Anda di halaman 1dari 35

CASE REPORT SESSION

Fraktur Femur pada Anak

YASMIN SHABIRA WITYANINGSIH


Pembimbing: dr. Deri Mulyadi, S.H., MH.Kes.,
M.Kes., Sp.OT
LAPORAN KASUS

◉ Nama : An. F
◉ Umur : 1 tahun 9 bulan
◉ Jenis kelamin : Laki-laki
◉ Alamat : RT 03 Ds Tenam Muara Bulian
◉ Agama : Islam
◉ MRS : 9 Januari 2018
ANAMNESIS
Keluhan utama
(Alloanamnesis) Nyeri pada paha kanan ±3 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang


Os merupakan korban post KLL ± 3hari SMRS. Os mengalami
kecelakaan mobil dan mobil pada saat perjalanan lintas kota,
kecelakaan terjadi pada sore hari. Setelah kecelakan os
sempat pingsan dan mengalami muntah darah (+). Os
kemudian dibawa ke RS Tebo dan dirujuk ke RSUD Raden
Mattaher dengan diagnosis CKB Susp SDH + Susp Fraktur basis
crani + hip dislokasi caput femur.
◉ Riwayat Penyakit Dahulu : (-)
◉ Riwayat Penyakit Keluarga : (-)
Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


b. Kesadaran : Composmentis (E4/V5/M6)
c. Tanda Vital
Suhu : 36,5oC Nadi : 124 x/menit
RR : 32x/menit
d. Status Gizi
BB : 12 Kg PB: 95cm
Pemeriksaan Fisik
e. Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
refleks cahaya (+/+), hematom area periorbita dextra dan sinistra
Telinga : Otore (-/-), darah (-)
Hidung : Epistaksis (-), septum deviasi (-)
Mulut : Sianosis (-), perdarahan (-)
Tenggorok : Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
Leher : Deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Fisik

f. Thorax (Paru)
Inspeksi : Simetris statis dinamis
Palpasi : Nyeri tekan (-), stem fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), wheezing (-), ronki (-)
Pemeriksaan Fisik

g. Thorax (Jantung)
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula
sinistra
Perkusi : Batas-batas jantung
Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS III linea parasternal dextra
Batas kiri : ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
h. Abdomen
Inspeksi : Datar, defans muscular (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : BU (+), metallic sound (-)
i. Punggung : Tidak dapat dilakukan karena pasien tidak dapat duduk
j. Genitalia
Testis : dbn
Skrotum : Hiperemis (-), bengkak (-)
Hernia : Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
k. Extremitas Superior Inferior
Edema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Clubbing finger -/- -/-
Gerak +/+ Sulit dinilai/+
Kekuatan 5/5 Sulit dinilai/5
Tonus N/N N/N
Refleks fisiologis +/+ +/+
Refleks patologis -/- -/-
Pemeriksaan Fisik

l. Status Lokalisata
Regio Femoralis Dextra
Look : Bengkak (+), pemendekan (+), deformitas (+), kulit
utuh (tidak terdapat luka robek
Feel : Nyeri tekan (+), pulsasi distal (+), sensibilitas (+)
Move : Nyeri gerak aktif (+), nyeri gerak pasif (+), ROM sulit
dinilai
 
Hasil Laboratorium (9 Januari 2018)

Jenis Pemeriksaan Hasil Normal


WBC 15,9 (3,5-10,0
Faal Hati :
103/mm3) ◉ Bilirubin total : 0,7 mg/dl (<1,0)
RBC 3,83 (3,80-5,80 ◉ Bilirubin direk : 0,4 mg/dl (<0,2)
106/mm3) ◉ Bilirubin indirek : 0,3 mg/dl
HGB 8,8 (11,0-16,5 g/dl) ◉ Protein total : 5,2 mg/dl (6,4-8,4
MCV 69,6 (80-97 fl)
MCH 23 (26,5-33,5 pg)
mg/dl)
MCHC 330 (31,5-35 g/dl) ◉ Albumin : 3,2 mg/dl (3,5-5,0
PLT 349 (150-390 mg/dl)
103/mm3) ◉ Globulin : 2,1 mg/dl (3,0-3,6
HCT 26,7 (35,0-50,0 %)
mg/dl)
RDW 15,5 (10-15 %)
MPV 8,2 (6,5-11 fl)
PDW 11,2 (10-18 L%) Faal Ginjal :
GDS 101 mg/dL ◉ Ureum : 16 mg/dL (15-39
mg/dL)
◉ Kreatinin : 0,4 mg/dL (0,6 –
1,1 mg/dL)
Hasil Laboratorium (9 Januari 2018)

Parameter Hasil Nilai Normal


Natrium (Na) 141,44 (135-148)
Kalium (K) 4,00 (3.5-5.3)
Chlorida (Cl) 106,50 (98-110)
Calcium (Ca+) 1,24 (1.12-1.23)

Hemostatis
CT : 3 menit
BT : 2 menit
Pemeriksaan Radiologi (9 Januari 2018)
DIAGNOSIS KERJA
Close fraktur femur dextra 1/3 medial

Pengobatan Sementara
Non Medikamentosa
◉ Tirah baring
◉ Pemasangan bidai

Medikamentosa
◉ IVFD RL 12 TTS/I (makro) + Drip ketorolac 1 amp
◉ Inj. Ceftriaxone 1 x 600 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc
◉ Inj. Ranitidin 2 x 0,5 cc
◉ Inj. Asam tranexamat 3 x 150 mg
Prognosis

◉ Quo ad vitam : dubia ad bonam


◉ Quo ad functionam : dubia ad bonam
Follow Up

11 Januari 2018 12 Januari 2018


S : Nyeri pada paha kanan (+) S : Nyeri pada paha kanan (+)
O : T: 36,0ºC HR : 98x/i O : T: 36,3ºC HR : 92x/i
A : Close fraktur femur dextra 1/3
A: Close fraktur femur dextra 1/3
medial
medial P : Terapi teruskan
P:
◉ IVFD RL +ketorolac 1 amp 10 13 Januari 2018
tpm S : Nyeri pada paha kanan (+)
◉ Inj. Ceftriaxone 1x500 mg O : T: 36,5ºC HR : 100x/i
◉ Inj. Ranitidin 2 x 1/3 amp A : Close fraktur femur dextra 1/3
  medial
P : Terapi teruskan
Follow Up

14 Januari 2018 P:
S : Nyeri (-) ◉ IVFD RL : D5% 2:1 15 tpm
O T: 36,7ºC HR : 86x/i RR: 24x/i ◉ Ketorolac drip
A : Post close reduksi + hemi hip spica ◉ Omeprazole 1x1/2 vial
cast ◉ Rontgen femur dextra
Close fraktur femur dextra 1/3
P: 16 Januari 2018
IVFD RL + Ketorolac 10 tpm/min S : Nyeri (-)
Inj. Esoma 1 x ½ amp O : T: 36.9ºC HR : 90x/i
  Cast baik
15 Januari 2018 A : Post close reduksi + hemi hip spica
S : Nyeri (-) cast H-2
O: T: 37,4ºC HR : 120x/i Close fraktur femur dextra 1/3
Cast baik P : Terapi teruskan, ambil hasil rontgen
A : Post close reduksi + hemi hip spica kontrol
cast H-1
Close fraktur femur dextra 1/3
Post close reduksi + hemi Follow Up
Foto Polos
hip spica cast h-1 15/1/18
Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)

 Lokasi : Termasuk subtrokanter dan suprakondilar


 Insidensi :
Berkisar 1.6% pada semua fraktur pada anak
Paling banyak umumnya fraktur di 1/3 tengah.
Rasio anak laki – laki dan perempuan adalah 2 : 1
Angka kejadian tahunan fraktur batang femur adalah 19 per
100.000 anak
Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)

 Etiologi
 Bergantung pada usia.
 Infant → diafisis tulang femur relative lemah dan
mungkin patah karena beban karena terguling.
 Usia TK dansekolah → kecelakaan berkecepatan
rendah seperti terjatuh dari ketinggian, misalnya
dari sepeda, pohon, tangga
Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)
 Etiologi
 Bergantung pada usia.
 Infant → diafisis tulang femur relative lemah dan
mungkin patah karena beban karena terguling.
 Usia TK dan sekolah → kecelakaan berkecepatan
rendah seperti terjatuh dari ketinggian, misalnya
dari sepeda, pohon, tangga
 Arthrogryposis multiplex congenital,
myelomeningocele, dan osteogenesis imperfect.
Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)
Gambaran Klinis
 Nyeri, shortening (pemendekan), angulasi, bengkak,
dan krepitasi.
 Anak dengan fraktur femur yang masih baru
biasanya tidak dapat berdiri atau berjalan.
 Perdarahan rata-rata darah yang hilang dapat lebih
dari 1200 mL.
 Penilaian kondisi hemodinamik pra operasi
Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)

Radiologi
◉ Dilakukan sepanjang femur dalam dua plane foto
dan berdekatan dengan lingkar pelvik dan juga
sendi lutut.
◉ Jika ada keraguan, tungkai bawah seharusnya
diperiksa juga.
◉ Computed tomography (CT) atau magnetic
resonance imaging (MRI) scan biasanya tidak
diperlukan
Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)

Diagnosa
◉ Dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik
tunggal karena tipikal deformitas yang khas yaitu
angulasi, eksternal rotasi dan pemendekan.
◉ Karena fraktur ini tidak stabil, penting dilakukan
splint awal sebelum dilakukan pemeriksaan
radiologi untuk menghindari nyeri dan menghindari
injuri arteri femoralis.
Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)

Fraktur Shaft Femur dari Usia Awal Kehidupan


hingga Usia 5 Tahun
Inisial skin traksi selama beberapa hari diikuti dengan
hip spica cast dengan posisi hip dan lutut sedikit fleksi
Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)

Usia anak s.d 2tahun Anak 2-5 tahun dengan


dengan Thomas Splint
Bryant traction
Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)

Fraktur Shaft Femur pada Usia 5 sampai 10


tahun
◉ Skin traksi→ closed reduction (hip spica, flexible
intramedullary nail, external skeletal fiksasi)
◉ Flexible intramedullary nail atau wayer Kirschner
intramedular pada kelompok anak pra sekolah.
◉ Indikasi : gagalnya dengan spica cast.
◉ Waktu konsolidasi 2 – 5 bulan, implant dicabut
pada 3 – 6 bulan setelah pemasangan
Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)

Fraktur Shaft Femur pada Usia >10 tahun


◉ Russel traksi, untuk traksi ini diperlukan frame, katrol, tali,
dan plester.
◉ Anak tidur terlentang, lalu dipasang plester dari batas
lutut, dipasang sling di daerah poplitea, sling dihubungkan
dengan tali, dimana tali tersebut dihubungkan dengan
beban penarik.
◉ Untuk mempersingkat waktu rawat setelah 4 minggu
ditraksi, callus sudah terbentuk, tetapi belum kuat benar.
Traksi dilepas kemudian dipasang gip hemispika.
Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)

Fraktur Shaft Femur pada Usia >10 tahun


◉ Setelah dilakukan traksi → locked intramedullary nails.
◉ Metode ini dapat menahan berat badan secara penuh
penuh
◉ Fiksasi eksternal jika terjadi fraktur terbuka pada pasien
poli trauma atau untuk fraktur segmental.
◉ Jika fiksator dilepaskan lebih awal dengan pembetukan
callus yang masih kurang, maka akan berisiko terjadi
fraktur kembali.
◉ Fiksator eksternal tidak dianjurkan pada anak – anak pra
sekolah.
Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)

◉ Overgrowth Sementara Setelah Fraktur Shaft Femur


◉ Overgrowth dapat terjadi setelah fracture shaft femur displaced.
◉ Rata-rata pertumbuhan berlebihan ini sebesar 1 cm dan
ketidakseimbangan panjang ini terjadi 1 tahun setelah fraktur.
◉ Posisi yang ideal agar fragmen bersatu dengan baik tanpa pengobatan
nonoperative adalah dengan metode sisi ke sisi (bayonate apposition)
dengan saling overriding antartulang sekitar 1 cm saling untuk
kompensasi saat terjadi pertumbuhan berlebih selama 1 tahun.
Fraktur Batang Femur (Femoral Shaft Fracture)

◉ Komplikasi
◉ Kompartemen sindrom saraf
◉ Manifestasi klinis : nyeri, pucat, bengkak, pulselessness, parastesia,
dan paralisis.
◉ Nyeri hebat dan konstan di betis → impending iskemi (kompartemen
sindrom).
Analgetik dikontraindikasikan.
◉ Kompartemen sindrom → semua perban dilepas, skin traksi diganti
dengan skeletal traksi melalui metafisis femur distal dengan hip dan
lutut difleksikan.
◉ Sirkulasi perifer tidak adekuat selama setengah hingga satu jam →
ANALISA KASUS
KASUS TEORI

Keluhan : Nyeri pada paha kanan  Nyeri, shortening (pemendekan),


Status Lokalisata angulasi, bengkak, dan krepitasi.
Regio Femoralis Dextra  Anak dengan fraktur femur yang masih
Look : Bengkak (+), pemendekan (+), baru biasanya tidak dapat berdiri atau
deformitas (+), kulit utuh (tidak terdapat luka berjalan.
robek
Feel : Nyeri tekan (+), pulsasi distal (+),
sensibilitas (+)
Move : Nyeri gerak aktif (+), nyeri gerak pasif
(+), ROM sulit dinilai
ANALISA KASUS
KASUS TEORI
Diagnosis • Fraktur Shaft Femur dari Usia Awal
Close fraktur femur dextra 1/3 medial Kehidupan hingga Usia 5 Tahun : Inisial
skin traksi selama beberapa hari diikuti
Tatalaksana dengan hip spica cast dengan posisi hip
Post close reduksi + hemi hip spica cast dan lutut sedikit fleksi
• Spica cast setelah reduksi, merupakan
pilihan pengobatan pada kebanyakan ahli
bedah ortopedik pediatric.
KESIMPULAN

◉ Fraktur batang femur (femoral shaft fracture) berkisar 1,6%


pada semua fraktur pada anak.
◉ Rasio antara anak laki – laki dan perempuan adalah 2 : 1.
◉ Yang sering ditemukan adalah fraktur 1/3 medial
◉ Diagnosis ditegakkan dengan gejala klinis dan radiologi.
◉ Penatalaksanaan didasari pada usia anak, terapi operasi
dengan fiksasi lebih dianjurkan dan keberhasilan akan lebih
besar jika penatalaksanaan hanya secara konservatif

Anda mungkin juga menyukai