Anda di halaman 1dari 30

Bakteri dan Archaea

dalam Perairan
Patogenitas Bakteri dalam Perairan
Patogenitas

• Patogen : mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit infeksi


• Patogenitas : kemampuan mikroorganisme dalam menyebabkan
infeksi
• Patogenesis : Mekanisme terjadinya virulensi
• Faktor virulensi : produk mikroorganisme/pathogen yang
berkontribusi dalam mekanisme virulensi
• Ketika interaksi mikroorganisme-inang dapat menyebabkan penyakit,
hal ini disebut infeksi
• Virulensi : kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan peyakit
Bagaimana mengetahui/membedakan
apakah suatu mikroorganisme bersifat
sebagai patogen atau tidak?
Postulat Koch

• Postulat Koch : Prosedur pembuktian bahwa suatu mikroorganisme


bertanggung jawab terhadap penyakit
• Mikroorganisme harus ditemukan dalam semua kasus penyakit yang
sama dan distribusinya dalam tubuh harus sesuai dengan lesi yang
terlihat
• Mikroorganisme harus dapat dikultur dalam biakan murni secara in
vitro
• Bila biakan murni diinokulasikan ke dalam ikan uji maka harus
muncul penyakit yang sama
• Mikroorganisme harus dapat diinokulasikan kembali dari lesi
penyakit yang ditimbulkan setelah uji tantang
Postulat Koch versi molekuler

• Gen virulen harus dapat ditemukan dalam strain bakteri yang


menyebabkan penyakit dan tidak ditemukan pada bakteri avirulen
• Membuang gen virulen dalam strain bakteri suspect (terduga)
dapat menyebabkan kehilangan virulensinya
• Harus dapat didemonstrasikan bahwa gen tersebut dapat
diekspresikan oleh bakteri pada hewan uji saat uji in vivo atau uji
tantang, tidak hanya diekspresikan pada level in vitro
Bagaimana mengetahui tingkat virulensi
suatu bakteri?

• Uji Lethal doses 50 (LD50)


• LD50 : dosis/jumlah kepadatan bakteri yang dapat menyebabkan
kematian pada hewan uji hingga 50% individu
• Metode uji LD50: hewan uji diinfeksikan secara sengaja dengan dosis
kepadatan bakteri yang bertingkat. Pada dosis yang menyebabkan
kematian hingga 50% adalah titik LD50 bakteri yang diuji
• Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi yg dapat
meningkatkan patogenisitasnya dan memungkinkannya berkolonisasi
atau menginvasi jaringan inang dan merusak fungsi normal tubuh.
Teknik pengenceran bakteri untuk uji LD50

 
EXPOSURE TO PATHOGEN

ADHESION, COLONIZATION, GROWTH

ESCAPE HOST DEFENSE

PATOGENESIS
BAKTERI
INVASION TOXICITY

TISSUE DAMAGES

DISEASE
FAKTOR VIRULENSI BAKTERI

FAKTOR PERLEKATAN
• Mikroorganisme patogen memperoleh akses memasuki tubuh inang
melalui perlekatan pd permukaan mukosa inang. Perlekatan ini terjadi
antara molekul permukaan patogen yg disebut adhesi atau ligan yg
terikat secara spesifik pd permukaan reseptor komplementer pd sel
inang.
• Adhesi : proses bakteri menempel pada permukaan sel inang, pelekatan
terjadi pada sel epitel.
• Adhesi bakteri ke permukaan sel inang memerlukan protein adhesin.
• Adhesi dibagi menjadi dua yaitu fimbriae & afimbriae.
INVASI DALAM SEL DAN JARINGAN INANG

• Untuk beberapa penyakit yg disebabkan oleh bakteri, invasi ke


dalam epitelium inang merupakan pusat untuk proses infeksi.
• Beberapa bakteri seperti spesies Salmonella masuk ke jaringan
melalui pertemuan antara sel epitel.
• Bakteri yang berhasil masuk ke dalam sel inang, memungkinkan
bakteri masuk ke vakuola, merusak membran vakuola dan
memecah sitoplasma.
TOKSIN

• Virulensi mikroorganisme patogen juga ditentukan oleh produksi


toksin atau racun.

Terdapat dua tipe toksin, yaitu :


• Eksotoksin (toksin protein)
• Endotoksin (toksin lipopolisakarida)
Eksotoksin

• Eksotoksin merupakan protein toksin yang tidak tahan panas &


bersifat antigenik yang menginduksi pembentukan antibodi.
• Antibodi yg terbentuk akibat induksi eksotoksin disebut antitoksin.
Toksin ini bekerja dengan cara menghancurkan bagian tertentu sel
inang atau menghambat fungsi metabolik tertentu.
• Berdasarkan mekanisme aksinya, eksotoksin dikelompokkan
menjadi sitotoksin, neurotoksin, dan enterotoksin.
Endotoksin

• Endotoksin dihasilkan oleh bakteri Gram negatif patogen maupun


nonpatogen.
• Toksin ini merupakan bagian dari membran luar bakteri Gram
negatif yang tersusun atas lipopolisakarida (LPS).
• Bagian lipid pada LPS disebut lipid A.
• Endotoksin bersifat tidak tahan panas, merupakan antigen lemah,
dan tidak dapat diubah menjadi toksoid.Pelepasan endotoksin
pada sistem peredaran darah dapat menyebabkan syok akibat
penurunan tekanan darah dan kegagalan fungsi banyak organ.
ENZIM

Virulensi mikroorganisme juga dapat disebabkan oleh produksi


enzim ekstraseluler (eksoenzim).

• Leukosidin : dapat menghancurkan neutrofil & leukosit yg sangat


aktif dalam proses fagositosis.
• Hemolisin : menyebabkan lisis eritrosit sel darah merah.
• Koagulase : dapat mengkoagulasi fibrinogen dalam darah.
• Enzim kinase : dapat merusak fibrin & melarutkan gumpalan darah
• Kolagenase : dapat merusak protein kolagen
Tipe bakteri penyebab penyakit pada ikan

• Primary or obligate pathogens


Patogen yang bukan merupakan bagian dari flora normal akuatik dan dapat
menyebabkan penyakit pada individu akuatik serta dapat menyebabkan
penyakit pada individu ikan yang sehat, misalnya Renibacterium salmonarium.
 
• Opportunistic pathogens
Flora normal pada air ataupun pada organisme budidaya yang pada kondisi
tertentu dapat menjadi patogenik. Banyak diantaranya bersifat saprofitik,
hidup di bahan-bahan organik (ikan mati). Contoh : Aeromonas hydropilia,
Pseudomonas dan Vibrio
Beberapa jenis bakteri patogen utama yang
banyak menyerang ikan budidaya

•Aeromonas hydrophila : Motil aeromonas septicemia


•Aeromonas salmonicida : Furunculosis
•Flexibacter columnaris : Columnaris
•Edwardsiella tarda : Edwardsiella tarda septicemia
•Vibrio anguilirium : Vibriosis, terutama pada Marine fish
• Yersinia ruckeri : Enteric redmouth disease (ERD)
•Renibacterium salmoninarium, Bacterial Kidney Disease
• Edwardsiella ictaluri : Enteric septicemia of Catfish
•Streptococcus iniae
• Streptococcus agalactiae
FAKTOR PREDIASPOSISI
PATOGENESIS o Lingkungan yang buruk
o Stressor eksternal

PARASIT
IKAN
Dactilogyrus sp.

Daya tahan ikan menurun, BAKTERI NORMAL DALAM AIR


ikan sulit bernafas, luka o Aeromonas sp.
pada permukaan tubuh, o Pseudomonas sp.
sisik lepas o Edwarsdiella sp.

GEJALA KLINIS YANG TAMPAK


o Lesi kemerahan pada permukaan kulit
o Borok pada kulit yang meluas sampai jaringan otot

PATOLOGI PATOLOGI KLINIK


o Dermatitis o Anemia makrositik hipokronik
o Hepatitis o Heterophilia
o Nefritis PARASITOLOGI MIKROBIOLOGI o Limfopenia
o Epikarditis Dactilogyrus sp. Aeromonas sp. o monositosis
Contoh uji Postulat Koch pada Aeromonas

Motil Aeromonas Septicemia (MAS)


o Motil Aeromonas Septicemia (MAS)/ Bacterial hemorrhagic
septicemia (BHS)/ heoragic septicemia.
o Penyebab : Aeromonas hydrophila
o Inang target : semua spesis ikan, kodok, kura-kura, ular.

Tanda- tanda Penyakit


o Eksternal : hemoragi pada insang atau seluruh darah.
o Internal : Hemoragi pada beberapa organ dalam serta adanya cairan
darah pada rongga perut. Pada infeksi kronis dapat menyebabkan
borok (ulcer).
Bahan pemeriksaan  : kulit

Jenis pemeriksaan     : isolasi dan


identifikasi Aeromonas hydrophila.

Hasil pemeriksaan: Ikan Mas


Bahan Pemeriksaan :darah dengan antikoagulan EDTA dan preparat apus darah
dengan pengecatan Giemza.
Ikan mengalami anemia
•Furunculosis
Penyebab : Aeromonas salmonicida
Spesis inang : banyak menyerang ikan air tawar (semua jenis),
beberapa ikan air tawar juga bisa terserang.

Tanda-tanda Penyakit :
Peracute : ikan nampak gelap dan mati dengan segera
-internal : perubahan patologi seperti penyakit acute
Acute : - Non size spesifik
-tanda-tanda mulai muncul 2-3 hari sebelum kematian, ikan berwarna
gelap dan berhenti makan.
Sub acute : kematian bertahap, kerusakan internal terjadi juga pada
kulit.
Chronic : mirip dengan sub acute, tetapi dibedakan dengan adanya
tanda-tanda kesembuhan pada sekitar luka.
Latent : tidak terdapat kematian atau tanda-tanda klinis yang berkaitan
dengan infeksi A. salmionicida.
•Enteric Redmouth Disease
Penyebab : Yersinia ruckeri
Spesis inang : semua jenis salmon rentan infeksi ERM
(Salmo salar, Salmo trutta, Onchohyncus clarki, O. mykiss)
ikan mas koki (Carassius auratus), cry fish.

•Tanda-Tanda Penyakit
Penyakit terjadi sebagai kondisi paracute, acute, sub acute,
atau cronic. Tanda-tanda klinis dari infeksi acute sangat mirip
dengan apa yang terlihat pada infeksi bakteri septisemia
umumnya, akan tetapi ditemukannya hemoragi pada bagian
mulut ikan, hemoragi intestine, hipertropi pada limpa. Pada
infeksi kronis ikan berwarna gelap, lethargic, dan
exapthalmia.
Penyakit Columnaris
Penyebab : Flexibacter (Cytopaga) columnaris
Spesis inang : seluruh ikan air tawar rentan terhadap infeksi
columnaris.

Tanda-Tanda Penyakit
•Jika strain virulensinya tinggi, ikan akan terinfeksi akan mati
tanpa ada tanda-tanda klinis tetapi patogen ditemukan pada
insang.
•Pada strain virulensinya rendah, luka bagian eksternal terjadi
pada permukaan tubuh, insang, atau keduanya.
•Pada ikan bersisik luka diawali dengan titik putih kelabu pada
sirip, kepala dari tubuh.
•Pada insang, luka mulai muncul dari berupa titik kecil sampai
insang terlihat memutih dan nekrosis, tetapi penyatuan lamella
tidak terjadi.
Enteric Septicemia
Penyebab : Edwardsiella ictaluri
Spesis inang : American cathfish (Ictaluri sp.) lele (Clarias
sp.) dan blue tilapia (Tilapia aurea).

Tanda-Tanda Penyakit
Nafsu makan berkurang dan berenang di permukaan
dengan gerakan berputar. Luka pada bagian akternal
meliputi hemoragi sekitar mulut, pada bagian lateral dan
ventral tubuh, dan sekitar sirip. Insang pucat, exopthalmia.
Pada bagian internal, terdapat pengumpulan cairan darah
pada rongga perut dan otot. Terjadi pembesaran hati, ginjal
dan limfa.
Edwardsiella tarda Septicemia
Edwardsiella septicemia, Edwardsiella tarda
Penyebab : Edwardsiella ictaluri
Spesis inang : Channel cathfish (Ictalurus punctatus), ikan
mas (C. carpio), mas koki (C. auratus), chinook salmon
(Oncrhynchus tshwytscha), eel air tawat (Anguila japonica),
tilapia (Sarotherodon niloticus).

Tanda-Tanda Penyakit
Penyakit diawali luka kecil pada kulit yang berkembang
menjadi absces (bengkak) besar pada otot. Absces tersebut
berisi gas berbau busuk dan jaringan nekrosis
Pada tilapia, ditandai dengan pudarnya warna, cairan darah
pada rongga perut, hemoragi pada anus dan mata menjadi
gelap. Bintik-bintik putih ada pada ginjal, hati, limfa, dan
insang.
Bacterial Gill Disease
Penyebab : Flavobacterium branchiophila
Spesis inang : semua jenis salmon, ikan air tawar lainnya.

Tanda-Tanda Penyakit
Tanda-tanda klinis meliputi ikan lemah, nafsu makan
kurang, aktifitas insang meningkat, operculum insang
mengembang, filamen-filamen insang menyatu.
Secara histologi, hiperflasia apitel lamella insang yang
menyebabkan penyatuan lamella-lamella insang.
TERIMA KASIH

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai