Anda di halaman 1dari 90

LO 1

Bahan makanan yang mengandung makronutrien :


1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak

Bahan makanan yang mengandung mikronutrin :


1. Vitamin
2. Mineral
LO 2

Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan terpenting pada tubuh karena
merupakan sumber energi utama bagi manusia. Karbohidrat ialah
suatu senyawa yang terdiri dari molekul-molekul karbon (C), hydrogen
(H) dan oksigen (O) atau karbon dan hidrat (H2O) sehingga dinamakan
karbo-hidrat.
Berdasarkan jumlah unit gula dalam rantai, karbohidrat digolongkan
menjadi 4 golongan utama yaitu:
1.Monosakarida (terdiri atas 1 unit gula)
2.Disakarida (terdiri atas 2 unit gula)
3.Oligosakarida (terdiri atas 3-10 unit gula)
4. Polisakarida (terdiri atas lebih dari 10 unit gula)
Pembentukan rantai karbohidrat menggunakan ikatan glikosida.
LO 2

Karbohidrat
Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari satu gugus gula.
Monosakarida memiliki rasa manis dan mudah larut dalam
Berdasarkan unsur karbon, molekul monosakarida dapat dibedakan
menjadi:
1)  triosa; mengandung tiga atom C, contohnya gliserol-dehida dan
hidroksi aseton;
2) tetrosa; mengandung empat atom C, contohnya eritrosa dan treosa;
3)  pentosa; mengandung lima atom C, contohnya ribose dan arabinosa;
4) heksosa; mengandung enam atom C, contohnya glukosa, galaktosa,
dan fruktosa
LO 2

Karbohidrat
Disakarida
Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua gugus gula.
Disakarida juga memiliki rasa manis dan mudah larut dalam air. Contoh
disakarida adalah laktosa (gabungan antara glukosa dan galaktosa),
sukrosa (gabungan antara glukosa dan fruktosa), dan maltose (gabungan
antara glukosa dan glukosa
Polisakarida
Polisakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari banyak gugus gula.
Polisakarida biasanya tidak berasa dan sukar larut dalam air. Contoh
polisakarida adalah amilum yang terdiri dari 60 – 300 gugus gula berupa
glukosa, glikogen (yang tersusun dari 12-16 gugus gula), dan selulosa,
pectin, lignin, serta kitin yang tersusun dari ratusan hingga ribuan gugus
gula dengan tambahan senyawa lainnya
LO 2

Karbohidrat
Berdasarkan lokasi gugus –C=O, monosakarida digolongkan menjadi 2
yaitu:
1.Aldosa (berupa aldehid)
2.Ketosa (berupa keton)
LO 2

Protein
Protein adalah molekul makromolekul yang mempunyai berat molekul antara 5
ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino,
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-
unsur karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen(N); beberapa asam
amino di samping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi, sulfur, iodium, dan
kobalt. Unsur utama protein adalah nitrogen, di mana nitrogen merupakan 16%
dari berat protein.
Ada dua puluh jenis asam amino yang diketahui sampai sekarang yang terdiri atas
8 asam amino esensial (tidak dapat diproduksi tubuh) dan 10 asam amino non-
esensial (dapat diproduksi tubuh). Asam amino esensial tersebut adalah:
Phenilalanin, Valin, Lysin, Isoleusin, Triptophan, Threonin, Leusin, dan
Methionin. Sedangkan asam amino yang non-esensial adalah Asam Aspartat, Asam
Glutamat, Glysin, Serin, Prolin, Hidroksiprolin, Tyronin, Hidroksilisin, Asparagin,
dan Alanin. Selain itu, jug terdapat 2 asam amino semi-esensial (asam amino yang
dapat mencukupi untuk proses pertumbuhan orang dewasa, tetapi tidak
mencukupi untuk proses pertumbuhan anak – anak), yaitu Arginin dan Histidin.
LO 2

Protein
Berdasarkan komponen-komponen yang menyusun protein:
1.  Protein Simpleks. Hasil hidrolisis total protein jenis ini merupakan
campuran yang hanya terdiri atas asam-asam amino.
2. Protein Kompleks (complex protein, conjugated protein). Hasil
hidrolisa total dari protein jenis ini. Selain terdiri atas berbagai jenis
asam amino juga terdapat komponen lain miisalnya unsur logam
gugusan phosphat dan sebagainya (contoh: hemoglobin, lipoprotein,
glikoprotein, dan sebagainya)
3. Protein Derivat (protein derivative). Merupakan ikatan antara
(intermediate product) sebagal hasil hidrolisa parsial dari protein
native, miisalnya albumosa, peptone dan sebagainya.
LO 2

Protein
Berdasarkan sumbernya, protein dikiasifikasikan menjadi:
1. Protein hewani, yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dan
binatang, seperti protein dari daging, protein susu, dan sebagainya.
2.Protein nabati, yaitu protein yang berasal dan bahan makanan
turnbuhan, seperti protein dari jagung (zein), dan terigu, dan
sebagainya
LO 2

Lemak
Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi,
berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme
tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber
yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di
dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Lemak terdiri atas rantai
panjang dengan ikatan hidrokarbon alifatik dan bersifat hidrofobik. Sifat-
sifat lemak antara lain:
1.  Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter,
CHCl3, benzen, alkohol/aseton panas, xylen, dll. serta dapat diekstraksi
dari sel hewan/tumbuhan dengan pelarut tersebut.
2. Secara kimia, penyusun utama adalah asam lemak (dalam 100 gram lipid
terdapat 95% asam lemak)
3. Lipid mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia seperti asam
lemak essential.
LO 2

Lemak
1.  Lipid sederhana.
Lipid sederhana adalah golongan lipid yang jika dihidrolisis akan
menghasilkan asam lemak dan gliserol. Contohnya: fat/minyak
(TAG/trigliserida)
2.  Lipid kompleks (majemuk).
Lipid kompleks adalah golongan lipid yang jika dihidrolisis akan menghasilkan
asam lemak dan berbagai senyawa lainnya. Contohnya: fosfolipid dan
glikolipid.
Fosfolipid + H2O menghasilkan asam lemak + alkohol + asam fosfat + senyawa
nitrogen.
Glikolipid + H2O menghasilkan asam lemak + karbohidrat + sfingosin.
3.  Lipid turunan
Lipid turunan adalah senyawa-senyawa yang dihasilkan bila lipid sederhana
dan lipid kompleks mengalami hidrolisis. Contohnya: asam lemak, gliserol,
alkohol padat, aldehid, keton bodies.
LO 2

Lemak
Sumber lemak terbagi menjadi 2, yaitu lemak hewani dan lemak
nabati. Lemak nabati berasal dari bahan makanan tumbuhan
sementara lemak nabati dari hewan termasuk telur, susu. Sumber
lemak nabati berada di dalam sitoplasma berupa droplet dan pada
hewani berada di dalam jaringan adiposa.
LO 3

Fungsi Karbohidrat
1.   Sumber energi utama
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat di dalam
tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera
sebagian disimpan sebagi glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah
menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringn
lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi
gemuk. System saraf sentral dan otak sama sekali tergantung pada glukosa untuk
keperluan energinya.
2.    Pemberi rasa manis pada makanan
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida. Gula
tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis. Bila tingkat
kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa
0,7; mmaltosa 0,4; dan laktosa 0,2.
3.   Penghemat protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan
digunakan sebagai zat pembangun.
LO 3

Fungsi Karbohidrat
4.   Pengatur metabolisme lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna,
sehingga menghasilakan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton,
dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk dalam hati dan
dikelurkan melalui urine dengan mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini
dapat menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan
tubuh menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosisyang dapat
merugikan tubuh. Dibutuhkan antara 50-100 gram karbohidrat sehari untuk
mencegah ketosis.
5.    Membantu pengeluaran feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik
usus dan memberi bentuk pada feses.
6.    Komponen struktural sel
Karbohidrat ikut menyusun membran sel tubuh manusia.
LO 3

Fungsi Protein
1.   Pertumbuhan dan pemeliharaan.
Protein tubuh berada dalam keadaan dinamis, yang secara bergantian pecah
dan disintesis kembali. Tiap hari sekitar 3% jumlah protein total berada dalam
keadaan berubah ini.
2.   Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh.
Hormon tiroid, epinefrin, insulin adalah ptotein, begitu juga dengan enzim.
Ikatan-ikatan ini bertindak sebagai katalisator atau membantu perubahan-
perubahan biokimia yang terjadi di dalam tubuh.
3.   Mengatur keseimbangan air.
Keseimbangan cairan tubuh harus dijaga melaui sistem kompleks yang
melibatkan protein dan elektrolit.
4.   Memelihara netralitas tubuh.
Protein tubuh bentindak sebagai buffer, menjaga pH tetap konstan. Sebagian
besar jaringan tubuh berfungsi dalam keadaan pH netral atau sedikit alkali
(pH 7,35-7,45).
LO 3

Fungsi Protein
5.  Pembentukan antibodi
kemampuan tubuh terhadap detoksifikasi terhadap bahan-bahan
racun dikontrol oleh enzim-enzim yang terdapat terutama di
dalam hati.
6. Mengangkut zat-zat gizi
Protein memegang peranan esensial dalam mengangkut zat-zat
gizi dari saluran cerna melaui dinding saluran cerna ke dalam
darah, dari darah ke jaringan-jaringan, dan melalui membran sel
ke dalam sel-sel.
7.  Sumber energi.
Protein menghasilkan energi sebesar 4 kkal/g.
Lo 3

Fungsi Lemak
1. Sebagai sumber energi (memiliki kandungan 9 kkal/g)
2. Unsur pembangun membran sel dan bertanggung jawab untuk
lewatnya berbagai bahan yang masuk dan keluar sel.
3. Sebagai pelindung organ-organ penting, penyekat jaringan tubuh.
4. Menjaga tubuh terhadap pengaruh luar, misalnya: suhu, luka
(infeksi).
5. Insulator listrik (agar impuls-impuls syaraf merambat dengan
cepat)
6. Membantu melarutkan dan mentransport senyawa-senyawa
tertentu (misal vitamin A, D, E dan K) dalam aliran darah untuk
keperluan metabolisme.
LO 4

Metabolisme
Metabolisme adalah total reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh.
Anabolisme : Reaksi pembentukan yang butuh energi.
Katabolisme : Reaksi pemecahan yang tak butuh energi.
LO 4

Metabolisme Karbohidrat
Proses2 pada metabolisme karbohidrat :
1. Glikolisis
2. Glikogenesis
3. Glikogenolisis
4. HMP Shunt
5. Glukoneogenesis
LO 4

Metabolisme Karbohidrat
Glikolisis
Oksidasi glukosa menjadi ATP, asam piruvat (aerob) dan
asam laktat (anaerob). Terjadi di sitosol.
Pada kondisi aerob, setelah terbentuk asam piruvat maka
masuk ke dalam mitokondria, terbentuk Asetil CoA lalu
melakukan tahap siklus krebs.
LO 4
LO 4

Metabolisme Karbohidrat
Glikogenesis
Merupakan sintesis glikogen dari glukosa. Terjadi di hati dan otot.
LO 4

Metabolisme Karbohidrat
Glikogenolisis
Proses pemecahan glikogen.
Dalam otot :
tujuannya untuk mendapat energi bagi otot
hasil akhirnya : piruvat / laktat sebab glukosa 6-p yg
dihasilkan dr glikogenolisis masuk ke jalur glikolisis di otot
Dalam hati :
tujuannya : untuk mempertahankan kadar glukosa
darah di antara dua waktu makan
Glukosa 6-p akan diubah menjadi glukosa
LO 4
LO4

Jalur Glikogenesis dan Glikogenolisis


LO 4

Metabolisme Karbohidrat
Glukoneogenesis
Pembentukan glukosa dari bahan bukan karbohidrat
Pada mamalia terutama terjadi di : hati dan ginjal
1. Asam laktat dari otot, eritrosit
2. Gliserol dari hidrolisis Triasilgliserol dalam jaringan lemak
( adiposa )
3. Asam amino glukogenik
4. Asam propionat pada ruminansia
Glukoneogenesis penting sekali untuk penyediaan glukosa bila
karbohidrat tidak cukup dlm diet
LO 4

Glukoneogenesis
Jaringan perlu pasokan glukosa kontinu sebagai
sumber energi terutama sistem saraf dan eritrosit
Enzim bantuan :
1. Piruvat karboksilase
2. Fosfoenolpiruvat karboksikinase
3. Fruktosa 1,6 bifosfatase
4. Glukosa 6-fosfatase
LO 4
LO 4

Metabolisme Karbohidrat
HMP Shunt (HEKSOSA MONO PHOSPHAT SHUNT)
Disebut juga : Pentose Phosphate Pathway
Merupakan jalan lain untuk oksidasi glukosa
Tidak bertujuan menghasilkan energi ( ATP )
Aktif dalam :
1. Hati
2. Jar. Lemak
3. Klj. Korteks adrenal
4. Klj. Tiroid
5. Eritrosit
6. Klj. Mammae ( laktasi )
LO 4
LO 4

Metabolisme Protein
Meliputi reaksi pelepasan gugus asam amino
Kemudian perubahan kerangka karbon
LO 4

Transaminasi
Proses katabolisme asam amino berupa pemindahan gugus
amino dari suatu asam amino ke senyawa lain (keto. Asam
piruvat, ketoglutarat atau oksaloasaetat). Sehingga (keto)
senyawa tersebut dirubah menjadi asam amino. Sedangkan
asam amino dirubah menjadi senyawa keto.
Enzim utama rekasi transaminasi adalah:
1. Alanin transaminase
2.Glutatamat transaminase
LO 4

Transaminasi
LO 4

Metabolisme Protein
Deaminasi Oksidatif
Asam glutamat dapat mengalami deaminasi oksidatif
mengunakan glutamat dehidrogenase,
menghasilkan NH4+
NADP NAD sebagai akseptor elektron
Protein
Protein adalah makromolekul yang paling banyak ditemukan di dalam sel
makhluk hidup dan merupakan 50 persen atau lebih dari berat kering sel.
Protein memiliki jumlah yang sangat bervariasi yang mulai dari struktur
maupun fungsinya. Peranan protein diantaranya sebagai katalisator, pendukung,
cadangan, sistem imun, alat gerak, sistem transpor, dan respon kimiawi.
Protein-protein tersebut merupakan hasil ekspresi dari informasi genetik
masing-masing suatu organisme tak terkecuali pada bakteri. Protein dan gen
memiliki hubungan yang sangat dekat dimana kode genetik berupa DNA
dienkripsi dalam bentuk kromosom yang selanjutnya kode genetik tersebut
ditranslasikan menjadi protein melalui serangkain mekanisme yang melibatkan
RNA dan ribosom.
STRUKTUR PROTEIN
Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai macam
struktur yang khas pada masing-masing protein. Karena protein disusun oleh
asam amino yang berbeda secara kimiawinya, maka suatu protein akan terangkai
melalui ikatan peptida dan bahkan terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida.
Selanjutnya protein bisa mengalami pelipatan-pelipatan membentuk struktur
yang bermacam-macam. Adapun struktur protein meliputi struktur primer,
struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener
Reaksi pembentukan Struktur primer dari protein 
peptida melalui reaksi
dehidrasi
Struktur primer merupakan struktur yang sederhana
dengan urutan-urutan asam amino yang tersusun secara
linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata
dan tidak terjadi percabangan rantai. Struktur primer
terbentuk melalui ikatan antara gugus α–amino dengan
gugus α–karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan
peptida atau ikatan amida. Struktur ini dapat menentukan
urutan suatu asam amino dari suatu polipeptida.
Struktur sekunder merupakan kombinasi antara
struktur primer yang linear distabilkan oleh ikatan
hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang
belakang polipeptida. Salah satu contoh struktur sekunder
adalah α-heliks dan β-pleated. Struktur ini memiliki
segmen-segmen dalam polipeptida yang terlilit atau
terlipat secara berulang. 
Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil
pada suatu ikatan peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida
pada suatu ikatan peptida empat residu asam amino di sepanjang rantai
polipeptida. Pada struktur sekunder β-pleated terbentuk melalui ikatan
hidrogen antara daerah linear rantai polipeptida. β-pleated ditemukan dua
macam bentuk, yakni antipararel dan pararel. Keduanya berbeda dalam hal
pola ikatan hidrogennya. Pada bentuk konformasi antipararel memiliki
konformasi ikatan sebesar 7 Å, sementara konformasi pada bentuk pararel
lebih pendek yaitu 6,5 Å.  Jika ikatan hidrogen ini dapat terbentuk antara
dua rantai polipeptida yang terpisah atau antara dua daerah pada sebuah
rantai tunggal yang melipat sendiri yang melibatkan empat struktur asam
amino, maka dikenal dengan istilah β turn.
Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang
tumpang tindih di atas pola struktur sekunder yang terdiri
atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara
rantai samping (gugus R) berbagai asam amino. Struktur
ini merupakan konformasi tiga dimensi yang mengacu
pada hubungan spasial antar struktur sekunder. Struktur
ini distabilkan oleh empat macam ikatan, yakni ikatan
hidrogen, ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan
hidrofobik. Dalam struktur ini, ikatan hidrofobik sangat
penting bagi protein. Asam amino yang memiliki sifat
hidrofobik akan berikatan di bagian dalam protein
globuler yang tidak berikatan dengan air, sementara asam
amino yang bersifat hodrofilik secara umum akan berada
di sisi permukaan luar yang berikatan dengan air di
sekelilingnya.
Struktur kuarterner adalah gambaran dari
pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam
ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari
sub-unit protein dengan struktur tersier yang akan
membentuk protein kompleks yang fungsional.
ikatan yang berperan dalam struktur ini adalah
ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis,
hidrogen, dan hidrofobik. Protein dengan struktur
kuarterner sering disebut juga dengan protein
multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua
sub-unit disebut dengan protein dimerik dan jika
tersusun dari empat sub-unit disebut dengan
protein tetramerik.
Lipid
Lipid didefinisikan sebagai senyawa berbasis asam lemak atau
molekul yang mirip asam lemak seperti alkohol atau spingosin
Asam lemak merupakan komponen penting lipid
Struktur kimia dan sifat fisik asam lemak merupakan dasar untuk
memahami sifat fisik dan kimia lipid
Terdapat beberapa jenis lipid yaitu:

1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh

2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida

3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid

4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam


cellular
protein The amino groups of glutamic acid and glutamine
can be released as ammonia in liver mitochondria

ingested
protein
transaminase
CO2- CO2-
C=O -keto
amin H3N C H
+
acids
o R R
acids CO2- CO2-
C= +
H3N C H
O
CH2 CH2
-keto-
glutarate CH2 CH2 Glu
glutamate
CO2- dehydrogenase - CO2-
CO2 +
H3N C H
NADH or CH2
NADPH + NAD+ or H2O CH2
H+ NADP+
CONH
But ammonia is toic, 2
particularly to neural Gln from
NH4 NH4+ muscle &
tissue. Organisms must +
get rid of it. other tissue
LO 4

