Anda di halaman 1dari 48

GAMBARAN UMUM PROSES

PENYELENGGARAAN
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
HUBUNGAN ANTARA PERENCANAAN, PENGANGGARAN,
PELAKSANAAN ANGGARAN, SERTA
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA

• UU 17/2003 tentang Keuangan Negara memuat perubahan


manajemen keuangan pemerintah yang berbasis input ke arah
manajemen keuangan berbasis output yang disebut manajemen
keuangan berbasis kinerja (performance based management).
• Perubahan konsep manajemen keuangan tersebut meliputi
perubahan di bidang perencanaan, pengganggaran,
pelaksanaan, pertanggungjawaban anggaran.
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Long & Mid Fiscal Budget Budget
Term Policy/Short Execution & Financial Audit
Planning Term Planning Ratification Accountability
DEPKEU DEPKEU
BAPPENAS BPK
(DJA, DJPK & BKF) (DJPBN)

Perencanaan Penyusunan Pelaksanaan dan


Perencanaan Pemeriksaan
Jangka Panjang dan Pengesahan Pertanggungjawaban
Jangka Pendek Laporan Keuangan
dan Menengah APBN/APBD APBN/APBD

- Renja K/L - APBN - Dok. Pelaksa-


RPJP dan RPJM naan APBN Laporan Hasil
- RKP-Nasional - Rincian APBN - LKPP Pemeriksaan

- Dok. Pelaksa-
RPJP-D dan - Renja SKPD - APBD Laporan Hasil
naan APBD
RPJM-D - RKP-D - Penjabaran APBD - LK Daerah Pemeriksaan

UU No. 25/2004 UU No.17/2003 UU No.1/2004 UU No.15/2004

UU No.32/2004 dan UU No.33/2004


PERENCANAAN

Perencanaan adalah proses penentuan tindakan masa depan


yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
sumber daya yang tersedia

Sistem perencanaan pembangunan nasional menghasilkan


1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (20 th);
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (5 th);
3. Rencana Pembangunan Tahunan/Rencana Kerja
Pemerintah (RKP).
PERENCANAAN

RPJP nasional memuat visi, misi dan arah pembangunan nasional.

RPJM nasional memuat jabaran visi, misi, dan program presiden


yang penyusunannya berpedoman pada rpjp nasional (berisi
strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program K/L &
lintas K/L, kewilayahan/lintas wilayah, kerangka ekonomi ma-kro
yang mencakup gambaran ekonomi menyeluruh, termasuk arah
kebijakan fiskal dalam rencana kerja berupa kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan indikatif)

RKP memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi


makro yang mencakup gambaran perekonomian secara
menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal serta program K/L,
lintas K/L, kewilayahan dalam kerangka regulasi dan kerangka
PERENCANAAN

Untuk melaksanakan rencana jangka menengah, K/L


menyiapkan rencana strategis K/L (renstra K/L) yang berisi
visi, misi, strategi, kebijakan, program, & kinerja jangka
menengah (yang dilaksanakan langsung pemerintah maupun
yang mendorong partisipasi masyarakat), dengan
berpedoman pada RPJM.

Untuk melaksanakan rencana kerja tahunan, K/L dan pemda


menyusun Rencana Kerja (renja) K/L dan RKP Daerah (RKPD)
berpedoman pada RKP.

Program/kegiatan pada Renja K/L termasuk program dan


kegiatan yang dilaksanakan di pemda melalui dana
PENGANGGARAN

Penganggaran (di K/L) adalah proses penyusunan rencana


keuangan tahunan K/L berpedoman pada rencana kerja yang
telah disusun, diawali dengan penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) K/L secara berjenjang (satuan kerja sd
kementerian negara/lembaga).

RKA K/L disusun dengan pendekatan:


1. Kerangka pengeluaran jangka menengah (berisi anggaran
sekarang dan perkiraan maju / tahun mendatang)
2. Penganggaran terpadu (ada integrasi perencanaan &
pengganggaran K/L untuk menghasilkan RKA K/L dengan
klasifikasi anggaran belanja menurut organisasi, fungsi,
program, kegiatan, jenis belanja.
PENGANGGARAN

3. Penganggaran berbasis kinerja


a) Program dan kegiatan yang direncanakan untuk
dilaksanakan harus disertai dengan hasil (outcome)
program dan keluaran (output) kegiatan.
b) Hasil dan keluaran tersebut harus terukur, dapat dicapai,
dan punya perspektif waktu.
c) Penyusunan anggaran memperhatikan kaitan antara
pendanaan dengan output/outcome & efisiensi dalam
pencapaiannya, sehingga perlu indikator kinerja, standar
biaya, dan evaluasi kinerja dari program & jenis belanja.
PENGANGGARAN

Berdasarkan RKA K/L, pemerintah mengajukan Rencana


Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) kepada
DPR untuk selanjutnya dibahas hingga ditetapkan menjadi
APBN.

Berdasarkan UU APBN, Keppres tentang Rincian APBN, &


RKAK/L, menteri/pimpinan lembaga mengajukan Dokumen
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) kepada Menkeu c.q Dirjen
Anggaran untuk disahkan.

DIPA berisi klasifikasi anggaran berdasarkan organisasi, fungsi,


program, kegiatan, dan jenis belanja seperti pada rka k/l. DIPA
menjadi dasar pelaksanaan kegiatan dan pencairan dana.
PELAKSANAAN ANGGARAN

1. Kegiatan umum pemerintahan dalam pelayanan publik


2. Kegiatan terkait pengelolaan pendapatan negara
3. Kegiatan terkait pengelolaan belanja negara (pencairan
dana melalui SPP, SPM, SP2D, dan dokumen pelaksanaan
anggaran lainnya)
4. Kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah
5. Kegiatan pencatatan transaksi keuangan dan penyusunan
laporan keuangan
PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN

Pertanggungjawaban pelaksanaan APBN mencakup pertanggungjawaban


keuangan dan kinerja. Media pertanggungjawaban adalah laporan
keuangan dan laporan kinerja.

Laporan keuangan mencakup:


(1) laporan realisasi anggaran (LRA)
(2) laporan perubahan saldo anggaran lebih (SAL)
(3) neraca
(4) laporan arus kas (LAK)
(5) laporan operasional (LO)
(6) laporan perubahan ekuitas (LPE)
(7) catatan atas laporan keuangan (CALK)
Capaian kinerja diinformasikan dengan laporan kinerja yang
membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja untuk setiap
kegiatan/program.
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

Latar belakang:
1. Perlunya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,
karena laporan keu-angan penting bagi stakeholders untuk melihat
kondisi keuangan negara dan mengambil putusan ekonomis, bahkan
politis.
2. Perhitungan anggaran negara (pan) hanya menginformasikan aliran kas
pada apbn sesuai dengan format anggaran yang disahkan dpr.
3. Waktu penyampaian pan kepada dpr sangat terlambat
4. Informasi keuangan dalam PAN sangat kurang andal karena sistem
akuntansi yang diseleng-garakan belum didasarkan pada standar
akuntansi dan tidak didukung oleh perangkat data dan proses yang
memadai.

STAKEHOLDERS :
donatur, investor, kreditur, masyarakat/wakil rakyat, auditor, managemen
pemerintah (intern)
LAPORAN KEUANGAN UNTUK AKUNTABILITAS

Laporan keuangan / financial statements (F/S) adalah gambaran


akuntabilitas peng-emban kekuasaan dalam mengelola sumber daya
keuangan yang dipercayakan oleh publik kepadanya untuk
operasional pemerintahan dan pembangunan (sehingga tercipta
GOOD GOVERNANCE dalam pelayanan publik)

NO F/S = NO ACCOUNTABILITY

Akuntabilitas Mencakup:
1. Akuntabilitas INTERNAL (tanggung jawab kepala satuan kerja
kepada atasannya), sebagai alat kendali dan evaluasi kinerja
2. Akuntabilitas EKSTERNAL (tanggung jawab kepala satuan kerja
kepada publik / stakeholders), sebagai dasar pengambilan
keputusan
HUBUNGAN KONTRAK PRINSIPAL–AGEN: SOLUSI

L
E Ketentuan Undang-Undang
M
B P
P
R R A
G
Rencana Anggaran / Kerja E
M
I A A E A
N G
S
K P
R
E
E Akuntansi Pelaporan I
I Y R N N
T
P A W
A A
A
L T K H
I
L Auditing
A
N
AKUNTABILITAS
14
LAPORAN KEUANGAN UNTUK TRANSPARANSI

Era keterbukaan & kemajuan teknologi komunikasi membuat


informasi lebih mudah diakses, terutama terkait dengan uang
publik yang harus dipertang-gungjawabkan pemerintah
(ketika dipakai untuk operasional pemerintah dan
pembangunan)

Pemerintah merespon positif tuntutan masyarakat atas


transparansi penggu-naan uang publik dengan:
1. mengecek anggaran dan realisasinya
2. mengecek terjadi korupsi atau tidak
3. mengecek kepatuhan pada aturan sehingga diketahui
hak dan kewajiban pemerintah, masyarakat, dan pihak
lain yang terkait
DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT (LKPP)

UU 17/2003 ps 30.
1. Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan
keuangan yang telah diperiksa oleh badan pemeriksa keuangan,
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran
berakhir.
2. Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi laporan
realisasi apbn, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan
negara dan badan lainnya.
DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT (LKPP)

UU 17/2003 ps 31
1. Gubernur/bupati/walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa
laporan keuangan yang telah diperiksa oleh badan pemeriksa
keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran
berakhir.
2. Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi laporan realisasi
APBD, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan,
yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan daerah.
DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT (LKPP)

UU 1/2004 ps 51
1. Menteri keuangan/pejabat pengelola keuangan daerah selaku bendahara
umum negara/daerah menyelenggarakan akuntansi atas transaksi
keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi
pembiayaan dan perhitungannya.
2. Menteri/pimpinan lembaga/kepala satuan kerja perangkat daerah selaku
pengguna anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi
keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi
pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya.
3. Akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) digunakan
untuk menyusun laporan keuangan pemerintah pusat/daerah sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT (LKPP)

UU 1/2004 ps 55
1. Menteri keuangan selaku pengelola fiskal menyusun laporan keuangan
pemerintah pusat untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka
memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
2. Dalam penyusunan LKPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) :
a. Menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/ pengguna
barang menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang
meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, dan catatan atas laporan
keuangan dilampiri laporan keuangan badan layanan umum pada
kementerian negara/lembaga masing-masing.
b. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan
kepada Menteri Keuangan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah
tahun anggaran berakhir.
DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT (LKPP)

UU 1/2004 ps 55
c. Menteri keuangan selaku Bendahara Umum Negara menyusun laporan arus kas
pemerintah pusat;
d. Menteri Keuangan selaku wakil pemerintah pusat dalam kepemilikan kekayaan
negara yang dipisahkan menyusun ikhtisar laporan keuangan perusahaan negara.
3. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan Presiden
kepada Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
4. Menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang
memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan
sistem pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT (LKPP)

UU 1/2004 ps 55
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai laporan keuangan dan kinerja instansi
pemerintah diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
ENTITAS PELAPORAN & ENTITAS AKUNTANSI

Pemerintah merupakan organisasi yang sangat kompleks, sehingga perlu


penetapan batasan entitas pelaporan keuangan yang menentukan
entitas, transaksi, dan kegiatan mana yang akan dicakup dalam laporan
keuangan umum pemerintah, agar laporan keuangan bisa memberi
gambaran komprehensif dan dapat dimengerti pada stakeholders
mengenai pemerintah dan aktivitasnya.

Masalah yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan pemerintah:


1. Entitas & transaksi yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan
pemerintah atau di mana batas-batas entitas pelaporan keuangan
pemerintah harus dibuat;
2. Haruskah info mengenai semua entitas yang masuk dalam batas-
batas entitas pelaporan keuangan pemerintah itu digabung atau
dilaporkan terpisah;
3. Jika laporan gabungan/kombinasi harus disusun, penggabungan dan
pengkombinasian itu harus dilakukan.
ENTITAS PELAPORAN (EP)

EP adalah unit pemerintahan (yang terdiri dari 1 / lebih entitas akuntansi)


yang wajib menyam-paikan laporan keuangan.
1. Pemerintah Pusat (Presiden), karena wajib menyampaikan RUU
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN (Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat / LKPP) pada DPR
2. Pemerintah Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota), karena wajib
menyampaikan Raperda pelaksanaan APBD (Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah / LKPD) pada DPRD
3. K/L (Menteri/Pimpinan Lembaga), karena wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN yang dialokasikan padanya
kepada Presiden c.q. Menkeu.
4. Bendahara Umum Negara (BUN/Menkeu), karena wajib menyampaikan
Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat.
• Entitas pelaporan K/L ditetapkan Menkeu selaku BUN berdasarkan
pertimbangan kemandirian pelaksanaan anggaran, pengelolaan
kegiatan, dan besarnya anggaran.
ENTITAS AKUNTANSI (EA)

EA adalah unit pemerintahan pengguna anggaran yang wajib


menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan
untuk digabungkan pada EP.
1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA/Kepala satker) di K/L, karena
punya DIPA sendiri, termasuk satker yang mendapat alokasi
Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan
2. Bendahara Umum Daerah (BUD/Kepala Satker Pengelola
Keuangan Daerah), karena menyusun laporan arus kas pemda
3. Pengguna anggaran di pemda (Kepala satker perangkat daerah).
4. KPA di lingkungan pemda dapat ditetapkan sebagai entitas
akuntansi oleh guber-nur/bupati/walikota bila mempunyai
dokumen pelaksanaan anggaran yang terpisah, jumlah
anggarannya relatif besar, dan pengelolaan kegiatannya
dilakukan secara mandiri.
STRUKTUR ENTITAS PELAPORAN DAN ENTITAS AKUNTANSI

• Entitas Pelaporan

Entitas Pelaporan Entitas Pelaporan

Entitas Akuntansi Entitas Akuntansi


LAPORAN KEUANGAN

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)


2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas (LAK)
5. Laporan Operasional (LO)
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)
SUPLEMEN LAPORAN KEUANGAN

LKPP dilampiri dengan:

1. Ikhtisar (ringkasan) Laporan Keuangan Perusahaan Negara / Daerah


dan badan lainnya (disiapkan oleh Menkeu / Gubernur / Bupati /
Walikota selaku wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan
negara / daerah yang dipisahkan). Perusahaan negara adalah badan
usaha yang seluruh/sebagian modalnya dimiliki oleh negara
2. Ikhtisar laporan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) / badan
lainnya yang mengelola kekayaan negara.
3. Laporan rekening pemerintah (karena pemerintah bertanggung jawab
untuk melakukan penertiban rekening dan menyampaikan hasilnya
pada DPR). Rekening ini harus dilaporkan dan disajikan dalam daftar
lampiran pada LK K/L atau satker yang bersangkutan
IKHTISAR LKPN

• Ikhtisar LKPN untuk mengetahui jumlah investasi atau penyertaan


modal negara pada perusahaan negara. Ikhtisar LKPN a.l. memuat
ikhtisar pendapatan, beban, PPh, laba/ rugi bersih, aktiva, kewajiban,
ekuitas, % dan jumlah kepemilikan negara pada perusahaan negara,
sumber data atas PN, & status PN (tingkat kesehatan)

• Khusus untuk penyiapan Ikhtisar LKPN, Menkeu dibantu Menneg BUMN.

• Untuk penyusunan LKPP (Unaudited), ikhtisar LKPN-Unaudited disam-


paikan pada Menkeu maksimal tgl 15 Maret tahun berikutnya.

• Untuk penyusunan LKPP (Audited), ikhtisar LKPN-Audited disampaikan


pada Menkeu maksimal tgl 20 Mei tahun berikutnya.
IKHTISAR LAP. KEU. BLU

Ikhtisar laporan keuangan BLU berupa lembar muka laporan keuangan (face of
financial statements), a.l. memuat ikhtisar pendapatan, beban, dan laba (rugi)
bersih, aktiva, kewajiban, dan ekuitas.

• Lap. keu BLU terdiri dari LRA/laporan operasional, neraca, LAK, CaLK, dan
laporan kinerja.
• Selain dilampirkan pada lap. keu K/L, lap. keu BLU juga
dikonsolidasikan/digabungkan dengan lap. keu K/L ybs.
• Karena pencatatan akuntansi dan penyajian lap. keu BLU sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) maka proses penggabungan laporan
keuangan BLU ke dalam lap. keu K/L memerlukan penyesuaian (koreksi) atas
pencatatan akuntansi (dari SAK ke SAP).
LAPORAN KEUANGAN ATAS PELAKSANAAN KEGIATAN
DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN (PP 8
/2006)
SKPD pelaksana kegiatan DDTP menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan dan
kinerja sebagaimana berlaku bagi KPA pada tingkat pemerintah pusat.

Laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan kegiatan DDTP disampaikan pada gubernur dan
menteri/pimpinan lembaga terkait. Gubernur menyiapkan laporan keuangan dan kinerja gabungan
berdasarkan laporan yang diterima dari SKPD pelaksana kegiatan DDTP dan menyampaikannya
kepada menteri/pimpinan lembaga terkait serta kepada Presiden melalui Menteri Keuangan.

Laporan keuangan atas pelaksanaan kegiatan dana dekonsentrasi/tugas pembantuan dilaporkan


secara terintegrasi dalam laporan keuangan K/L pengguna anggaran yang bersangkutan dan juga
dilampirkan pada laporan pertang-gungjawaban pelaksanaan APBD daerah.

Atas setiap keterlambatan penyampaian laporan keuangan oleh PA/KPA pada tingkat pemerintah pusat
karena kesengajaan dan/atau kelalaian, MenKeu selaku BUN dapat memberi sanksi administratif
berupa penangguhan pelaksanaan anggaran atau penundaan pencairan dana.
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM
(periode < 1 tahun anggaran)

Selain laporan keuangan tahunan, pemerintah menyusun dan menyajikan


laporan keuangan interim (semesteran, triwulanan, dan bulanan).

Kepala satuan kerja di lingkungan KL menyampaikan laporan keuangan


sekurang-kurangnya setiap triwulan kepada menteri/pimpinan lembaga.

Menteri/pimpinan lembaga menyusun laporan keuangan interim KL dan


menyampaikannya kepada Menteri Keuangan.
PENYUSUNAN LAP. KEU (UNAUDITED)

Menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang


menyusun dan menyampaikan lap. keu, yang meliputi LRA, Neraca, dan CaLK
dilampiri lap. keu BLU-nya.
• Lap. keu K/L adalah gabungan lap. keu satker di K/L yang bersangkutan,
termasuk lap. keu atas kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang
dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah.
• Jika K/L mendapat alokasi anggaran pembiayaan dan perhitungan, seperti BA
062 (Belanja Subsidi dan Transfer Lainnya) & BA 069 (Belanja Lain-lain) maka K/L
wajib menyusun & menyampaikan lap. Keu BA secara terpisah.

Lap. Keu K/L dihasilkan dari Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang ditetapkan
Menkeu selaku BUN.

Lap. Keu K/L disampaikan pada Presiden melalui Menkeu paling lambat 2 bulan
setelah tahun anggaran berakhir, dan pada BPK untuk diperiksa
PENYUSUNAN LAP. KEU (UNAUDITED)

Lap keu K/L yang disampaikan pada Menkeu akan digabungkan (dikonsolidasikan) untuk
penyusunan LKPP oleh Ditjen Perbendaharaan c.q. Dit. APK (Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan). Selain mengkonsolidasikan (menggabungkan) seluruh lap keu K/L dalam rangka
penyusunan LKPP, Menkeu juga wajib:
1. menyusun lap keu BUN & LAK Pemerintah Pusat untuk pertanggungjawaban pengelolaan
perbendaharaan negara
2. menyusun ikhtisar LKPN

LKPP kemudian disampaikan pada Presiden, untuk selanjutnya disampaikan pada BPK. LKPP
disampaikan kepada BPK paling lambat 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir. Presiden
dapat mendelegasikan wewenang pada Menkeu atas nama pemerintah pusat untuk
menyampaikan LKPP (unaudited) kepada BPK dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan
keuangan.
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB ATAS LAP. KEU

Tiap entitas pelaporan harus memilih & menerapkan kebijakan pencatatan


akuntansi dan pelaporan (keuangan dan kinerja) sesuai SAP & ketentuan lain yang
berlaku

Dalam memilih dan menerapkan kebijakan itu, entitas pelaporan harus memberi
pernyataan tanggung jawab terhadap substansi informasi yang disajikan dalam
laporannya, bahwa laporannya tidak akan menyesatkan para pengguna laporan,
dalam arti:
◦ mencerminkan kejujuran penyajian
◦ menggambarkan substansi yang seutuhnya/tidak ditutup-tutupi dan tidak
semata-mata menonjolkan segi hukumnya
◦ netral (bebas dari keberpihakan)
◦ mencakup semua hal yang material
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB ATAS LAP. KEU

Pernyataan tanggung jawab pimpinan entitas pelaporan akan membuat pimpinan tertinggi
entitas untuk hati-hati & aware pada penyusunan laporan yang wajar karena ada
konsekuensi sanksi bagi yang bersangkutan jika di kemudian hari terbukti ada kesengajaan
untuk menyesatkan penyajian laporan (dengan/tanpa sepengetahuannya).

Isi pernyataan tanggung jawab adalah”Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna


Anggaran/Pengguna Barang menyatakan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan
berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah
diselenggarakan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.”

Pernyataan tanggung jawab (yang ditandatangani oleh menteri/pimpinan lembaga/Kepala


SKPD/gubernur/bupati/ walikota) disertakan pada laporan keuangan tahunan
KL/SKPD/PEMDA.

Laporan keuangan tahunan BAPP (Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan) yang
dialokasikan kepada KL dan PEMDA disampaikan secara terpisah dan disertai dengan
pernyataan tanggung jawab yang ditandatangani oleh menteri/pimpinan
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB KN/L/PEMDA/SKPD

Pernyataan Tanggung Jawab


Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah Daerah/Satuan Kerja Perangkat
Daerah...Tahun Anggaran... sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan
isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

............., .......................

  Menteri/Pimpinan Lembaga/ Gubernur/


Bupati/Walikota/Kepala Satuan Kerja
Perangkat Daerah .....,
  
(...............................…)
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB ATAS PENGGUNAAN
DANA APP

Pernyataan Tanggung Jawab


Laporan Keuangan atas penggunaan anggaran Pembiayaan dan Perhitungan Tahun Anggaran...
sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan
isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan.

............., .......................
  Menteri/Pimpinan Lembaga/ Gubernur/
Bupati/Walikota/.....,
  

(...............................…)
PERNYATAAN TELAH MEREVIEW LAP. KEUANGAN

Kepedulian (awareness) pimpinan entitas pelaporan dan entitas akuntansi pada kewajaran
lap. keu. perlu diikuti dengan sistem pengendalian intern (SPI) yang memadai untuk
meyakinkan keandalan informasi dalam lap. keu. sebelum disampaikan oleh
menteri/pimpinan lembaga.

Dalam sistem pengendalian intern harus diciptakan prosedur rekonsiliasi antara data
transaksi keuangan yang diakuntansikan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran dengan data transaksi keuangan yang diakuntansikan oleh BUN/BUD.

Review/monitoring atas efektivitas SPI dapat dilakukan secara on going, artinya dilakukan
sambil dilaksanakan oleh setiap unit pelaksana ybs atau oleh unit terpisah (internal audit
function atau Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)). APIP bertugas untuk memberi
quality assurance terhadap efektivitas SPI.
PERNYATAAN TELAH MEREVIEW LAP. KEUANGAN

• APIP pada KL/PEMDA melakukan reviu atas laporan keuangan dan kinerja dalam
rangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan oleh
menteri / pimpinan lembaga / gubernur / bupati / walikota

• Khusus untuk kegiatan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan serta dana


dekonsentrasi/tugas pembantuan, pelaksanaan review (untuk mengevaluasi
efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan TP pada pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran yang bersangkutan) dapat dilakukan oleh APIP yang ditunjuk
oleh Menkeu selaku BUN.
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA ...
TAHUN ANGGARAN ...

Kami telah me-reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga … berupa Neraca per
31 Desember 20X1, Laporan Realisasi Anggaran dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk
periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 20X1 sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan dan peraturan lain terkait. Semua informasi yang dimuat dalam
laporan keuangan adalah penyajian manajemen Kementerian Negara/Lembaga …

Reviu terutama terdiri dari permintaan keterangan kepada pejabat entitas pelaporan dan
prosedur analitik yang diterapkan atas data keuangan. Reviu mempunyai lingkup yang jauh
lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan sesuai dengan peraturan
terkait dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi pendapat semacam itu. Berdasarkan reviu
kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan yang
kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan, dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.

Jakarta, ........ 20X1


Pimpinan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah,

(............................)
PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan


menyampaikan laporan keuangan dilampiri laporan keuangan BLU pada K/L masing-masing.

Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun LKPP untuk disampaikan kepada Presiden dalam
rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.

LKKL / LKBUN disampaikan pada kepada Menkeu (untuk penyusunan LKPP) dan BPK (untuk diaudit)
paling lambat 2 bulan setelah TA berakhir, sedangkan LKPP disampaikan pada BPK (untuk diaudit)
paling lambat 3 bulan setelah TA berakhir.

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas LK K/L dan LK BUN disampaikan oleh BPK kepada DPR dan DPD
paling lambat 2 bulan setelah BPK menerima LKPP, sedangkan LHP atas LKPP harus disampaikan BPK
pada DPR dan DPD 3 selambat-lambatnya 3 bulan setelah BPK menerima LKPP (paling lambat akhir
Mei tahun anggaran berikutnya).
PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Terkait LHP keuangan, hasil pemeriksaan BPK atas LKKL dan LKBUN digunakan
pemerintah untuk melaku-kan koreksi dan penyesuaian yang diperlukan sehingga
laporan keuangan yang telah diperiksa (audited) nantinya telah memuat koreksi
dimaksud sebelum disampaikan pada DPR

Menteri/pimpinan lembaga memberikan tanggapan dan melakukan penyesuaian


terhadap laporan keuangan berdasarkan hasil pemeriksaan BPK. LKKL yang telah
disesuaikan (audited) bersama tembusan tanggapan disampaikan kepada Menteri
Keuangan oleh menteri/pimpinan lembaga paling lambat 1 minggu setelah LHP
diterbitkan BPK untuk digunakan sebagai bahan penyesuaian LKPP (audited).

Menteri Keuangan (atas nama pemerintah pusat) memberikan tanggapan dan


melakukan penyesuaian terha-dap LKPP berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atas
Laporan Keuangan K/L dan LKPP serta koreksi lain berdasarkan SAP, sehingga LKPP
(audited) disusun berdasarkan koreksi BPK atas LKPP, lap keu K/L, dan lap keu BUN
(audited).
RUU PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN

Menteri Keuangan menyusun RUU tentang Pertanggungjawaban atas


Pelaksanaan APBN (berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK),
untuk selanjutnya oleh Presiden disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya
6 bulan setelah TA berakhir.

UU 22/2006
UU 8/2009
UU 1/2010
UU 7/2010
UU 46/2007 UU 23/2009

43
TIME FRAME PELAPORAN KEUANGAN

LK UNAUDITED AUDIT BPK LK AUDITED

Jan Juli – Agustus


Feb 20X1 Mar 20X1 Apr 20X1 Mei 20X1 Jun 20X1
20X1 20X1

KEMENTERIAN
MENKEU BPK MENKEU DPR
NEGARA/LEMBAGA

- TINGKAT K/L PEMBAHASAN RUU P2


 TINGKAT ESELON APBN DENGAN DPR
I HINGGA DITETAPKAN
 TINGKAT ESELON SEBAGAI UU P2 APBN
II
 TINGKAT SATKER
PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Penyajian laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen (penyusun lap.


Keuangan), sedangkan auditor bertanggung jawab untuk memberikan opini atas
kewajaran atas laporan keuangan itu.

Jenis opini: 1) WAJAR TANPA PENGECUALIAN (WTP / UNQUALIFIED)


2) WAJAR DENGAN PENGECUALIAN (WDP / QUALIFIED)
3) DISCLAIMER (TIDAK BERPENDAPAT)
4) ADVERSE (TIDAK WAJAR)

Kriteria opini : 1) Kesesuaian penyajian laporan keuangan dengan SAP


2) Kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan (adequate disclosure)
3) Kepatuhan terhadap peraturan per-UU-an
4) Efektifitas pengendalian intern
CATATAN PENTING TENTANG LKPP

1. Sejak 2004 pemerintah telah berhasil menyusun dan menyajikan LKPP secara
lengkap sesuai dengan UU Bidang Keuangan Negara. LKPP 2004 telah ditetapkan
dengan UU 22/2006 tentang Pertanggung-jawaban atas Pelaksanaan APBN TA 2004.

2. Dalam UU 22 tahun 2006 dinyatakan bahwa Neraca Pemerintah Pusat per 31


Desember 2004 adalah neraca awal Pemerintah Pusat.

3. LKPP 2015 adalah awal LKPP yang disusun berdasarkan accrual basis, sementara
LKPP 2004 – 2014 disusun berdasarkan cash towards accrual basis

4. Perkembangan Opini BPK atas LKPP adalah:


a) DISCLAIMER (LKPP 2004 – 2008)
b) WDP (LKPP 2009 – 2014)
c) WTP (LKPP 2015 – sekarang)
Referensi:

• PP 71/2010 Standar Akuntansi Pemerintah


• Buletin Teknis Akuntansi Pemerintahan
• Materi Diklat Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan
Pemerintah (PPAKP) 2007 – 2014
• Materi Kuliah Akuntansi Pemerintah Pusat D-III Akuntansi,
D-III Kebendaharaan Negara, dan D-III Manajemen Aset
PKN STAN

Anda mungkin juga menyukai