PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani dan dapat dicegah dengan
imunisasi. Dapat dikategorikan sebagai kecelakaan atau neonatal.
Clostridium tetani menghasilkan eksotoksin, seperti tetanolysin dan tetanospasmin yang dapat
merusak jaringan sehat di sekitar luka dan mengurangi potensi pengurangan oksidasi, sehingga
mendorong pertumbuhan organisme anaerob.
Insiden global tetanus diperkirakan sekitar satu juta kasus setiap tahun. Angka kematian akibat
tetanus sangat bervariasi di seluruh dunia, tergantung pada akses ke layanan kesehatan, dan
mendekati 100% jika tidak ada perawatan medis
TUJUAN REFARAT
Tetanus adalah penyakit akut yang ditandai oleh kekakuan otot dan
spasme, yang diakibatkan oleh toksin dari Clostridium tetani .
Neonatal tetanus adalah suatu penyakit yang terjadi pada anak yang
memiliki kemampuan normal untuk menyusu dan menangis pada 2 hari
pertama kehidupannya tapi kehilangan kemampuan ini antara hari ke 3
sampai ke 28 serta menjadi kaku dan spasme.
Definisi & Epidemiologi Maternal tetanus didefinisikan sebagai tetanus yang terjadi saat
kehamilan sampai 6 minggu setelah selesai kehamilan (baik dengan
kelahiran maupun abortus).
Epidemiologi:
Pada Negara maju angka kejadian penyakit tetanus kecil, karena angka
cakupan imunisasi sudah cukup baik.
Dilaporkan terdapat 1 juta kasus per tahun di seluruh dunia, dengan
angka kejadian 18/100.000 penduduk pertahun serta angka kematian
300.000 – 500.000 pertahun.
Basil Gram-
positif
dengan spora
Kuman
hidup di
tanah, debu, Obligat
dan di dalam anaerob
usus Etiologi
binatang,
(Clostridium
Tetani)
Mampu
Menghasilka membentu
n
tetanospamin k spora
& tetanolisin (terminal
spore)
Patogenesis:
C.tetani memproduksi tetanospasmin dan tetanolisin.
1. Tetanospamin
Patogenesis - Protein yang bersifat toksik terhadap saraf
- Diabsorbsi end of saraf motorik Sel Ganglion SSP
- Menimbulkan kontraksi otot yang terus menerus (spasme).
- Peningkatan toksin terhadap neuron bersifat ireversibel dan proses
penyembuhan memerlukan pertumbuhan ujung saraf yang baru.
2. Tetanolisin
- Melisiskan sel darah (eritrosit)
- Menambah kondisi lokal untuk bakteri berkembang.
1. Tetanus Localized
• Mengalami spasme dan peningkatan tonus otot terbatas pada otot-otot di
sekitar tempat infeksi tanpa tanda- tanda sistemik.
2. Tetanus Cephalic
• Meliputi gangguan pada otot yang diperantarai oleh susunan saraf perifer
bagian bawah.
• Dapat timbul parese wajah, disfagia, serta gangguan pada otot ekstraokular.
4. Tetanus Neonatorum
• Infeksi melalui tali pusat sewaktu proses pertolongan persalinan. Spora masuk
disebabkan proses pertolongan persalinan yang tidak steril, baik karena
penggunaan alat maupun obat- obatan yang terkontaminasi spora C.tetani.
• Gejala awal ditandai dengan ketidakmampuan untuk menghisap 3-10 hari
setelah lahir. Gejala lain termasuk iritabilitas dan menangis terus menerus
(rewel), risus sardonikus, peningkatan rigiditas, dan opistotonus.
Anamnesis:
• Apakah dijumpai luka tusuk, luka kecelakaan/patah tulang terbuka, luka dengan
nanah atau gigitan binatang.
• Apakah pernah keluar nanah dari telinga
• Apakah menderita gigi berlobang
• Apakah sudah pernah mendapat imunisasi DT atau TT, kapan imunisasi yang
terakhir.
• Selang waktu antara timbulnya gejala klinis pertama (trismus atau spasme lokal)
dengan kejang yang pertama (period of onset).
Diagnosis
Pemeriksaan Laboratorium:
Diazepam
(0,1-0,3 mg/kgBB dengan interval 2-4 jam ).
Tatalaksana Usia < 2 tahun adalah 8 mg/kgBB/hari diberikan oral dalam dosis 2-3
mg/3 jam.
BB< 12Kg – 5mg per rektal
BB> 12Kg – 10mg.
Untuk bayi diberikan dosis inisial 0,1-0,2 mg/kgBB/hari untuk
menghilangkan spasme akut, diikuti infuse kontinu 15-40
mg/kgBB/hari. Setelah 5-7 hari dosis diazepam diturunkan bertahap
5-10 mg/hari dan dapat diberikan melalui OGT.
Tanda klinis membaik bila tidak dijumpai kejang spontan, badan masih
kaku, kesadaran membaik, tidak dijumpai gangguan nafas.
Antibiotik:
Antibiotik bertujuan membunuh bentuk vegetatif dari C.tetani, bukan
untuk toksin yang dihasilkannya.
Antibiotik lini pertama - metronidazole IV/oral (loading dose 15
mg/kgBB) dalam 1 jam dilanjutkan 30 mg/kgBB/hari setiap 6 jam
selama 7-10 hari.
Lini kedua penisilin prokain 50.000- 100.000/kgBB/hari selama 7-10