Anda di halaman 1dari 15

EROSI BULUH DASAR SUNGAI KALI

KUNING KABUPATEN SLEMAN

Oleh Kelopok 3:

Roberth Tegar Franseno (1813034017)


Cici Lianisa (1813034031)
Prihartini Zaskiani (1813034035)
Mananda (1813034047)
Pengertian Erosi

Erosi atau pengikisan adalah proses pelepasan dan


pemindahan massa batuan secara alami dari satu tempat ke
tempat lain oleh suatu tenaga pengangkut yang ada di
permukaan bumi, antara lain air, angin dan gletser.

Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang


mana merupakan proses penghancuran mineral batuan
dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan
keduanya.
Faktor-Faktor Penyebab Erosi

1. Iklim
Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan
indeks erosifitas hujan. Selain itu, komponen iklim yaitu
curah hujan dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus
menerus sesuai intensitas hujan yang terjadi.

2. Tanah
Tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar
kecilnya laju pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai
faktor erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau
ketahanan tanah terhadap adanya erosi).
3. Topografi
Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh
topografi suatu wilayah. Kondisi wilayah yang dapat
menghanyutkan tanah sebagai sedimen erosi secara cepat
adalah wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang cukup
besar.

4. Tanaman Penutup Tanah


Vegetasi berperan untuk menjaga agar tanah lebih aman
dari percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan
ke permukaan tanah. Selain melindungi dari timpaan titik-titik
hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki susunan
tanah dengan bantuan akar-akar yang menyebar.
5. Manusia
Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju
erosi maupun menekan laju erosi. Dalam proses
mempercepat erosi, manusia banyak melakukan kesalahan
dalam pengelolaan lingkungan, seperti penambangan,
eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam penanggulangan laju erosi, manusia
dapat melakukan evaluasi konservasi lahan dengan cara
reboisasi, pembuatan terasering pada areal pertanian, dan
lain-lain.
Jenis-jenis Erosi

Dilihat dari penyebabnya ada empat jenis erosi, yaitu:


1. Erosi air sungai
Air yang mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah
yang dilaluinya. Gesekan itu besar kalau kecepatan dan
jumlah airnya besar. Gesekan air ini menimbulkan
pengikisan, sebab air itu banyak mengangkut benda-benda
padat.
Akibatnya, terjadilah lembah-lembah, ngarai, dan jurang
yang dalam.
2. Erosi air laut (abrasi)
Abrasi merupakan perusakan/pengikisan pantai oleh
pukulan gelombang laut yang terus menerus terhadap
dinding pantai. Contoh: Pantai Parangtritis di Yogyakarta.

3. Erosi es (gletser)
Gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gerakan
lapisan es atau karena pencairannya menuruni pegunungan.
Hasil pengikisan batuan terseret ke bawah dan ketika
tenaga pengangkut melemah, maka material-material akan
terendapkan oleh erosi es disebut Moraine.
4. Erosi angin (korasi)
Pengikisan oleh angin banyak terjadi di daerah gurun pasir.
Pasir-pasir tersebut diendapkan di tempat lain dan
membentuk bukit pasir dan gelombang-gelombang pasir.
Jika angin bersama pasir mengikis batu-batuan yang
dilaluinya, maka akan membentuk batu cendawan di guru
pasir. Contoh: Tanah Loss di Cina Utara setebal 600 meter
adalah hasil erosi angin dari Gurun Gobi.
Penyebab Erosi Buluh Dasar Sungai Kali Kuning

Telah terjadi fenomena penurunan tanah atau amblesan di


dasar Kali Kuning, tepatnya di sebelah hulu Bendung
Samberembe, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Ukuran amblesan tersebut cukup besar dengan
diameter 3 – 4 m.
Hal ini mengakibatkan seluruh aliran sungai masuk ke dalam
lubang amblesan disertai dengan sedimen hasil erosi dasar
sungai di sebelah hulu lubang amblesan. Peristiwa
amblesan dasar sungai yang disertai dengan keluarnya
aliran air dan butir-butir tanah pada bagian hilir bendung
dikenal dengan erosi buluh atau piping.
Sifat-sifat deposit atau endapan meningkatkan potensi
terjadinya erosi buluh atau piping melalui dasar Bendung
Samberembe, terutama apabila terdapat aliran melalui
bagian bawah bendung dengan kemiringan energi yang
cukup besar, baik dikarenakan perbedaan elevasi dasar
sungai maupun gradien hidraulik (perbedaan ketinggian
elevasi muka air antara sebelah hulu dan hilir bendung)
yang cukup tinggi.
Kasus erosi buluh yang melalui suatu proses dalam jangka
waktu lama umumnya terjadi karena proses pemadatan
sendiri (self-compaction) dalam struktur tanah dasar
granuler atau tanah dengan permeabilitas tinggi
serta adanya aliran air tanah. Kenaikan hidraulik gradien
juga dapat terjadi karena adanya pemendekan jalur lintasan
air, sehingga kecepatan aliran di bawah permukaan tanah
semakin besar. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan
terjadinya erosi buluh seperti yang terjadi di Kali Kuning
Dampak Dan Cara Penanggulangan Erosi
Buluh Dasar Sungai Kali Kuning

Kejadian erosi buluh di dasar Kali Kuning di telah


mengakibatkan gerusan lokal di sekitar bagian jembatan di
sebelah hulu bendung, yaitu berturut-turut sebesar kurang
lebih 0,50 m, 0,80 m, dan 0,60 m, di sekitar pangkal
jembatan, pilar jembatan, serta tebing sungai.
Penanganan yang dipandang relevan pada kasus kejadian
erosi buluh seperti halnya di Kali Kuning adalah dengan
melakukan penyumbatan di lubang lantai dasar, baik dengan
timbunan material batu maupun dengan batu cor.
Pada prinsipnya, penyumbatan mempunyai dua tujuan.
Pertama, penyumbatan dapat mencegah butiran tanah
masuk ke rongga bawah tanah. Kedua, penyumbatan
mampu memperpanjang lintasan air melalui dasar bending.
Mengingat persoalan erosi buluh mengenai adanya aliran air
yang membawa butiran tanah, maka sebelum dilakukan
tindakan penyumbatan, sebaiknya dilakukan pemasangan
lembar saringan atau filter (misal: geotextile, geotube, atau
anyaman bambu) yang berfungsi unuk menahan butiran
halus apabila terjadi aliran air tanah atau air rembesan
melalui dasar sungai di sekitar tubuh bendung.
Apabila di sebelah hilir bendung terdapat aliran air keluar
disertai lumpur yang keruh, perlu dicurigai bahwa fenomena
erosi buluh sedang berlangsung. Demikian juga apabila
dijumpai lubang bocoran di lantai atas (apron) bendung,
seberapapun kecil lubang tersebut, alangkah baiknya untuk
segera dilakukan penyumbatan dengan cara-cara yang telah
dijelaskan sebelumnya. Dengan adanya penanganan
tersebut, dampak-dampak yang merugikan sekiranya dapat
diminimalisir.
TERIMAKASIH SUDAH
MENYIMAK

Anda mungkin juga menyukai