TUGAS POKOK, FUNGSI DAN

KEWENANGAN
KEJAKSAAN REPUBLIK
INDONESIA

OLEH :
ALEXANDER ROILAN, SH. M.Hum
ASISTEN PEMBINAAN KEJATI NTT
1
 PASAL 2 UU No : 16
TAHUN 2004 TENTANG
KEJAKSAAN REPUBLIK
INDONESIA :

1. LEMBAGA PEMERINTAH YANG BERDASARKAN PASAL 2 TERSEBUT

MELAKSANAKAN KEKUASAAN MAKA KEDUDUKAN KEJAKSAAN
NEGARA DI BIDANG PENUNTUTAN ADALAH SEBAGAI :
SERTA KEWENANGAN LAIN 1. LEMBAGA PEMERINTAHAN;
BERDASARKAN UNDANG- 2. PELAKSANA KEKUASAAN
UNDANG. NEGARA DI BIDANG
2. DILAKSANAKAN SECARA PENUNTUTAN;
MERDEKA. 3. PELAKSANA KEWENANGAN LAIN
3. KEJAKSAAN SATU DAN TIDAK BERDASARKAN UNDANG-
TERPISAHKAN. UNDANG

05/08/2020 2
 KEPALA KEJAKSAAN TINGGI

WAKIL KEPALA KEJAKSAAN TINGGI

KOORDINATOR KEPALA BAGIAN

TATA USAHA

ASISTEN T.P.
ASISTEN ASISTEN ASISTEN ASISTEN ASISTEN
KHUSUS
PEMBINAAN INTELIJEN T.P. UMUM PERDATA PENGAWASAN
DAN TUN

KEPALA KEJAKSAAN
NEGERI
 PROFIL KEJATI NTT
Pada wilayah hukum Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur
terdapat : 1 Satker Kejaksaan Tinggi, 17 Kejaksaan Negeri
dan 2 Cabang Kejaksaan Negeri.
Jumlah pegawai 509 orang dengan rincian :
 Jaksa : 213 orang ;
 Tata Usaha : 296 orang ;
 Golongan II : 81 orang ;
 Golongan III : 382 orang ;
 Golongan IV : 46 orang ;
 Laki-laki : 378 orang ;
 Perempuan : 131 orang.

05/08/2020 5
 UNDANG – UNDANG NO. 16 TAHUN 2004
TENTANG
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

1. MELAKUKAN PENUNTUTAN (PIDUM DAN PIDSUS)

2. MELAKSANAKAN PENETAPAN HAKIM DAN PUTUSAN
PIDANA PENGADILAN YANG INKRACHT
3. MELAKSANAKAN PENGAWASAN TERHADAP PUTUSAN
PIDANA BERSYARAT, PUTUSAN PIDANA PENGAWASAN
DAN LEPAS BERSYARAT.
4. MELAKUKAN PENYIDIKAN TERHADAP PERKARA T.P.
KORUPSI DAN PELANGGARAN HAM BERAT

PERDATA KEJAKSAAN DENGAN KUASA KHUSUS DAPAT BERTINDAK

DAN TUN BAIK DIDALAM MAUPUN DILUAR PENGADILAN UNTUK DAN
ATAS NAMA NEGARA ATAU PEMERINTAHAN

1. PENINGKATAN KESADARAN HUKUM MASYARAKAT

2. PENGAMANAN KEBIJAKAN PENEGAKAN HUKUM
KETERTIBAN 3. PENGAWASAN PEREDARAN BARANG CETAKAN
4. PENGAWASAN KEPERCAYAAN YANG DAPAT MEMBAHAYAKAN
DAN
MASYARAKAT
KETENTRAM
5. PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN DAN / ATAU PENODAAN AGAMA
AN UMUM 6. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM SERTA STATISTIK
KRIMINAL
 Perlamb Stigma
Korup atan Presiden : (HBA 22-7-2015)
 pemberantasan korupsi
krimin /penegakan hukum harus
si yang pertum dapat meningkatkan

alisasi kesejahteraan rakyat dan

menjaga kelancaran program
mewa buhan pembangunan;

Ekonom Kebija pendampingan

 Kejaksaan memberikan
hak kpd

bah kan
pejabat pem untuk menjaga
akselerasi pemb & program
i
Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan strategis bangnas
dan Pembangunan Pusat / Daerah (TP4P/D)  Inpres No.7 Tahun 2015
dan Pembangunan Pusat / Daerah (TP4P/D)

TUJUAN :
 menghilangkan keragu-raguan aparatur negara dalam mengambil keputusan
 terwujudnya perbaikan birokrasi bagi percepatan program-program strategis
pembangunan nasional untuk kepentingan rakyat,
 terserapnya anggaran secara optimal,
 menciptakan iklim investasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan nasional,
 terlaksananya penegakan hukum yang efektif dengan mengutamakan
pencegahan.
 Tim Pengawal dan Pengaman
TUGAS Tim Pengawal dan Pengaman
Pemerintahan dan Pembangunan
Pemerintahan dan Pembangunan
Pusat / Daerah (TP4P/D)
Pusat / Daerah (TP4P/D)
!!
Mengawal, mengamankan dan mendukung keberhasilan jalannya
pemerintahan dan pembangunan melalui upaya-upaya pencegahan /
preventif dan persuasif baik di tingkat pusat maupun daerah;

Memberikan pendampingan hukum dalam setiap tahapan program

pembangunan dari awal sampai akhir, berupa pendapat hukum
maupun pembahasan hukum (LO dan LA);

Melakukan koordinasi dengan Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah atau Inspektorat apabila terjadinya penyimpangan;
 MEKANISME TP4 D
Pro Aktif Identifikasi
Permasalahan
untuk
Pemerinta Komunikasi/
h Daerah
menentukan
Koordinasi bentuk
pengawalan dan
Atas Permintaan pengamanan

Luhkum dan Penkum, diskusi atau pembahasan

mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam
penyerapan anggaran, dan pelaksanaan pembangunan;

Pendampingan Hukum dalam setiap tahapan program Pelaksanaan

pembangunan dari awal sampai akhir, berupa LA dan LO
oleh TP4D
Koordinasi dengan APIP dan Penegakan TPK
Diharapkan
Diharapkan tidak
tidak terdapat
terdapat lagi
lagi ketakutan,
ketakutan, keraguan
keraguan dan
dan kekhawatiran
kekhawatiran dari
dari para
para
Pejabat
Pejabat Pemerintahan
Pemerintahan dalam
dalam membuat
membuat kebijakan
kebijakan // diskresi
diskresi yang
yang benar.
benar.

Setiap Aparat Penegak Hukum, Penyelenggara Negara maupun stakeholder

terkait lainnya harus dapat memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Pelibatan TP4D pada kegiatan pembangunan di daerah.

 KEWENANGAN DI BIDANG PERDATA DAN
TATA USAHA NEGARA PENTING KARENA:

ASPEK HUKUM PUBLIK

NEGARA
BERTINDAK
DALAM : ASPEK HUKUM PRIVAT

05/08/2020 11
 DASAR HUKUM KEWENANGAN KEJAKSAAN DI BIDANG
PERDATA & TUN

1. PASAL 30 AYAT (2) UU NO. 16 TAHUN 2004

TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

“DI BIDANG PERDATA DAN TATA USAHA

NEGARA, KEJAKSAAN DENGAN KUASA
KHUSUS DAPAT BERTINDAK DI DALAM
MAUPUN DI LUAR PENGADILAN UNTUK
DAN ATAS NAMA NEGARA ATAU
PEMERINTAH.”
05/08/2020 12
2. PASAL 24 PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NO. 38 TAHUN 2010 TANGGAL 15 JUNI 2010 TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK
INDONESIA

1) Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara

mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan tugas dan
wewenang kejaksaan di bidang perdata dan tata usaha negara.

2) Lingkup bidang perdata dan tata usaha negara sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi penegakan hukum, bantuan
hukum, pertimbangan hukum dan tindakan hukum lain kepada
negara atau pemerintah, meliputi lembaga/badan negara,
lembaga/instansi pemerintah pusat dan daerah, Badan Usaha
Milik Negara/Daerah di bidang perdata dan tata usaha negara
untuk menyelamatkan, memulihkan kekayaan negara,
menegakkan kewibawaan pemerintah dan negara serta
memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat.

13
 RUANG LINGKUP TUGAS
DAN KEWENANGAN
DATUN KEJAKSAAN

FUNGSI :
1.PENEGAKAN
HUKUM 1. MENJAMIN TEGAKNYA
HUKUM/KEPASTIAN HUKUM
2. BANTUAN HUKUM 2. MENYELAMATKAN /
3.PERTIMBANGAN MEMULIHKAN / KEKAYAAN /
HUKUM KEUANGAN NEGARA
3. MENEGAKKAN KEWIBAWAAN
4. PELAYANAN PEMERINTAH DAN NEGARA
HUKUM 4. MELINDUNGI HAK-HAK
KEPERDATAAN MASYARAKAT
5. TINDAKAN
HUKUM
LAIN
05/08/2020 14
 TUGAS JAKSA PENGACARA NEGARA
UNTUK MENGAJUKAN GUGATAN ATAU
PERMOHONAN KEPADA PENGADILAN DI
BIDANG PERDATA SEBAGAIMANA
DITETAPKAN OLEH PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
PENEG RANGKA MEMELIHARA KETERTIBAN
AKAN HUKUM, KEPASTIAN HUKUM DAN
HUKUM MELINDUNGI KEPENTINGAN NEGARA
DAN PEMERINTAH SERTA HAK-HAK
KEPERDATAAN MASYARAKAT, ANTARA
LAIN: PEMBATALAN PERKAWINAN,
PEMBUBARAN PERSEROAN TERBATAS
(PT) DAN PERNYATAAN PAILIT. 15
 BANTUAN HUKUM

TUGAS JAKSA PENGACARA NEGARA (JPN) DALAM PERKARA

DATUN UNTUK MEWAKILI LEMBAGA NEGARA, INSTITUSI
PEMERINTAH PUSAT / DAERAH, BUMN / BUMD, BERDASARKAN
SURAT KUASA KHUSUS (SKK), BAIK SEBAGAI PENGGUGAT
MAUPUN TERGUGAT, YANG DILAKUKAN SECARA LITIGASI
MAUPUN NON LITIGASI. UNTUK MEMOHON BANTUAN HUKUM
KEPADA JAKSA PENGACARA NEGARA, PIMPINAN INSTANSI
PEMERINTAH PUSAT/DAERAH MAUPUN DIREKSI BUMN/BUMD
SECARA TERTULIS MENGAJUKAN PERMOHONAN TERSEBUT
KEPADA JAKSA AGUNG/JAM DATUN/KEPALA KEJAKSAAN
TINGGI/KEPALA KEJAKSAAN NEGERI.
 YAITU TUGAS JAKSA PENGACARA NEGARA UNTUK
MEMBERIKAN PENJELASAN TENTANG MASALAH
HUKUM PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA
KEPADA ANGGOTA MASYARAKAT YANG
MEMINTA. FUNGSI INI DIPANDANG PENTING
UNTUK MEMBANGUN KESADARAN HUKUM
PELAYANAN
MASYARAKAT MAUPUN MEMPERKUAT UPAYA
HUKUM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
PENYELESAIAN MASALAH-MASALAH HUKUM
YANG TERJADI DI TENGAH-TENGAH
MASYARAKAT. DENGAN TERBENTUKNYA
MASYARAKAT YANG PAHAM, PEDULI, SADAR DAN
TAAT HUKUM, MAKA DIHARAPKAN DAPAT
MENGURANGI TERJADINYA SENGKETA ATAU
05/08/2020 MASALAH-MASALAH HUKUM DI MASYARAKAT
18
 YAITU TUGAS JAKSA PENGACARA
NEGARA UNTUK BERTINDAK SEBAGAI
MEDIATOR ATAU FASILITATOR YANG
BERSIFAT NETRAL DAN TIDAK MEMIHAK
DALAM HAL TERJADI SENGKETA ATAU
PERSELISIHAN ANTAR LEMBAGA NEGARA,
INSTANSI PEMERINTAH DI
PUSAT/DAERAH, BUMN/BUMD DI BIDANG
PERDATA DAN TATA USAHA NEGARA.
TINDAKAN
HUKUM
LAIN
19
 KEUNGGULAN
JAKSA PENGACARA
NEGARA

20
Memiliki 31 Kantor Pengacara Negara
pada 31 Kejati di 31 Propinsi, 299
Kejari di Kabupaten/Kotamadya, 83
Cabang Kejaksaan Negeri di
Kecamatan

Memiliki kurang lebih

8000 Jaksa Pengacara
Negara yang profesional

Memiliki hubungan baik

dan jaringan yang luas
(networking) dengan
lembaga peradilan
21
 TAHAPAN PENANGANAN PERKARA
PERDATA

NON LITIGASI LITIGASI

A L
AG
G
NEGOSIASI, PERDATA
MEDIASI (PENGGUGAT/
SUK
TERGUGAT)
SES
 PERSIAPAN
 PERSIDANGAN
PERDAMAIAN/
 BANDING
MUFAKAT/
 KASASI
KESEPAKATAN
5/8/20  PK 22
 TAHAPAN PENANGANAN PERKARA
TATA USAHA NEGARA

LITIGASI

TUN
(TERGUGAT)

 DISMISSAL
PROSES
 PERSIDANGAN
 BANDING
 KASASI
5/8/20  PK 23
 KORUPSI DALAM KONTEKS YURIDIS

UU NO 31 TAHUN 1999 JO UU NO 20 TAHUN 2001

TERDAPAT 30 JENIS KORUPSI
DIKATEGORIKAN DALAM 7 KELOMPOK

1.KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN MERUGIKAN KEUANGAN

NEGARA (PASAL 2, PASAL 3)

2.KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN SUAP-MENYUAP (PASAL 5
AYAT (1) HURUF A, B, PASAL 13, PASAL 5 AYAT (2), PASAL 12
HURUF A, B, PASAL 11, PASAL 6 AYAT (1) HURUF A, B, PASAL 6
AYAT (2), PASAL 12 HURUF C, D).
3.KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN PENGGELAPAN DALAM
JABATAN (PASAL 8, PASAL 9, PASAL 10 HURUF A,B,C).
4.KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN
PEMERASAN (PASAL 12 HURUF E,F,G).
5.KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN PERBUATAN
CURANG (PASAL 7 AYAT (1) HURUF A,B,C,D,
PASAL 7 AYAT (2) DAN PASAL 12 HURUF H).
6.KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN BENTURAN
KEPENTINGAN DALAM PENGADAAN (PASAL 12
HURUF I)
7.KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN
GRATIFIKASI (PASAL 12 B JO PASAL 12 C).
 SUBYEK HUKUM
 PEGAWAI NEGERI ATAU PENYELENGGARA NEGARA;
PENYELENGGARA NEGARA ADALAH PEJABAT NEGARA
YANG MENJALANKAN FUNGSI EKSEKUTIF, LEGISLATIF,
ATAU YUDIKATIF, DAN PEJABAT LAIN YANG FUNGSI DAN
TUGAS POKOKNYA BERKAITAN DENGAN
PENYELENGGARAAN NEGARA SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG BERLAKU. (PASAL 1 AYAT (1) UU NO. 28/1999).
 SETIAP ORANG TERMASUK KORPORASI.
YANG DIMAKSUD DENGAN KORPORASI ADALAH
KUMPULAN ORANG DAN ATAU KEKAYAAN YANG
TERORGANISASI BAIK MERUPAKAN BADAN HUKUM
MAUPUN BUKAN BADAN HUKUM.
KOMPLEKSITAS TERJADINYA KORUPSI
CELAH-CELAH
DALAM SUATU
SISTEM/SARANA
PENUNJANG
KELEMAHAN LINGKUNGAN
BIROKRASI ATAU HIDUP/
PROSEDUR KESENJANGAN
PENGAWASAN SOSIAL EKONOMI

POLA HIDUP
DAN SOSIAL
BUDAYA TPK

KESEJAHTERAAN /
TUNTUTAN
EKONOMI /
RENDAHNYA GAJI
PNS
MORAL DAN
SIKAP
MENTAL
 PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI

1. PERATURAN ;
2. MENTAATI PERATURAN ;
3. MENGHINDARI PERBUATAN KORUPTIF :
IMAN YANG KUAT ;
SALING MENGINGATKAN.
4. PENGAWASAN :
INTERNAL (APIP / INSPEKTORAT, ATASAN
LANGSUNG) ;
EKSTERNAL (BPK, BPKP, MASYARAKAT).
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI
ORANG UNTUK MELANGGAR ATURAN :
BUJUKAN ;
INTIMIDASI ;
LINGKUNGAN ;
POLA HIDUP (HEDONIS).

HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI

ORANG UNTUK MENTAATI ATURAN :
IMAN ;
PENGABDIAN / TANGGUNG JAWAB ;
POLA HIDUP (SEDERHANA).
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI

RAPBN / DISUSUN SESUAI KEBUTUHAN PENYELENGGARAAN

●

PEMERINTAHAN ;
●
SESUAI KEMAMPUAN PENDAPATAN NEGARA / DAERAH ;

RAPBD DLM RANGKA MEWUJUDKAN PELAYANAN KEPADA

●

MASYARAKAT.

●
PENGELOLAANNYA SESUAI KETENTUAN
PERUNDANGAN YANG BERLAKU ;
APBN / APBD ●
ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA / DAERAH;
●
PENGAWASAN & KONTROL .
PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI

RAPBN / DISUSUN SESUAI KEBUTUHAN PENYELENGGARAAN

●

PEMERINTAHAN ;
●
SESUAI KEMAMPUAN PENDAPATAN NEGARA / DAERAH ;

RAPBD DLM RANGKA MEWUJUDKAN PELAYANAN KEPADA

●

MASYARAKAT.

●
PENGELOLAANNYA SESUAI KETENTUAN
PERUNDANGAN YANG BERLAKU ;
APBN / APBD ●
ASAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN
NEGARA / DAERAH;
●
PENGAWASAN & KONTROL .
REFORMAS ●
PERUBAHAN POLA PIKIR (MIND SET) ;
I ●

●
PERUBAHAN BUDAYA (CULTURE SET) ;
PERUBAHAN PERILAKU (BEHAVIOR).

BIROKRASI

PERAN
●
IKUT AKTIF MENGAWASI;
SERTA ●
TIDAK BERSIKAP PERMISIF
TERHADAP KORUPSI DAN
MASYARAKA PERILAKU KORUPTIF.

T
 PEJABAT YANG DITUNJUK TIDAK MEMILIKI KOMPETENSI.

 ATASAN / PIMPINAN JANGAN MELAKUKAN INTERVENSI KEPADA

PEJABAT DIBAWAHNYA.
 PEJABAT YANG BERWENANG, HARUS BERANI MENGATAKAN “TIDAK”

DAN MENOLAK PERMINTAAN ATASAN / PIMPINAN ATAU PIHAK LAIN

YANG BERTENTANGAN DENGAN KEWAJIBANNYA SESUAI KETENTUAN
PERUNDANG-UNDANGAN.
 IKUTI DAN PATUHI SELURUH KETENTUAN YANG BERKAITAN DENGAN

KEGIATAN YANG DILAKUKAN.

 LAKUKAN CEK AND RECEK ATAS LAPORAN DAN KELENGKAPAN

ADMINISTRASI YANG DITERIMA, TERUTAMA TERKAIT PEMBAYARAN.

 JIKA ADA PERMASALAHAN AGAR DIKONSULTASIKAN DENGAN
PIMPINAN, BIRO HUKUM DAN INSTANSI YANG BERKOMPETEN.
 ASAS-ASAS UMUM
PENYELENGGARAAN NEGARA

1. ASAS KEPASTIAN HUKUM;

2. ASAS TERTIB PENYELENGGARAAN NEGARA;
3. ASAS KEPENTINGAN UMUM;
4. ASAS KETERBUKAAN;
5. ASAS PROPORSIONALITAS;
6. ASAS PROFESIONALITAS; DAN
7. ASAS AKUNTABILITAS.
(PSL. 3 UU NO. 28/1999)
 ASAS-ASAS PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA

1. TERTIB ;
2. TAAT PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN ;
3. EFEKTIF ;
4. EFISIEN ;
5. EKONOMIS ;
6. TRANSPARAN ;
7. BERTANGGUNG JAWAB ; DAN
8. MEMPERHATIKAN AZAS KEADILAN DAN KEPATUTAN.
[UU NO. 17/2003 PSL. 3 (1)]
 HAK PENYELENGGARA
NEGARA

1. MENERIMA GAJI, TUNJANGAN, DAN FASILITAS LAINNYA

SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERKAKU;
2. MENGGUNAKAN HAK JAWAB TERHADAP SETIAP
TEGURAN, TINDAKAN DARI ATASANNYA, ANCAMAN
HUKUMAN, DAN KRITIK MASYARAKAT;
3. MENYAMPAIKAN PENDAPAT DI MUKA UMUM SECARA
BERTANGGUNGJAWAB SESUAI DENGAN
WEWENANGNYA; DAN
4. MENDAPATKAN HAK-HAK LAIN SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG BERLAKU.
(PSL. 4 UU NO. 28/1999).
 KEWAJIBAN
PENYELENGGARA NEGARA

1. MENGUCAPKAN SUMPAH ATAU JANJI SESUAI DENGAN

AGAMANYA SEBELUM MEMANGKU JABATANNYA;
2. BERSEDIA DIPERIKSA KEKAYAANNYA SEBELUM,
SELAMA, DAN SETELAH MENJABAT;
3. MELAPORKAN DAN MENGUMUMKAN KEKAYAAN
SEBELUM DAN SETELAH MENJABAT;
4. TIDAK MELAKUKAN PERBUATAN KORUPSI, KOLUSI,
DAN NEPOTISME;
 KEWAJIBAN PENYELENGGARA
NEGARA

5. MELAKSANAKAN TUGAS TANPA MEMBEDA-BEDAKAN SUKU, AGAMA, RAS,

DAN GOLONGAN;

6. MELAKSANAKAN TUGAS DENGAN PENUH RASA TANGGUNGJAWAB DAN

TIDAK MELAKUKAN PERBUATAN TERCELA, TANPA PAMRIH BAIK UNTUK
KEPENTINGAN PRIBADI, KELUARGA, KRONI, MAUPUN KELOMPOK, DAN TIDAK
MENGHARAPKAN IMBALAN DALAM BENTUK APAPUN YANG BERTENTANGAN
DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU;
DAN

7. BERSEDIA MENJADI SAKSI DALAM PERKARA KORUPSI, KOLUSI, DAN

NEPOTISME SERTA DALAM PERKARA LAINNYA SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN YANG BERLAKU.

(PSL. 5 UU NO. 28/1999).

 PEMBERANTASAN
TINDAK PIDANA KORUPSI
PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI
DIDEFINISIKAN SEBAGAI SERANGKAIAN
TINDAKAN UNTUK MENCEGAH DAN
MEMBERANTAS TPK MELALUI UPAYA KOORDINASI,
SUPERVISI, MONITOR, PENYELIDIKAN-
PENYIDIKAN-PENUNTUTAN DAN PEMERIKSAAN DI
SIDANG PENGADILAN DENGAN PERAN SERTA
MASYARAKAT. (PASAL 1 UU 30/2002).
PIDANA (UU TPK & UU TPPU).

●
PENYELIDIKAN ;
●
PENYIDIKAN ;
●
PENUNTUTAN ;
●
EKSEKUSI.

PERDATA (PASAL 1365 KUHPERDATA).

●
GUGATAN GANTI RUGI.
 PENUTUP

A. KEJAKSAAN SIAP MEMBANTU PEMERINTAH DAERAH DALAM

MEREALISASIKAN SELURUH PROYEK PEMBANGUNAN GUNA
MENINGKATKAN PENYERAPAN ANGGARAN.
B. JANGAN RAGU UNTUK MEMANFAATKAN JASA JAKSA
PENGACARA NEGARA (JPN).
C. JIKA ADA PERMASALAHAN ATAU HAMBATAN SEGERA
DIKOMUNIKASIKAN DAN DIDISKUSIKAN UNTUK DICARIKAN
SOLUSINYA, MANFAATKAN RAPAT / PERTEMUAN FORKOPIMDA
UNTUK MEMBAHAS SETIAP PERMASALAHAN YANG DIHADAPI.
D. KEJAKSAAN TIDAK AKAN MELAKUKAN PENEGAKAN HUKUM
DENGAN CARA-CARA YANG MELANGGAR HUKUM.
 SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH