Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

KEHAMILAN EKTOPIK
TERGANGGU

Pembimbing :
Dr. Selly Septina, Sp.OG

Disusun Oleh: Veranisa Sucia (1102015244)


IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. SH Nama Suami : Tn. AS
Umur : 37 Tahun Umur : 38 Tahun
Alamat : Cirebon Alamat : Cirebon
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Masuk RS : 15/09/2019
No RM : 076178
Jaminan : BPJS (Kelas II)
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah

RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien mengeluhkan perut bagian kanannya sakit sejak 1 minggu yang lalu,
nyeri menjalar hingga ke pinggang dan paha sebelah kanan. Nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk dan terus menerus. Pasien juga mengeluhkan adanya
perdarahan dari jalan lahir yang dirasakan pasien sejak 1 minggu terakhir.
Awalnya perdarahan banyak, namun sekarang hanya berupa flek-flek, dan
berwarna kehitaman. Pasien juga mengeluh mual muntah. Pasien mengaku
melakukan test kehamilan dan hasilnya positif.
Riwayat konsumsi jamu dan obat-obatan tertentu disangkal pasien, hanya
minum obat dari bidan.
Riwayat Haid Riwayat Obstetri
 Menarche : 14 tahun
 Siklus : 28 hari G2P1A0
 Lama Haid : 7 hari
 Banyaknya Haid : 2-3 x sehari
1. Anak I : 2009 di Bidan usia
ganti pembalut. kemahilan 38 minggu, lahir
 Nyeri Haid : Nyeri setiap kali hari normal, BB 3000 gram,
pertama haid dan tidak menggangu
aktifitas Sehat
 HPHT : 20 Juli 2019
 HPL : 26 April 2020
2. Hamil saat ini

• Riwayat Perkawinan • Riwayat KB

Pernikahan pertama dan sudah Menggunakan KB suntik 3 bulan,


menikah
lama penggunaan 3 tahun.
selama 10 tahun.
Riwayat ANC
Bidan 1 kali, Dokter Sp.OG 1 kali
Mendapat imunisasi TT 2 kali. Riwayat USG 1 kali.
Berat badan sebelum hamil 61 kg.

• Riwayat Penyakit Dahulu


• Hipertensi : Disangkal
• DM : Disangkal
• Asma : Disangkal
• Penyakit Jantung : Disangkal
• Alergi : Disangkal
• Penyakit selama kehamilan : Disangkal
• Penggunaan obat-obatan dan jamu : Disangkal,
hanya konsumsi vitamin dari bidan.
Riwayat Penyakit Keluarga

Hipertensi : Disangkal
DM : Disangkal
Asma : Disangkal
Jantung : Disangkal
Alergi : Disangkal

• Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien IRT, pekerjaan suami wiraswasta


Biaya pengobatan menggunakan biaya BPJS Mandiri kelas II.
Kesan ekonomi : cukup.

• Riwayat Pribadi

Riwayat Merokok : Disangkal


Riwayat Konsumsi Alkohol : Disangkal
Riwayat Mengkonsumsi obat-obatan : Disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
 TD : 110/80 mmHg
 Nadi : 90 x / menit, reguler,isi dan tegangan cukup
 RR : 20 x / menit, teratur
 Suhu : 36,5 0C

Status Gizi
 Tinggi Badan : 165 cm
 Berat Badan : 62 kg
 IMT : 22,96 kg/m2 (Normal)
 Penambahan BB selama kehamilan : 1 kg
STATUS INTERNUS
1. Kepala : Mesosephal
2. Mata : Konjungtiva anemis +/+, Sklera ikterik -/-, Mata cekung -/-
3. Jantung : Kesan dbn, BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
4. Paru : Kesan dbn, Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
5. Abdomen : Sesuai status genekologi
6. Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2", Edema (-)
STATUS OBSTETRI
Pemeriksaan luar : Pemeriksaan Dalam
Inspeksi : Permukaan abdomen Inspeksi : darah merah kecoklatan
cembung, linea nigra (+), striae (+)
gravidarum (+), luka bekas operasi (-).
Vulva/uretra/vagina dalam batas
Palpasi : Masa (-), fundus uteri tidak normal.
teraba, nyeri tekan pada regio iliaca
Portio : licin sebesar jempol
dextra (+)
tangan, OUE tertutup, nyeri
goyang portio (+)
Corpus uteri sebesar telur ayam
Adnexa parametrium dextra nyeri
perabaan (+)
NT
Penonjolan kavun douglas (+),
(+)
nyeri perabaan (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM DARAH RUTIN

Darah Rutin Nilai Nilai normal Kimia Klinik (Serum)


Hb L 9.90 g/dL 11.7-15.5g/dL
Glukosa Sewaktu 121 mg/dL < 125 mg/dL
Ht L 29,10 % 35-47%
Leukosit H 15.68.103/uL 3.6-11 Kalium 4.17 mmol/L 3.5-5.0
Trombosit 408.103/uL 150-440 Natrium L 130.1 mmol/L 135-145
Eritrosit 3.42 . 106/uL 3.8-5.2
MCV 80.20 fL 80-100
MCH 26.30 pg 26-24 Chlorida 96.7 mmol/L 95-105

MCHC 34.10 g/dL 32-36 Sero-Imun (Serum)


RDW 11.10 % 11.5-14.5 HbsAg Non Reaktif (-) Non Reaktif
Golongan Darah O Rh (+) Tes Kehamilan Positif
USG

Tampak uterus ukuran 7,16 x 5,8 x 39cm kontur reguler,


tekstur homogen
Tampak gambaran hipoechoic pada adnexa, kesan cairan
bebas
Tampak cairan bebas intra abdomen
Diagnosis Kerja : G2P1A0 37 tahun, hamil 9
minggu
Kehamilan Ektopik Terganggu

Rencana Penatalaksanaan : Pro


Laparatomi

Prognosis :
• Quo ad Vitam : dubia ad bonam
• Quo ad Sanam : dubia ad bonam
• Quo ad Fungsionam : dubia ad malam
FOLLOW-UP
14 September 2019 (14.00)
S Nyeri perut kanan bawah (+), Mual (+), perdarahan (+).
O
KU : Tampak sakit sedang, CM , TD : 110/80 mmHg
N : 84 x/menit, RR : 24 x/menit Suhu : 36,4 0C
Anemis (+/+)
Abdomen : cembung, nyeri tekan kanan bawah (+)
PD : Darah merah kecoklatan (+), portio licin sebesar jempol tangan, OUE
tertutup, nyeri goyang portio (+), corpus uteri sebesar telur ayam, adnexa
parametrium kanan nyeri perabaan (+), penonjolan kavun douglas, nyeri
perabaan (+).
A G2P1A0 37 tahun, hamil 9 minggu
Suspek KET
P
- Infus RL 20 tpm
- Bedrest
- Program USG
- Pengawasan KU, TTV, PPV
15 September 2019 (14.00)
S Nyeri perut kanan bawah (+), Mual (+), perdarahan (+).
O KU : Tampak sakit sedang, CM
TD : 110/80 mmHg
N : 98 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,5 0 C
Anemis (+/+)
USG : Kesan terdapat cairan bebas
A G2P1A0 37 tahun, hamil 9 minggu
Suspek KET
P Infus RL 20 tpm
Program laparatomi cito
LAPORAN OPERASI
Diagnosis Pre G2P1A0 37 tahun, hamil 9 minggu KET
operasi
Diagnosis Post P1A1 37 tahun Pasca Salfingektomi dextra
operasi ai Ruptur Tuba Graviditas
Pasien terlentang dibawah meja operasi dengan
anestesi spinal
Asepsis dan antisepsis lapangan operasi, pasang duk
steril
Incisi mediana, tampak darah dan bekuan darah sekitar
1000 cc
Eksplorasi :
Tampak perdarahan intra abdomen ±1000 cc
Tampak uterus sebesar telur bebek
Tampak ovarium dan tuba falopii sinistra dalam
batas normal
Tampak tuba falopii dextra 3cm, ruptur dan
perdarahan aktif
16 September 2019 (07.00)
S Nyeri luka operasi (+), lemes (+)
O KU : Tampak sakit sedang, CM
TD : 110/80 mmHg
N : 98 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,5 0 C
A P1A1 37 tahun Pasca Salfingektomi dextra ai
Ruptur Tuba Graviditas
P Infus RL 20 tpm
Injeksi Ceftriaxon 1 gram/ 24 jam IV
Injeksi Ketorolac 30 mg/ 8 jam IV
Sulfas Ferrosus 1 x 1 tablet
Cek Hb post OP  Hb 8.00 g/dl
Transfusi PRC 1 kolf
17 September 2019 (07.00)
S Tidak ada keluhan
O KU : Tampak sakit sedang, CM
TD : 110/80 mmHg
N : 98 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,5 0 C
A P1A1 37 tahun Pasca Salfingektomi
dextra ai Ruptur Tuba Graviditas
P Aff infus + Aff DC
Asam Mefenamat 500mg/ 8 jam PO
Cefadroxil 500mg/ 12 jam PO
Sulfas Ferrosus 1 x 1 tablet
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Kehamilan ektopik berasal dari kata
Yunani ektopos, yang berarti tidak pada
tempatnya, dan mengacu pada
implantasi telur yang subur di lokasi di
luar rongga rahim.(3) Kehamilan ektopik
adalah suatu kehamilan dimana sel telur
yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh
diluar endometrium kavum uteri (1).
Kehamilan ektopik terganggu adalah
suatu kehamilan ektopik yang
mengalami abortus ruptur pada dinding
tuba.

Lokasi Kehamilan Ektopik


EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, berdasarkan laporan dari Biro Pusat Statistik
Kesehatan diketahui bahwa pada tahun 2007 terdapat 20 kasus
setiap 1.000 kehamilan menderita kehamilan ektopik atau 0,02%.
(BPS Kesehatan, 2007). Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) pada tahun 2007 terdapat 153 kehamilan ektopik diantara
4007 persalinan, atau 1 diantara 26 persalinan
Secara teori, segala sesuatu yang menghambat
ETIOLOGI migrasi embrio ke rongga endometrium, dapat
mempengaruhi terjadinya KET.

Faktor dalam lumen Faktor pada dinding


tuba tuba
• Endosalpingitis • Endometrium tuba dapat
• Pada hipoplasia uteri memudahkan implantasi
• Operasi plastik tuba dan telur yang dibuahi dalam
sterilisasi yang tak tuba
sempurna • Divertikel tuba
kongenital atau ostium
Faktor di luar assesorius
Faktor Lain tubaedapat
dinding tuba • Migrasi luar ovum
• Perlekatan peritubal • Fertilisasi in vitro
dengan distorsi atau
lekukan tuba
• Tumor
FAKTOR RESIKO
Riwayat KET
Merokok
Kontrasepsi IUD
Antibiotik
Riwayat Penyakit radang panggul (PID)
Kelainan tuba, endometriosis
KLASIFIKASI
Sarwono Prawirohardjo dan Cuningham
masing-masing dalam bukunya 2. Uterus
mengklasifikasikan kehamilan ektopik a) Kanalis servikalis
berdasarkan lokasinya antara lain(1,4): b) Divertikulum
1. Tuba Fallopii c) Kornu
d) Tanduk rudimenter
a) Pars-interstisialis
3. Ovarium
b) Isthmus 4. Intraligamenter
c) Ampula 5. Abdominal
a) Primer
d) Infundibulum
b) Sekunder
e) Fimbrae 6. Kombinasi kehamilan dalam dan luar
uterus.
GEJALA KLINIS
nyeri
abdomen
bawah
(kanan/ki

