Anda di halaman 1dari 79

AIRWAY &

BREATHING
MANAGEMENT

Ns. SOVA EVIE S.Kep., M.Kep

Pemeriksaan kepatenan jalan nafas
Pemeriksaan pernafasan
Membuka jalan nafas dengan alat
dan tanpa alat
Pendahuluan

Pengelolaan airway dan breathing
berfungsi untuk mempertahankan
oksigenasi otak dan bagian tubuh
lainnya, dimana merupakan bagian
terpenting dalam penanganan penderita
Tanpa ini penderita akan meninggal
dengan cepat
Fungsi Utama Sistem
Respiratorik

Sistem ini berfungsi menyediakan
oksigen bagi sel darah merah yang
kemudian akan membawa oksigen
tersebut keseluruh tubuh. Dalam proses
metabolisme aerob, sel tubuh
mengggunakan oksigen sebagai bahan
bakar dan akan memproduksi
karbondioksida sebagai hasilnya

Pelepasan karbondioksida dari tubuh
merupaan tugas kedua bagi sistem
respirasi. Ketidak mampuan sistem
respiratorik dalam menyediakan
oksigen bagi sel atau melepaskan
karbondioksida, akan menimbulkan
kematian.
Airway Management

Kematian karena masalah airway pada kasus
trauma disebabkan :
Kegagalan dalam mengenal obstruksi airway
parsial atau ketidakmampuan penderita
melakukan ventilasi dengan cukup →
hipoksia → mengancam nyawa.
Keadaan seperti ini mungkin sering
terlupakan bila ditemukan perlukaan yang
nampaknya lebih serius

Adanya kesulitan teknis dalam menjaga
jalan nafas dan teknis membantu ventilasi.
Intubasi yang salah akan memperburuk
ventilasi dan dengan cepat dapat
mengakibatkan kematian bila tidak
dikenali secara dini
Aspirasi isi gaster
1. Pengenalan
Gangguan Jalan Nafas

Terganggunya jalan nafas dapat terjadi
secara tiba-tiba, progresif, ataupun
perlahan.
Obstruksi jalan nafas dapat parsial
maupun total

Penderita dengan kesadaran menurun
resiko tinggi untuk terjadi gangguan jalan
nafas karena:
 refleks menelan dan batuk
menurun/menghilang
Mudah terjadi aspirasi dan obstruksi
airway
Penilaian awal

Pada saat penilaian awal bila ditemukan
penderita sadar yang dapat berbicara, hal ini
menunjukan (untuk sementara) menjamin
airway yang baik
Karena itu tindakan awal adalah berusaha
berbicara dengan penderita
Jawaban yang adekuat dapat menjamin airway,
breathing serta perfusi ke otak yang baik
2. Obstruksi Jalan Nafas

OJN merupakan pembunuh tercepat,
lebih cepat dibandingkan gangguan
breathing dan circulation
Perbaikan breathing tidak mungkin
dilakukan bila airway belum paten
OJN dapat total dan parsial
a. Obstruksi Total

Pada obstruksi total penderita bisa
ditemukan dalam keadaan masih sadar
atau dalam keadaan tidak sadar
Pada obstruksi total yang acut, biasanya
disebabkan oleh tertelannya benda asing
yang kemudian menyangkut dan
menyumbat pangkal lharinks

Bila obstruksi total timbul perlahan,
maka berawal dari obstruksi parsial
yang kemudian menjadi total
Tanda-tanda penderita yang mengalami
sumbatan jalan nafas karena benda asing:

Tampak kurangnya pertukaran udara dan
meningkatnya kesulitan bernafas seperti:
Biasanya batuk yang tidak bersuara
Sianosis atau tidak dapat bersuara dan
bernafas
Penderita memegang leher yang
menandakan tanda umum tersedak
Tidak terdengar suara nafas tambahan

Segera tanyakan “apakah anda
tersedak?” Jika penderita
mengisyaratkan “ya” dengan
mengangguk tanpa berbicara, ini
menandakan penderita mempunyai
sumbatan jalan nafas berat.
b. Obstruksi Parsial

Obstruksi parsial dapat disebabkan
karena berbagai hal
Biasanya penderita masih bisa bernafas
sehingga timbul beraneka ragam suara,
tergantung penyebabnya:
(1) Cairan (darah, sekret, aspirasi
lambung, dsb)

Timbul suara gargling: suara bernafas
bercampur cairan → slimzuigen,
suction, finger sweep
(2) Pangkal lidah yang jatuh kebelakang


 Keadaan ini dapat timbul pada pasien yang tidak
sadar atau pada penderita yang fraktur tulang
rahang bilateral
 Sehingga timbul suara snoring (ngorok) yang harus
segera diatasi dengan perbaikan airway secara
manual atau dengan alat
(3) Penyempitan di lharinks atau trachea


Dapat disebabkan edema karena berbagai
hal (luka bakar, radang, dsb), ataupun
desakan neoplasma
Timbulnya suara crowing atau stridor
respiratori
Keadaan ini hanya dapat diatasi dengan
perbaikan airway pada bagian distal dari
sumbatan → tracheostomi
PEMERIKSAAN KEPATENAN JALAN
NAFAS

a) Look:
Lihat apakah kesadaran penderita
berubah, bila penderita gelisah
kemungkinan besar hipoksia
Tanda sianosis dapat dilihat pada
kuku dan sekitar mulut (bibir)

b) Listen
pernafasan yang berbunyi/suara nafas
tambahan adalah pernafasan yang
terobstruksi
Snoring
Gargling
Stridor/Crowing

c) Feel
rasakan pergerakan udara ekspirasi,
dan tentukan apakah trachea terletak
digaris tengah.
Pengelolaan Jalan Nafas


Tanpa alat
Menggunakan alat
Tanpa Alat

Head tilt
Chin lift
Jaw thrust
Head tilt & Chin lift

 Metode head tilt-chin lift (kepala didorong
kebelakang, dagu diangkat):
 Baringkan orang yang tidak sadarkan diri dalam
posisi telentang pada alas yang keras dan datar
 Angkat dagu dengan jari telunjuk dan tengah satu
tangan sambil menekan dahi ke bawah dengan
tangan satunya. Posisi ini membuat struktur jalan
napas berada diposisi satu garis lurus.

Jaw thrust

 Metode jaw thrust (jika dicurigai terdapat cedera
spinal)
 Baringkan orang yang tidak sadarkan diri dalam
posisi terlentang pada alas yang keras dan datar
 Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada masing-
masing sisi samping rahang orang yang tidak
sadarkan diri tersebut
 Angkat rahang dengan kedua tangan. Rahang akan
tertarik ke depan, membuka jalan napas

Menggunakan Alat

Oro-pharingeal Airway (OPA)
Naso-pharingeal Airway (NPA)
Larygeal Mask Airway (LMA)
Naso/Oro Tracheal (Intubasi)
Tracheostomy
Cricotiroidectomy
Oro-pharingeal Airway (OPA)


Alat bantu jalan nafas OPA, diindikasikan
untuk pasien yang tidak sadarkan diri,
yang tidak memiliki refleks muntah. Dan
beresiko obstruksi jalan nafas karena lidah
Pilih ukuran yang sesuai. Dapat dilakukan
dengan cara mengukur dari lobus bawah
telinga hingga kesudut mulut

Masukan OPA: putar 180° ketika
mencapai dinding posterior faring, atau
masukan secara menyamping ke dalam
mulut dan putar 90° ke bawah
sehingga membentuk sudut terhadap
faring posterior


Naso-pharingeal Airway (NPA)


Alat bantu jalan nafas NPA,
diindikasikan untuk pasien yang
rahangnya terkunci, mengalami coma
dengan pernafasan spontan, atau
memiliki refleks muntah

Pilih ukuran NPA yang sesuai, ukur
dari lobus tengah telinga hingga
keujung samping hidung
Jangan memasukan NPA jika pasien
mengalami trauma wajah

Lubrikasi NPA dengan pelumas larut
air
Masukan NPA dengan perlahan
disepanjang dasar nasofaring dengan
sedikit rotasi


Larygeal Mask Airway (LMA)


LMA diindikasikan untuk pasien tanpa
pernafasan spontan.
LMA digunakan sebagai alternatif
untuk alat bantu jalan nafas ETT.
Alat ini hanya boleh digunakan oleh
petugas yang berpengalaman

Tehnik Pemasangan LMA


Pastikan bahwa ventilasi yang adekuat
dan oksigenasi tetap berjalan
Peralatan penghisap (suction) berada
pada tempat yang dekat sebagai
kesiagaan bila pasien muntah
Buka mulut dengan tangan kanan

Siapkan LMA ditangan kiri, buka
mulut dengan tangan kanan
Masukan LMA di hipopharinks dan
laryngeal, maka isi cuff dengan udara
Sambungkan LMA dengan konektor
untuk pemberian oksigen, kemudian
plester



Naso/Oro Tracheal (ETT)


Alat bantu jalan nafas ETT
diindikasikan untuk pasien tanpa
pernafasan spontan
Alat ini merupakan alat bantu jalan
nafas yang paling efektif dan hanya
boleh dilakukan oleh petugas yang
berpengalaman



Tracheostomy



Cricotiroidectomy

 MEDIA VIDEO
BREATHING MANAGEMENT

Penentuan adanya jalan nafas yang
baik merupakan langkah awal yang
penting
Langkah kedua adalah memastikan
bahwa ventilasi cukup

Ventilasi dapat terganggu karena
sumbatan jalan nafas, juga dapat
terganggu oleh mekanika pernafasan
atau depresi SSP
Bila pernafasan tidak bertambah baik
dengan perbaikan jalan nafas, penyebab
lain dari gangguan ventilasi harus dicari.
Mengenal beberapa masalah
ventilasi

Trauma langsung ke thoraks, dapat
menyebabkan fraktur iga, dan
menyebabkan rasa nyeri pada saat
bernafas, sehingga pernafasan menjadi
dangkal dan selanjutnya hipoksemia

Cedera pada tulang cervikal bagian
bawah dapat menyebabkan gangguan
pernafasan, sehingga dibutukan
bantuan ventilasi
Penilaian Masalah Ventilasi

Look:
perhatikan pengembangan thoraks
simetris atau tidak. Bila asimetris
pikirkan kelianan intrathorakal.
setiap pernafasan yang sesak harus
dianggap sebagai ancaman terhadap
oksigenasi

Listen:
auskultasi kedua paru. Bunyi nafas
yang berkurang atau menghilang pada
satu atau kedua hemithoraks
menunjukan kelainan intra thorakal

Feel:
lakukan perkusi. Seharusnya sonor dan
sama kedua lapang paru. Bila hipersonor
berarti ada pneumothoraks, bila pekak ada
darah (hematothoraks)
Pengelolaan Masalah ventilasi

Penilaian patensi jalan nafas dan
cukupnya ventilasi harus dilakukan
dengan cepat dan tepat
Bila ditemukan atau dicurigai ada
gangguan jalan nafas atau ventilasi harus
segera diambil tindakan untuk
memperbaiki oksigenasi dan mengurangi
resiko penurunan kondisi

Tindakan ini meliputi tehnik menjaga
jalan nafas, termasuk jalan nafas definitif
ataupun surgical airway dan cara untuk
membantu ventilasi
Karena semua tindakan diatas akan
menyebabkan gerakan pada leher maka
harus proteksi cervical pada keadaan
dicurigai fraktur cervikal

Pemberian oksigen harus diberikan
sebelum dan sesudah tindakan
mengatasi masalah airway. Suction
harus selalu tersedia
Ventilasi dan oksigenasi

Tujuan utama dari ventilasi adalah
mendapatkan oksigenasi sel, dengan
cara memberikan oksigen dan ventilasi
yang cukup

Dalam menangani kegawatdaruratan
jantung-paru (ex; sesak nafas, nyeri dada,
henti jantung atau paru, hipoksemia),
meningkatkan konsentrasi oksigen pada
udara inspirasi merupakan faktor yang
penting
Oksigen tambahan digunakan untuk
mengoptimalkan saturasi oksigen <94%
Macam-macam alat pemberian oksigen


Terdapat beberapa jenis alat bantu
pemberian oksigen. Pemilihan
ditentukan berdasarkan konsentrasi
oksigen yang dibutuhkan, kecukupan
ventilasi paru dan toleransi pasien
Kanula Nasal

Kanula Nasal dapat digunakan pada
semua kasus kecuali ada sumbatan
pada lubang hidung pasien
Kecepatan aliran 1-6 Liter/Menit
Memberikan fraksi oksigen inspirasi
FiO2 21-44%

Simple Mask

Face mask digunakan ketika konsentrasi
oksigen yang lebih tinggi diperlukan atau
ketika ada sumbatan lubang hidung
Simple mask terdiri dari lubang tempat slang
saluran masuk oksigen, dan ventilasi kecil
pada setiap sisi masker yang memugkinkan
keluarnya udara ekspirasi
Kecepatan aliran 5-8 Liter/Menit,
memberikan 40-60% FiO2

Partial Rebreathing Mask

Partial Rebreathing Mask
memungkinkan kecepatan aliran
maksimal 10 Liter/ Menit
Ketika pasien menarik nafas, oksigen
diambil dari kantung kedalam masker

Ventilasi kecil pada setiap sisi masker
memungkinkan keluarnya udara
ekspirasi
Kecepatan aliran 6-10 Liter/Menit,
memberikan FiO2 35-60%

Nonrebreathing Mask

Ketika pasien menarik nafas, oksigen
ditarik dari kantung kedalam masker
Katub satu arah mengarahkan oksigen
kedalam masker dari kantung saat
inhalasi dan mencegah udara lainnya
terakumulasi dikantung selama
ekspirasi

Katup samping menutup ventilasi
udara pada masker dan menutup
ketika pasien menarik nafas
Kecepatan aliran 6 Liter/Menit,
memberikan 60% FiO2.
Kecepatan aliran 10-15 Liter/Menit
dapat memberikan hampir 100% FiO2

Bag-Valve-Mask

Masker jenis ini digunakan jika pernafasan
terlalu lambat atau dangkal untuk
memberikan ventilasi yang adekuat
Oksigen tambahan harus diberikan
bersamaan dengan ventilasi tambahan
Reservoir oksigen harus digunakan
Kecepatan aliran 10-15 Liter/Menit,
memberikan hampir 100% FiO2


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai