Anda di halaman 1dari 39

Simple Portfolio

Designed
Get a modern PowerPoint
Presentation that is beautifully
designed. Easy to change colors,
photos and Text. You can simply
impress your audience and add a
unique zing and appeal to your
Presentations. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. Easy to change
colors, photos and Text. You can
simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
photos and Text.
KOLOID
KIMIA UMUM
Dosen Pembimbing
Nita Kusumawati, S.Si., M.Sc.
CREATED
BY
I
Lutpita Amiliya A
Hello! BIOLOGI E 2018

I’m 18030244039

here
HOME 01 Sistem Koloid
SETTINGS
02 Macam Macam Koloid

03 Sifat Sifat Koloid

04 Pembuatan Sistem Koloid

05 Penggunaan Sistem Koloid


Sistem Koloid
Perbedaan Koloid, Larutan, dan
suspensi
SISTEM KOLOID
Sistem koloid merupakan suatu bentuk
campuran dua atau lebih zat yang bersifat
homogen.
Di dalam larutan koloid secara umum, ada 2 zat
sebagai berikut :
• Zat terdispersi, yakni zat yang terlarut didalam
larutan koloid
• Zat pendispersi, yakni zat pelarut di dalam
larutan koloid
Berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, jenis
koloid dapat dibagi menjadi 8 golongan seperti pada
tabel berikut.
Fase Fase
Terdispersi Pendispersi Jenis Koloid Contoh Koloid

Cair Gas Aerosol Kabut, awan, hair spray


Padat Gas Aerosol Asa, debu di udara

Gas Cair Buih Buih sabun, krim kocok

Cair Cair Emulsi Susu, santan, mayonnaise


Sol emas, tinta, cat, pasta
Padat Cair Sol gigi
Karet busa, Styrofoam, batu
Gas Padat Buih padat apung
Emulsi padat
Cair Padat (gel) Margarin, keju, jelly, mutiara

Padat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan hitam


Macam Macam
Koloid
MACAM MACAM KOLOID

AEROSOL

BUIH EMULSI

GEL SOL
AEROSOL

Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas.


Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut
aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang
memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat
(contoh: asap dan debu dalam udara).
EMULSI

Koloid yang mengandung fasa terdispersi cair disebut


emulsi. Emulsi juga ada tiga jenis, yaitu :
1. emulsi padat (cair dalam padat), 
2. emulsi cair (cair dalam cair)
3. emulsi gas (cair dalam gas).

Istilah emulsi biasa digunakan untuk menyatakan emulsi


cair, sedangkan emulsi gas juga dikenal dengan nama
aerosol (aerosol cair).
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam
zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen dan
tinta).
Gel merupakan sistem koloid
kaku atau setengah padat dan
setengah cair.
(Contoh: agar-agar, Lem).
BUIH
Sistem Koloid dari gas yang
terdispersi dalam zat cair.
(Contoh: pada pengolahan bijih
logam,alat pemadam kebakaran,
kosmetik dan lainnya)
Buih digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Buih cair
Buih cair adalah sistem koloid dengan fase
terdisperasi gas dan dengan medium
pendisperasi zat cair.

2. Buih padat
Buih padat adalah sistem kolid dengan fase
terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat
padat. Contoh-contoh buih padat yang mungkin kita
ketahui yaitu : Roti, batu apung, dann styrofoam
Sifat Sifat
Koloid
SIFAT KOLOID
1. Sifat Optik Koloid
2. Sifat Kinetik Koloid
3. Sifat Fisika Koloid
4. Sifat Listrik Koloid
5. Sifat Adsorpsi Koloid
6. Sifat Koagulasi Koloid
7. Sifat Pelindung Koloid
SIFAT OPTIK
KOLOID

 Sifat optik koloid adalah sifat yang


berhubungan dengan cahaya, dengan kata
lain sifat koloid ini dapat menghamburkan
cahaya. Inilah yang sering kita sebut
dengan efek tyndall.
SIFAT KINETIK
KOLOID
 gerakan yang diakibatkan oleh adanya gaya
gravitasi dan gerakan termal (thermal). Partikel
partikel koloid terus menerus bergerak dengan
gerakan yang terkesan zig zag dan patah patah.
Gerakan inilah yang dikenal dengan gerakan brown.
 Gerak brown sendiri terjadi akibat adanya tumbukan
yang bersifat tidak seimbang dari molekul molekul
medium dengan partikel koloid itu sendiri.
SIFAT FISIKA
KOLOID
 Pada dasarnya setiap koloid memiliki sifat fisika
yang berbeda beda antara satu sama lain. Pada
koloid hidrofil kita akan menemukan terjadinya
hidrasi, hal ini disebabkan karena sifat sifat fisik
koloid hidrofil sangat berbeda jika kita bandingkan
dengan mediumnya. Kekentalan atau viskositasnya
lebih besar dan tegangan pada permukaan
umumnya lebih kecil. Sedangkan pada koloid
hidrofob kita akan menemukan sifat sifat seperti
tegangan, rapatan, dan viskositas (kekentalan) yang
hampir sama dengan medium yang
mendispersikannya.
SIFAT LISTRIK
KOLOID
 Pada dasarnya partikel koloid memiliki muatan listrik.
Muatan ini terletak di permukaan dan diakibatkan oleh
adanya ionisasi (penyerapan muatan). Apabila partikel
koloid bermuatan kita tempatkan pada sebuah medan
listrik, maka partikel tersebut secara otomatis akan
bergerak menuju salah satu elektroda (tergantung pada
muatan elektroda tersebut). Proses inilah yang kita sebut
dengan elektroforesis.
SIFAT ADSORPSI
KOLOID
Sifat adsorpsi koloid merupakan
sebuah proses melekatnya zat
diatas permukaan padatan maupun
cairan. Partikel koloid menyerap ion-
ion pada bidang permukaan, yang
menyebabkan partikel koloid
tersebut bermuatan listrik positip
atau bermuatan listrik negatif
Contoh :
Partikel koloid Fe(OH)3 air akan
menyerap ion-ion H+
sehingga dapat bermuatan positif.
SIFAT KOAGULASI
KOLOID
Koagulasi koloid ialah peristiwa terjadiya pengendapan
koloid. Ada beberapa cara dalam melakukan koagulasi
adalah :
• Dengan cara penambahan zat elektrolit misalnya
partikel-partikelkaret alam dalam lateks dikoagulasikan
dengan asam asetat.
• Dengan cara mekanik yaitu diadakan pengadukan,
pemanasan, Pendinginan
• Pencampuran dua jenis larutan koloid yang bermuatan
berlawanan.
Misalnya :
Campuran sistim koloid  As2S3 yang bermuatan
negatif dan sistim koloid Fe(OH) yang bermuatan
positif akan mengumpul
SIFAT PELINDUNG
KOLOID
Koloid yang dicampur dengan koloid yang lain
tidak mengalami penggumpalan. Koloid
pelindung ini akan melapisi partikel koloid lain
sehingga dapat melindungi muatan koloid
tersebut.

Misalnya:
Pada tinta atau pada cat jika tidak diberi koloid
pelindung akan terjadi pengendapan
Pembuatan
Sistem
Koloid
A. Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi
partikel koloid.
1. Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Contoh :
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan
belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan
SO2.
H2S(g) + SO2(aq) ⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
2. Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih
ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol   Fe(OH)3.

FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) ⎯⎯→ Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)


3. Dekomposisi Rangkap

Contoh 1:
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.

2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) ⎯⎯→ As2S3(koloid) + 6 H2O(l)

B. Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid.
3. Dekomposisi Rangkap

Contoh 1:
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.

2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) ⎯⎯→ As2S3(koloid) + 6 H2O(l)

B. Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid.
3. Dekomposisi Rangkap

Contoh 1:
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.

2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) ⎯⎯→ As2S3(koloid) + 6 H2O(l)

B. Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid.
1. Cara Mekanik
Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid
sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu,     kemudian diaduk dengan medium
dispersi.
Contoh:
– Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama
dengan suatu zat inert (seperti gula pasir),
– kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.

2. Cara Peptisasi
 Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
 Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
 Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein
(polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim pepsin.
3. Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam.
Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode
yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan
listrik di antara kedua ujungnya.
Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu
atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga membentuk
partikel koloid.
Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara
kondensasi.
Penggunaan
Sistem
Koloid
Pemanfaatan di kehidupan
sehari hari
Jenis industry Contoh aplikasi

Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad

Industri kosmetika dan perawatan


tubuh Krim, pasta gigi, sabun

Industri cat Cat

Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen

Industri pertanian Peptisida dan insektisida

Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan


Thank You
FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai