Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN ASFIKSIA

NEONATORUM DI RSUD. DATU BERU TAKENGON

Disusun Oleh :
Kelompok NICU

Annisa Dara Vonna


Eka Darmayanti
Fadli
Sarah Nadia
Nanda Alvita Maulia
Lisna Madania
Muazzinah
Yuni Maulani
Nuraina

CI Ruangan : Marlina anum,S.kep


A. Pengertian Asfiksia

 Asfiksia neonatorum merupakan keadaan


dimana bayi tidak bernapas secara spontan
dan teratur segera setelah lahir, keadaan
tersebut dapat disertai dengan adanya
hipoksia, hiperkapnea dan sampai ke asidosis
(Hidayat, 2008). Asfiksia neonatorum adalah
suatu kondisi yang terjadi ketika bayi tidak
mendapatkan cukup oksigen selama proses
kelahiran (Mendri & Sarwo prayogi, 2017).
B. Etiologi

 Penyebab kegagalan pernapasan pada bayi


yang terdiri dari:
a. faktor ibu
b. faktor plasenta
c. faktor janin dan
d. faktor persalinan (Jumiarni et al., 2016).
C. Patofisiologi

Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya
hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan
biokimia pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia. Bila
janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah rangsangan
terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung janin) menjadi lambat.
Jika kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak dapat
dipengaruhi lagi. Timbulah kini rangsangan dari nervus simpatikus sehingga
DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan menghilang.Janin akan
mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita periksa kemudian terdapat
banyak air ketuban dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan
terjadi atelektasis. Bila janin lahir, alveoli tidak berkembang
D. Manifestasi Klinis

a. Bayi tidak bernapas atau napas megap-


megap
b. denyut jantung kurang dari 100 x/menit
c. kulit sianosis, pucat,
d. tonus otot menurun, tidak ada respon
terhadap refleks rangsangan (Sembiring,
2017).
E. Klasifikasi
 Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR:
A : Appearance (warna kulit)
P : Pulse (denyut jantung)
G : Grimace (respon refleks)
A : Activity (tonus otot)
R : Respiration (usaha bernafas)
a. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3
b. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6
c. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-
9
d. Bayi normal dengan nilai APGAR 10
F. Penilaian Asfiksia Pada Bayi
 Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru
lahir adalah menilai bayi, menentukan tindakan yang
akan dilakukan dan akhirnya melaksanakan tindakan
resusitasi. Upaya resusitasi yang efesien clan efektif
berlangsung melalui rangkaian tindakan yaitu menilai
pengambilan keputusan dan tindakan lanjutan. Penilaian
untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh
tiga tanda penting, yaitu:
1. Penafasan
2. Denyut jantung
3. Warna kulit
G. Penanganan Asfiksia Pada Bayi Baru
Lahir
 Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang
dikenal sebagai ABCresusitasi, yaitu :
1. Memastikan saluran terbuka Meletakkan bayi dalam posisi kepala
defleksi bahu diganjal 2-3 cm. Menghisap mulut, hidung dan kadang
trachea. Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk
memastikan saluran pernafasanterbuka.
2. Memulai pernafasan memakai rangsangan taksil untuk memulai
pernafasan memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa
ETdan balon atau mulut ke mulut(hindari paparan infeksi).
3. Mempertahankan sirkulasi, Rangsangan dan pertahankan sirkulasi
darah dengan cara kompresi dada. (Nurarif & Kusuma (2015)
KESIMPULAN

Pada dasarnya penyebab asfiksia dapat disebabkan


oleh hal-hal sebagai berikut yaitu perdarahan,
infeksi, kelahiran preterm/bayi berat lahir rendah,
asfiksia, hipotermi, perlukaan kelahiran dan lain-
lain. Bahwa 50% kematian bayi terjadi dalam
periode neonatal yaitu dalam bulan pertama
kehidupan, kurang baiknya penanganan bayi baru
lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-
kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur
hidup bahkan kematian.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai