Defect
KELOMPOK F4 :
• TTV: frekuensi nadi 160 x/menit, frekuensi nafas 64x/menit, suhu 38,5˚C
• Suara nafas bronkho-vesikuler dengan ronkhi basah halus pada kedua basal
paru, wheezing (-/-), bunyi jantung 1-2 reguler, terdengar murmur holosistolik
grade 4/6 di ICS 3 4 LLSB, gallop (-)
Working Diagnosis
• Defek Septum Ventrikel
Epidemiologi
Di Indonesia dari 3069 orang, 55,7% laki- laki dan 44,3% perempuan, 28 (9,1 per-
1000) bayi mempunyai PJB. Patent Ductus Arteriosus (PDA) ditemukan pada 12
orang bayi (42,9%), 6 diantaranya bayi prematur. Ventricular Septal Defect (VSD)
ditemukan pada 8 bayi (28,6%), Atrial Septal Defect (ASD) pada 3 bayi (19,7%)
Etiologi
• Faktor endogen yang berhubungan, penyakit genetik dan sindrom tertentu
seperti sindrom Down, Turner, dan lain-lain.
• Faktor eksogen, berbagai jenis obat, penyakit ibu, pajanan terhadap sinar
Rontgen.
• Pemeriksaan fisik: murmur pansistolik (sela iga 3-4 garis parasternal kiri). Pirau
yang besar murmur mid-diastolik di apeks. Adanya bunyi jantung kedua yang
pecah (splitting) dan intensitas P2 tergantung pada tekanan arteri pulmonal.
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Thoraks:
• LVH
• LAE
• Conus a. pulmonalis menonjol
• PBF meningkat
EKG:
• LAD
• LVH
• LAE
Tatalaksana
• Tatalaksana awal VSD sedang hingga besar meliputi pemberian diuretik,
digoksin, dan reduksi afterload.
• Sebagian besar VSD ditutup dengan tindakan operasi, namun beberapa tipe,
terutama defek muskular dan tipe perimembran yang rim subaortiknya lebih
dari 2 mm dapat ditutup dengan alat (device) yang dipasang dengan kateterisasi
jantung.
Komplikasi
• Gagal jantung berulang
• Endokarditis infektif
• Hipertensi pulmonal
• Eisenmengerisasi.
Different Diagnosis
• Defek Septum Atrium (ASD)
• Duktus Arteriosus Paten (PDA)
Defek Septum Atrium (ASD)
• Bunyi jantung II yang terpecah lebar dan menetap (wide and fixed split) karena
beban ventrikel kanan yang berlebih disertai pemanjangan ejeksi ke sirkulasi
pulmonal seringkali terdengar.