Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK
BERKEBUTUHAN
KHUSUS
Ns. Sri Intan Rahayuningsih, M.Kep., Sp.Kep.An
RETARDASI
MENTAL
Definisi
Retardasi mental adalah suatu
kondisi yang ditandai oleh intelegensi
yang rendah yang menyebabkan
ketidakmampuan individu untuk
belajar dan beradaptasi terhadap
tuntutan masyarakat atas
kemampuan yang dianggap normal.
◦Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan dan
hasilnya dinyatakan sebagai suatu taraf  kecerdasan atau IQ (intelegence
Quotient).
◦                                    IQ adalah MA / CA x 100 %
◦MA  = Mental Age, umur mental yang didapat dari hasil test
◦CA  = Chronological Age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir
◦Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal yaitu apabila IQ
dibawah 70. Anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa,
karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana, daya tangkap dan daya
ingatnya lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan
hitungannya juga sangat lemah
Klasifikasi
◦Retardasi Mental Ringan (IQ 50-55 hingga
70)
◦Retardasi Mental Sedang (IQ 35-40 hingga
50-55)
◦Retardasi Mental Berat (IQ 20-25 hingga
35-40)
◦Retardasi Mental Sangat Berat (IQ di
bawah 20-25)
Manifestasi klinis
◦Retardasi mental ringan
◦Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi
mental. Kebanyakan dari mereka ini termasuk dari tipe social-
budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak
naik kelas. Golongan ini termasuk mampu didik, artinya selain
dapat diajar baca tulis bahkan bias bisa sampai kelas 4-6 SD,
juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai bekal
hidupnya kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa
yang normal.
◦Retardasi mental sedang
◦Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi
mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik.
Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas
◦Retardasi mental berat
◦Sekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk
kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini karena
selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan
keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah
terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa.
Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih
hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang
sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan
memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.
◦Retardasi mental sangat berat
◦Kelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik.
Diagnosis dini mudah dibuat karena gejala baik mental dan
fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal.
Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
kerusakan fungsi kognitf.
2. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak
yang menderita retardasi mental.
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d kelainan fs. Kognitif
4. Gangguan komunikasi verbal b.d kelainan fs, kognitif
5. Risiko cedera b.d. perilaku agresif/ketidakseimbangan mobilitas fisik
6. Gangguan interaksi sosial b.d. kesulitan bicara /kesulitan adaptasi
sosial
7. Gangguan proses keluarga b.d. memiliki anak retardasi mental
8. Defisit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik/kurangnya
kematangan perkembangan
Diagnosa 1: Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
kerusakan fungsi kognitf.
Hasil yang ingin dicapai:
·         Anak dan keluarga aktif terlibat dalam program stimulai bayi.
·         Keluarga menerapkan konsep-konsep dan melanjutkan aktivitas perawatan
anak di rumah.
·         Anak melakukan aktivitas hidup sehari-hari pada kapasitas optimal.
·         Keluarga mencari tahu tentang program pendidikan.
Intervensi keperawatan  Kuatkan aktivitas diri
  Libatkan anak dan keluarga dalam program Rasional: untuk menfasilitasi perkembangan
stimulasi dini pada bayi yang optimal.
Rasional : untuk membantu memaksimalkan  Dorong keluarga untuk mencari tahu program
perkembangan anak khusus perawatan sehari dan kelas-kelas
 Kaji kemajuan perkembangan anak dengan interval pendidikan segera.
regular, buat catatan yang terperinci untuk Rasional: agar keluarga tahu tentang program
membedakan perubahan fungsi samar pendidikan yang tepat
Rasional : agar rencana perawatan dapat  Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang
diperbaiki sesuai kebutuhan. sama dengan anak lain.
 Bantu keluarga menyusun tujuan yang realitas Rasional: agar anak tidak merasa dibedakan
untuk anak sehingga anak percaya diri dan mau melakukan
Rasional : untuk mendorong keberhasilan aktivitas hidup sehari-hari pada kapasitas optimal.
pencapaian sasaran dan harga diri.  Sebelum remaja, berikan penyuluhan pada anak
 Berikan penguatan positif / tugas-tugas khusus dan orang tua tentang maturasi fisik, perilaku
untuk perilaku anak seksual, perkawinan dan keluarga.
Rasional : karena hal ini dapat memperbaiki Rasional: sehingga orangtua mampu memahami
motivasi dan pembelajaran. dahulu sebab-sebab perubahan pertumbuhan dan
 Dorong untuk mempelajari ketrampilan perawatan perkembangan anak.
AUTISME
◦Kata autis berasal dari bahasa Yunani "auto" berarti sendiri
yang ditujukan pada seseorang yang menunjukkan gejala
"hidup dalam dunianya sendiri".
◦Pada umumnya penyandang autisma mengacuhkan suara,
penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika
ada reaksi biasanya reaksi ini tidak sesuai dengan situasi
atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka
menghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial
(pandangan mata, sentuhan kasih sayang, bermain dengan
anak lain dan sebagainya).
