Anda di halaman 1dari 20

OTONOMI DAERAH

• Pengantar
Otonomi Daerah (OTODA) erat kaitannya dgn bentuk
negara. Sec. Umum bentuk negara dibedakan sbb:
a. Neg. Kesatuan, misal: Indonesia, Inggris
b. Neg. Federal, misal: Malaysia, AS, Australia
c. Neg. Konfederasi, misal: Rusia
Berdasarkan ketentuan UUD-1945, Indonesia
menganut bentuk Neg. Kesatuan dgn sistem
desentralisasi. Otoda merupakan perwujudan nyata
(realisasi) dari penerapan sistem desentralisasi
tersebut.
Otoda dan Desentralisasi
• Setidaknya ada 3 alasan knapa RI mmbutuhkan Otoda
dan Desentralisasi, sbb:
1. Kehidupan brbangsa dan brnegara slama ORBA sangat
trpusat di Pulau Jawa (Jakarta sentris), daerah
dijadikan “sapi perahan” Pem. Pusat.
2. Pembagian kekayaan scr tidak adil dan merata (Riau,
Aceh, Papua, Klimantan dan Sulawesi yg mmiliki SKA
yg mlimpah tdk mnerima perolehan dana yg layak dari
pemerintah).
3. Kesenjangan antar daerah yg semakin menyolok.
Otoda (Samb.)
• Pengertian Otoda
Psl. 1 (h) UU No. 32 Th. 2004 (Ttg. Pemda)
menegaskan,Otoda: adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengaan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan rumusan di atas dpt ditegaskan
bahwa Otoda mengandung 3 unsur pokok sbb:
3 unsur pokok Otoda
a. Daerah memiliki kewenangan untuk mengatur
dan mengurus pemerintahan dan masyarakat
daerahnya sendiri
b. Terdapat peraturan perUU-ngan yg mengatur
pelaksanaan Otoda
c. Otoda masih dalam lingkup dan kerangka NKRI
(bukan untuk mendirikan negara dlm negara).
Dgn kata lain, Otoda di Indonesia adalah NKRI
dgn semangat ngr Federasi.
Daerah Otonom
• UU No. 32 Th. 2004, mndefinisikan
daerah otonom sbb: Daerah otonom,
slanjutnya dsebut daerah,adlah ksatuan
masy. Hukum yg mmpunyai batas2
wilayah yg brwenang mengatur dan
mngurus urusan pmerintahan dan
kpentingan masy. stempat mnurut
prakarsa sendiri brdasarkan aspirasi
masy. Dlm sistem Ngr. Kesatuan RI.
Titik Berat Pelaksanaan Otoda
• Menrut UU Otoda, titik berat pelaksanaan Otoda adalah
pd Dati II dgn beberapa prtimbangan sbb:
1. Dimensi politik, Dati II dpandang kurang mmiliki
fanatisme kedaerahan shingga resiko grakan sparatisme
dan pluang brkembangnya aspirasi federalis relatif minim;
2. Dimensi administratif; pnyelenggaraan pmerintahan dan
playanan kpd masy. Relatif dpt lebih efektif;
3. Dati II adalah daerah “ujung tombak” plaksanaan
pembangunan shingga Dati II lah yg lebih tahu kbutuhan
dan potensi rakyat di daerahnya.
Prinsip Otoda
• Brdasarkan titik berat Otoda pd Dati II, maka prinsip
Otoda yg dianut adalah:
1. Nyata, otonomi scr nyata dperlukan sesuai dgn
situasi dan kondisi objektif di daerah;
2. Bertanggung jawab, pmberian otonomi
dselaraskan/diupayakan utk memperlancar
pmbangunan di sluruh pelosok tanah air;
3. Dinamis, pelaksanaan otonomi slalu menjadi
sarana dan dorongan utk lebih baik dan lebih maju.
Pengecualian dlm Otoda
• Ada 5 macam kewenangan yg tidak diserahkan ke
daerah dlm kerangka Otoda, yakni:
a. Bidang hankam
b. Bidang Polugri
c. Bidang moneter dan fiskal
d. Bidang agama
e. Bidang peradilan
Artinya, kelima bidang tsb di atas tetap menjadi
wewenang langsung pem. Pusat.
Tujuan Otoda
1. Meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat
di daerah agar semakin baik.
2. Memberi kesempatan pada daerah untuk mengatur dan
mengurus daerahnya sendiri sesuai dengan tradisi dan
adat kebiasaan yg berlaku di daerah tsb.
3. Meringankan beban pemerintah pusat agar pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan terutama di daerah
lebih efektif dan efisien.
4. Memberdayakan dan mengembangkan potensi SDA dan
masy. Daerah agar mampu bersaing dan profesional.
Tujuan (Samb.)
5. Mengembangkan kehidupan demokrasi,
keadilan, dan pemerataan di daerah.
6. Memelihara hubungan yg serasi antara pem.
Pusat dan daeraah maupun antar daerah utk
menjaga keutuhan NKRI.
7. Meningkatkan partisipasi masyarakat dlm
pembangunan.
8. Mewujudkan kemandirian daerah dlm
pembangunan.
Hal Menarik
• Hal menarik yg patut dicermati dlm konteks Otoda
adalah adanya satu pasal yg mengatur kewenangan
daerah dlm pengelolaan wil. Perairan laut. Psl. 10
menyebutkan, bahwa daerah provinsi berwenang
mengelola wil. Laut sejauh 12 mil dari garis pantai,
sementara daerah tk. dua berwenang mengelola wil.
Laut sejauh 4 mil laut. Jenis kewengan tsb mencakup
peraturan kegiatan eksplorasi, eksploitasi, konservasi
dan pengelolaan kekayaan laut.Kewenangan tsb
terwujud dlm bentuk peraturan kepentingan
aadministratif, pengaturan tata ruang, serta
penegakan hukum.
Dasar Hukum Otoda
1. UUD 1945 (Psl. 18 ayat (1) dan (2) s/d ayat (6)
2. TAP MPR-RI No. XV/MPR/1998: Ttg. Penyelenggaraan Otoda
3. UU No. 22/1999: Ttg. Pemda
4. UU No. 25/1999 Ttg. Perimbangan Keu Pusat dan Daerah.
5. UU No. 32/2004: Ttg. Pemda
6. UU No.33/2004: Ttg. Perimbangan Keu Pusat dan Daerah
7. UU No. 3/2005: Ttg. Perubahan Atas UU No, 32/2004 ttg.
Pemda
8. UU No. 12/2008: Ttg. Perubahan Kedua atas UU No. 32/2004
ttg. Pemda.
Keuntungan Otoda:
• Masyarakat daerah merasa diberi tgg. Jawab yg lebih
utk membangun daerahnya sendiri.
• Prioritas pelaksanaaan pembangunan sesuai dengan
cita-cita dan keinginan masyarakat
• Pengawasan masy. Thd pembangunan jadi lebih efektif
• Kebijakan yg diambil pemerintah menjadi lebih sesuai
dgn ciri, karakter dan tradisi daerah setempat
• Masy.di daerah makin terpacu utk berpartisipasi aktif
dlm pembangunan
Dampak Negatif Otoda
• Diantara dampak ngatif Otoda adalah
adanya ksempatan bagi oknum2 aparat
Pemda utk melakukan KKN, shingga ada
kesan bahwa Otoda adalah pemerataan
KKN.
• Otoda juga menimbulkan persaingan
antar daerah yg dpt brpotensi memicu
perpecahan, di samping juga dapat
mnimbulkan kesenjangan ekonomi yg
semakin melebar antara daerah satu dgn
Dasar Hukum Otoda:
• UUD-1945 (Psl. 18)
• TAP MPR RI No. XV/MPR 1998 ttg. Penyelenggaraan
Otoda, pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sda
nasional yg berkeadilan, serta perimbangan keuangan
pusat dan daerah dlm kerangka NKRI
• ‘TAP MPR RI No. IV/MPR/2000 ttg. Rekomendasi
kebijakan dlm penyelenggaraan Otoda
• UU No. 32 Th. 2004 ttg. Pemda
• UU No. 33 Th. 2004 ttg. Perimbangan Keu antara Pem.
Pusat dan Pemda.
Perangkat Pelaksana Otoda
 Menurut Psl. 19 UU No. 32 Th 2004,
penyelenggara pemerintahan daerah adalah
pemerintah dan DPRD.
Berdasarkan ket. Psl. 1 UU No. 32 Th. 2004,
Pemda adalah unsur penyelenggara
pemerintahan daerah, sedangkan DPRD adalah
lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Hakekat Otoda
• Hakekat dan spirit Otoda sesuai dgn UU
No. 22 Th. 1999 dan UU No. 25 Th. 1999
adalah distribusi dan pembangunan
kewenangan berdasarkan asas
desentralisasi, dekonsentrasi dan
perbantuan pada strata pemerintahan
guna mendorong prakarsa lokal dalam
membangun kemandirian daerah dlm
wadah NKRI.
Prinsip Dasar Otoda:
• Prinsip dasar Otoda dlm rangka penyelenggaraan
pemerintah daerah sec. Konsepsional adalah:
• pendelegasian wewenang (delegation of
authority)
• Pembagian pendapatan (income sharing)
• Kekuasaan (discreation)
• Keragaman dlm kesatuan (uniformity in unity)
• Kemandirian lokal
• Pengembangan kapasitas daerah (capacity
building)
Karakteristik Umum
• Karakteristik umum organisasi Pemda berdasarkan UU No. 22 Th. 1999 adalah
sbb:
-Diberi peluang utuk menyusun organisasi Pemda sesuai dgn kebutuhan dan
kemampuan daerah masing-masing
-Ada kaitan langsung antara visi dan misi dgn bentuk dan susunan organisasi
-Diarahkan untuk memiliki susunan kinerja yg jelas dan terukur
-Fungsi utamanya adalah memberi pelayanan kepada masyarakat sehingga
unsur pelaksanaan (teknis maupun kewilayahan) perlu memperoleh perhatian
yg lebih besar, baik dari segi kewenangan, dana, personal maupun logistik.
-Orientasi mulai bergeser dari struktural kerah fungsional
-Sistem hierarkhi menjadi lebih longgar, rentang kendali menjadi tidak
beraturan, sehingga pengembangan basis PNS secara struktural menjadi tidak
pasti.
Perbedaan dgn UU sblumnya
• Berbeda dgn UU No. 22 Th. 1999, UU No.
5 Th. 1974 (ttg. Pemda) memiliki
karakteristik umum sbb:
-Fungsi utama UU No. 5/1974 lebih
sebagai promotor pembangunan
dibandingkan sebagai pelayan
masyarakat
-Terpengaruh oleh organisasi dan
manajemen militer yg tidak berorientasi
pada pelayanan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai