Anda di halaman 1dari 17

BAB VII

ABSTRAK & TEKNIK KUTIPAN


Dalam penulisan skripsi, maka mahasiswa wajib menyertakan abstrak di
dalam skripsinya tersebut. Dapat dikatakan abstrak merupakan intisari
dari sebuah skripsi. Karena dengan hanya melihat abstrak, pembaca
dapat mengetahui judul skripsi, permasalahan yang dibahas, metode
penulisannya, sampai kepada berapa jumlah halama skripsi dan berapa
jumlah literatur atau buku yang dipergunakan penulis sebagai sumber
referensinya. Dapat disimpulkan bahwa isi abstrak pada umumnya
adalah terdiri dari:
1. latar belakang penulisan skripsi atau alasan penulisan dan tujuan
penelitian
2. masalah pokok
3. hasil penelitian
4. kesimpulan atau informasi lain.

1
Syarat teknis yang perlu diperhatikan dalam penulisan
abstrak adalah sebagai berikut:
1. Diketik rapi pada kertas kuarto.
2. Jumlah halaman dianjurkan hanya satu, maksimal dua
halaman.
3. Jarak antar baris adalah satu spasi
4. Format asbtrak adalah sebagai berikut:

Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah


pikiran, definisi, rumusan atau hasil penelitian dari penulis
lain atau penulis sendiri yang telah terdokumentasi. Kutipan
dilakukan apabila penulis sudah memperoleh sebuah
kerangka berpikir yang mantap. Jika belum, hasilnya akan
merupakan “SUNTINGAN” (suSUN dan gunTING).
2
Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam
pendapat atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah,
peraturan perundang-undangan, makalah, dan lain-lain. Untuk itu
penulis harus memperhatikan prinsip-prinsip mengutip, yaitu:
• Tidak mengadakan perubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu
mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi
keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya dengan
memberi huruf tebal atau memberi keterangan dengan tanda kurung
segi empat, seperti gambar berikut  [ ]
• Bil dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan
tanda [sic!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa
kesalahan ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggungjawab
atas kesalahan tersebut.
• Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itu
dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga
titik). Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan
perubahan makna asli naskah yang dikutip.
•  
3
Macam – macam Kutipan:
• Kutipan Langsung yang kurang dari 4 baris, kutipan harus diapit tanda kutip ( “...” )
• Kutipan Langsung yang lebih dari 4 baris, kutipan dapat di apit tanda kutip / tanda
petik dapat pula tidak.
• Kutipan Tidak Langsung.
 
• Semua kutipan diikuti nomor footnote untuk menulis sumbernya. Bila mengkutip
dari bahasa asing, kutip dulu baru diterjemahkan.
 
• “Yang kita baca belum tentu kita kutip, yang kita kutip sudah pasti kita baca.”
• Maknanya:
• Jangan karena kita melihat penulis mengutip dari sumber lain di buku yang kita
baca, kita juga menulis apa yang dikutip penulis itu, padahal kita tidak
membacanya.

• Contoh:
• Saya membaca buku Soerjono Soekanto yang mengutip bukunya Aristoteles. Lalu
saya dalam daftar pustaka atau catatan kaki menulis “Aristoteles, Rhetorica,
(Yunani: Yunani Press, 1800), hlm 1.”
4
Penjiplakan (Plagiarisme)
• Penjiplakan adalah suatu bentuk kejahatan yang amat serius dalam
dunia akdemis. Oleh karena itu, segala bentuk penjiplakan tidak dapat
ditolerir dan harus dikenakan sanksi akademis.

Adapun sanksi yang dimaksud adalah:


1. Ditegur oleh pengajar yang bersangkutan.
2. Staf pengajar yang bersangkutan dapat memberikan nilai E (tidak
lulus).
3. Pembatasan atas kelulusan yang telah diberikan oleh Fakultas Hukum
Universitas Indonusa Esa Unggul.
4. Ditunda kelulusannya.
5. Mencabut gelar dan ijazah yang telah diberikan dan tidak mengakui
gelar yang telah diberikan kepada yang melanggar ketentuan tersebut.
6. Tidak diperkenankan bagi yang bersangkutan untuk melanjutkan studi
di Universitas Indonusa Esa Unggul

5
Beberapa bentuk penjiplakan adalah:
1. Menyalin kalimat dari buku, artikel, dan sebagainya tanpa mencantumkan
sumbernya.
2. Menyusun kalimat dengan menggunakan pendapat orang lain, buku, dan
sebagainya tanpa menyebutkan sumbernya.
3. Meringkas kalimat, pendapat, ide orang lain, buku, dan sebagainya tanpa
menyebutkan sumbernya.
4. Menggabungkan sejumlah tulisan, pendapat, hasil penelitian dan beberapa
sumber tanpa menyebutkan secara tegas sumber aslinya
 
Beberapa cara untuk menghindari penjiplakan adalah:
1. Jika ide atau pendapat utama diambil dari satu sumber walaupun tidak
menggunakan kalimat yang sama persis dengan sumbernya, maka sumber
ide atau pendapat tersebut harus dicantumkan dengan cara seperti contoh
berikut:
Pada setiap masalah utama internasional, terdapat interaksi antara politik
dalam negeri dan kebijakan luar negeri dan masalah ini membentuk suatu
kendala dalam pengambilan kebijakan luar negeri Australia. (Smith: 1988:18-
20)
6
2. Jika menggunakan kalimat asli dari sumber untuk mendukung
argumentasi, maka sumber asli tersebut dapat ditulis seperti
contoh berikut:
• Smith (1988:18) mengatakan bahwa “kebijakan luar negeri tidak
dapat dipisahkan dari politik dalam negeri” dan kenyataan ini
dapat dilihat dari beberapa butir khusus pada masalah Timor.
Masalah Timor tidak hanya menggambarkan bahwa konflik politik
di dalam negeri mempengaruhi produk kebijakan luar negeri,
tetapi juga menunjukkan bahwa Australia tidak mempunyai
kekuasaan yang cukup kuat untuk mempengaruhi resolusi
masalah internasional tersebut.
 
• Referensi di atas harus pula ditulis secara formal dan lengkap
pada daftar kepustakaan seperti berikut:
Smith, H. (1988). “Foreign Policy and the Political Process”, in F.A.
Mediansky and A.C. Palfreeman (eds). In Pursuit of National
Interests. Sydney: Pegamon. 7
3. Jika menggunakan beberapa sumber untuk mendukung suatu
pendapat atau ide, maka penulisannya adalah seperti contoh
berikut:
• Hudson (1988:1) dan Smith (1988:18) setuju bahwa kebijakan luar
negeri mirip dengan kebijakan dalam negeri dalam banyak hal,
walaupun kedua bentuk kebijakan tersebut agaknya memiliki
perspektif yang berbeda terhadap faktor-faktor penting dalam
pembuatan kebijakan luar negeri.

4. Jika mengutip sebagian kalimat atau pernyataan dan


mencocokkannya dengan paragraph yang sedang dibuat, maka
kutipan itu dapat diringkas seperti contoh berikut:
• Smith (1988:19) berpendapat bahwa “... pemerintah di bawah partai
konservatif telah membawa Australia terjun dalam perang Vietnam”,
tetapi belum dapat dibuktikan bahwa pemerintah di bawah partai
buruh juga turut membawa Australia dalam peperangan tersebut.

8
Penulisan kutipan
• Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering
meminjam pendapat, atau ucapan orang lain yang terdapat
pada buku, majalah, bahkan bunti pasal dalam peraturan
perundang-undangan.
 
• Untuk itu seorang penulis harus memperhatikan prinsip-prinsip
mengutip yaitu:
a. Tidak mengadakan perubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu
mengadakan perubahan (paraphrasing), maka seorang penulis harus
memberi keterangan bahwa kutipan tersebut dirubah. Caranya adalah
dengan memberi huruf tebal (bold), atau memberi keterangan dengan
tanda kurung segi empat.
b. Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan
tanda [sic!] langsung dibelakang kata yang salah. Hal ini berarti bahwa
kesalahan ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggungjawab
atas kesalahan tersebut.
9
c. Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan,
penghilangan itu dinyatakan dengan cara
membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik).
Penghilangan bagian kutipan tidak boleh
mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang
dikutip.
d. Kutipan harus dinyatakan secara jelas dan tegas.
e. Font yang digunakan di dalam kutipan sama dengan
font yang digunakan di dalam teks.
f. Penulisan kutipan langsung, diketik masuk ke dalam
sekitat 5 – 7 ketuk.
g. Kutipan ditulis dengan spasi satu.

10
Bentuk kutipan dibagi dua bentuk:
1. Penulisan kutipan langsung.a. Kutipan
langsung dapat dibagi menjadi:
a. Kutipan langsung yang lebih dari 4 baris.
b. Kutipan langsung yang tidak lebih dari 4 baris.
2. Penulisan kutipan tidak langsung.

11
• Kutipan langsung yang kalimatnya lebih dari
4 baris:
• Caranya:
– Dipisahkan dari teks dalam jarak 3 spasi.
– Jarak antar baris 1 spasi.
– Diapit dengan tanda kutip
– Seluruh kutipan diketik masuk sebanyak kurang
lebih 6 ketuk, bila ketikan dimulai dengan alinea
baru, maka baris pertama dari kutipan itu
dimasukkan lagi 6 ketukan.
– Jangan lupa memberi nomor kutipan (footnote)

12
• Kutipan langsung yg kalimatnya tidak lebih
dari 4 baris.
• Caranya:
– Tulisan diintegrasikan langsung dari teks yang ada
di atas tanpa dipisah dalam jarak 3 spasi.
– Jarak antar baris 2 spasi.
– Diapit dengan tanda kutip.
– Sesudah kutipan selesai jangan lupa diberi nomor
urut catatan kaki (footnote).
13
• Kutipan tidak langsung
• Kutipan tidak langsung digunakan apabila
mengambil pendapat satu sumber tertentu dan
menambahkan uraian kalimatnya. Jadi dapat
dikatakan kutipan tidak langsung dalam arti tidak
persis sama dengan yang dikutip (dari sumbernya).

• Caranya:
– Diintegrasikan dengan teks.
– Jarak tetap dengan teks (2 spasi).
– Di akhir tulisan jangan lupa ditulis nomor kutipan.

14
Penulisan Sumber Kutipan
• Seorang penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantumkan
sumber kutipan. Untuk mencantumkan sumber kutipan dapat dipergunakan
salah satu cara dari tiga cara yang ada. Ketiga cara penulisan sumber kutipan
tersebut adalah:

American Psycological Associations Manual (APA)


• Mencantumkan langsung sumber kutipan di akhir kutipan yang ditulis dalam
tanda kurung.
• Contoh: (Soerjono Soekanto, 1983: 23), artinya
• Kutipan tersebut diambil dari buku karangan Soerjono Soekanto yang terbit
tahun 1983 pada halaman 23
• Dalam penulisan sumber semacam ini tidak mudah untuk langsung
menemukan dari sumber mana kutipan tersebut diambil. Pembaca sulit
mengetahui judul buku yang dikutip. Seyogyanya pada setiap akhir bab
dibuat daftar pustaka. Adapun cara menuliskan Daftar Pustaka dengan cara
ini adalah:
Nama pengarang, tahun terbit, judul, cetakan atau edisi keberapa, nama kota
penerbit, nama penerbit. 15
2. Modern Language Associations Handbook (MLA)
Memberi nomor urut pada setiap akhir kutipan, kemudian menulis sumber
kutipannya di akhir bab, pada lembar khusus yang disebut “catatan”. Cara
menuliskan sumber kutipan sama seperti menulis catatan kaki.

3. Chicago
• Cara yang lazim adalah dengan memberikan nomor urut kutipan kemudian
sumber kutipan ditulis pada kaki halaman diawali dengan nomor urut kutipan.
Sumber kutipan dipisahkan dari naskah dengan garis lurus sepanjang lima belas
ketikan, diapit oleh ruang kosong masing-masing empat kait,

• Keuntungan cara penulisan sumber kutipan dengan catatan kaki ialah, jika pada
suatu ketika penulis ingin membandingkan dengan sumber lain, atau penulis
ingin menerangkan suatu tulisan yang bukan menjadi konteks penulisan. Jika
menerangkan sesuatu langsung pada naskah maka akan sedikit mengganggu
kesinambungan tulisan, maka dengan catatan kaki keterangan tentang sesuatu
tersebut dapat dilakukan. Hal ini tidak akan mengganggu naskah dimaksud.
 
16
Pengulangan
• Ibid atau Ibidem artinya sama dengan di atas.
• Op Cit artinya pada karya yang telah dikutip.
• Loc Cit.
 
• Sine loco artinya Tanpa tempat penerbitan.
• Sine nomine artinya Tanpa penerbit.
• Sine anno artinya Tanpa tahun.
• Et al dari et alii yang artinya “dan kawan-kawan.”
 
• Contoh: Sl, Mandar Maju, 1967
Bandung, Sn, 1904
Bandung, Alumni, Sa.
 
Penggunaan kutipan memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1. untuk menegaskan isi uraian,
2. untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh penulis,
3. untuk memperlihatkan kepada pembaca materi dan teori yang digunakan penulis,
4. untuk mengkaji interpretasi penulis terhadap bahan kutipan yang digunakan,
5. untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain sebagai miliki
sendiri (plagiat)
17

Anda mungkin juga menyukai