Oleh Kelompok 2
1. Dewi anisyah (1801096)
Sementara penyebab
kolitis 02 Faktor infeksi
ulseratif tetap belum
diketahui, gambaran tertentu 03 Faktor imunologik
penyakit ini telah menunjukan
beberapa kemungkinan
penting. meliputi 04 Faktor fisiologok
05 Faktor lingkungan
Patofisiologi
Patofisiologi Inflammatory Bowel Disease (IBD) dipengaruhi oleh faktor
genetik, respon imun abnormal, mikroba dan lingkungan menyebabkan
terjadinya
kaskade proses inflamasi pada mukosa usus.
Secara genetik, adanya mutasi pada gen NOD2 (Nucleotide-binding
Oligomerization Domain Containing 2) atau (caspase recruitment domain-
containing protein) CARD15 menyebabkan rentan terjadinya Crohn's disease.
Beberapa mediator inflamasi juga berperan dalam patofisiologi IBD. Sitokin
yang dilepaskan oleh makrofag sebagai respon terhadap berbagai stimulus
antigenik akan berikatan dengan beberapa reseptor. Kemudian, sitokin
mengubah limfosit menjadi sel T helper-1 (Th-1) yang diinduksi oleh
Interleukin-12
(IL-12) menghasilkan sejumlah besar Interferon gamma yang berperan dalam
patogenesis Crohn's disease dan sel T helper-2 (Th-2) yang melepaskan IL-4,
Manifestasi klinis
berdasarkan manifestasi klinis dengan atau tanpa kelainan laboratorium
ditambah temuan karakteristik pada pemeriksaan pencitraan dan
endoskopi, termasuk analisis histopatologis Anamnesis
Berdasarkan World Gastroenterology Organization (WGO), beberapa
manifestasi klinis Inflammatory Bowel Disease (IBD), antara lain diare
mengandung lendir/ darah, inkontinensia, konstipasi, obstipasi,
abnormalitas peristaltik usus ditandai nyeri atau pendarahan rektum,
urgensi, tenesmus, kram/ nyeri perut umumnya pada kuadran kanan
bawah pada Crohn's disease dan pada periumbilikal atau kuadran kiri
bawah pada kolitis ulseratif derajat sedang sampai berat serta
mual/ muntah
Komplikasi
Jika tidak ditangani secepatnya, kolitis ulseratif dapat memicu berbagai kondisi
lain yang berbahaya. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi meliputi:
Penyumbatan pembuluh darah.
Megakolon toksik atau pembesaran usus besar.
Usus besar robek.
Peradangan pada mata, kulit, dan sendi.
Pengeroposan tulang atau osteoporosis.
Penyakit liver.
Perdarahan hebat.
Dehidrasi parah.
Meningkatnya risiko kanker kolorektal.
Agar kanker usus besar dapat terdeteksi secara dini, penderita kolitis ulseratif
disarankan untuk melakukan skrining kanker usus besar setiap 1-2 tahun.
Tujuan Pengobatan
Dilatar belakangi oleh Kortikosteroid
dasar berfikir, bahwa (prednisone ,
preparat sulfasalain prednisolone
merupakan obat yang
, hidrokortison, dll) telah
sudah dan mapan dipakai
Pengobatan digunakan
dalam pengobatan IBD,
selama bertahun&tahun
terdiri dari gabungan
dalam pengobatan pasien
sulfapiridin dan
dengan penyakit crohn
aminosalisilat dalam ikatan
sedang sampai parah
azo yang dalam usus
dan kolitis ulseratif atau
menjadi sulfapiridin dan
yang gagal untuk
mesalazine 5- ASA
merespon dosis
Optimal 5- ASA
Immunomodulators Pembedahan