Trias ri),

KET
amenore
perdarah Bila kehamilan sudah pecah dan
an terjadi perdarahan, gejala klinis
pervagin memburuk :
am Nyeri perut bawah mendadak
abnormal Gejala perdarahan cavum
. abdomen -> akut abdomen
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa. Adanya
tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin,
adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan
dan nyeri lepas dinding abdomen.
Pemeriksaan ginekologis
Pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan
kiri.
Pemeriksaan penunjang
HCG-β = Pemeriksaan ini dapat membedakan antara kehamilan intrauterin
dengan kehamilan ektopik.
DIAGNOSIS
Kuldosintesis
Tindakan kuldosintesis atau punksi Douglas. Adanya darah yang diisap berwarna hitam
(darah tua) biar pun sedikit, membuktikan adanya darah di kavum Douglasi.
Dilatasi dan Kuretase
Biasanya kuretase dilakukan apabila sesudah amenore terjadi perdarahan yang cukup
lama tanpa menemukan kelainan yang nyata disamping uterus.
Laparaskopi
Laparaskopi hanya digunakan sebagai alat bantu diagnosis terakhir apabila hasil-hasil
penilaian prosedur diagnostik lain untuk kehamilan ektopik terganggu meragukan. Namun
beberapa dekade terakhir alat ini juga dipakai untuk terapi.
Ultrasonografi
Keunggulan cara pemerikssan ini terhadap laparoskopi ialah tidak invasif, artinya tidak
perlu memasukkan rongga dalam rongga perut. Dapat dinilai kavum uteri, kosong atau
berisi, tebal endometrium, adanya massa di kanan kiri uterus dan apakah kavum Douglas
berisi cairan.
DIAGNOSIS
Tes Oksitosin
Pemberian oksitosin dalam dosis kecil intravena dapat membuktikan adanya
kehamilan ektopik lanjut. Dengan pemeriksaan bimanual, di luar kantong janin
dapat diraba suatu tumor.
Foto Rontgen
Tampak kerangka janin lebih tinggi letaknya dan berada dalam letak paksa.
Pada foto lateral tampak bagian-bagian janin menutupi vertebra Ibu.
Histerosalpingografi
Memberikan gambaran kavum uteri kosong dan lebih besar dari biasa, dengan
janin diluar uterus. Pemeriksaan ini dilakukan jika diagnosis kehamilan ektopik
terganngu sudah dipastikan dengan USG (Ultra Sono Graphy) dan MRI
(Magnetic Resonance Imagine).
DIAGNOSIS BANDING
Infeksi pelvis
Abortus iminens/ Abortus inkomplit
Tumor/ Kista ovarium
Appendisitis
TATALAKSANA
Segera dibawa ke rumah sakit
Transfusi darah dan pemberian cairan untuk mengoreksi anemia
dan hipovolemia.
Methotrexate sistemik (Pasien yang dapat diterapi dengan MTX
harus stabil secara hemodinamik)
Operasi segera dilakukan setelah diagnosis ditegakkan.
 Salpingektomi
 Ooforektomi ipsilateral
 Sterilisasi
 Menyelamatkan tuba fallopi (Salpingostomi, Salpingotomi, Reseksi segmental
dan anastomosis, Evakuasi fimbria)
KOMPLIKASI
Komplikasi dari kehamilan ektopik dapat sekunder karena
kesalahan diagnosis, keterlambatan diagnosis, atau pengobatan
yang salah. Kegagalan dalam diagnosis kehamilan ektopik yang
lebih awal dapat mengakibatkan tuba atau rahim pecah,
tergantung pada lokasi kehamilan, yang dapat menyebabkan
perdarahan, shock, disseminated intravascular koagulopati (DIC),
dan kematian.
Komplikasi lain yang dapat terjadi yaitu : infeksi, dan kerusakan
pada sekitar organ-organ, seperti usus, kandung kemih, dan ureter.
(3)
PROGNOSIS
Angka kematian ibu yang disebabkan oleh kehamilan ektopik
terganggu turun sejalan dengan ditegakkannya diagnosis dini dan
persediaan darah yang cukup. Kehamilan ektopik terganggu yang
berlokasi di tuba pada umumnya bersifat bilateral. Sebagian ibu
menjadi steril (tidak dapat mempunyai keturunan) setelah
mengalami keadaan tersebut diatas, namun dapat juga mengalami
kehamilan ektopik terganggu lagi pada tuba yang lain.
PEMBAHASAN
KASUS
PEMBAHASAN
ANAMNESIS
Teori Kasus
Anamnesa : - Amenore sudah ± 2 bulan, tes kehamilan
Trias KET positif
- Amenore - Nyeri perut kanan bawah sejak 1
- Nyeri abdomen minggu SMRS, nyeri seperti ditusuk-
- Perdarahan pervaginam tusuk dan terus menerus
- Keluar darah dari jalan lahir merah tua
kehitaman sejak 1 minggu SMRS
PEMBAHASAN PEMERIKSAAN
FISIK & GINEKOLOGI
TEORI PADA KASUS

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik


- KU: kesakitan pucat pada - KU : tampak sakit sedang
perdarahan dalam rongga perut Pucat (+), tanda anemis (+)
dapat ditemukan tanda-tanda Pemeriksaan Ginekologi
syok. - Perut cembung, nyeri tekan perut
Pemeriksaan Ginekologi kanan bawah (+)
- Nyeri tekan abdomen - Nyeri goyang portio (+)
- Uterus membesar - Adnexa dextra nyeri perabaan (+)
- VT : nyeri goyang porsio (+), - Cavum douglas menonjol (+)
forniks posterior menonjol dan
nyeri pada penekanan.
PEMBAHASAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TEORI PADA KASUS
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang :
: - Darah lengkap  Hb:
- Darah Lengkap 9.90 (anemia ringan),
- Test kehamilan leukosit : 15.680
- HCG- (leukositosis)
- USG - Test kehamilan : (+)
- Kuldosintesis - USG : Tampak gambaran
- Laparoskopi hipoechoic pada adnexa,
PEMBAHASAN
TATALAKSANA
Teori Kasus
Penatalaksaan : Penatalaksaan :
- Pembedahan - Dilakukan pembedahan
Laparotomi yaitu laparotomi
- Medikamentosa dengan pengeluaran
Methotrexate massa konsepsi,
dilakukan
Salfingektomi dextra
atas indikasi ruptur tuba
KRITERIA UNTUK TERAPI
METHOTREXATE
Massa belum ruptur <3,5-4,0 cm (peningkatan ukuran dapat meningkatkan risiko
pecah atau memerlukan lebih dari satu dosis metotreksat).
Tidak ada gerakan jantung janin (aktivitas jantung menunjukkan kehamilan lanjut
dan meningkatkan risiko rupture atau kegagalan metotreksat dosis tunggal)
Tidak ada bukti ruptur atau hemoperitoneum hemodinamik stabil
Diagnosis kehamilan ektopik telah pasti dan tidak memerlukan diagnosis
laparoskopi.
Pasien menginginkan kesuburan di masa depan (jika fertilitas masa depan tidak
diinginkan, pertimbangkan laparoskopi dengan ligasi tuba dari tuba kontra-
lateral)
Anestesi umum menimbulkan risiko yang signifikan• Pasien dapat diandalkan dan
bersedia untuk kembali control
Pasien tidak memiliki kontra-indikasi untuk Methotrexate + / - Serum β-hCG
kurang dari 6.000 - 15.000 mIU / mL10
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai