Anda di halaman 1dari 36

GCG dan

Spiritual GCG sangat erat kaitannya dengan


spiritualitas yang bersumber pada ajaran
Company agama. Perusahaan yang memerhatikan
aspek spiritual dalam menjalankan
aktivitas bisnis, dapat berkembang pesat
sehingga menjadi sustainable company.
Perusahaan yang termasuk kategori
spiritual company ternyata menjadikan
GCG sebagai pedoman dan nilai
perusahaan yang selalu dijunjung tinggi.
GOOD GOVERNANCE DAN PIAGAM
MADINAH
GCG dan
Spirit Piagam Dimensi moral dari prinsip-prinsip good
governance yang bersifat universal,
Madinah antara lain terletak pada prinsip
akuntabilitas , prinsip
pertanggungjawaban , prinsip
keterbukaan , dan prinsip kewajaran .
Masyarakat madani lebih mudah
terwujud apabila good govermance dapat
dijalankan secara konsisten di
pemerintahan , perusahaan , serta
komunitas publik .
SPIRIT PIAGAM MADINAH
GCG dan
Spirit Dalam memperkenalkan kepada umat
manusia tentang suatu sikap kebebasan yang
Piagam bertanggung jawab, terutama di bidang
Madinah agama, politik, dan pertahanan. Spirit yang
terkandung dalam Piagam Madinah tersebut
diharapkan dapat mendorong implementasi
good governance di pemerintahan,
perusahaan, maupun komunitas publik.
Semoga melalui implementasi good
governance cita- cita untuk mewujudkan
masyarakat madani dapat menjadi kenyataan
bukan hanya sekadar slogan saja.
GCG di Dalam forum IFSB tersebut telah
disepakati bahwa pemahaman terhadap
Lembaga nilai-nilai GCG yang bernilai islami oleh
Keuangan industri jasa keuangan Islam akan
berdampak pada tercapainya 3 (tiga)
Islam tujuan penerapan GCG sebagai berikut:
Semakin meningkatnya kepercayaan
publik kepada lembaga keuangan Islam,
Pertumbuhan industri jasa keuangan
Islam dan stabilitas sistem keuangan
secara keseluruhan akan senantiasa
terpelihara
ETIKA BISNIS
Etika bisnis adalah cara-cara untuk
Pengertian melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan
Etika dengan individu, perusahaan, industri,
Bisnis pemerintah, dan juga masyarakat.
Cakupan etika bisnis antara lain meliputi
tentang bagaimana perusahaan
menjalanbisnis secara adil, sesuai dengan
aturan atau hukum yang berlaku, dan
tidak bergantung pada kedudukan
individu ataupun perusahaan di
masyarakat
Standar etika bisnis dalam
ETIKA BISNIS hubungan kerja dengan
DENGAN karyawan/pekerja:
KARYAWAN / Perusahaan menghormati hak asasi
PEKERJA manusia (HAM), hak pribadi, dan
hak profesional secara universal,
Perusahaan memperlakukan
karyawan/pekerja sebagai modal
insane.
Perusahaan membangun suasana
kerja yang harmonis, kondusif, dan
aman.
ETIKA
BISNIS
DENGAN a. Perusahaan lebih mengutamakan
penggunaan barang dan jasa produksi
REKANAN/ dalam negeri, dengan mempertimbangkan
PEMASOK aspek QPCDSM (Quality, Productivity, Cost,
Delivery, Safety, Moral).
b.Perusahaan melaksanakan pengadaan
barang dan jasa secara transparan dan
akuntabel dengan melibatkan calon
pemasok yang potensial, reputasi, dan
track record yang baik
ETIKA BISNIS
DENGAN Standar etika bisnis dalam hubungan kerja
dengan konsumen adalah sebagai berikut:
KONSUMEN a. Perusahaan menghormati hak-hak yang
(CUSTOMER) dimiliki konsumen sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b.Perusahaan memberikan layanan yang
sama kepada seluruh konsumen tanpa
perkecualian atau didasarkan atas
customer rating.
ETIKA BISNIS Standar etika bisnis dalam hubungan
DENGAN kerja dengan pesaing adalah sebagai
PESAING berikut.
(KOMPETITOR) a. Perusahaan tidak akan melakukan
praktik monopoli dan persaingan usaha
tidak sehat yang dapat merugikan pihak
lain dan melanggar peraturan
perundang-undangan.
b.Direksi dan komisaris dilarang
merangkap jabatan sebagai direksi atau
komisaris pada perusahaan lain apabila:
Berada dalam pasar yang sama
ETIKA BISNIS
DENGAN Standar etika bisnis dalam hubungan
INVESTOR/ kerja dengan investor/kreditor adalah
sebagai berikut:
KREDITOR 1. Memilih investor/kreditor
berdasarkan aspek kredibilitas, reputasi,
dan bonafiditas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Menyediakan semua data/informasi
yang aktual, faktual, dan prospektif bagi
calon investor/kreditor.
Standar etika bisnis dalam hubungan
ETIKA BISNIS kerja dengan masyarakat sekitar adalah
DENGAN sebagai berikut:
MASYARAKAT a. Melakukan sosialisasi kepada
masyarakat sekitar tentang program
SEKITAR perusahaan di bidang sosial,
pendidikan, dan keagamaan yang
bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
b. Memprioritaskan dan
mengoptimalkan program-program
bantuan perusahaan di bidang sosial,
pendidikan, dan keagamaan kepada
masyarakat sekitar.
ETIKA BISNIS Standar etika bisnis dalam hubungan
DENGAN kerja dengan penyelenggara negara/
PENYELENGGARA pemerintah adalah sebagai berikut.
NEGARA/ a.Perusahaan menjalin hubungan yang
PEMERINTAH konstruktif dan harmonis dengan
penyelenggara negara/pemerintah atas
dasar kejujuran dan saling
menghormati.
b. Perusahaan berupaya mendukung
program yang dicanangkan oleh
penyelenggara negara/pemerintah.
ETIKA BISNIS
DENGAN Standar etika bisnis dalam
ORGANISASI hubungan kerja dengan organisasi
PROFESI profesi adalah sebagai berikut:
a.Perusahaan memperhatikan
semua standar-standar yang
ditetapkan oleh organisasi profesi.
b. Perusahaan memberikan
perlakuan yang adil dan setara
terhadap organisasi profesi.
ETIKA BISNIS
DENGAN Standar etika bisnis dalam hubungan kerja
MEDIA dengan media massa adalah sebagai
berikut.
MASSA a. Perusahaan selalu berpegang teguh
kepada nilai kebenaran dan keterbukaan
informasi sesuai dengan kode etik
jurnalistik dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Perusahaan menempatkan media
massa sebagai mitra kerja berdasarkan
prinsip keadilan dan kesetaraan.
ETIKA KERJA
Pengertian Etika kerja merupakan pedoman yang
Etika Kerja mengatur hubungan antar- individu di
dalam perusahaan. Isi substansial dari
etika kerja adalah pedoman untuk
mewajudkan nilai-nilai luhur yang
dianut oleh seluruh insan perusahaan
menjadi tindakan nyata dalam
operasional sehari- hari perusahaan
untuk berinteraksi dengan sesama insan
perusahaan maupun dengan pemangku
kepentingan lainnya
Tiga unsur pokok yang harus dipenuhi
Standar dalam etika kerja adalah sebagai
berikut:
Etika Kerja 1.Segenap insan perusahaan harus
patuh dan taat kepada hukum dan
peraturan yang berlaku di perusahaan.
2.Segenap insan perusahaan harus
menghindarkan diri dari kegiatan yang
dapat menyebabkonflik kepentingan
3.Segenap insan
INFORMASI RAHASIA

Informasi rahasia dapat dilindungi oleh


Konflik hukum apabila informasi tersebut
Etika Kerja berharga untuk pihak lain dan
pemiliknya melakukan tindakan yang
diperlukan untuk melindunginya.
Beberapa kode etik yang perlu
dilakukan oleh karyawan, vaitu harus
selalu melindungi informasi rahasia
perusahaan dan termasuk Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI) serta harus
memberi respek terhadap hak yang
sama dari pihak lain.
KONFLIK KEPENTINGAN

Konflik Suatu konflik kepentingan dapat timbul


Etika Kerja bila karyawan dan pimpinan
perusahaan memiliki, secara langsung
maupun tidak langsung kepentingan
pribadi di dalam mengambil suatu
keputusan, di mana keputusan tersebut
seharusnya diambil secara objektif,
bebas dari keragu-raguan, dan demi
kepentingan terbaik dari perusahaan
ETIKA PROFESI
(PROFESIONAL
ETHICS)
PENGERTIAN PROFESI AKUNTAN
MANAJEMEN

Aturan Etika
Profesi akuntan manajemen sebagai
Akuntan salah satu profesi penting yang
Manajemen menunjang proses menghasilkan nilai
tambah dalam aktivitas bisnis dituntut
memiliki kompetensi yang tinggi
sehingga mampu melakukan pekerjaan
sesuai dengan standar yang ditetapkan
dalam lingkungan kerja nyata.
PERAN PROFESI AKUNTAN
MANAJEMEN DALAM IMPLEMENTASI
GCG
Aturan Etika
Profesi akuntan manajemen memiliki
Akuntan peran yang sangat signifikan dalam
Manajemen implementasi prinsip-prinsip GCG di
perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1.Prinsip kewajaran.
2.Prinsip akuntabilitas .
3.Prinsip transparansi .
4.Prinsip responsibilitas.
Profesi audit internal memiliki kode etik profesi yang
harus ditaati dan dijalankan oleh segenap auditor
internal. Kode etik tersebut memuat standar perilaku
sebagai pedoman bagi seluruh auditor internal.
Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal (2004)
Aturan Etika telah menetapkan kode etik bagi para auditor internal
yang terdiri dari 10 (sepuluh) hal sebagai berikut:
(Kode Etik) •Auditor internal harus menunjukkan kejujuran,
Auditor Internal objektivitas, dan kesanggupan dalam melaksanakan
tugas dan memenuhỉ tanggung jawab profesinya.
• Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam
tindakan atau kegiatan yang dapat mendiskreditkan
profesi audit internal atau mendiskreditkan
organisasinya.
•Auditor internal hanya melakukan jasa-jasa yang dapat
diselesaikan dengan menggunakan kompetensi
profesional yang dimilikinya.
• Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya
agar senantiasa memenuhi Standar Profesi Audit
Internal.
GCG DI INDONESIA
: PELUANG DAN
TANTANGAN
Corupption CPI merupakan indeks
Perction Index ( CPI gabungan ini berasal dari 13
), yang diterbitkan ( Tiga Belas ) data Korupsi
yang dihasilkan oleh
oleh Organisasi
berbagai Lembaga
Transparency Independen yang kredibel.
International sejak CPI digunakan untuk
CORRUPTION tahun 1995, setiap membandingkan kondisi
tahun selalu
PERCEPTION melaporkan
korupsi di suatu negara
terhadap negara yang
INDEX Peringkat
( ranking ) negara
dilakukan oleh pejabat
negara dan politisi. CPI di
sesuai skor ( Score ) representasikan dalam
bentuk bobot skor / angka (
CPI yang diperoleh.
score ) dengan rentang 0-
CPI digunakan oleh 100. Skor 0 berarti negara
banyak negara di persepsikan sangat
sebagai referensi korup, sementara skor 100
tentang situasi berarti di persepsikan
Korupsi. sangat bersih dari korupsi.
Tabel 3.1

Menyajikan Perbandingan
skor ( Indeks ) CPI
Indonesia dibandingkan
dengan beberapa Negara
di kawasan ASEAN
( Associaton of Southeast
Asian Nations ).

Melihat kenyataan tersebut, tentu saja Kita merasa prihatin


karena berdasarlamhasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa buruknya kualitas GCG di suatu negara akan
berbanding lurus dengan indikator – indikator lainnya,
seperti Tingkat daya saing, peringkat korupsi, indeks seperti
harapan hidup, Human Development Index, dan lainnya.
Peluang Implementasi good corporate governance
( GCG ) telah menjadi isu sentral
dikalangan publik di Indonesia. Respons
pihak pemerintah, Badan Usaha Milik
Negara ( BUMN ) Perusahaan swasta,
maupun Perusahaan yang telah Go Public
40 80 60 50
sangat positif atas upaya mewujudkan GCG
% % % %
Tersebut. Berbagai program dinegara kita
selama ini sering kali hanya menjadi
Demam sesaat atau istilah populernya “
Hangat- hangat Tai Ayam “ dan Kurang
menyentuh pada tataran implementasi
dalam pengelolaan bisnis di Indonesia.
Konsep mengenai GCG tidak hanya penting
untuk diketahui oleh Chief Executive
Officer ( CEO ) semata, namun perlu juga
diketahui oleh karyawan, pemegang
saham, pemerintah, serta masyarakat
( Publik ).
Peluang Oleh karena itu, adanya upaya untuk meneybarluaskan
konsep dan implementasi GCG perlu dukungan kita
bersama. Lembaga- Lembaga Internasional, seperti Bank
Dunia ( World Bank ), Bank Pembangunan Asia ( Asian
40 80 60 Development Bank ), dan Organization for Economic
Countries Development ( OECD ) bekerja sama dengan
% % %
pemerintah diberbagai negara turut menyebarluaskan
pengetahuan mengenai GCG. Beberpa Lembaga di
Indonesia yang turut serta mensosialisasikan secara aktif
dan mengembangkan konsep GCG adalah Forum for
Corporate Governance in Indonesia ( FCGI ) dan The
Indonesian Institute for Corporate Governance ( IICG )

GCG memang bukan satu- satunya faktor yang


menentukan dalam reformasi bisnis, namun komitmen
perusahaan terhadap implementasi prinsip – prinsip GCG
merupakan salah satu faktor kunci Sukses ( Key Success
Factor ) untu memepertahankan dan menumbuhkan
kepercayaan para Investor ( terutama Investor asing )
terhadap Perusahaan di Indonesia.
Peluang Bahkan Standart & Poors, suatu Lembaga penelitian
Internasional, telah membuat kerangka evaluasi serta
membuat peringkat
( Rangking ) terhadap perusahaan- perusahaan yang ada
di dunia. Biasanya hasil evaluasi atau peringkat yang
40 80 60 dibuat oleh lembaga tersebut dapat memengaruhi
% % % minat investor untuk menanamkan modalnya di suatu
negara, tak terkecuali di Indonesia.
Implementasi prinsip- prinsip GCG dalam pengelolaan
perusahaan menecerminkan bahwa perusahaan
tersebut telah dikelola dengan baik dan transparan. Hal
tersebut merupakan modal dasar bagi timbulnya
kepercayaan publik sehingga bagi perusahaan yang
telah Go Public, saham perusahaannya akan telah
diminati oleh para investor dan berdampak positif
terhadap peningkatan nilai saham. Selain itu,
implementasi GCG di Perusahaan dapat membuat akses
sumber modal yang mudah dan murah, disamping
memiliki tingkat risiko yang terkendali.
Tantangan
Implementasi GCG di perusahaan memerlukan
40 80 60 komitmen penuh dan konsisten dari Top Management
% % % serta Dewan Komisaris. Budaya perusahaan yang
akomodatif terhadap implementasi GCG sangat
membantu keberhasilan prinsip- prinsip GCG perlu
dibuktikan dengan tindakan nyata dari seluruh Pihak
yang terkait.
Tanpa Komitmen yang tinggi dan konsisten sikap, maka
dikhawatirkan niat baik GCG hanya akan berakhir dalam
tataran konsep saja, sehingga tidak memberikan nilai
tambah ( Value Added ) bagi perusahaan. Syangnya
dalam praktiknya upaya untuk menimplementasikan
prinsip GCG di Indonesia menghadapi berbagai kendala
atau tantangan yang sulit diatasi dengan tepat dan
cepat.
Tantangan
Salah satu kendala yang dihadapi adalah masih
40 80 60 kentalnya budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme ( KKN )
% % % yang sangat bertentangan dengan prinsip GCG.
Beberapa kalangan terutama para pengamat,
budayawan, dan rohaniwan menganggap bahwa korupsi
di indonesia telah menjadi sesuatu yang endemic,
systemic, and widespread, artinya korupsi telah
merambah secara sistematis diberbagai lapisan
masyarakat dari kalangan lapisan bawah sampai lapisan
atas serta telah menjadi “ Penyakit “ yang akut sehingga
sulit untuk diberantas sampai akar- akarnya.
Perusahaan yang tidak mengimplementasikan GCG pad
akhirnya dapat ditinggalkan oleh para Investor, kurang
dihargai oleh masyarakat ( Publik ), dan dapat dikenakan
sanksi apabila berdasarkan hasil penelitian , perusahaan
tersebut terbukti melanggar hukum.
Tantangan
Perusahaan sepeti ini akan kehilangan peluang
( Opportunity ) untuk dapat melanjutkan kegiatan
usahanya ( Going Concern ) dengan lancar. Namun
40 80 60 sebaliknya, Perusahaan yang telah
mengimplementasikan GCG dapat menciptakan Nilai
% % %
( Value Creation ) bagi masyarakat ( Public ), Pemasok
( Supplier ), Distributor, Pemenrintah dan ternyata lebih
diminati para investor sehingga berdampak secara
langsung bagi kelangsungan usaha perusahaan tersebut.
Saat ini GCG bukan lagi merupakan hal yang perlu
diperdebatkan, melainkan sudah menjadi kebutuhan
bagi setiap pelaku bisnis untuk
mengimplementasikannya pada aktivitas bisnis sehari-
hari. Semoga tantangan tersebut bukan hambatan,
tetapi meruapakan peluang yang dapat dimanfaatkan
seoptimal mungkin untuk mewujudkan GCG di berbagai
Perusahaan di Indonesia.
Thank You
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai