Anda di halaman 1dari 16

ABORTUS BERULANG

AKIBAT TOKSOPLASMOSIS
SKENARIO 6
• Seorang perempuan 37 tahun setelah
menikah sejak 10th yang lalu mengalami
abortus berulang
RUMUSAN MASALAH
MIND MAP
abortus berulang

Pemeriksaan
penunjang
anamnesis Anamnesi
Pencegaha s
n
Patogenesi
Tatalaksan Toksoplasmosis s
a Pemerisaan
fisik
 Diagnosa
 Diagnosis Epidemiolo
Prognosis dan
banding gi
komplikasi
• Pemeriksaan Fisik
TTV =120/70,Nadi 70x/mnt, Pernapasan
16x/mnt, Suhu 37,3 C

ANAMNESIS Keadaan: Tampak sakit ringan


Kesadaran: Normal
Kelenjar getah bening membesar di area
 Perempuan berumur 37 tahun servical
 DOKTER HEWAN  Pemeriksaan Penunjang
 MENIKAH 10 TH LALU IgG 700 DAN IgM 2
 Mengalami keguguran yang Pemeriksaan TORCH+
berulang • DW
 Tidak memiliki riwayat rokok, • Toxoplasmosis
minuman keras ataupun
narkoba
• DD
 Tidak ada keluhan batuk
TBC, Kriptokokosis, Inveksi virus
INFEKSI TOXOPLASMA GONDII
MENYEBABKAN ABORTUS

hipotesis
Toxoplasmosis: Toxoplasma Gondii
merupakan penyakit parasit pada manusia dan juga
pada hewan tertentu
Toxoplasmosis kongenital Toxoplasmosis akuista

Postmaturitas, strabismus, kebutaan, Infeksi pada orang dewasa


mikrosephalus dan hidrosephalus, jarang menimbilkan gejala
kejang, anemia dll (asimtomatik).
Berat infeksi tergantung Bila seseorang ibu hamil
pada umur janin saat terjadi mendapat infeksi primer, maka
infeksi : makin muda usia ia dapat melahiran anak
janin, makin besar kerusakan toxomoplasmosis congenital.
organ tubuh. Infeksi pada
kehamilan muda dapat
mengakibatkan abortus
spontan dan kematian janin
Pada toksoplaosis kongenital transmisi
toksoplasma kejanin melalui in utero melalui
plasenta, bila ibunya mendapat infeksi primer
waktu hamil
Pada toksoplasma akuista infeksi dapat terjadi,
bila makan daging mentah atau kurang matang.
jika daging tersebut mengandung kista jaringan
atau takizoit toksoplasma
Pada lab pemeriksaan dengan hewan coba bisa
terinfeksi melalui melalui jarum suntik bekas atau
alat lab lainnya yang terkontaminasi oleh
toksoplasma. ibu hamil tidak dibolehkan bekerja
dengan toksoplasma gondii yang hidup.
EPIDEMOILOGI DAN ETIOLOGI

75% 25-73% 11-61% 11-36% 10 %


penyebab toksoplasmosis : toksoplasma gondii penyebarannya
hampir diseluruh dunia

Penularan toksoplasmosis pada hewan dan manusia terjadi dan


manusia melalui makanan/minuman yang tercemar oleh
kista/ookista yang tidak dimasak matang.
cacing tanah, kecoa dan tikus dapat berperan sebagai sumber
sebagai sumber penular toksoplasma.
PATOLOGI DAN GEJALA
KLINIS
• Kerusakan yang terjadi pada jaringan tubuh, tergantung pada :
• 1. umur 2. virulensi strain Toxoplasma 3. jumlah parasi 4. organ yang
diserang

• Lesi pada susunan saraf pusat dan mata biasanya lebih berat dan
permanen (tidak mampuan beregenerasi). Kelainan pada susunan saraf
pusat berupa nekrosis yang disertai dengan klasifikasi Penyumbatan
akuaduktus Sylvii atau foramen Monro oleh karena ependimitis
mengakibatkan hidrosefalus pada bayi
• Pada infeksi akut di retina ditemukan reaksi peradangan focal dengan
edema dan infitrasi leukosit yang dapat menyebabkan kerusakan total
• Sedangkan di otot jantung dan otot lurik ditemukan T.Gondii tanpa
menimbulkan peradangan. Di limpa dan hati, parasit lebih jarang
ditemukan.
PROGNOSI
S
• Toxoplasmosis akuista biasanya tidak

• Bayi yang dilahirkan dengan toxoplasmosis konginetal yang


berat biasanya meninggal atau tetap hidup dengan infeksi
menahun dan gejala sisa yang sewaktu-waktu mengalami
eksaserbasi akut. Pengobatan spesifik tidak dapat menghilangan
gejala sisa, hanya mencegah kerusakan lebih lanjut . seorang ibu
yang melahirkan anak dengan toxoplasmosis congenital untuk
selanjutnya akan melahirkan anak normal, oleh karena ibu
tersebut ibu tersebut sudah mempunyai zat anti
DIAGNOSIS

Tes serologi dapat menunjukkan diagnosis toxoplasmosis. IgG


terhadap Toxoplasma biasanya muncul 1-2 minggu setelah infeksi
dan biasanya menetap seumur hidup. Tes yang sering digunakan
adalah ELISA uantuk deteksi antibody IgG dan IgM
Bila bayi tidak ditemukan zat anti IgM, maka bayi yang
tersangkan menderita toxoplasmosis kenginetal harus di Follow
up. (dari ibunya melalui plasenta)

• Akhir-akhir ini dikembangkan PCR untuk deteksi DNA parasit


pada cairan tubuh dan jaringan
tatalaksan
a
terapi
Pirimetamin • Dosis 50-75 mg/hari selama 3 hari
• Kemudian dikurangi menjadi 25mg
sehari (0,5-1mg/kgBB/hari)selama
beberapa minggu pada penyakit
berat

Spiramisin • Dosis 100 mg/kgBB/hari selama 30-


(Antibiotik makrolid, 45 hari
tidak menembus • Obat bisa di berikan pada wanita
plasenta, tetapi hamilyang mendapat infeksi primer.
ditemukan dengan • Mencegah transmisi T.gonii ke janin
kosentrasi tinggi di dalam kandungan
plasenta)
PENCEGAHAN

1. mencegah infeksi primer


2. mencegah tranmisi vertikel dalam penyakit kongenital
3. pencegahan pada individu yang imunokompromais

1. Memasak semua daging dengan benar-benar matang (pembekuan


daging selama beberapa hari juga dapat mengurangi kemungkinan
menelan toksoplasma).
2. Hati-hati mencuci tangan dan peralatan setelah memegang daging
mentah.
3. Cuci buah dan sayuran sebelum dimakan.
4. Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi atau minum air yang
tidak disaring dengan baik.
5. Jika memelihara kucing, berikan makan yang dapat dibeli secara
komersial seperti produk-produk makanan kucing atau makanan
yang matang.
6. Jika ingin merawat kucing, pastikan mendapatkan vaksinasi
toksoplasmosis.
KESIMPULAN
• Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat
intraseluler yang dapat menyebabkan penyakit
toxoplasmosis konginetal dan akuista. Untuk
mengetahui apakah terkena infeksi toxoplasmosis
atau tidak, dapat dengan cara memeriksakan diri
ke dokter dengan pemeriksaan laboratorium
antibodi kelas IgM dan IgG. Untuk ibu hamil
dianjurkan memeriksakan ke dokter pada
trisemester pertama secara teratur.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai