DUR
KELOMPOK 4
SKENARIO
Peningkatan
Aktivitas &
Efek Melatonin Rangsangan Metabolisme
Sensoris
Akumulasi
Tidur Adenosin
Hipersomnia
Gangguan
Non Organik jadwal tidur
Gangguan jaga
Tidur
Somnabulisme
Mimpi buruk
ETIOLOGI
Menurut data internasional of sleep disorder, prevalensi
penyebab-penyebab gangguan tidur adalah sebagai berikut:
• Penyakit asma (61-74%)
• gangguan pusat pernafasan (40-50%), kram kaki malam hari (16%)
• psychophysiological (15%)
• sindroma kaki gelisah (5-15%)
• ketergantungan alkohol (10%)
• sindroma terlambat tidur (5-10%)
• depresi (65 %)
• Demensia (5%)
• gangguan perubahan jadwal kerja (2-5%)
• gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%)
• penyakit ulkus peptikum (<1%),
• narcolepsy (mendadak tidur) (0,03%-0,16%)
PATOFISIOLOGI
KELUHAN-KELUHAN PADA PASIEN
Cemas, stress, gelisah Meningkatkan katekolamin Merangsang saraf
(dalam darah) simpatis
Keringat dingin
Merasa
lelah
HUBUNGAN KONDISI PASIEN
DENGAN KELUHAN
Duus, Peter. Diagnosis Topik Neurologi : anatomi, fisiologi, tanda, gejala, Jakarta : EGC. 2010
Mahardjono, Mahar & Priguna Shidarta. 2003. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : EGC . Hal 20-27
Pendekatan Kata Kunci dari Skenario
KK Insomnia Gangguan Depresi Gangguan Kecemasan
Pria 42 tahun + + -
Sulit tidur + + +
Jantung berdebar-debar + + +
Keringat dingin + + +
Merasa lelah + + +
INSOMNIA 4A
Keluhan dalam hal kesulitan untuk
memulai atau mempertahankan tidur
atau tidur non-restoratif yang
berlangsung setidaknya satu bulan
dan menyebabkan gangguan
signifikan atau gangguan dalam
DIFFERENTIAL DIAGNOSA 1 fungsi individu
KLASIFIKASI
Menurut penyebabnya, insomnia
dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
• Insomnia primer
Menurut durasi dan perjalanan penyakitnya, insomnia
• Insomnia sekunder (komorbid)
dapat dibagi 3 jenis yaitu :
■ Transient insomnia
■ Short term insomnia.
■ Chronic insomnia
Gangguan tidur
insomnia
• Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari
MANIFESTASI
• Sering terbangun pada malam hari
KLINIS
• Bangun tidur terlalu awal
• Kelelahan atau mengantuk pada siang hari
• Iritabilitas, depresi atau kecemasan
• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Peningkatan kesalahan dan kecelakaan
• Ketegangan dan sakit kepala
• Gejala gastrointestinal
DIAGNOSIS
BERDASARKAN –
terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari
Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan
PPDGJ
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial
dan pekerjaan
• Adanya gangguan jiwa lain seperti depresi dan anxietas
tidak menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan.
• Kriteria “lama tidur” (kuantitas) tidak diguankan untuk
menentukan adanya gangguan, oleh karena luasnya variasi
individual.
PENATALAKSANAAN
1) Stimulus Control
2) Sleep Restriction
Penatalaksanaan
3) Sleep Hygiene non farmakologik
4) Cognitive Therapy
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI
No Golongan Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran
02
EFEK FISIK /
EFEK FISIOLOGIS 01 03 SOMATIK
04
EFEK SOSIAL
PROGNOSIS
PROGNOSIS BAIK
Prognosis umumnya baik dengan terapi
yang adekuat dan juga terapi pada
gangguan lain seperti depresi.
Lebih buruk jika gangguan ini disertai
skizophrenia
PENCEGAHAN
Jaga kenyamanan kamar
tidur, dan usahakan hanya
masuk ke dalamnya bila ingin
tidur.
Usahakan aktif di siang hari Periksa obat-obatan yang dikonsumsi,
agar terhindar dari tidur siang apakah kandungannya menyebabkan
sulit tidur.
- Trauma
- Stress
FAKTOR RESIKO -
-
♀ > ♂, dewasa muda
Sosio ekonomi
Anxiety disorders. In: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5. 5th ed. Arlington, Va.: American Psychiatric Association; 2013.
Pathophysiology
MODEL NOR ADRENERCIC
MODEL RESEPTOR BENZODIAZEPINE
MODEL SEROTONIN
Mengaktivas
i release NE
Sistem Saraf
&
Autonom.
menstimulas
Stimulus & LC i sistems
rangsangan
saraf
simpatik &
parasimpatik
Sadock, Benjamin J. 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Jakarta: EGC
Manifestasi Klinis
Kecemasan yg berlebihan Serangan panik disertai dg 4 a/ lbh perasaan fisik &
(tdk dpt mengendalikannya) rx psikologis berikut :
Berhub dgn 3 a/ lebih dari 1. Palpitasi, jantung berdebar2 atau denyut jantung
6 gejala berikut : semakin cepat
1. Anxiety 2. Berkeringat
3. Tubuh gemetar/ goyah
2. Fatigue 4. Dyspneu
3. Sulit berkonsentrasi 5. Merasa tercekik
6. Dada sakit atau perasaan tidak nyaman
a/ pikiran kosong 7. Nausea
4. Iritabilitas 8. Merasa pusing, tidak stabil, kepala ringan atau syncope
5. Terjadi tegangan pada 9. Derealisasi a/ depersonalisasi
10. Takut kehilangan kendali atau menjadi gila
otot 11. Takut mati
6. Insomnia 12. Parestesias
13. Serangan rasa dingin atau panas
American Psychiatric association. Diagnostic and Statistical Manual of mental Disorders, Fourth Ed
Langkah diagnosis
Anxiety
Anamnesis Keluhan utama, onset,
karakteristik, keluhan tambahan
Pemfis Inspkesi, Palpasi, Auskultasi,
Anxiety disorders. In: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5. 5th ed. Arlington, Va.: American Psychiatric Association; 2013.
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
Psikoterapi: CBT
Farmakoterapi
Anxiety disorders First- line drugs Second-line drugs Alternative Antidepresan trisiklik
Generalized anxiety Venlafaxine XR Benzodiazepines Hydroxyzine ß bloker
Paroxetine Imipramine
Escitalopram Buspirone
Panic disorder SSRIs Imipramine Phenelzine
Clomipramine
Alprazolam
Clonazepam
02
Sadock BJ., Sadock VA. Kaplan and Sadock’s Pocket Handbook of Clinical Psychiatry 3rd edition. Lippincott Williams and Wilkins 1996.
PROGNOSIS
Sadock BJ., Sadock VA. Kaplan and Sadock’s Pocket Handbook of Clinical Psychiatry 3rd edition. Lippincott Williams and Wilkins 1996.
PENCEGAHAN
Latihan fisik
Manajemen stres
Teknik relaksasi
Hindari alkohol & Diet sehat
Locke, AB. et al. (2015). Diagnosis and Management of Generalized Anxiety Disorder and Panic Disorder in Adults. American Family Physician,
91(9), pp.617-624
GANGGUAN
DEPRESI
Gangguan depresi disebabkan karena faktor
biopsikososial dan interaksi neurotransmiter yg
mempengaruhi patofisiologi secara kompleks.
[5,8] Neurotransmiter yg paling berperan pada
depresi adalah neurotransmiter
monoaminergik, yaitu serotonin (5-HT),
norepinefrin (NE), dan dopamin (DA).
Neurotransmiter lain yang dinilai berperan
DIFFERENTIAL DIAGNOSA 3 adalah glutamat (GLUT), asam aminobutirik
gamma/gamma-aminobutyricacid(GABA) dan
faktor neurotropik otak/brain-derived
neurotrophic factor (BDNF).
Etiologi
Teori Biologi
Teori Psikososial
Teori Genetik
Risk Factors
- ♀>♂
- Orang dengan kepribadian depresif
- Kejadian traumatik pada masa kanak
- Pola hidup yang kurang sehat
Ferri, Fred. 2012. Ferri’s Netter Patient Advisor. Philadelphia, PA: Saunders/ Elsevier
Pathophysiology
Hipotesis Amina Biogenik
Hipotesis Sensitivitas Reseptor
Hipotesis Disregulasi
Krishnan R, Roy-Byrne P, Solomon D. 2016. Unipolar Depression In Adults: Epidemiology, Pathogenesis, and
AFEK FISIK
Gangguan tidur
Sedih
Gangguan nafsu
Manifestasi Apatis
Anhedonia
makan
Gangguan seksual
American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th edition, Text Revision (DSM-IV-TR).
Langkah Diagnosa
Anxiety
Anamnesis Keluhan utama, onset,
karakteristik, keluhan
tambhan, Beck Depression
Inventory
Pemfis
Departemen Kesehatan RI, 1998. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan. Jiwa di Indonesia (PPDGJ).
Edisi III. Dirjen Pelayanan Medis RI. Jakarta
Your Picture Here
Penatalaksanaan
Non Farmakologi
Psikoterapi: CBT, Problem solving, Konseling
ECT (Electro Convultion Therapy)
Farmakologi
Antidepressant
Komplikasi Prognosis
Penyalahgunaan alkohol dan ob
Pencapaian remisi sempurna
at-obatan masih rendah. Sebanyak 37%
Cemas, panik atau fobia so tidak pulih setelah 6 bulan dan
sial 20% tidak pulih setelah 24
Melukai diri sendiri bulan. Dengan kata lain remisi
Timbul perasaan ingin bunuh diri parsial atau gejala sisa sering
ditemukan. Gejala sisa perlu
dievaluasi karena merupakan
faktor resiko relaps. Kualitas
hidup dan fungsi lebih buruk
pada yang memiliki gejala sisa
Depressive disorders. In: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-5. 5th ed. Arlington, Va.: American Psychiatric Association;
2013.
PENCEGAHAN
Melakukan kegiatan relaksasi untuk
mengatasi stres, misalnya yoga atau
pilates.
Tidur dengan cukup, yaitu minimal 8
jam per hari.
Menghindari konsumsi alkohol.
terhadap perasaan sedih yang
berkepanjangan.