Anda di halaman 1dari 17

PAT O F I S I O L O G I P E N YA K I T PA

DA GASTROINTESTINAL

Dosen : Yo n e t a S r a n g e n g e , M s c , A p t
IRRITABLE BOWEL SYNDROME

KELOMOPK 5

1. Besfren Joni (19012002 )


2. Endang Justrida Wati (1401136 )
3. Herdinawati Manao (1801151 )
4. Mira Kesuma (1801060 )
5. Muhammad Irvan (1801193 )
6. Nadia Ismalinda (1601117 )
Definisi

Irritable bowel syndrome (IBS) adalah


salah satu penyakit gastrointenstinal
fungsional. Irritable bowel syndrome
memberikan gejala berupa adanya nyeri
perut, distensi dan gangguan pola defekasi
tanpa gangguan organik

.
Gejala klinik IBS

11
nyeri perut atau rasa tidak nyaman di abdomen

22 perubahan pola buang air besar seperti diare, konstipasi


atau diare dan konstipasi bergantian serta rasa kembung.

33 adanya gas dalam perut


Etiologi

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya IBS antara


lain :
• gangguan motilitas
• intoleransi makanan
• abnormalitas sensoris
• Abnormalitas dari interaksi aksis brain-gut,
hipersensitivitas viseral,dan pasca infeksi usus.
Klasifikasi
Menurut kriteria Roma III dan berdasarkan pada karakteristik feses
pasien, subklasifikasi IBS dibagi menjadi:

1. IBS predominan diare (IBS-D) :


- Feses lunak >25 % dan feses keras <25% dalam satu waktu
- Terjadi pada 1/3 kasus
- Sering pada pria
2. IBS predominan konstipasi (IBS-C):
- Feses keras >25% dan feses lunak <25% dalam satu waktu
- Terjadi pada 1/3 kasus
- Sering pada wanita

3. IBS campuran(IBS-M) :
- Defekasi berubah-ubah: diare dan konstipasi
-1/3 – ½ dari kasus
- Feses padat/bergumpal dan lembek/cair ≥25% waktu
Berdasarkan gejala klinis
subklasifikasi lain dapat digunakan:

1. Berdasarkan gejala:
2. Berdasarkan faktor pencetus:
- IBS predominan disfungsi usus
- Post-infectious (PI-IBS)
- IBS predominan nyeri - Food-induced
- IBS predominan kembung - Berhubungan dengan stress
Manifestasi klinik
.

 Diare
 Konstipasi
 Perut terasa kembung
 Produksi gas yang berlebihan
 Feses disertai mucus
 keinginan defekasi yang tidak bisa
ditahan dan perasaan defekasi
tidak sempurna
Patofisiologi

Motilitas abnormal
Hipersensitivitas viseral

Motilitas abnormal terdapat SKI predominan


Pasien SKI mengalami nyeri dan rasa
diare dan SKI predominan konstipasi yang
kembung pada tekanan dan volum usus
menunjukkan bahwa pada SKI terjadi suatu
perubahan motilitas. Pada SKI tipe diare terjadi
yang lebih rendah dibandingkan kontrol.
peningkatan kontraksi usus dan memendeknya Hal ini disebabkan sensitivitas reseptor
waktu transit kolon dan usus halus. Berbeda di usus terganggu melalui nosiseptor
halnya pada SKI predominan konstipasi dimana sebagai respon terhadap iskemi,
terjadi penurunan kontraksi usus dan distensi, infeksi, makanan, atau faktor
memanjangnya waktu transit kolon dan usus kejiwaan..
halus.
Patofisiologi

Ketidakseimbangan
Infeksi usus
neurotransmitter
Peningkatan permeabilitas dipengaruhi
oleh aktivasi sel mast. Stres menyebabkan K e t i d a k s e i mb a n g a n n e u ro t r a n sm i t t e r, antara lain
degranulasi sel mast dan peningkatan serotonin. Bahan ini terdapat dalam sistem saraf
permeabilitas usus. Granula sel mast p u s a t s e b e s a r 5 % , s e d a n g k a n s i s a n y a 9 5 % t e rd a p a t
mengandung mediator-mediator termasuk pada saluran cerna dalam sel enterokromafin, neuron,
sel mast, dan sel otot polos. Ketika dilepaskan oleh
histamin, prostaglandin, dan serotonin,
s e l e n t e r o k r o m a f i n , s e ro t o n i n me n s t i
yang menyebabkan sensitisasi dan
m u l a si se r a t s a ra f a f e r e n va g a l e ks t r i n s i k d a n s e r a t
peningkatan fungsi sekreto-motorik.
s a r a f a f e r e n e n t e ri k i n t ri n s i k , y a n g me n y e b a b k a n
Inflamasi mukosa mengaktivasi sensitisasi r e s p o n f i s i o l o g i k s e p e r t i re f l e k s p e r i s t a l t i k d a n s e k r e s i
dan hipermotilitas perifer sehingga u s u s. P a si e n S K I m e mp u n y a i s e r o t o n i n d a l a m p l a s ma
menyebabkan terjadinya gejala SKI d a n ko l o n y a n g l e b i h t i n g g i
Komplikasi

Diare dan sembelit kronis yang timbul akibat irritable bowel syndrome (IBS) dapat
mengarah pada hemoroid atau penyakit wasir. Selain itu, IBS juga dikaitkan
dengan gangguan mental seperti gangguan cemas dan depresi. Gangguan
cemas dan depresi ini bahkan dapat menyebabkan IBS makin parah. Dalam
sejumlah kasus, pasien yang mengalami IBS tingkat sedang hingga parah
memiliki kualitas hidup yang buruk, terutama dalam produktivitas kerja.
Diagnosis A. Menurut kriteria Rome III, nyeri perut atau rasa tidak
nyaman setidaknya 3 hari per bulan dalam 3 bulan
terakhir dihubungkan dengan 2 atau lebih hal berikut:

• Membaik dengan defekasi


• Onset dihubungkan dengan perubahan pada frekuensi
kotoran;
• Onset dihubungkan dengan perubahan pada bentuk
(penampakan) dari kotoran.
B. Pemeriksaan Penunjang

 pemeriksaan darah lengkap, LED,biokimia darah dan


pemeriksaan mikrobiologi dengan pemeriksan telur,
kista dan parasit pada kotoran.
 Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan untuk
menyingkirkan diagnosis diferensial, yaitu:
 1. Pemeriksaan darah lengkap
 2. Pemeriksaan biokimia darah
 3. Pemeriksaan hormon tiroid
 4. Sigmoidoskopi
 5. Kolonoskopi
Penatalaksanaan
Non farmakologi

meningkatkan konsumsi
Psikoterapi 2 3 serat

IBS
Diet 1 4 Akupuntur
Penatalaksanaan
Farmakologi

Untuk mengatasi nyeri abdomen sering Antibiotik jangka pendek direkomendasikan untuk
digunakan antispasmodik yang memiliki efek mengatasi kembung pada IBS. Penggunaan antibiotic
kolinergik dan lebih bermanfaat pada nyeri non absorbent seperti rifaksimin, mengatasi sensasi
perut setelah makan.E n
Obat-obat
ter yang sudah tidak nyaman abdomen, namun penggunaannya
beredar di Indonesia tantara
i t l e lain mebeverine dapat menyebabkan relaps yang tinggi.
3x135 mg, hyocine butylbromide 3x10 mg,
chlordiazepoksid 5 mg, klidinium 2,5 mg 3x1 Untuk IBS konstipasi, tegaserod suatu 5-HT4 reseptor
E n t e r 3x30 mg. E n t e r
tablet dan alverine antagonis bekerja meningkatkan akselerasi usus halus
title title
dan meningkatkan sekresi cairan usus. Tegaserod
Untuk IBS tipe diare beberapa obat juga biasanya diberikan dengan dosis 2 x 6 mg selama 10-
dapat diberikan antara lain loperamid 12 minggu.
dengan dosis 2-16 mg per hari.
Daftar Pustaka

Gwee, K.A., Bak, YB, Ghoshal, U.C., Gonlachanvit, S., Lee, O.Y., Fock, K.M.Asian consensus on
irritable bowel syndrome. Journal of Gastroenterology and Hepatology.2010;25(7):1189-205.

Andresen V, Baumgart DC. Role of probiotics in the treatment of irritable Bowel syndrome: potential
mechanisms and current clinical evidence. International Journal of Probiotics and Prebiotics.
2006;1:11-8. 5
THANK YOU
Click here to add the text.

Anda mungkin juga menyukai