PEMBICARAAN

MODEL
ANAMNESIS
IDENTITAS
PASIEN

FATHUL
NAMA RISYADI
FATTAH
UMUR 20 TAHUN

ALAMAT JL. BERINGIN 1

NO. HANDPHONE 085242616687

ANAMNESIS

GIGI DEPAN
KELUHAN UTAMA
BERCELAH,
MALU UNTUK
KEBIASAAN TERTAWA
GIGI PULPEN
BURUK

KEADAAN UMUM BAIK/ SEDANG/

BURUK

RIWAYAT -
PENYAKIT
ANAMNESIS
KELAINAN -
KONGENITAL

PENGGUNAAN -
OBAT

TRAUMA DENTAL -

PERAWATAN
-
RUMAH SAKIT

OPERASI -
PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
BENTUK KEPALA : DOLIKOSEFALIK / MESOSEFALIK / BRAKHISEFALIK

BENTUK MUKA : SEIMBANG / TIDAK SEIMBANG

SIMETRIS / TIDAK SIMETRIS

TIPE MUKA : SEMPIT / NORMAL / LEBAR

BENTUK PROFIL : CEMBUNG / CEKUNG / LURUS

BIBIR : HIPOTONUS / NORMAL / HIPERTONUS

RELASI BIBIR : NORMAL / TERBUKA

TMJ : NORMAL / SAKIT / CLICKING

KELAINAN LAIN : -
PEMERIKSAAN INTRA ORAL
ORAL HYGIENE : BAIK / SEDANG / BURUK

FRENULUM : NORMAL / RENDAH

LIDAH : NORMAL / BESAR

PALATUM : NORMAL / TINGGI / DANGKAL

TONSIL : NORMAL / BESAR

KESEHATAN JARINGAN PENYANGGA : BAIK

ERUPSI : NORMAL / CEPAT / LAMBAT

JUMLAH GIGI : NORMAL / AGENESIS ….. / SUPERNUMETER …..

HUBUNGAN RAHANG : ORTHONAGTHI / RETROGNATHI / PROGNATHI

PENUTUPAN MANDIBULA : NORMAL / DEVIASI KE : …...

STATUS GIGI GELIGI

1. FA S E G I G I G E L I G I : P E R M A N E N
2. B E N T U K G I G I : OVOID
3. G I G I Y A N G A D A :

4. K E L A I N A N D A L A M P E R G A N T I A N : -
5. K E L A I N A N D A N B E N T U K G I G I :
ANALISIS MODEL
1. OVERBITE : 2,5 mm OVERJET : 3 mm
CROSSBITE :-
2. DIASTEMA : RA = 1,5 mm RB = 2 mm
3. UKURAN GIGI :
17,5 14 14 14 14 17,5
10,
9,5 7 6 8 6 8 8 6 7 7 6,5 11 9
5

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
10,
9,5 6 7 7 4,5 4,5 4,5 5,5 6,5 6,5 6,5 10 10
5
16,5 14 9 10 15 16,5

4. PERGESERAN GIGI TERHADAP GARIS MEDIAN :

RA : Normal / Bergeser Ke Kiri / Bergeser Ke Kanan=- mm
RB : Normal / Bergeser Ke Kiri / Bergeser Ke Kanan=-mm
5. BENTUK LENGKUNG RAHANG
• Kurva Spee :

Kanan 1,5 mm

Kiri 1,5 mm
• Kurva Horizontal :

RA
Square,Ovoid,Tapp
ered

RB
Square,Ovoid,Tapp
ered
 Bentuk Lengkung Rahang
Kurva Monson
Normal Pasien
P1 (+) P1 (+)
Cups bukal gigi 14 dan Cups bukal gigi 14 dan 24
24 menyentuh plane. menyentuh plane.
Cups palatal 14 dan 24 Cups palatal 14 dan 24
tidak menyentuh plane tidak menyentuh plane

P2 (-)
Cups bukal gigi 15
P2 (+)
menyentuh plane. Cusp
Cups bukal dan palatal
palatal gigi 15 menyentuh
gigi 15 dan 25
plane.
menyentuh plane.
Cusp bukal gigi 25
menyentuh plane. Cusp
palatal gigi 25 tidak
menyentuh plane
M1(+)
Cups palatal gigi 16 dan M1(+)
26 menyentuh plane. Cups palatal gigi 16 dan 26
Cups bukal 16 dan 26 menyentuh plane. Cups
tidak menyentuh plane bukal 16 dan 26 tidak
menyentuh plane
 6. PERBANDINGAN SIMETRIS DALAM BIDANG SAGITAL &
TRANSVERSAL
Dalam Bidang Sagital Rahang Atas

Gigi 11 lebih kepalatal daripada gigi 21

Gigi 12 lebih kepalatal daripada gigi 22
Gigi 13 lebih ke labial daripada gigi 23
Gigi 15 lebih ke mesial daripada gigi 25
 6. PERBANDINGAN SIMETRIS DALAM BIDANG SAGITAL &
TRANSVERSAL
Dalam Bidang Sagital Rahang Bawah

Gigi 31 lebih ke labial daripada gigi 41

Gigi 32 lebih ke labial daripada gigi 42
Gigi 37 lebih ke mesial daripada gigi 47
 6. PERBANDINGAN SIMETRIS DALAM BIDANG SAGITAL &
TRANSVERSAL
Dalam Bidang Transversal Rahang Atas

Gigi 11 lebih menjauhi garis median daripada gigi 21

Gigi 13 lebih mendekati garis median daripada gigi 23
 6. PERBANDINGAN SIMETRIS DALAM BIDANG SAGITAL &
TRANSVERSAL
Dalam Bidang Transversal Rahang Bawah

Gigi 32 lebih mendekati garis median daripada gigi 42

Gigi 33 lebih menjauhi garis median daripada gigi 43
6. GIGI DALAM LETAK ABNORMAL

11 Distolabioversi rotasi eksentris 34 Rotasi sentris

21 Labioversi 35 Mesiolinguoversi rotasi eksentris

7. KONTAK ABNORMAL
• Rahang Atas : 11-21
• Rahang Bawah :33-34, 34-35
 Kelompok Gigi dalam Letak Abnormal
Terhadap Dataran Transversal

RAHANG ATAS RAHANG BAWAH

Protraksi, Normal, Protraksi, Normal,
Retraksi Retraksi
 Kelompok Gigi dalam Letak Abnormal
Terhadap Dataran Sagital

RAHANG ATAS RAHANG BAWAH

Kontraksi, Normal, Kontraksi, Normal,
Distraksi Distraksi
 Kelompok Gigi dalam Letak Abnormal
Terhadap Dataran Horizontal

RAHANG ATAS RAHANG BAWAH

Atraksi, Normal, Atraksi, Normal,
Abraksi Abraksi
 Relasi Gigi Rahang Atas dan Rahang Bawah
Dalam Jurusan Sagital

3 3
Neutro oklusi Neutro oklusi
3 3

6 6
Neutro oklusi -
6 6
 Relasi Gigi Rahang Atas dan Rahang Bawah
Dalam Jurusan Horizontal/Vertikal

Normal Overjet Normal Overbite

 Relasi Gigi Rahang Atas dan Rahang Bawah
Dalam Jurusan Transversal

RAHANG ATAS RAHANG BAWAH

Gigitan fissure luar Gigitan fissure dalam
ANALISIS KEBUTUHAN
RUANG
INDEKS PONT
Nilai Normal

Lebar 4 Insisivus RA
= 80%
Lebar Lengkung Muka

Lebar 4 Insisivus RA
= 64%
Lebar Lengkung
Belakang
INDEKS PONT
 INDEKS PONT

LLM Normal = 80% LLB Normal 64%

LLM = Lebar 4 Insisivus RA x100% LLB = Lebar 4 Insisivus RA
x100%
LLM Pasien
LLB Pasien
= 28 mm x 100%
= 28 mm x 100%
36 mm
45.5 mm
LLM = 77.8%
LLB = 61.5%
LLM Pasien < LLM Normal
LLB Pasien < LLB Normal
LLM Pasien  Pelebaran
LLB Pasien  Pelebaran
INDEKS PONT
Rahang Atas Rahang Bawah

LLM Pasien = 36 mm LLM Pasien = 36 mm

LLB Pasien = -
LLB Pasien = 43.5 mm

LLB Normal
LLM Normal
LLB = Lebar 4 Insisivus RA x100%
LLM = Lebar 4 Insisivus RA
64%
x100%
= 28x 100%
80%
64%
= 28 x 100%
LLB = 43.8 mm
80%
LLM= 35 mm
INDEKS PONT
Selisih
Rahang AtasLLM = 36 mm – 35 mm = 1 mm
LLB = 45,5 mm – 43,8mm = 1,7 mm

Rahang Bawah LLM = 36 mm – 35 mm = 1 mm

LLB =-
Kesimpulan
Lebar lengkung muka rahang atas mengalami pelebaran 1 mm.
Lebar lengkung belakang rahang atas mengalami pelebaran sebe
1,7 mm.
Lebar lengkung muka rahang bawah mengalami pelebaran sebes
1 mm.
METODE KESLING
PLR = 45,5 mm PLR = 45,5 mm
PLG = 45,5 mm PLG = 45,5 mm
Selisih = 0 mm Selisih = 0 mm
PLR = 39,5 mm PLR = 41,5 mm
PLG = 39,5 mm PLG = 39,5 mm
Selisih = 0 mm Selisih = +2 mm

Kesimpulan

Lengkung rahang sama Lengkung rahang sama

dengan lengkung gigi dengan lengkung gigi

Lengkung rahang sama Lengkung rahang kelebihan

dengan lengkung gigi ruang sebesar 2 mm
METODE KESLING
PLR = 45,5 mm PLR = 45,5 mm
PLG = 45,5 mm PLG = 45,5 mm
Selisih = 0 mm Selisih = 0 mm
PLR = 39,5 mm PLR = 41,5 mm
PLG = 39,5 mm PLG = 39,5 mm
Selisih = 0 mm Selisih = +2 mm

Kesimpulan

Non ekstraksi Non ekstrasi

Non ekstraksi Non ekstraksi

Jika terdapat ruang <4 mm maka, ekstraksi

Jika terdapat ruang >4 maka, non ekstrasksi
INDEKS HOWES

Nilai Normal

BBA = Fossa Canina x 100%

=
Σ Mesiodistal 1644%
– 26

LIP = Inter Premolar x 100%

Σ Mesiodistal 16 – 26
=
43%
INDEKS HOWES
Nilai Normal BBA = 44% Nilai Normal LIP = 43%
BBA = Fossa Canina x LIP = Inter Premolar x 100%
100% Σ Mesiodistal 16 – 26
Σ Mesiodistal 16 – 26 = 40 mm x 100%
= 43 mm x 100% 91 mm
91 mm LIP = 43,9 %
BBA = 47,25 % LIP Pasien > LIP Normal
BBA Pasien > BBA Normal

Basis apikal lengkung rahang mampu menampung gigi dengan

terdapat kelebihan.
Inter premolar lengkung rahang mampu menampung gigi dengan baik.
INDEKS HOWES
Fossa Canina seharusnya Inter Premolar Seharusnya
Inter P = 43 % x Σ Mesiodistal 16
F.Canina = 44 % x Σ Mesiodistal
– 26
16-26
100 % 100 %
= 44 % x 91 mm
= 43 % x 91 mm
100%
100 %
F.Canina = 40,1 mm
Inter P = 39,1 mm
BBA pasien- BBA seharusnya IP pasien – IP seharusnya
(43 mm) – (40,1 mm) = 2,9 mm
(40 mm) - (39,1 mm) = 0,9 mm
Kesimpulan
Basis apikal lengkung rahang mampu menampung gigi dengan
baik dengan kelebihan ruang sebesar 2,9 mm
Inter premolar lengkung rahang mampu menampung gigi dengan
baik dengan kelebihan ruang sebesar 0,9 mm
PERBEDAAN PANJANG LENGKUNG (ALD)

Panjang lengkung RA = 91 mm
Panjang lengkung gigi RA (mesiodistal 16-26) = 91 mm
Selisih = 0 mm

Panjang lengkung RB = 81 mm

Panjang lengkung gigi RB (mesiodistal 36-46) = 79 mm

Selisih =+2 mm
Kesimpulan
Lengkung rahang bawah kelebihan ruang sebesar 2 mm
INDEKS BOLTON (TOOTH SIZE
DISCREPANCY)

 NILAI NORMAL

R. Ant = Lebar 6 Anterior RB x100%

= 77,2%
Lebar 6 Anterior RA

R. Tot = Lebar 12 Gigi RB x100%

=
Lebar 12 Gigi RA 91,3%
INDEKS BOLTON (TOOTH SIZE
DISCREPANCY)

R. Ant Normal = 77,2% R. Tot Normal = 91,3%

R. Ant = Lebar 6 Anterior R. Tot = Lebar 12 Gigi RB
RB x100% x100%
Lebar 6 Anterior RA Lebar 12 Gigi RA
= 32,5 x 100% = - x 100%
43 99
R. Ant = 75,58 % R. Tot = Tidak dapat dihitung
R.Ant pasien < R. Ant Normal
Overjet dan Overbite besar di
akhir perawatan
INDEKS BOLTON (TOOTH SIZE
DISCREPANCY)
Rasio Anterior
Lebar Mesiodistal 6 RA= 43 mm
Lebar Mesiodistal 6 RB= 32,5 mm
Lebar Mesiodistal 6 RB seharusnya :
Jumlah 6 Mesiodistal RA x 77,2
100
32,5 x 77,2
100
= 42 mm

Pasien Seharusnya Selisih

RA “6” 43 mm 42 mm 1 mm

RB “6” 32,5 mm 32,5 mm 0 mm

- -
RA “12” 91 mm
- -
RB “12” 79 mm
INDEKS BOLTON (TOOTH SIZE
DISCREPANCY)

Kesimpulan
Overjet dan Overbite besar pada akhir perawatan, karena ukura
mesiodistal
geligi anterior rahang atas lebih besar 1 mm dari seharusnya.
 INDEKS MOYERS

Tidak Dilakukan analisis karena pasien telah melewati periode gig

bercampur
 DIAGNOSIS

MALOKLUSI
ANGLE KLAS 1
DISERTAI SENTRAL
DIASTEM
ETIOLOGI :
DISTOVERSI GIGI 11
DESAIN ALAT
• RAHANG ATAS • MEKANOTERAPI
1. Penutupan space
dengan mesialisasi
gigi 11 dengan klamer
finger spring diameter
0,6 mm.
2. Retensi gigi anterior
pada gigi
13,12,11,21,22,23
dengan klamer labial
bow diameter 0,7 mm.
3. Retensi pada gigi 16,
26 dengan klamer
adams diameter 0,7
mm.
TERIMA
KASIH