Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Keperawatan pada

Pasien dengan SKA

DISUSUN OLEH :

1. M E G A D W I P (201701005)
2. N U R F A T I K H A H ( 2 0 1 7 0 1 0 0 7 )
3. C H I N D Y A G U S T I E N K . W ( 2 0 1 7 0 1 0 1 4 )
4. W I T D I A A N V I V A ( 2 0 1 7 0 1 0 1 6 )
5. E L L A N U R I Y A A . P (201701018)
6. L A I L Y N U R R O H M A H ( 2 0 1 7 0 1 0 1 9 )
7. H E S T Y G I Y A N A M (201701021)
8. R I Z K Y A R I K A R ( 2 0 1 7 0 1 0 3 5 )
9. V I L A V I D I A L E S T A R I ( 2 0 1 7 0 1 0 3 8 )
10.D W I A N G G R A E N I (201701040)
PENGKAJIAN

A. Identitas
Nama : Tn. K
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 53 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : Sarjana
Alamat : Jakarta Timur
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Diagnosa Medik : STEMI Anterior Ekstensif, Kilip 1,
TIMI score 3/14
B. Pengkajian Primer
a. Airway
tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak ada benda asing, tidak ada darah yang keluar, tidak ada
suara nafas tambahan
b. Breathing
Frekuensi nafas : 21x/menit
Irama nafas : Reguler
Pola nafas : Normal
Bunyi nafas : Vesikuler
Penggunaan otot bantu nafas : Tidak ada
c. Circulation
Akral : Hangat
Pucat : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Irama nadi : 93x/menit
Tekanan Darah : 130/82 MMHg
SPO2 : 96%
d. Disability
Tingkat kesadaran : Composmentis
GCS : E = 4 , M = 5 , V = 6
e. Exposure
Trauma : Tidak ada
Jejas / Luka : Tidak ada
Nyeri
P : Nyeri dada
Q : Nyeri seperti diremas
R : Menjalar ke punggung bagian belakang
S : Skala nyeri 6
T : Hilang timbul
B. Pengkajian Sekunder
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan merasakan nyeri dada 1 hari SMRS pada malam hari saat istirahat namun
nyeri dada hilang timbul dengan skala nyeri 2/10. Nyeri dada memberat dirasakan sejak 3,5 jam
SMRS, nyeri dada dirasakan seperti diremas, menjalar ke punggung bagian belakang, keringat
dingin, dan disertai muntah 1x saat pasien memperbaiki mesin mobilnya. Kemudian pasien
dibawa ke RS Jayakarta (onset 1 jam), nyeri dirasakan 9/10 dan diberikan terapi O2 nasal 4
lpm; ISDN 2x5mg PO; CPG 300 mg PO; Aspilet 160 mg PO. Pasien dirujuk ke RS Ambarawa
melalui SPGDT dan tiba di IGD RS Ambarawa onset 3,5 jam. dengan keluhan nyeri:
P : Nyeri dada
Q : Nyeri seperti diremas
R : Menjalar ke punggung bagian belakang
S : Skala nyeri 6
T : Hilang timbul
Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit diabetes
dan hipertensi, namun keluarga mengatakan bahwa
pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi tidak
terkontrol
Riwayat penyakit keluarga
keluarga mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang
memiliki riwayat penyakit diabetes melitus ataupun
hipertensi.
c. Pemeriksaan dada
Jantung
I : Bentuk simetris
P : -
P : Tidak ada pembesarab jantung
A : S1 dan S2 normal, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru
I : Bentuk simetris
P : -
P : -
A : vesikuler
C. Pengkajian Tersier
a. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium tanggal 25 Desember 2018
Laboratorium kimia

Terapi
Oksigen nasal 4 lpm
a. Pola Persepsi Kesehatan
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit diabetes dan hipertensi,
namun keluarga mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat
penyakit hipertensi tidak terkontrol dan sudah berobat namun
pasien tidak rajin minum obat dan melakukan kontrol
b. Pola Aktivitas
Pola Kebiasaan
Sebelum sakit:
Pasien mengatakan bahwa pasien adalah perokok aktif
menghabiskan 1.5 bungkus/hari sejak berusia 18 tahun atau selama
35 tahun.
Pasien mengatakan sebelum sakit sering minum-minuman alkohol
c. Pola Istirahat Tidur
Pasien mengatakan kemarin saat dirs sebelumnya
susah tidur karena terasa nyeri dada dengan skala
2/10
d. Pola Nutrisi
Sebelum masuk RS : mual ( - ) muntah ( + )
Saat masuk RS : mual ( + ) muntah ( - )
ANALISA DATA
DIAGNOSA

NO DX DIAGNOSA
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iskemia)
ditandai dengan Klien mengeluh nyeri. Nyeri dada, Nyeri seperti
diremas, Bagian dada menjalar kepunggung bagian belakang, Skala
6/10, Nyeri dirasa secara tiba – tiba saat klien sedang mereparasi
mobil, klien tampak. meringis, dengan hasil lab CKMB 84 U/L,
Troponin T 186.

2 Resiko perfusi miokard tidak efektif dibuktikan dengan klien perokok


berat, suka minum alcohol. Klien mempunyai riwayat hipertensi yang
tidak terkontrol, mual. hasil lab CKMB 84 U/L, WBC 20.470/µ,
Troponin T 186 dan hasil EKG 2 (onset 3,5 jam): Kesan Irama Sinus
dengan Infark Miokard Antero-Septal , EKG 3 Posterior (onset 3,5
jam):Kesan Irama Sinus dengan OMI pada Anterior.
TANGGAL NO DX
INTERVENSI
TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI TTD
HASIL

1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri


keperawatan selama 1x24 jam Observasi
diharapkan nyeri akut dapat 1. Identifikasi lokasi,
teratasi dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
1. Keluhan nyeri Menurun frekuensi, kualitas, intensitas
dengan skala 5 nyeri.
2. Meringis menurundengan 2. Identifikasi skala nyeri
skala 5 3. Identifikasi respon nyeri non
3. Mual menurun dengan verbal
skala 5 Terapeutik
  4. Berikan teknik non
( SLKI L.08066 hal 145) farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
5. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
7. Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
8. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian
analgesik jika perlu
( SIKI I.08238 hal 201 )
TANGGAL NO DX TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI TTD
HASIL

2 Setelah dilakukan Perawatan jantung akut


tindakan keperawatan Observasi
selama 3x24 jam 1. Identifikasi
diharapkan Perfusi karakteristik nyeri
miokard meningkat dada
dengan kriteria hasil: 2. Monitor EKG 12
1. Nyeri dada sadapan untuk
berkurang dengan perubahan ST dan T
skala 1 (menurun) 3. Monitor aritmia
2. Mual berkurang (kelainan irama dan
dengan skala 1 frekuensi)
(menurun) 4. Monitor elektrolit
  yang dapat
( SLKI hal L.02011 83 ) meningkatkan resiko
aritmia
Terapeutik
1. Posisikan pasien semi fowler
atau fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi nyaman
2. Berikan diet jantung yang
sesuai
3. Fasilitasi pasien dan keluarga
modifikasi gaya hidup sehat
4. Berikan dukungan emosional
dan spiritual
5. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas fisik secara
bertahap
3. Anjurkan berhenti merokok
4. Ajarkam pasien dan keluarga
mengukur intake dan output harian
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian aritmia,jika
perlu
2. Rujuk ke program rehabilitasi
jantung

(SIKI I.02076 HAL 318 )


INTERPRETASI EKG 1
GAMBARAN EKG 1, RS Jayakarta, 25 desember 2018, 15:42 WIB
1. Irama Reguler
2. HR : 94
3. P interval : 0,08 detik
4. PR interval : 0,20 detik
5. QRS kompleks : 0,04 detik
6. ST Elevasi : Lead 1, AVL, V2, V3, V4,V5,V6
7. ST Depresi : Lead III, AVF
8. T Inverted : V1, AVR
9. AXIS
 Lead 1 = 7 (positif)
 Lead AVF = 1 (positif)
 Sudut diantara 0-90˚(Axis Normal)
 Kesan : Irama sinus dengan Infark Miokard Anterior ekstensif
INTERPRETASI EKG 2
Gambaran EKG 2, 25 desember 2018 17:37 WIB
1. Irama regular
2. HR : 79
3. P Interval : 0,04 detik
4. PR interval : 0,16 detik
5. QRS kompleks : 0,04 detik
6. ST elevasi : V2,23
7. T inverted : V2,V3,V4
8. Q patologi :V1,V2,V3
9. Axis :
 Lead 1 : 5,5 (positif)
 Lead AVF : 3 (Positif)
 Sudut diantara 0-90˚(Axis Normal)
 Kesan : irama sinus dengan Infark Miokard Antero-Septal
INTERPRETASI EKG 3
GAMBAR EKG 3, 25 desember 2018 17:37 WIB
1. Irama regular
2. HR : 84
3. P interval : 0.08 detik
4. PR interval : 0,020 detik
5. QRS kompleks: 0,04 detik
6. ST elevasi : Lead AVR, AVF
7. T inverse : Lead V2, V3
8. Q patologis : Lead V1,V2,V3
9. Axis :
 Lead 1 : 5 (positif)
 Lead AVF : 6 (Positif)
 Sudut diantara 0-90˚(Axis Normal)
 Kesan : Irama Sinus dengan OMI pada anterior

Anda mungkin juga menyukai