.
 Pengakuan dari negara lain dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengakuan de
facto dan pengakuan de jure.
Bentuk Negara
 Bentuk negara adalah pengelompokkan negara berdasarkan kriteria distribusi kekuasaan
antara berbagai tingkat pemerintahan dalam suatu negara. Semua negara bebas
menentukan bentuk negaranya masing-masing. Tidak ada yang bisa mengintervensi
bahkan hukum internasional sekalipun. Penentuan bentuk negara dilatarbelakangi oleh
aspirasi masyarakat, keinginan penguasa, masa lalu bangsa, dll.
 Bentuk Negara Kesatuan
 Negara kesatuan adalah suatu negara yang merdeka dan berdaulat, yang berkuasa
hanya satu pemerintah pusat yang mengatur seluruh daerah sebagai bagian dari negara.
Berikut adalah beberapa pengertian negara kesatuan menurut para ahli, diantaranya
sebagai berikut.
 C.F. Strong, dalam bukunya Modern Political Constitutions, negara kesatuan
merupakan bentuk negara yang memiliki kedaulatan tertingggi berada di tangan
pemerintah pusat.
 Moh. Kusnadi dan Harmaily Ibrahim, dalam bukunya Pengantar Hukum Tata
Negara Indonesia, negara kesatuan adalah negara yang susunan negaranya hanya
terdiri atas satu negara saja dan tidak dikenal adanya negara di dalam negara.
 Pada dasarnya negara kesatuan berbeda dengan negara serikat. Hal ini
ditunjukkan berdasarkan dua kriteria yang membedakan negara kesatuan
dan negara serikat. 
 Pertama, dalam negara kesatuan organisasi bagian-bagian negara dalam

garis-garis besarnya telah ditetapkan oleh pembentuk undang-undang


pusat. Adapun, dalam negara serikat, negara bagian memiliki wewenang
membentuk konstitusi sendiri dan berwenang mengatur organisasi
sendiri dalam rangka konstitusi federal. 
 Kedua, dalam negara kesatuan, wewenang pembentuk undang-undang

pusat ditetapkan dalam suatu rumusan yang umum dan wewenang


pembentuk undang-undang yang lebih rendah (lokal) tergantung pada
badan pembentuk undang-undang pusat. Adapun, pada negara serikat
wewenang pembentuk undang-undang adalah pusat untuk mengatur hal-
hal tertentu, telah diperinci satu persatu dalam konstitusi federal.
 Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam praktiknya negara kesatuan memiliki
kelebihan-kelebihan sebagai berikut.
 Negara kesatuan secara struktural lebih sederhana.
 Bagi negara Indonesia, yang tingkat pendidikan masyarakatnya relatif belum
merata, apabila terdapat kekurangan tenaga ahli dalam bidang pemerintahan
maka kekurangan tenaga ahli tersebut dapat disiapkan oleh pemeritah pusat.
 Biaya personel lebih murah, tetapi jalur birokrasi lebih panjang dan relatif
memakan waktu.
 Relatif lebih stabil untuk mengurangi kecemburuan kemajuan antardaerah,
karena bagi daerah yang kurang maju dapat dimintakan anggaran dari pusat dan
subsidi-subsidi lainnya.
 Mengurangi timbulnya sikap provinsialisme dan sparatisme.
 Contoh negara kesatuan adalah Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
Terdapat dua jenis negara kesatuan, yaitu negara
kesatuan sentralisasi dan negara kesatuan
desentralisasi.
 Negara Kesatuan Sentralisasi

 Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang

kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di


posisi puncak pada suatu struktur organisasi.
Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan
lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Berikut adalah kelebihan negara kesatuan sentralisasi:
 Keseragaman peraturan di semua wilayah (uniformitas).
 Adanya kesederhanaan hukum karena hanya satu lembaga yang membuatnya
 Pendapatan dapat dialokasikan ke semua daerah dengan adil dan sesuai kebutuhan.
Berikut adalah kekurangan negara kesatuan sentralisasi:
 Kinerja pemerintahan lambat karena luasnya dan banyaknya daerah otonomi yang
harus diurus.
 Peraturan yang dibuat di pusat dan kondisi lapangan di daerah sering tidak sinkron.
Terutama bagi negara yang memiliki keragaman budaya, agama, dan kondisi
geografi.
 Pemerintah daerah menjadi pasif dan kurang inisiatif.
 Peran masyarakat daerah sangat kurang.
 Sering terjadi keterlambatan respon dari pemerintah pusat karena pekerjaan
pemerintah menumpuk.
 Contoh Negara Kesatuan Sentralisasi adalah Indonesia era Orde Baru
Negara Kesatuan Desentralisasi
 Negara kesatuan desentralisasi adalah negara yang daerahnya diberi kekuasaan untuk
mengatur rumah tangganya sendiri. Dalam bentuk negara ini, terdapat parlemen di setiap
daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.
Berikut adalah kelebihan negara kesatuan desentralisasi:
 Pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri.
 Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri.
 Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan
lancar.
 Partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat.
 Penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.
Berikut adalah kekurangan negara kesatuan desentralisasi:
 Terjadi ketidakseragaman peraturan dan kebijakan. Terutama antara pusat dan daerah maupun
dengan daerah lain.
 Pembangunan tidak merata.
 Contoh Negara Kesatuan Desentralisasi adalah Indonesia era Reformasi sampai sekarang
Negara Federal
 Pengertian negara federal atau federal state menurut C.F. Strong

cukup sulit untuk dirumuskan dikarenakan negara federal merupakan


konsep yang digabungkan antara negara kesatuan dan negara
konfederasi. Hal ini menurutnya sebuah konsep yang bertentangan
namun bergabung menjadi apa yang disebut sebagai negara federal.
Pada pelaksanaannya, bahwa penyelenggaraan kedaulatan ke luar dari
negara negara bagian diserahkan sama sekali kepada pemerintah
federal sedangkan kedaulatan ke dalam dibatasi.
 Selanjutnya menurut K.C.Wheare pengertian negara federal adalah

negara dimana kekuasaan dibagi sedemikian rupa sehingga


pemerintah federal dan pemerintah negara bagian dalam bidang
bidang tertentu bebas satu sama lain.
Ciri Ciri Negara Federal
 Menurut C.F. Strong untuk membentuk suatu negara

federasi dibutuhkan dua syarat yaitu:


 Adanya perasaan sebangsa di antara kesatuan politik yang
hendak membentuk federasi itu, dan
 Keinginan pada kesatuan kesatuan politik yang hendak
mengadakan federasi untuk mengadakan ikatan terbatas.
Hal ini tentu saja menjadi syarat yang penting dari
terbentuknya negara federal. Apabila persatuan yang
dihendaki adalah kedaulatan maka yang terbentuk adalah
negara kesatuan bukan negara federal.
Menurut R.Kranenburg bahwa pengertian negara federasi yang membedakannya
dengan negara kesatuan adalah sebuah negara yang mencakup dua kriteria berikut:
 Negara bagian suatu federasi memiliki pouvoir constituant atau wewenang

dalam membentuk undang undang dasar sendiri serta wewenang membentuk


undang undang dasar sendiri serta wewenang mengatur bentuk organisasi
sendiri dalam rangka dan batas batas konstitusi federal, sedangkan dalam negara
kesatuan organisasi bagian bagian negara (yaitu pemerintah daerah) secara garis
besar telah ditetapkan oleh pembentuk undang undang terpusat.
 Dalam negara federal, wewenang membentuk undang undang pusat dalam

mengatur hal hal tertentu telah terperinci satu per satu dalam konstitusi federal
sedangkan dalam negara kesatuan wewenang pembentukan undang undang
pusat ditetapkan dalam suatu rumusan umum dan wewenang pembentukan
undang undang rendahan atau lokal tergantung pada badan pembentuk undang
undang pusat tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Negara Federal
Berikut adalah kelebihan atau keunggulan dari bentuk negara federal. Sesungguhnya tidak jauh
beda dengan kelebihan dan kekurangan negara kesatuan desentralisasi.
 Kewenangan gubernur negara bagian lebih luas sehingga dapat lebih kreatif dan punya inisiatif.

 Negara bagian yang memiliki potensi alam yang baik bisa lebih cepat berkembang karena

konstitusi yang dibuat oleh negara bagian tentu saja dibuat untuk mendukung potensi tersebut.
 Di setiap negara bagian memiliki tokoh nasional sehingga merata.

Sedangkan berikut adalah kekurangan dari negara federal/serikat:


 Jika keuangan negara bagian tidak dikelola dengan baik, negara bagian tersebut rentan kolaps,

dan pemerintah federal tidak bisa membantu.


 Biaya pemerintahan menjadi lebih tinggi.

 Terjadi kesenjangan antar negara bagian.

 Rentan terjadi konflik kepentingan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian.

 Rentan terjadi perpecahan seperti yang terjadi pada Uni Soviet dan Yugoslavia.

Anda mungkin juga menyukai