Metabolisme Protein
Pembentukan Asetil CoA
Merupakan senyawa penghubung antara
metabolisme asam amino dengan siklus asam
sitrat(merubah menjadi energi)
1. jalur asam piruvat
2. jalur asam asetoasetat
Glucogenic
Ile*
Ketogenic Ala Ser Leu•
Cys Thr* Lys•
* Both Glucogenic and Ketogenic
• Purely Ketogenic Gly Trp* Thr*

CO2
Pyruvate
Glucose
Acetyl-CoA Acetoacetate
Asn Leu• Trp*
Asp Lys• Tyr*
Citrate Phe*
Oxaloacetate
Asp Citric
Phe* Acid Isocitrate
Tyr* Fumarate Cycle
CO2

-ketoglutarate Arg His


Ile* Succinyl-CoA
Met Glu Pro
Val CO2 Gln
LO 4

Metabolisme Lemak
Lemak
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi
utamanya adalah dari lipid netral, yaitu
trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam
lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan
lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu
ada juga yang masih berupa monogliserid.
Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi
portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam
lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam
air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi)
dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini
asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida
(lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron.
Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan
bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.
Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan
adiposa.
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah
menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak
dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida.
Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-
waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-
sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan
ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh
albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak
bebas (free fatty acid/FFA).
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam
lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi,
maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan
gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika
sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam
lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah
cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan
lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan
asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme
karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam
siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan
energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi
asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami
kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami
steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam
lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat,
hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan
keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang
dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian.
Metabolisme gliserol

Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid


(trigliserida) dapat menjadi sumber energi.
Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur
metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada
tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat
dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat.
Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai
respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat,
suatu produk antara dalam jalur glikolisis.
Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)

Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat


dioksidasi dalam proses yang dinamakan
oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam
oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan
terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan
adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak
diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-
KoA sintetase (Tiokinase).
LO 4

Metabolisme Gliserol
Gliserol yang terbentuk pada lipolisis diabsorpsi oleh
liver
•difosforilasi dan dioksidasi menjadi dihidroksiaseton
fosfat
•diisomerisasi menjadi gliseraldehid-3-fosfat
Jadi gliserol dapat diubah menjadi piruvat atau
glukosa di hati.
LO 4

Metabolisme Gliserol
LO 4

Metabolisme Asam Lemak


Tahapan :
1. Aktivasi asam lemak
2. Transport asil lemak koA (Fatty Acyl CoA)
3. Reaksi-reaksi :
Oksidasi
Hidrasi
 Oksidasi
Pemutusan ikatan C-C (reaksi thiolisis)
LO 4

Metabolisme Asam Lemak


Aktivasi
Asam lemak dioksidasi di mitokondria
 Asam lemak mengalami aktivasi sebelum memasuki
mitokondria
 ATP memacu pembentukan ikatan tioester antara gugus
karboksil asam lemak dan gugus sulfhidril pada KoA
 Reaksi aktivasi berlangsung di membran luar
mitokondria dikatalis oleh enzim asil KoA sintetase
LO 5

Status Gizi
Cara menggolongkan status gizi seseorang adalah dengan cara menghitug
dengan rumus :
BB/TB2
maka setelah mendapat hasil kita lihat tabel perbandingannya :

Kategori IMT (BMI)


Kurus Kekurangan BB berat < 17,0
Kekurangan BB ringan 17,0 - 18,5
Normal 18,5 - 22,9
Gemuk Kelebihan BB ringan 23 - 24,9
Kelebihan BB berat > 25,0
LO 6 : Fisiologi Cairan Tubuh

Jenis dan komposisi tubuh dan pergerakan keseimbangan cairan


Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan
(air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur,
jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang
lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional
mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih
gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang
yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air.
Cairan tubuh terdiri dari dua kompartemen cairan, yaitu: ruang intra seluler
(cairan dalam sel) dan ruang ekstra seluler (cairan luar sel). Kurang lebih 2/3
cairan tubuh berada dalam kompartemen cairan intra sel, dan kebanyakan
terdapat pada massa otot skeletal.
Kompartemen cairan ekstra sel lebih jelas dibagi menjadi ruang:
- Intra vascular (cairan dalam pembuluh darah), mengandung plasma.- Ruang
interstitial, mengandung cairan yang mengelilingi sel dan jenisnya 8 pada orang
dewasa.              Contohnya limfe.- Ruang muskuler, merupakan bagian terkecil
dari cairan ekstra seluler dan mengandung kurang lebih 1  liter cairan setiap
waktu.
Pergerakan Cairan /Keseimbangan Cairan
Cairan tubuh normalnya berpindah antara kedua kompartemen atau ruang
utama dalam upaya untuk mempertahankan keseimbangan nilai cairan.
Hilangnya cairan intra seluler (CES) ke dalam ruang yang tidak
mempengaruhi keseimbangan antara cairan intra seluler dengan ekstra
seluler, (CIS) dan (CES) disebut sebagai perpindahan cairan ruang ketiga.
Efek dari perpindahan cairan ruang ketiga yaitu ditandai dengan pening,
peningkatan frekuensi jantung, penurunan tekanan darah, penurunan
tekanan intra sentral (TIS), edema, peningkatan berat badan, dan
ketidakseimbangan dalam masukan dan haluaran cairan.
Pergerakan cairan yang normal melalui dinding kapiler ke dalam jaringan
tergantung pada kenaikan tekanan hidrostatik (tekanan yang dihasilkan
oleh cairan pada dinding pembuluh darah) pada kedua ujung pembuluh
arteri dan vena.
Tekanan osmotik yang dihasilkan oleh cairan plasmaArah perpindahan
cairan tergantung pada perbedaan dari kedua arah yang berlawanan ini
(tekanan hidrostatik dari osmotik).
Selain elektrolit CES juga mengangkut substansi lain, seperti enzim dan
hormon. CES juga membawa komponen darah seperti sel merah dan sel
darah putih, ke seluruh tubuh.
Osmosis dan osmolaritas
Perpindahan air terjadi melalui membran dari daerah dengan konsentrasi zat terlarut
yang rendah ke daerah dengan konsentrasi zat terlarut tinggi sampai dengan kedua
konsentrasi tersebut sama.
Difusi
Merupakan kecenderungan alami dari suatu substansi untuk bergerak dari suatu area
dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke daerah konsentrasi yang rendah. Difusi terjadi
melalui perpindahan tidak teratur dari ion dan molekul.
Filtrasi
Tekanan hidrostatik dalam kapiler cenderung untuk menyaring cairan yang keluar dari
kompartemen vascular ke dalam cairan intra seluler.
Pompa natrium-kalium
Konsentrasi natrium lebih besar dalam CES di banding di CIS oleh karena itu ada
kecenderungan natrium untuk memasuki sel dengan cara difusi. Hal ini diimbangi juga
oleh pompa natrium-kalium yang terdapat pada membran sel dan sel aktif
memindahkan natrium dari sel ke dalam CES. Sebaliknya konsentrasi kalium
intraseluler yang terjadi dipertahankan dengan memompakan kalium ke dalam sel.
Rute pemasukan dan kehilangan
Air dan elektrolit diperoleh dengan berbagai cara. Dalam keadaan sehat, seorang
memperoleh cairan dengan cara minum dan makan. Tapi dalam berbagai jenis penyakit
cairan mungkin diberikan melalui jalur parenteral, atau melalui selang nutrisi enteral
dalam lambung atau intestin. Jika keseimbangan cairan bersifat kritis, semua cara
pemenuhan dan semua cara kehilangan harus dicatat dan volumenya dibandingkan.
Organ-organ tampak kehilangan cairan termasuk ginjal, kulit, paru-paru dan
gastrointestinal.
Pengaturan Keseimbangan Cairan
Organ yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan meliputi:
Ginjal
Fungsi-fungsi utama ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan:
- Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan eksresi selektif cairan tubuh.
- Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi yang dibutuhkan .
- Pengaturan pH CES melalui retensi ion-ion hidrogen.
- Ekskresi sampah metabolik dan substansi toksik.
Oleh karena itu gagal ginjal jelas mempengaruhi keseimbangan cairan, karena ginjal tidak dapat berfungsi.
Jantung dan pembuluh darah
Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan yang sesuai untuk menghasilkan
urine. Kegagalan pompa jantung ini mengganggu perfusi ginjal dan karena itu mengganggu pengaturan air
dan elektrolit.
Paru-paru
Melalui ekhalasi paru-paru mengeluarkan air sebanyak +300L setiap hari pada orang dewasa. Pada kondisi
yang abnormal seperti hiperpnea atau batuk yang terus-menerus akan memperbanyak kehilangan air;
ventilasi mekanik dengan air yang berlebihan menurunkan kehilangan air ini.
Kelenjar pituitari
Hipotalamus menghasilkan suatu substansi yaitu ADH yang disebut juga hormon penyimpan air, karena
fungsinya mempertahankan tekanan osmotik sel dengan mengendalikan retensi atau ekskresi air oleh ginjal
dan dengan mengatur volume darah.
Kelenjar adrenal
Aldosteron yang dihasilkan/disekresi oleh korteks adrenal (zona glomerolus). Peningkatan aldosteron ini
mengakibatkan retensi natrium sehingga air juga ditahan, kehilangan kalor. Sedangkan apabila aldosteron
kurang maka air akan banyak keluar karena natrium hilang. Kortisol juga menyebabkan retensi natrium.
Kelenjar paratiroid
Mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon paratiroid (PTH). Sehingga dengan PTH dapat
mereabsorbsi tulang, absorbsi kalsium dari usus dan reabsorbsi kalsium dari ginjal.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan
1. Usia
Dengan bertambahnya usia, semua organ yang mengatur keseimbangan
akan menurun fungsinya, hasilnya fungsi untuk mengatur keseimbangan
juga menurun. Misalnya: gagal ginjal, gagal jantung, dll.
2. Temperatur Lingkungan
Lingkungan yang panas bisa menyebabkan kita berkeringat banyak
sehingga cairan banyak keluar
3. Diet
Diet tinggi natrium akan berfungsi meretensi urine, demikian juga
sebaliknya.
4. Obat-Obatan
Seperti steroid, diuretik.
5. Stress
Mempengaruhi metabolisme sel, meningkatkan gula darah, meningkatkan
osmotik dan ADH akan meningkatkan sehingga urine menurun
6. Sakit
Seperti bahan bakar, dalam keadaan sakit jelas mengeluarkan air yang
banyak, seperti gagal ginjal.
LO 6

Fisiologi Cairan Tubuh


Cairan tubuh merupakan faktor penting dalam
berbagai proses fisiologis dalam tubuh kita. Dapat
dikatakan bahwa kemampuan kita untuk dapat
bertahan hidup sangat tergantung dari cairan yang
terdapat dalam tubuh kita.
Oleh karena itu maka tubuh selalu
mempertahankan jumlah cairan tubuh dalam
keadaan seimbang yang disebut homeostasis.
LO 6

Fisiologi Cairan Tubuh


Pertukaran Cairan Tubuh
Pemasukan Air
Daily intake of water terutama melalui oral. Sekitar ⅔ dari jumlah air ini masuk
dalam bentuk air murni atau minuman lainnya dan sisanya masuk dalam bentuk
makanan. Selain itu, sekitar 150 – 250 ml cairan disintesa dalam tubuh.
Jadi jumlah cairan yang masuk, termasuk hasil sintesa tubuh sekitar 2300 ml/hari.
Pengeluaran Air
Water loss dalam keadaan normal sebagian besar terjadi melalui urine. Namun pada
keadaan tertentu, seperti pada latihan berat, water loss terjadi melalui keringat.
Selain itu, terjadi juga pengeluaran cairan tersembunyi yang disebut Insensible
Water Loss.
Insensible water loss adalah hilangnya cairan melalui proses difusi melalui kulit dan
proses evaporasi melalui saluran pernapasan. Kehilangan cairan mealui proses ini
tidak dapat dirasakan mekanismenya.
LO 6

Fisiologi Cairan Tubuh


Pembagian Cairan Tubuh
Terdiri atas cairan ekstrasel dan intrasel.
Cairan Ekstrasel
Merupakan semua cairan yang terdapat di luar sel dan terdiri dari elektrolit dan
berbagai bahan nutrisi yang dibutuhkan oleh sel untuk memperahankan fungsinya.
Cairan ekstrasel bergerak secara konstan pada seluruh tubuh, dan ditransport dengan
cepat ke dalam sirkulasi melalui dinding kapiler.
Cairan ekstrasel terdiri atas beberapa komponen yaitu :
 plasma
 cairan interstitial
 cairan transeluler
Cairan Intrasel
Merupakan cairan yang terdapat di dalam sel dan meliputi ⅔ dari seluruh cairan tubuh.
Cairan intrasel yang terdapat pada tiap sel mempunyai komposisi yang berbeda, tetapi
konsentrasi dari tiap komposisi dapat dikatakan sama antara sel yang satu dengan yang
lainnya.
LO 6

Fisiologi Cairan Tubuh


Komposisi Cairan Tubuh
Komposisi utama dari cairan tubuh adalah air dan elektrolit. Elektrolit cairan
ekstrasel dan intrasel mempunyai komposisi yang berbeda.
Cairan ekstrasel mengandung banyak Na, Cl, dan HCO₃ serta bahan nutrisi.
Sedangkan cairan intrasel mengandung banyak K, Mg, HPO₄ dan SO₄
Keseimbangan Cairan & Elektrolit
Tubuh manusia selalu berupaya agar kondisi fisiologis tubuh berlangsung
statis. Begitupun yang terjadi pada cairan tubuh dan elektrolitnya, tubuh
selalu mempertahankan keseimbangan yang sempurna.
Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit di atur oleh dua hal, yaitu :
a. Tekanan osmotik
b. Tekanan hidrostatik
LO 6

Fisiologi Cairan Tubuh


Darah
Darah merupakan bagian dari cairan ekstrasel. Darah bergerak dalam sistim sirkulasi
sampai ke kapiler dari organ dan jaringan.
Fungsi Darah
Ada 3 (tiga) fungsi penting dari darah :
a. Fungsi transport
b. Fungsi regulasi
c. Fungsi pertahanan tubuh
Komposisi Darah
Darah terdiri atas :
1. Sel – sel darah, terdiri atas eritrosit, leukosit, trombosit.
2. Plasma, terdiri atas air, bahan protein dan bahan non protein. Bahan proteinnya
terdiri atas albumin, globulin, fibrinogen, transferin dan α protease inhibitor.
Sedangkan bahan nonprotein terdiri atas nitrogen, nutrisi, enzim dan elektrolit.
LO 6

Fisiologi Cairan Tubuh


Proses Pembentukan Sel Darah
Pembentukan sel darah dikenal dengan istilah hemopoiesis.
Hemopoiesis terjadi pada masa awal embrional, sebagian besar pada
hati dan sebagian kecil di limpa.
Pembentukan sel darah pada sum-sum tulang terjadi setelah minggu
ke-20 masa embrional. Dengan betambahnya usia janin, maka
pembentukan sel darah makin banyak terjadi di sum-sum tulang, dan
peranan hati serta limpa semakin berkurang.
Setelah lahir, semua sel darah diproduksi di sum-sum tulang.
LO 6

Fisiologi Cairan Tubuh


Sistem Limfatik
Sistem limfatik terdapat pada hampir semua jaringan,
hanya pada bagian superficial kulit, SSP, dan tulang yang
tidak mempunyai saluran limfe.
Fungsi Sistem Limfatik
Mengembalikan protein, air dan elektrolit dari ruang
interstitial ke sistim sirkulasi. Selain itu juga berfungsi
sebagai sistim pertahanan tubuh.
Komposisi Cairan Limfe
Komposisinya hampir sama dengan cairan interstitial.
LO 7

Sifat dan Mekanisme Kerja Enzim


Untuk berlangsungnya metabolisme tersebut diperlukan suatu aktivator yaitu enzim.
Enzim
Enzim adalah suatu biokatalisator, yaitu suatu bahan yang berfungsi mempercepat
reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi karena
pada akhir reaksi terbentuk kembali. Suatu reaksi kimia yang berlangsung dengan
bantuan enzim memerlukan energi yang lebih rendah. Jadi enzim juga berfungsi
menurunkan energi aktivasi.
LO 7

Sifat dan Mekanisme Kerja Enzim


Struktur enzim
Suatu enzim (holoenzim) tersusun atas bagian protein dan bukan protein.
Bagian protein disebut apoenzim, dan bagian non protein
disebut kofaktor. Kofaktor dapat berupa ion logam (Cu, Mg, K, Fe, Na),
atau koenzim yang berupa bahan organik, misalkan vitamin B (B1, B2).
Sifat-sifat enzim
Sebagai suatu bahan yang penting dalam metabolisme, enzim memiliki sifat-
sebagai berikut:
1.kerja enzim bersifat spesifik/khusus, artinya bahwa satu enzim hanya dapat
bekerja pada satu substrat
2.enzim bekerja pada suhu tertentu
3.enzim berkerja pada derajat keasaman (pH) tertentu
4.kerja enzim dapat bolak-balik, artinya selain dapat memecah substrat juga
dapat membentuk substrat dari penyusunnya
LO 7

Sifat dan Mekanisme Kerja Enzim


Hal-hal yang dapat mempengaruhi kerja enzim di antaranya adalah:
 suhu
 derajat keasaman (pH)
 konsentrasi enzim
 jenis substrat
 penimbunan hasil akhir
 pengaruh aktivator/penggiat
 pengaruh inhibitor/penghambat
LO 7

Sifat dan Mekanisme Kerja Enzim


Cara Kerja Enzim
1. Lock and lock theory = active site enzim bersifat
spesifik sehingga hanya bisa bekerja pada substrat
yg spesifik juga.
LO 7

Sifat dan Mekanisme Kerja Enzim


2. Induced Fit theory = bentuk active site enzim bersifat
flexible sehingga dapat menyesuaikan bentuk substrat yang
menempel padanya.
LO 8

Mekanisme Pengaturan Energi


Manusia memerlukan energi yang berasal dari lingkungannya
untuk kehidupannya. Energy, didefinisikan sebagai kapasitas
untuk melakukan kerja. Sumber energi tubuh adalah
karbohidrat, lemak, protein (termasuk vitamin, mineral dan air).
Agar dapat digunakan, sumber energi harus dirubah menjadi
ATP (adenosin triphosphat) melalui bantuan katalisator berupa
enzim. ATP merupakan komponen berenergi tinggi yang
diperlukan untuk kontraksi otot dan melaksanakan fungsi sel
yang lain.
LO 8

Mekanisme Pengaturan Energi


Perubahan sumber energi dilaksanakan melalui rantai
metabolisme. Energi dalam tubuh dibutuhkan untuk :
(1)kinerja (bio)-kimiawi, untuk mensintesis komponen sel yang
diperlukan, menempertahankan dan mengubah sumber energi di
dalam tubuh,
(2)Kinerja mekanis, untuk kerja otot;
(3) Transport work pumping of substances across membranes
(4) Kinerja elektrokimia, untuk kerja saraf, otot, transpor aktif,
pertukaran ion, membentuk perbedaan konsentrasi ion, dan
transmisi impuls syaraf.
LO 8

Mekanisme Pengaturan Energi


Energi dapat dijumpai dalam beberapa macam, antara lain :
(1)Energi potensial : adalah kapasitas melakukan kerja,
(2)Energi kinetik : adalah energi untuk bergerak,
(3)Energi termal : berupa panas (berasal dari transfer energi ke
ATP),
(4)Energi kimia: adalah energi potential molekules yang dapat
diukur dengan satuan Kalori (=Kal).
Beberapa reaksi kimia yang memerlukan energi ATP hanya
menggunakan beberapa ratus kalori dari 8 kkal yang tersedia
untuk kerja, sehingga sisa energi ini akan dirubah dalam
bentuk panas.
LO 8

Mekanisme Pengaturan Energi


Dalam produksi energi, terdapat dua macam metabolisme, yaitu:
1. Anaerob (tanpa oksigen), hanya untuk karbohidrat, terjadi di sitosol.
2. Aerob (dengan oksigen), karbohidrat, lemak, dan protein, terjadi di
mitokondria.
Setiap mol glukosa dalam proses anaerob yang terjadi di
sitoplasma/sitosol menghasilkan 2 ATP, sedangkan pada proses aerob
yang terjadi di mitokondria menghasilkan 36 ATP, sehingga total
produksinya sebanyak 38 ATP (304 kkal/mol).
LO 8

Mekanisme Pengaturan Energi


Kecepatan Metabolisme
Kecepatan metabolisme adalah jumlah energi total yang
dibutuhkan per unit waktu. Pengukuran kecepatan metabolisme
menggunakan Basal metabolic rate (BMR). BMR adalah
kecepatan metabolisme dalam keadaan standar (subjek dalam
keadaan fisik dan dan mental istirahat tetapi tidak tidur dalam
temperatur nyaman dan tidak makan selama 12 jam).  Pada
kondisi BMR, energi sebagian besar digunakan untuk
mempertahankan kondisi vegetatif tubuh atau untuk aktivitas
kelenjar, jantung, liver, ginjal dan otak.
LO 8

Metabolism basal berperan terhadap panas yang dihasilkan


oleh tubuh saat istirahat total. Laju metabolism basal atau
basal metabolic rate (BMR) biasanya bergantung pada area
permukaan tubuh. BMR juga dipengaruhi oleh hormone
tiroid. Dengan merangsang penguraian glukosa dan lemak,
hormone tiroid meningkatkan reaksi kimia dalam sel
tubuh. Saat hormone tiroid disekresikan dalam jumlah
besar, BMR dapat meningkat 100%. Ketiadaan hormone
tiroid akan menurunkan BMR menjadi setengahnya,
sehingga terjadi pengurangan produksi panas. Hormen seks
testoteron meningkatkan BMR sehingga pria memiliki
BMR yang lebih tinggi dari pada wanita.
LO 8

Mekanisme Pengaturan Energi


Manusia mempunyai komponen dalam menjaga keseimbangan energi
dan keseimbangan suhu tubuh pada kisaran 37,0 ± 2°C, diantaranya
adalah hipotalamus, asupan makanan, kelenjar keringat, pembuluh
darah kulit dan otot rangka. Pemakaian energi oleh tubuh
menghasilkan panas yang penting dalam pengaturan suhu tubuh.
Manusia dapat hidup di beberapa wilayah dengan suhu yang berbeda,
oleh karena itu mereka harus terus-menerus mengatur panas internal
untuk mempertahankan suhu tubuh, karena kecepatan reaksi kimia sel
bergantung pada suhu tubuh. Panas yang berlebihan dapat merusak
protein sel 
LO 8

Mekanisme Pengaturan Energi


Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang  merupakan pusat
integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh.
Hipotalamus berfungsi sebagai termostat tubuh, dengan menerima
informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuaian dikoordinasi
dengan sangat rumit dalam mekanisme penambahan dan pengurangan
suhu sesuai dengan keperluan untuk mengorekasi setiap penyimpangan
suhu inti dari nilai patokan normal. Hipotalamus mampu berespon
terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,01ºC.
Hipotalamus terus-menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan
suhu inti melalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut
termoreseptor (reseptor hangat, dingin dan nyeri di perifer). Reseptor
suhu sangat aktif selama perubahan temperatur. Sensasi suhu primer
diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor
sentral yang terletak di hipotalamus serta di susunan syaraf pusat dan
organ abdomen
LO 8
Keseimbangan Energi
Energi dibutuhkan oleh setiap sel dalam tubuh untuk mempertahankan kehidupannya dan
melaksanakan fungsinya dengan baik. Sumber energi berasal dari makanan yang dimakan,
diserap, dan kemudian diolah oleh tubuh.
Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa “total energi di dunia adalah
konstan, energi tidak dapat diciptakan maupun dihancurkan.”  Oleh karena itu, semua
energi yang ikut andil dalam hidup kita dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut 1:

Energi Tubuh = Energi masuk – Energi Keluar

Energi masuk merupakan energi yang berasal dari makanan yang dimakan yang
merupakan sumber energi. Energi didapatkan dari ikatan kimia pada makanan yang
diuraikan untuk kemudian digunakan dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi pada ATP.
Energi ini dapat digunakan untuk melakukan kerja biologis atau disimpan di dalam tubuh
untuk kebutuhan nanti.
Energi keluar merupakan jumlah energi yang dikeluarkan oleh tubuh, yang merupakan
kombinasi antara kerja dan panas yang dilepaskan ke lingkungan. Persamaan untuk energi
keluar sebagai beriku :

Energi Keluar = Kerja + Panas yang dilepaskan


Kerja dapat dibagi dua yaitu kerja eksternal dan kerja internal. Kerja eksternal merupakan
energi yang dikeluarkan saat otot rangka berkontraksi untuk menggerakkan objek eksternal atau
menggerakkan tubuh terhadap lingkungan, sedangkan kerja internal merupakan pengeluaran
energi biologis yang tidak berhubungan dengan kerja mekanik di luar tubuh.
Tidak semua energi yang keluar tubuh merupakan suatu kerja. Energi keluar yang tidak
digunakan untuk mendukung kerja merupakan panas yang dilepaskan atau energi termal. Dari
total energi yang masuk ke dalam tubuh, sekitar 75% menjadi panas dan hanya 25% yang
dimanfaatkan untuk bekerja. Akan tetapi panas yang dihasilkan tersebut tidak sia-sia, karena
sebagian besarnya digunakan untuk mempertahankan temperatur tubuh.
Terdapat tiga kemungkinan bentuk keseimbangan energi, antara lain :

Keseimbangan Energi Netral


Keseimbangan yang terjadi apabila energi yang masuk ke dalam tubuh sama persis dengan energi
yang keluar. Pada kondisi ini berat badan akan tetap.
Keseimbangan Energi Positif
Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk tubuh lebih besar daripada energi
yang keluar. Energi yang masuk ke dalam tubuh dan tidak digunakan akan disimpan di dalam
tubuh, terutama sebagai jaringan adiposa, sehingga berat badan bertambah.
Keseimbangan Energi Negatif
Keseimbangan yang terjadi apabila jumlah energi yang masuk tubuh lebih kecil daripada energi
yang keluar. Kondisi ini mengakibatkan tubuh harus menggunakan energi cadangannya untuk
memenuhi kebutuhan aktivitas, sehingga berat badan akan berkurang.
 
Metabolisme
Metabolisme merujuk pada semua reaksi kimia dan energi yang terjadi di dalam tubuh.  Pemecahan nutrisi yang
masuk ke tubuh disebut katabolisme, yang dapat membebaskan energi untuk kemudian disimpan.
Penyimpanan energi tersebut selain dalam bentuk ATP juga dapat berbentuk molekul kompleks karbohidrat,
protein, dan lemak yang prosesnya membutuhkan energi dan disebutanabolisme.
Metabolisme dapat ditinjau dari dua segi antara lain metabolisme materi atau intermedier dan metabolisme
energi. Metabolisme intermedier merupakan perubahan bahan-bahan dalam tubuh selama proses kehidupan,
sedangkan metabolisme energi adalah pertukaran energi seperti yang telah dibahas di konsep energi di bagian
sebelumnya.

Laju Metabolik
Laju metabolik adalah laju dipergunakannya energi oleh tubuh baik untuk kerja eksternal maupun
internal. Laju metabolik secara normal dinyatakan sebagai laju panas yang dibebaskan selama terjadinya
pelbagai reaksi kimia di semua sel tubuh. Laju metabolik dapat dirumuskan melalui persamaan berikut :

Laju Metabolik : Energi Keluar / Satuan Waktu

Oleh karena kebanyakan energi keluar tampak sebagai panas, maka untuk perhitungannya digunakan satuan
panas, yaitu kalori (cal) atau kilokalori (1000 x kalori; kcal). Energi yang dihasilkan oleh oksidasi karbohidrat
dan protein adalah 4 kcal/g, sedangkan dari lemak adalah 9 kcal/g.
Laju metabolik dapat diukur dengan mengukur jumlah total panas yang dihasilkan tubuh dalam kurun waktu
tertentu. Pengukuran total panas tubuh secara langsung (kalorimeter langsung) sangat sulit dilakukan, oleh
karena itu digunakan beberapa metode tidak langsung (kalorimeter tidak langsung). Salah satu metode
tidak langsung yang sering dilakukan adalah mengukur laju pemakaian oksigen. Metode ini dilakukan
karena metabolisme pembentukan ATP paling efisien dilakukan dengan menggunakan oksigen. Persamaan
kimianya adalah sebagai berikut :

C6H12O6 + O2 + ADP + Pi  CO2 + H2O + ATP


Banyak studi yang menyatakan bahwa jumlah energi yang dibebaskan per liter konsumsi oksigen tubuh pada
diet biasa adalah sekitar 4,5-5 kcal. Angka tersebut disebut juga ekivalen energi oksigen. Menggunakan
ekivalen ini, dapat ditentukan dengan ketepatan tinggi laju panas yang dikeluarkan tubuh berdasarkan
jumlah oksigen yang digunakan dalm kurun waktu tertentu.
Selain menggunakan “ekivalen energi oksigen,” dapat juga digunakan metode lain untuk mengukur laju
metabolik yaitu dengan mengukur produksi karbon dioksida (CO 2). Dasar dari metode ini adalah konsumsi
oksigen dalam kondisi aerob yang merupakan kondisi efisien untuk menghasilkan ATP selalu menghasilkan
karbon dioksida. Metode ini disebut juga respiratory quotient (RQ) atau respiratory exchange
ratio (RER). RQ merupakan indeks pemakaian relatif pelbagai bahan makanan oleh tubuh. Rasio pada
metode ini adalah perbandingan antara CO 2 dan oksigen yang berbeda untuk setiap diet (CO2/O2). RQ
ditentukan oleh jenis makanan dan proporsinya serta bervariasi untuk setiap nutrien yaitu 1,0 untuk
karbohidrat, 0,8 untuk protein, dan 0,7 untuk lemak. Terdapat faktor lain yang mempengarui RQ selain dari
makanan, yaitu dari keadaan tubuh antara lain hiperventilasi, hipoventilasi, asidosis metabolik dan alkalosis
metabolik.

Laju Metabolik Basal / Basal Metabolic Rate (BMR)


BMR adalah pengeluaran energi minimal yang dibutuhkan oleh tubuh untuk bertahan hidup. BMR
merupakan suatu ukuran laju metabolik jaringan tanpa bergantung pada faktor luar tubuh, sehingga bisa
dikatakan bahwa BMR merupakan laju pemakaian energi di tubuh dalam keadaan istirahat seseorang yang
berada dalam kondisi sadar. BMR normal untuk pria muda adalah sekitar 60 kcal/jam, sedangkan wanita
muda sekitar 53 kcal/jam.
Penghitungan BMR dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
  V=(p/273)×273/(273+t)×Vu

p = tekanan barometer tempat pemeriksaan


t = suhu alat
Vu = volume O2 yang diukur

Anda mungkin juga menyukai