Barotrauma DR - Surjit
Barotrauma DR - Surjit
Hukum Henry:
“Daya larut udara pada cairan secara
langsung sebanding dengan tekanan
pada udara dan cairan”
Barotrauma
Telinga Luar
Barotrauma
Barotrauma
Telinga
Telinga
Tengah
Barotrauma Barotrauma
Sinus Telinga
Klasifikasi Paranasalis Dalam
Barotrauma
Barotrauma
Pulmonal
Barotrauma
Odontalgia
Anamnesis
Pemeriksaan
Penunjang
Anamnesis
Adanya riwayat terjadi perubahan tekanan
(menyelam atau penerbangan)
Riwayat infeksi telinga tengah maupun luar
Riwayat rhinitis dan polip nasi
Gejala sesuai dengan letak barotrauma yang terjadi
(telinga luar, tengah, dalam atau pada sinus)
Barotrauma
Telinga Luar
◦ Adanya riwayat obstruksi meatus akustikus
eksterna ( penutup telinga)
◦ Nyeri pada telinga
◦ Perdarahan pada meatus akustikus eksterna
◦ Dapat terjadi perdarahan kecil pada Membran
Timpani
Barotrauma
Telinga Luar
Barotrauma
Telinga Tengah
◦ Merupakan barotrauma telinga paling banyak
◦ Adanya riwayat obstruksi tuba (infeksi saluran
pernafasan atas)
◦ Nyeri telinga
◦ Penurunan hingga kehilangan Pendengaran
◦ Perdarahan ataupun perforasi pada membran
timpani
◦ Perdarahan pada telinga tengah
Barotrauma
Telinga Tengah
Barotrauma
Telinga Dalam
Tes
Insp Palp Otos Garpu
eksi asi kopi tala
Skala Teed (Otoskopi)
Teed 0 tidak ada kerusakan, telinga normal
Teed 1kongesti sekitar umbo
Teed 2 kongesti seluruh MT,
Teed 3 perdarahan pada telinga tengah
Teed 4 perdarahan luas disertai gelembung darah
dibelakang MT, MT mungkin ruptur
Teed 5 seluruh telinga tengah diisi oleh darah
yang berwarna gelap
Lab Darah
PTA
Pemeriksaa
n Penunjang
Timpanomet
ri
OAE
Penatalaksanaan
Terapi umum
◦ Stabilisasi (ABC)
◦ Oksigen
◦ IVFD
◦ Terapi oksigen hiperbarik (HBO)
Sinusitis
1.Riwayat
Dengan mengetahui riwayat saat penyelaman
dapat membantu untuk menyimpulkan
penyebab kematian pada kasus barotrauma.
Informasi dapat diperoleh dari berbagai macam
sumber diantaranya:
• Polisi dan Saksi
• Riwayat menyelam korban
• Peralatan pemeriksaan
2.Penyimpanan Tubuh
Jenazah sering dibawa ke kamar mayat dengan
masih menggunakan peralatan menyelam,
pakaian basah, sirip, masker,sabuk berat.
Karena efek dari isolasi setelan yang basah
adalah temuan umum untuk jenazah untuk
menunjukkan awal posting perubahan
dekomposisi mortem, walaupun pendinginan.
Patologi harus tepat dalam meninjau,
mempertimbangkan, dan mendokumentasikan
(termasuk fotografi) penampilan luar dari
tubuh pada saat penerimaan pertama di
tempat yang memiliki fasilitas.
3. Pemeriksaan Radiologi
Peran pemeriksaan CT scan tubuh adalah
kontroversial karena tingginya kejadian pasca-
mortem artefak gas, sebagian besar post-
mortem "setelah penyerangan dengan gas
beracun".
Pencitraan harus dilakukan dalam waktu 8 jam
dari kematian. Pencitraan yang dilakukan
setelah 8 jam sedikit atau tidak ada nilainya.
CT Scan merupakan pemeriksaan yang sensitif
untuk mendeteksi jumlah gas yang kecil pada
tubuh.
4.Autopsi
Autopsi (sebaiknya oleh ahli patologi dengan
pengalaman menyelam kematian)
1. CT scan tubuh harus dilakukan dalam waktu 8
jam kematian
2. Temuan otopsi termasuk deskripsi situs dan
perkiraan volume gas
3. Histologi organ yang relevan khususnya paru-
paru, jantung dan otak
4. Toksikologi termasuk karbon, alkohol
monoksida dan obat
Kesimpulan
Barotrauma merupakan segala sesuatu yang
diakibatkan oleh tekanan kuat yang tiba-tiba
dalam ruangan yang berisi udara pada tulang
temporal, yang diakibatkan oleh kegagalan
tuba eustachius untuk menyamakan tekanan
dari bagian telinga tengah dengan adekuat dan
terjadi paling sering selama turun dari
ketinggian atau naik dari bawah air saat
menyelam
Barotrauma dapat terjadi pada telinga,
barotrauma telinga luar, barotrauma telinga
tengah, barotrauma telinga dalam, barotrauma
sinus paranasalis, barotrauma pulmonal, dan
barotrauma odontalgia. Pemeriksaan yang
dapat dilakukan yaitu analisis gas darah, darah
lengkap, dan kadar serum creatin
phosphokinase. Untuk pemeriksaan autopsi
dapat dilakukan pada post morte dengan
pemeriksaan yang teliti dan sistematis.
Terima Kasih