Definisi
◦Autisme Infantil adalah Gangguan
kualitatif pada komunikasi verbal dan
non verbal, aktifitas imajinatif dan
interaksi sosial timbal balik yang terjadi
sebelum usia 30 bulan
epidemiologi
◦Prevalensi 3-4 per 1000 anak. Perbandingan
laki-laki dari wanita 3-4:1. Penyakit sistemik,
infeksi dan neurologi (kejang) dapat
menunjukan gejala seperti austik.
Etiologi
◦ Genetik (80% untuk kembar monozigot dan 20% untuk kembar dizigot) terutama
pada keluarga anak austik (abnormalitas kognitif dan kemampuan bicara).
◦ Kelainan kromosim (sindrom x yang mudah pecah atau fragil).
◦ Neurokimia (katekolamin, serotonin, dopamin belum pasti).
◦ Cidera otak, kerentanan utama, aphasia, defisit pengaktif retikulum, keadaan tidak
menguntungkan antara faktor psikogenik dan perkembangan syaraf, perubahan
struktur serebellum, lesi hipokompus otak depan.
◦ Penyakit otak organik dengan adanya gangguan komunikasi dan gangguan sensori
serta kejang epilepsi
◦ Lingkungan terutama sikap orang tua, dan kepribadian anak
Tanda autis berbeda pada setiap
interval usia
Pada usia 6 bulan sampai 2 tahun anak tidak mau dipeluk atau menjadi tegang bila diangkat
,cuek menghadapi orangtuanya, tidak bersemangat dalam permainan sederhana (ciluk baa
atau kiss bye), anak tidak berupaya menggunakan kat-kata. Orang tua perlu waspada bila
anak tidak tertarik pada boneka atau binatan gmainan untuk bayi, menolak makanan keras
atau tidak mau mengunyah, apabila anak terlihat tertarik pada kedua tangannya sendiri.
Pada usia 2-3 tahun dengan gejala suka mencium atau menjilati benda-benda, disertai kontak
mata yang terbatas, menganggap orang lain sebagai benda atau alat, menolak untuk dipeluk,
menjadi tegang atau sebaliknya tubuh menjadi lemas, serta relatif cuek menghadapi kedua
orang tuanya.
Pada usia 4-5 tahun ditandai dengan keluhan orang tua bahwa anak merasa sangat terganggu
bila terjadi rutin pada kegiatan sehari-hari. Bila anak akhirnya mau berbicara, tidak jarang
bersifat ecolalia (mengulang-ulang apa yang diucapkan orang lain segera atau setelah
beberapa lama), dan anak tidak jarang menunjukkan nada suara yang aneh, (biasanya
bernada tinggi dan monoton), kontak mata terbatas (walaupun dapat diperbaiki), tantrum dan
agresi berkelanjutan tetapi bisa juga berkurang, melukai dan merangsang diri sendiri.
Penatalaksanaan
◦Anak autis memerlukan penanganan multi
disiplin yaitu terapi edukasi, terapi perilaku,
terapi bicara, terapi okupasi, sensori integasi,
auditori integration training (AIT),terapi
keluarga dan obat, sehingga memerlukan
kerja sama yang baik antara orang tua,
keluarga dan dokter.
ADHD
Definisi
◦Hiperaktif adalah suatu pola perilaku
yang menetap pada seorang anak yang
ditandai dengan sikap tidak mau diam,
tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak
sekehendak hatinya atau impulsif.
etiologi
1. Faktor neurologik
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang
lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses
persalinan, distresfetal, persalinan dengan cara ekstraksi
forcep, toksimiagravidarum atau eklamsia dibandingkan
dengan kehamilan dan persalinan normal.
2. Faktor toksik
Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan
pengawet memiliki potensi untuk membentuk perilaku
hiperaktif pada anak. disamping itu, kadar timah (lead) dalam
serum darah anak yang meningkat, ibu yang merokok dan
mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga
3. Faktor genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi
pada keluarga dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar
25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya
hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat
pada anak kembar
4. Faktor psikososial dan lingkungan
Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang
dianggap keliru antara orang tua dengan anaknya.
A. Perawatan yang harus dilaksanakan pada
anak yang mengalami gangguan hiperaktif ditujukan kepada keadaan sosial lingkungan
rumah dan ruangan kelas penderita serta kepada kebutuhan-kebutuhan akademik dan
psikososial anak yang bersangkutan, suatu penjelasan yang terang mengenai keadaan anak
tersebut haruslah diberikan kepada kedua orang tuanya dan kepada anak itu sendiri.

B. Medis
Terapi farmakologi :
Farmakoterapi kerap kali diberikan kepada anak-anak yang mengalami gangguan hiperaktif.
Farmakologi yang sering digunakan adalah dekstroamfetamin, metilfenidat, magnesium
pemolin serta fenotiazin. obat tersebut mempunyai pengaruh-pengaruh sampingan yang lebih
sedikit. Cara bekerja obat tersebut mungkin sekali adalah dengan mengadakan modifikasi di
dalam gangguan-gangguan fundamental pada rentang perhatian, konsentrasi serta
impulsivitas.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai