Anda di halaman 1dari 29

REFERAT

Pendekatan Diagnosis Pada Keluhan Sakit Kepala

PEMBIMBING :
dr. Irfan Taufik, Sp.S
DISUSUN OLEH :
Khaerunnisa Gusti Auliana (2015730070)

KEPANITERAAN KLINIK STASE SARAF


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI
PERIODE 27 April – 3 Mei 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UMJ
2020
Definisi Nyeri

Berdasarkan International Association for the Study of Pain Nyeri

didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosi yang tidak


menyenangkan akibat kerusakan jaringan (Tissue damage) yang actual
maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan
tersebut
Nyeri Kepala adalah sensasi tidak nyaman yang dirasakan di daerah

kepala akibat segala hal yang merusak atau berpotensi mengakibatkan


kerusakan structural. Areanya mencakup intracranial dan ekstrakranial
(termasuk wajah) yang memang banyak memiliki struktur peka nyeri
Klasifikasi Nyeri Kepala
Klasifikasi Nyeri Sub klasifikasi
Kepala
Nyeri Kepala Primer 1. Migren
2. Nyeri kepala tipe tegang
3. Trigeminal autonomic cephalgia
4. Nyeri kepala primer lainnya
Nyeri Kepala 1. Nyeri kepala yang berkaitan dengan trauma kepala dan atau leher
Sekunder
2. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vascular kranial atau servikal
3. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan nonvascular intracranial
4. Nyeri kepala yang berkaitan dengan substansi atau withdrawal
5. Nyeri kepala yang berkaitan dengan infeksi
6. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan hemostasis
7. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler yang berkaitan dengan kelainan cranium,
leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut atau struktur fasial atau kranial
lainnya
8. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik
Neuralgia Kranial, 1. Neuralgia kranial dan penyebab sentral nyeri fasial
Sentral atau nyeri
Migren
Klasifikasi Migren berdasarkan consensus
PERDOSSI tahun 2013 (adaptasi dari
kriteria IHS):
1. Migren tanpa aura atau common  Status migrenous (serangan
migraine migren >72 jam)

2. Migren dengan aura atau classic  Aura persisten tanpa infark


migraine  Migrainous infarct

3. Sindrom periodic pada anak yang  Migrain-triggered seizure


dapat menjadi precursor migren,
6. Probable migrain
yaitu cyclic vomiting, migren
abdominal, vertigo paroksismal
Patofisiologi Migren

Teori Vaskular
Vasokonstrik Mengaktifkan
si pembuluh Iskemia Rebound saraf
darah jaringan Nyeri kepala
vasodilatasi nosiseptif
intrakranial perivaskular

Teori Diikuti dengan


Migren
Neurovaskular
awalnya perubahan
merupakan perfusi
proses serebral
neurogenik (neuro ke
vaskular)
Patofisiologi Migren
Cortical Spreading Depression
Menstimulasi
(CSD) aktivasi
neuron Mengaktivas
Depolarisasi nosiseptif i saraf Nyeri kepala
selular pada trigeminus
pembuluh
darah dura
Pelepasan
berbagai protein
plasma dan
substansi Diteruskan
Inflamasi Nyeri yang
seperti CGRP, ke korteks
dan berdenyut
substansi P, sensorik
vasodilatasi
peptida
intestinal
vasoaktif
neurokininA Gangguan
Terjadi sinaps di Terjadi sinaps konsentrasi,
Mual dan kognitif,
nukleus di nukleus rafe
muntah depresi,
salivatorius dorsalis
ansietas
Gejala dan Tanda Klinis Migren

Prodromal Aura

Nyeri Kepala Postdromal

Pemeriksaan Fisik:
• Takikardi atau bradikardi
• Hipertensi atau hipotensi
• Injeksi subkonjungtiva
• Reaksi pupil yang kurang baik terhadap cahaya
• Defisit hemisensorik atau hemiparesis (ditemukan
pada migren kompleks)
Kriteria Diagnosis Migren
Migren tanpa aura
• Nyeri kepala minimal berlangsung 4-72 jam (baik dalam kondisi belum
diobati atau sudah diobati namun berhasil)
• Nyeri kepala memiliki minimal dua di antara karakteristik berikut:
- Unilateral
- Kualitas berdenyut
- Intensitas nyeri sedang sampai berat
- Diperberat dengan akivitas fisik rutin maupun tidak rutin - seperti berjalan
jauh, naik tangga
• Terdapat salah satu gejala penyerta di bawah ini
- Mual dan atau muntah
- Fotofobia atau fonofobia
• Nyeri kepala tidak berkaitan dengan penyakit lain (nyeri kepala sekunder)
Kriteria Diagnosis Migren

Migren Dengan aura


Serangan nyeri kepala berulang
yang didahului dengan gejala
neurologis fokal yang reversible
secara bertahap dalam waktu 5-20
menit. Gejala neurologis fokal ini
dikenal dengan aura dan
berlangsung dalam waktu kurang
dari 60 menit.
Tatalaksana Migren

Terapi Medikamentosa
 Terapi abortif Non spesifik

 Terapi abortif spesifik

Terapi Non medikamentosa

Terapi profilaksis
Tatalaksana Migren

Terapi abortif Non spesifik


 Parasetamol 500-1000 mg tiap 6-8 jam, dosis

maksimal 4 g/hari

 Ibuprofen 400-800 mg tiap 6 jam, dosis maksimal 2,4

g/hari

 Natrium naproksen 275-550 mg tiap 2-6 jam, dosis

maksimal 1,5 g/hari

 Kalium diklofenak (powder) 50-100 mg/hari dosis

tunggal

 Metoklopramid 10 mg IV atau oral

 Ketorolak 60 mg IM per 15-30 menit

 Butorfanol spray 1 mg
Tatalaksana Migren

Terapi Non medikamentosa


Terapi abortif Spesifik
Menghindari faktor pencetus, seperti:
 Obat golongan agonis 5HTIB/ID
• Perubahan pola tidur
(triptans) seperti sumatriptan • Makanan/minuman (keju,coklat,
6 mg subkutan atau MSG, alcohol)
sumatiptan 50-100 mg P.O • Stress
 Derivat ergot seperti • Cahaya terang atau cahaya kelap
ergotamine 1-2 mg yang dapat kelip
diberikan secara oral, subkutan • Perubahan cuaca, tempat yang
maupun per rektal. tinggi seperti gunung atau pesawat
• Rutinitas sehari-hari yang dapat
Tension Type Headache (TTH)

Berdasarkan IHS, TTH dapat dibagi menjadi:

a. Tension type Headache Episodik yang


infrequent

b. Tension type Headache Episodik yang


Frequent

c. Tension type Headache Kronik

d. Probable Tension type Headache


Patofisiologi TTH
Penurunan
Pasien terlalu perfusi darah
Otot belakang
lama dalam dan lepasnya
leher akan Menstimulasi
posisi kepala substansi
tegang saraf
ditekuk ke pemicu nyeri
(berkontraksi)
bawah (laktat dan as.
Piruvat) Nyeri pada
Suplai otot dan
Hipotensi ligamen
dan oksigen ke Iskemia
otot pada otot yang
anemia dipersarafi
rendah

Defisiensi Menjaral ke
Kontraksi oksigen dan sisi kanan dan
Stres dan kiri kepala
oto pelepasan
depresi dan melewati
berlebih pemicu
nyeri sisi orbita
Kriteria Diagnosis TTH

Kriteria diagnosis TTH episodic jarang  Tidak diperberat dengan aktivitas rutin

(infrequent) seperti berjalan atau naik tangga

1. Sekurang-kurangnya terdapat 10 4. Tidak didapatkan keluhan atau gejala


episode serangan dengan rerata <1 berupa

hari/bulan (<12 hari/tahun) dan  Mual atau muntah

memenuhi kriteria 2-5


 Fotofobia atau fonofobia

2. Nyeri kepala dapat berlangsung 30


5. Tidak berkaitan dengan kelainan lain
menit hingga 7 hari
pada kepala
3. Nyeri kepala memiliki paling tidak 2
atau organ tubuh lainnya
gejala khas:

 Bilateral
Kriteria Diagnosis TTH
Kriteria diagnostic TTH  Tidak memberat dengan aktivitas

kronik fisik rutin seperti berjalan atau


naik tangga
1. Nyeri kepala yang terjadi ≥15
hari/bulan dan berlangsung >3 3. Tidak didapatkan:
bulan (≥ 180 hari/tahun)  Lebih dari satu keluhan yaitu

2. Nyeri kepala ini harus memenuhi fotofobia, fonofobia atau mual

kriteria berikut:  muntah

 Lokasi bilateral 4. Tidak berkaitan dengan kelainan

 Terasa menekan atau mengikat lain pada kepala atau organ tubuh

(bukan berdenyut) lainnya (bukan nyeri kepala


sekunder)
 Intensitas ringan hingga sedang
Tatalaksana TTH
Tatalaksana TTH Akut
obat Dosis (mg) Efek samping

Ibuprofen 200-800 Perdarahan gastrointestinal

Ketoprofen 25 Perdarahan gastrointestinal

Aspirin 500-1000 Perdarahan gastrointestinal

Naproksen 375-550 Perdarahan gastrointestinal

Diklofenak 12,5-100 Perdarahan gastrointestinal

Paracetamol 1000 (oral) Perdarahan gastrointestinal lebih


sedikit

Kafein 62-200  
Perbedaan nyeri kepala Migren dan TTH

Migren TTH

Unilateral Bilateral

Berdenyut Mengikat (tidak


berdenyut)

Diperberat dengan Tidak diperberat dengan


aktivitas rutin aktivitas rutin

Disertai mual, muntah, Tidak disertai mual,


fotofobia, fonofobia muntah, fotofobia,
fonofobia
Trigeminal Autonomic Neuralgia

Kelompok trigeminal autonomic cephalgia (TAC) terdiri dari:


Nyeri kepala tipe klaster/Cluster Headache (CH)

Paroksismal hemikrania

Short lasting unilateral neuralgiform headache


attacks/SUNCT
Kontinua hemikrania

Probable TAC
Cluster Headache (CH)

CH dapat diklasifikasikan menjadi 2


jenis:
1. CH episodic

2. CH kronik
Patofisiologi CH

Inflamasi
Saraf atau
Dilepaskan neurogenik
ganglion Nyeri kepala
substansi P dan
trigeminus
dan CGRP vasodilatasi
teraktivasi
pemb darah
Kriteria Diagnosis CH

Kriteria diagnostic cluster headache  Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral

adalah:  Miosis dan atau ptosis ipsilateral

A. Terdapat minimal 5 serangan yang  Perasaan gelisah atau agitasi

memenuhi kriteri B dan D


D. Serangan-serangan tersebut
B. Nyeri hebat atau sangat hebat di mempunyai frekuensi dari 1 kali setiap 2
orbit, supraorbital dan atau temporal hari sampai 8 kali per hari
yang unilateral, berlangsung 15-180
E. Tidak berkaitan dengan gangguan lain
menit bila tidak diobati

C. Nyeri kepala disertai setidaknya satu


dari gejala berikut:

 Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi


Tatalaksana CH

Inhalasi oksigen 100% 7 L/menit


selama 15 menit dengan sungkup
Dihidroergotamin (DHE) 0,5-1,5 mg

iv
Sematriptan injeksi subcutan 6 mg

Anestesi local 1 ml lidokain 4%


Neuralgia Trigeminal

Neuralgia trigeminal atau tic douloureux adalah nyeri akibat lesi


disepanjang cabang nervus trigeminus.

IHS membedakan neuralgia trigeminal menjadi 2 kategori


 Neuralgia trigeminal klasik

 Neuralgia trigeminal simtomatik


Patofisiologi Neuralgia Trigeminal

• Cabang VI (cabang
oksipital atau
N. oftalmikus)
Trigemin • Cabang V2 (cabang
us maksila)
• Cabang V3 (cabang
mandibula)

Kompresi N. Cedera
trigeminus demielini n. Nyeri
oleh arteri dan sasi trigemin neuropat
vena us ik
Kriteria Diagnosis Neuralgia Trigeminal

Kriteria diagnostic neuralgia trigeminal berdasarkan IHS:

1. Serangan neyri paroksismal beberapa detik hingga dua menit


yang melibatkan 1 atau lebih cabang N. trigeminal dan
memenuhi kriteria B dan C

2. Nyeri paling sedikit memenuhi 1 karakteristik berikut:


 Kuat, tajam, superfisial atau rasa tertikam

 Dicetuskan dari satu titik pada zona nyeri atau oleh factor

pencetus

3. Jenis serangan stereotipik pada setiap individu


Tatalaksana Neuralgia Trigeminal

Karbamazepin 100-600 mg/hari

Pregabalin 150-300 mg/hari

Gabapentin 1200-3600 mg/hari

Baclofen 60-80 mg/hari

Fenitoin 200-400 mg/hari

Lamotrigin 100-400 mg/hari

Topiramat 150-300 mg/hari

Okskabazepin 300-2400 mg/hari


Nyeri Kepala Sekunder

Nyeri kepala sekunder merupakan sebuah


gejala dari suatu proses organic dan
berhubungan dengan lebih dari 316
gangguan dan penyakit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai