Anda di halaman 1dari 46

MODUL SULIT TI

DUR
KELOMPOK 4
SKENARIO

Seorang perempuan berusia 42 tahun datang ke


puskesmas dengan keluhan sulit tidur sejak 3 minggu yang lalu.
Keluhan disertai dengan jantung berdebar-debar dan berkeringat
dingin. Pasien tinggal sendiri 1 bulan yang lalu karena suami
bertugas di luar kota. Akhir-akhir ini pasien mulai merasa lelah.
KATA KUNCI
Perempuan 42
1
tahun
Sulit tidur sejak 3 minggu
2
yang lalu

3 Jantung berdebar-debar dan


Keringat dingin
Tinggal sendiri 1 bulan yang
karena suami bertugas diluar 4
kota.

5 Pasien mulai merasa lelah


PERTANYAAN
1 Apa defenisi dan fisiologi dari tidur?

2 Bagaimana klasifikasi dan etiologi dari gangguan


tidur ?

3 Bagaimana patofisiologi dari sulit tidur dan


keluhan lain ?

4 Bagaimana hubungan gangguan tidur dengan pasien


yang tinggal sendiri sesuai dengan skenario ?

5 Sebutkan dan jelaskan DD dari gangguan tidur !


Tidur adalah suatu keadaan
bawah sadar dimana seseorang
masih dapat dibangunkan
dengan pemberian rangsang
sensorik atau dengan rangsang
lainnya

REM : Rapid Eye Movement


NREM :Non Rapid Eye Movement
Definisi dan
Fisiologi Tidur
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC
Aktivasi Korteks
Arousal
Aktivasi RAS Serebri

Peningkatan
Aktivitas &
Efek Melatonin Rangsangan Metabolisme
Sensoris
Akumulasi
Tidur Adenosin

Inaktivasi RAS Adenosin


berikatan dengan
reseptor A1
Circadian Inhibisi Neuron
Rhythm
+ Kolinergik
Cicardian Rhythm
SIKLUS
TIDUR
Gangguan Tidur adalah masalah yang berhubungan dengan tidur yang
berulang kali dan terus menerus ada yang menyebabkan hendaya untuk
berbagai fungsi yang baik.
Klasifikasi Dyssomnia
Insomnia

Hipersomnia

Gangguan
Non Organik jadwal tidur
Gangguan jaga
Tidur
Somnabulisme

Organik Parasomnia Teror tidur

Mimpi buruk
ETIOLOGI
Menurut data internasional of sleep disorder, prevalensi
penyebab-penyebab gangguan tidur adalah sebagai berikut:
• Penyakit asma (61-74%)
• gangguan pusat pernafasan (40-50%), kram kaki malam hari (16%)
• psychophysiological (15%)
• sindroma kaki gelisah (5-15%)
• ketergantungan alkohol (10%)
• sindroma terlambat tidur (5-10%)
• depresi (65 %)
• Demensia (5%)
• gangguan perubahan jadwal kerja (2-5%)
• gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%)
• penyakit ulkus peptikum (<1%),
• narcolepsy (mendadak tidur) (0,03%-0,16%)
PATOFISIOLOGI
KELUHAN-KELUHAN PADA PASIEN
Cemas, stress, gelisah Meningkatkan katekolamin Merangsang saraf
(dalam darah) simpatis

Produksi keringat Terus terjaga,


Palpitasi susah tidur
meningkat

Keringat dingin
Merasa
lelah
HUBUNGAN KONDISI PASIEN
DENGAN KELUHAN

Suami bertugas diluar kota

Pasien tinggal sendiri


(stress emosional)

Duus, Peter. Diagnosis Topik Neurologi : anatomi, fisiologi, tanda, gejala, Jakarta : EGC. 2010
Mahardjono, Mahar & Priguna Shidarta. 2003. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : EGC . Hal 20-27
Pendekatan Kata Kunci dari Skenario
KK Insomnia Gangguan Depresi Gangguan Kecemasan

Pria 42 tahun + + -

Sulit tidur + + +

Jantung berdebar-debar + + +

Keringat dingin + + +

Tinggal sendiri dari 1


+ + -
bulan yang lalu

Merasa lelah + + +
INSOMNIA 4A
Keluhan dalam hal kesulitan untuk
memulai atau mempertahankan tidur
atau tidur non-restoratif yang
berlangsung setidaknya satu bulan
dan menyebabkan gangguan
signifikan atau gangguan dalam
DIFFERENTIAL DIAGNOSA 1 fungsi individu
KLASIFIKASI
Menurut penyebabnya, insomnia
dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
• Insomnia primer
Menurut durasi dan perjalanan penyakitnya, insomnia
• Insomnia sekunder (komorbid)
dapat dibagi 3 jenis yaitu :
■ Transient insomnia
■ Short term insomnia.
■ Chronic insomnia

Menurut gangguan pola bangun-tidur, terdapat 3 jenis insomnia, yaitu :


• Insomnia awal (Initial insomnia /Difficulty Initiating Sleep (DIS)
• Insomnia pemeliharaan (Sleep maintenance insomnia/Difficulty Maintaining Sleep (DMS)
• Insomnia akhir (Terminal insomnia / Early Morning Awakening (EMA)
 Stres
 Kecemasan dan Depresi
 Obat – obatan



Kafein, nikotin dan alkohol
Kondisi medis
Perubahan lingkungan /
ETIOLOGI
jadwal kerja

 Jenis kelamin ( Pr > Lk )


 Usia ( > 60 tahun )
 Memiliki gangguan kesehatan

FAKTOR RESIKO mental


 stres
 Perjalanan jauh (jet lag) dan
perubahan jadwal kerja
PATOFISIOLOGI Prekursor Lesi nukleus Gangguan akrtivitas Lesi pada
asam amino subcereleus kolinergik sentral nukleus raphe
INSOMNIA

L-tryptophan Norepinefrin ACH menurun


menurun meningkat

Sintesis serotonin Terjaga Insomnia


Tidur REM sementara
menurun menurun

Gangguan tidur

insomnia
• Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari
MANIFESTASI
• Sering terbangun pada malam hari
KLINIS
• Bangun tidur terlalu awal
• Kelelahan atau mengantuk pada siang hari
• Iritabilitas, depresi atau kecemasan
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Peningkatan kesalahan dan kecelakaan
• Ketegangan dan sakit kepala
• Gejala gastrointestinal
DIAGNOSIS

Untuk mendiagnosis insomnia, dilakukan penilaian terhadap:


– Pola tidur penderita.
– Pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang.
– Tingkatan stres psikis.
– Riwayat medis.
– Aktivitas fisik
– Diagnosis berdasarkan kebutuhan tidur secara individual.
KRITERIA
DIAGNOSTIK • Hal tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat

INSOMNIA diagnosis pasti:


– Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur, atau
kualitas tidur yang buruk
NON-ORGANIK –

Gangguan minimal terjadi 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan
Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan

BERDASARKAN –
terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari
Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan

PPDGJ
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial
dan pekerjaan
• Adanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas
tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan.
• Kriteria “lama tidur” (kuantitas) tidak diguankan untuk
menentukan adanya gangguan, oleh karena luasnya variasi
individual.
PENATALAKSANAAN

NON FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI


Your Picture Here

1) Stimulus Control
2) Sleep Restriction
Penatalaksanaan
3) Sleep Hygiene non farmakologik
4) Cognitive Therapy
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI
No Golongan Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1 Benzodiazepin Nitrazepam DUMOLID (Actavis) Tab 5 mg 5-10


mg/malam
2 Non- Zolpidem STILNOX (Sanofi- Tab. 10 mg 10-20
Benzodiazepin Aventis) mg/malam
ZOLMIA Tab. 10 mg
(Fahrenheit)
ZOLTA (Novel Tab. 10 mg
Pharma)

3 Benzodiazepin Estazolam ESILGAN (Takeda) Tab. 1 mg 1-2 mg/malam


ESTALIN (Novell Tab. 2 mg
Pharma) Tab. 1 mg
Tab. 2 mg

4 Non Ramelteon ROZEREM (Takeda) Tab. 8 mg 8-16


Benzodiazepin mg/malam
KOMPLIKASI EFEK PSIKOLOGIS

02

EFEK FISIK /
EFEK FISIOLOGIS 01 03 SOMATIK

04
EFEK SOSIAL
PROGNOSIS

PROGNOSIS BAIK
Prognosis umumnya baik dengan terapi
yang adekuat dan juga terapi pada
gangguan lain seperti depresi.
Lebih buruk jika gangguan ini disertai
skizophrenia
PENCEGAHAN
Jaga kenyamanan kamar
tidur, dan usahakan hanya
masuk ke dalamnya bila ingin
tidur.
Usahakan aktif di siang hari Periksa obat-obatan yang dikonsumsi,
agar terhindar dari tidur siang apakah kandungannya menyebabkan
sulit tidur.

Hindari banyak makan


Hindari atau batasi konsumsi minuman
dan minum sebelum
beralkohol dan berkafein serta tidak
tidur.
merokok
GANGGUAN
CEMAS 3A
Kecemasan adalah respon terhadap
situasi tertentu yang mengancam,
dan merupakan hal yang normal
terjadi menyertai perkembangan,
perubahan, pengalaman baru atau
DIFFERENTIAL DIAGNOSA 2 yang belum pernah dilakukan serta
dalam menemukan identitas diri dan
arti hidup
• Faktor biologi
• Faktor genetik
• Faktor psikososial
ETIOLOGI

- Trauma
- Stress
FAKTOR RESIKO -
-
♀ > ♂, dewasa muda
Sosio ekonomi

Anxiety disorders. In: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5. 5th ed. Arlington, Va.: American Psychiatric Association; 2013.
Pathophysiology
 MODEL NOR ADRENERCIC
 MODEL RESEPTOR BENZODIAZEPINE
 MODEL SEROTONIN

Mengaktivas
i release NE
Sistem Saraf
&
Autonom.
menstimulas
Stimulus & LC i sistems
rangsangan
saraf
simpatik &
parasimpatik

Sadock, Benjamin J. 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Jakarta: EGC
Manifestasi Klinis
Kecemasan yg berlebihan Serangan panik disertai dg 4 a/ lbh perasaan fisik &
(tdk dpt mengendalikannya) rx psikologis berikut :
Berhub dgn 3 a/ lebih dari 1. Palpitasi, jantung berdebar2 atau denyut jantung
6 gejala berikut : semakin cepat
1. Anxiety 2. Berkeringat
3. Tubuh gemetar/ goyah
2. Fatigue 4. Dyspneu
3. Sulit berkonsentrasi 5. Merasa tercekik
6. Dada sakit atau perasaan tidak nyaman
a/ pikiran kosong 7. Nausea
4. Iritabilitas 8. Merasa pusing, tidak stabil, kepala ringan atau syncope
5. Terjadi tegangan pada 9. Derealisasi a/ depersonalisasi
10. Takut kehilangan kendali atau menjadi gila
otot 11. Takut mati
6. Insomnia 12. Parestesias
13. Serangan rasa dingin atau panas

American Psychiatric association. Diagnostic and Statistical Manual of mental Disorders, Fourth Ed
Langkah diagnosis

Anxiety
Anamnesis Keluhan utama, onset,
karakteristik, keluhan tambahan
Pemfis Inspkesi, Palpasi, Auskultasi,

Anxiety disorders. In: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5. 5th ed. Arlington, Va.: American Psychiatric Association; 2013.
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
Psikoterapi: CBT

Farmakoterapi
Anxiety disorders First- line drugs Second-line drugs Alternative  Antidepresan trisiklik
Generalized anxiety Venlafaxine XR Benzodiazepines Hydroxyzine  ß bloker
Paroxetine Imipramine
Escitalopram Buspirone
Panic disorder SSRIs Imipramine Phenelzine
Clomipramine
Alprazolam
Clonazepam

Social anxiety Paroxetine Citalopram Buspirone


disorder Sertraline Escitalopram Gabapentin
Venlafaxine XR Fluvoxamine Phenelzine
Clonazepam
KOMPLIKASI
INSOMNIA

02

DEPRESI 01 03 BUNUH DIRI

Sadock BJ., Sadock VA. Kaplan and Sadock’s Pocket Handbook of Clinical Psychiatry 3rd edition. Lippincott Williams and Wilkins 1996.
PROGNOSIS

Jika kondisinya tetap tidak diobati, prognosisnya


buruk. Sebagian besar pasien akan mengalami
depresi sekunder, membutuhkan terapi medis
dan psikologis untuk penatalaksanaan depresi.
Dengan pengobatan prognosisnya baik, karena
risiko mengembangkan depresi sekunder
berkurang.

Sadock BJ., Sadock VA. Kaplan and Sadock’s Pocket Handbook of Clinical Psychiatry 3rd edition. Lippincott Williams and Wilkins 1996.
PENCEGAHAN
Latihan fisik
Manajemen stres

Kurangi asupan kafein Berhenti merokok

Teknik relaksasi
Hindari alkohol & Diet sehat

Locke, AB. et al. (2015). Diagnosis and Management of Generalized Anxiety Disorder and Panic Disorder in Adults. American Family Physician,
91(9), pp.617-624
GANGGUAN
DEPRESI
Gangguan depresi disebabkan karena faktor
biopsikososial dan interaksi neurotransmiter yg
mempengaruhi patofisiologi secara kompleks.
[5,8] Neurotransmiter yg paling berperan pada
depresi adalah neurotransmiter
monoaminergik, yaitu serotonin (5-HT),
norepinefrin (NE), dan dopamin (DA).
Neurotransmiter lain yang dinilai berperan
DIFFERENTIAL DIAGNOSA 3 adalah glutamat (GLUT), asam aminobutirik
gamma/gamma-aminobutyricacid(GABA) dan
faktor neurotropik otak/brain-derived
neurotrophic factor (BDNF).
Etiologi
Teori Biologi
Teori Psikososial
Teori Genetik

Risk Factors
- ♀>♂
- Orang dengan kepribadian depresif
- Kejadian traumatik pada masa kanak
- Pola hidup yang kurang sehat
Ferri, Fred. 2012. Ferri’s Netter Patient Advisor. Philadelphia, PA: Saunders/ Elsevier
Pathophysiology
Hipotesis Amina Biogenik
Hipotesis Sensitivitas Reseptor
Hipotesis Disregulasi

Krishnan R, Roy-Byrne P, Solomon D. 2016. Unipolar Depression In Adults: Epidemiology, Pathogenesis, and
AFEK FISIK
Gangguan tidur
Sedih
Gangguan nafsu
Manifestasi Apatis
Anhedonia
makan
Gangguan seksual

Klinis Tak bertenaga


Tak bersemangat
KOGNITIF Aktivitas 
Konsentrasi  Perubahan BB
Ragu-ragu Ide bunuh diri
Iritabilitas
Rasa bersalah

American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th edition, Text Revision (DSM-IV-TR).
Langkah Diagnosa
Anxiety
Anamnesis Keluhan utama, onset,
karakteristik, keluhan
tambhan, Beck Depression
Inventory
Pemfis

Departemen Kesehatan RI, 1998. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan. Jiwa di Indonesia (PPDGJ).
Edisi III. Dirjen Pelayanan Medis RI. Jakarta
Your Picture Here

Penatalaksanaan
Non Farmakologi
Psikoterapi: CBT, Problem solving, Konseling
ECT (Electro Convultion Therapy)
Farmakologi
Antidepressant

Tricyclic Reversible Inhibitor of


Selective Serotonin
Antidepressants Monoamine Oxydase
Reuptake Inhibitors
(TCAs) (MAOI- Reversible)
• Moclobemide • Sertraline
• Amitriptyline
• Imipramine
• Paroxetine
• Fluoxetine
• Clomipramine • Duloxetine
• Citalopram

Web MD. (2018). Psychodynamic Therapy for Depression


Your Picture Here

Komplikasi Prognosis
Penyalahgunaan alkohol dan ob
Pencapaian remisi sempurna
at-obatan masih rendah. Sebanyak 37%
Cemas, panik atau fobia so tidak pulih setelah 6 bulan dan
sial 20% tidak pulih setelah 24
Melukai diri sendiri bulan. Dengan kata lain remisi
Timbul perasaan ingin bunuh diri parsial atau gejala sisa sering
ditemukan. Gejala sisa perlu
dievaluasi karena merupakan
faktor resiko relaps. Kualitas
hidup dan fungsi lebih buruk
pada yang memiliki gejala sisa

Depressive disorders. In: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5. 5th ed. Arlington, Va.: American Psychiatric Association;
2013.
PENCEGAHAN
 Melakukan kegiatan relaksasi untuk
mengatasi stres, misalnya yoga atau
pilates.
 Tidur dengan cukup, yaitu minimal 8
jam per hari.
 Menghindari konsumsi alkohol.
 terhadap perasaan sedih yang
berkepanjangan.

Web MD. (2017), Can You Prevent Depression?


Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai