Anda di halaman 1dari 35

RHEUMATIC HEART DISEASE

Oleh Kelompok 10 :
ANAK AGUNG PUTRI KUSUMA DEWI ( 17C10032)
NI KADEK DIAH AYU MALINDA (17C10033)
I GUSTI AYU INDAH PARTIANI (17C10034)
KONSEP JANTUNG REMATIK PADA
ANAK
DEFINISI
Jantung rematik adalah kerusakan pada otot
jantung dan katup jantung dari demam rematik, yang
disebabkan oleh bakteri Beta Streptococcus
Hemolyticus Grup A. Bagian jantung yang terkena
meliputi katup jantung ,maupun otot jantung.
Penyakit Jantung Rematik adalah suatu sindroma
klinik penyakit akibat infeksi streptococcus beta
hemolyticus grup A pada tenggorokan yang terjadi
secara akut maupun berulang dengan satu atau lebih
gejala mayor yaitu poliartritis, karditis, nodul
subkutan dan eritema marginatum (Meador R.J.et al,
2009).
ETIOLOGI
Faktor predisposisi :
1. Faktor Genetik

2. Jenis Kelamin

3. Umur

4. Keadaan sosial ekonomi

5. Cuaca
MANIFESTASI KLINIS
a. Kriteria Mayor :
 Poliarthritis
 Karditis
 Eritema Marginatum
 Nodul Subkutan
 Khorea Syndendham
b. Kriteria Minor :
 Mempunyai riwayat menderita demam reumatik atau penyakit
jantung reumatik
  Artraliga atau nyeri sendi
 Demam tidak lebih dari 390 C
 Leukositosis
 Peningkatan laju endap darah (LED)
 Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur
 Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO)
PATOFISIOLOGI
Demam reumatik dan penyakit jantung
reumatik biasanya didahului oleh radang saluran
nafas bagian atas yang disebabkan oleh infeksi
streptokokus beta-hemolitikus golongan A,
sehingga bakteri termasuk dianggap sebagai
penyebab demam reumatik akut.
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat,
sedang, ringan, atau asimtomatik, diikuti fase laten
(asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru
setelah itu timbul gejala-gejala demam reumatik
akut. Hingga sekarang masih belum diketahui
dengan pasti hubungan langsung antara infeksi
streptokokus dengan gejala demam reumatik akut.
Produk streptokokus yang antigenik secara
difusi keluar dari sel-sel tenggorok dan
merangsang jaringan limfoid untuk
membentuk zat anti. Beberapa antigen
streptokokus, khususnya Streptolisin O dapat
mangadakan reaksi-antibodi antara zat anti
terhadap streptokokus dan jaringan tubuh.
Pada demam reumatik dapat terjadi
keradangan berupa reaksi eksudatif maupun
proliferatif dengan manifestasi artritis, karditis,
nodul subkutan eritema marginatum dan
khorea. Kelainan pada jantung dapat berupa
endokarditis, miokarditis, dan perikarditis.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Pemeriksaan Laboratorium
 Radiologi

 Pemeriksaan Echocardiogram

 Pemeriksaan Elektrocardiogram

 Hapusan tenggorokan
PENATALAKSANAAN MEDIS &
KEPERAWATAN
 Tatalaksana infeksi Streptococcus
 < 6 thn : Benzatin penicilline 600.00 U IM
 > 6 thn : Benzatin penicilline 1,2 juta U IM
 Dewasa : Penicilline 500.000 U oral 2 kali sehari selama
10 hari
Sensitif terhadap penicillin
 < 6 thn : Erythromycine 4 x 125 mg oral selama 10 hari
 > 6 thn : Erythromycine 4 x 250 mg oral selama 10 hari
 General treatment
 Anti inflamasi : salisilat obat terpilih. Steroid adalah obat
pilihan kedua dimana salisilat gagal
 Terapi korea
 Konservatif : valproic acid, imunnoglobulin, steroid
 Cardiac management (Tirah baring dan mobilisasi
bertahap sesuai keadaan jantung )
 Profilaksis golongan penicillin
 Diberikan menyusul eradikasi :
 Benzatin penisilin G 1,2 juta U IM/ 4 atau 3 minggu 9
risiko tinggi rekuren )
 Penisilin V 2 x 500mg oral
 Sulfadiazin 1ga/ hari oral
WOC RHD
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Identitas klien
 Keluhan utama

 Riwayat penyakit sekarang

 Riwayat penyakit dahulu

 Riwayat penyakit keluarga

 ADL

 Pemeriksaan fisik
MASALAK KEPERAWATAN
 Penurunan curah jantung b/d adanya gangguan pada penutupan
katup mitral ( stenosiskatup )
  Nyeri akut b/d distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses
inflamasi, destruksi sendi.
  Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
peningkatan asam lambung akibat kompensasi sistem saraf
simpatis
 Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membrane alveolar-
kapiler
 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d penurunan sirkulasi
darah ke perifer
 Hipertermi b/d proses inflamasi

 Intoleran aktivitas b/d kelemahan otot

 Risiko cedera b/d disfungsi integrative (gerakan involunter)

 Kerusakan integriras kulit b/d perubahan pigmentasi kulit


( peradangan )
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
Implementasi dapat dilaksanakan sesuai dengan
intervensi setiap diagnosa yang diangkat dengan
memperhatikan kemampuan pasien dalam mentolerir
tindakan yang akan dilakukan.
EVALUASI
 Tanda-tanda vital dalam batas normal.
 Terjadi penurunan episode dispnea, angina.
 Mulai dapat beraktivitas secara mandiri.
 Nyeri hilang/ terkontrol, klien tampak tenang
 Berat Badan dalam batas normal
 Klien dapat beraktivitas secara mandiri
THANKYOU:*

Anda mungkin juga menyukai