Anda di halaman 1dari 11

HOSPITALISASI

KELOMPOK 6
DEFINISI HOSPITALISASI

HOSPITALISASI perawatan yang dilakukan dirumah sakit

menimbulkan trauma dan stress


Hospitalisasi juga dapat diartikan sebagai pada klien yang baru mengalami
suatu keadaan yang memaksa rawat inap dirumah sakit.
seseorang harus menjalani rawat inap di
rumah sakit untuk menjalani pengobatan
maupun terapi yang dikarenakan klien
tersebut mengalami sakit.

Supartini (2002) : Hospitalisasi merupakan suatu


proses yang karena suatu alasan yang berencana atau
darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah
sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangannya kembali ke rumah.
Hospitalisasi anak dapat menjadi suatu pengalaman yang
menimbulkan trauma, baik pada anak, maupun orang tua.
Sehingga menimbulkan reaksi tertentu yang akan sangat
berdampak pada kerja sama anak dan orang tua dalam
perawatan anak selama di rumah sakit

manfaat hospitalisasi anak


Membantu perkembangan orang tua dan anak dengan cara memberi kesempatan orang

1 tua mempelajari tumbuh-kembang anak dan reaksi anak terhadap stressor yang
dihadapi selama dalam perawatan di rumah sakit.

Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar orang tua. Perawat memberi
kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak, terapi yang didapat,
2 dan prosedur keperawatan yang dilakukan pada anak, sesuai dengan kapasitas
belajarnya

Fasilitasi anak untuk menjaga sosialisasinya dengan sesama pasien yang ada, teman sebaya
3 atau teman sekolah. Beri kesempatan padanya untuk saling kenal dan berbagi
pengalamannya.

meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan dengan memberi

4 kesempatan pada anak mengambil keputusan, tidak terlalu bergantung


pada orang lain dan percaya diri. Tentunya hal ini hanya dapat dilakukan
oleh anak yang lebih besar, bukan bayi.
Faktor Penunjang Hospitalisasi

Kepribadian Manusia
Kehilangan Kontak dengan Dunia
Luar Rumah Perawatan

Sikap Pemberi Pertolongan

Suasana Bagian Perawatan

Obat - Obatan
Persiapan sebelum dirawat di Rumah Sakit

1.    Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia dan jenis


penyakit dengan peralatan yang diperlukan.
Tahap sebelum masuk rumah sakit dapat 2.    Apabila anak harus dirawat secara berencana, 1-2 hari sebelum
dilakukan : dirawat diorientsikan dengan situasi rumah sakit dengan bentuk
miniatur bangunan rumah sakit.

1.  Kenalkan perawat dan dokter yang akan merawatnya.


2. Orientasikan anak dan orang tua pada ruangan rawat yang ada
beserta fasilitas yang dapat digunakannya.
3.  Kenalkan dengan pasien anak lain yang akan menjadi teman
sekamarnya.
Pada hari pertama dirawat, tindakan yang
4.  Berikan identitas pada anak. Misalnya pada papan nama anak.
harius dilakuan adalah :
5.  Jelaskan aturan rumah sakit yang berlaku da jadwal kegiatan
yang harus diikuti.
6.  Laksanakan pengkajian riwayat keperawatan.
7.  Lakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainya sesuai dengan
yang diprogramkan.
STRESSOR DALAM HOSPITALISASI
A. Reaksi anak terhadap hospitalisasi

Masa Bayi (0-1 tahun)


Dampak perpisahan, usia anak >  6bulan Masa Sekolah (6-12 tahun)
terjadi stanger anxiety (cemas) Perawatan di rumah sakit memaksakan ;
- Menangis keras -  Meninggalkan lingkungan yang dicintai
- Pergerakan tubuh yang banyak  -  Meninggalkan keluarga
- Ekspresi wajah yang tidak menyenangkan -  Kehilangan kelompok sosial, sehingga
menimbulkan kecemasan

Masa Todler (2-3 tahun)


Sumber utama adalah cemas akibat
perpisahan. Disini respon perilaku anak dengan Masa Remaja (12-18 tahun)
tahapnya. Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh
kelompok sebayanya. Reaksi yang muncul:
-  Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
Masa Prasekolah (3-6 tahun) -  Tidak kooperatif dengan petugas
Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai -  Bertanya-tanya
hukuman, sehingga menimbulkanreaksi agresif. -  Menarik diri
-  Menolak makan -  Menolak kehadiran orang lain
-  Sering bertanya
-  Menangis perlahan
-  Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
Pendekatan yang digunakan dalam hospitalisasi (Novianto dkk, 2009) :
1. Pendekatan Empirik 
Dalam menanamkan kesadaran diri terhadap para personil yang terlibat
dalam hospitalisasi, metode pendekatan empirik menggunakan strategi, yaitu ;
a. Melalui dunia pendidikan yang ditanamkan secara dini kepada
peserta didik.
b. Melalui penyuluhan atau sosialisasi yang diharapkan kesadaran diri
mereka sendiridan  peka terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Pendekatan Melalui Metode Permainan           
Metode permainan merupakan cara alamiah bagi anak untuk
mengungkapkankonflik dalam dirinya yang tidak disadari. Kegiatan yang
dilakukan sesuai keinginansendiri untuk memperoleh kesenangan.
B. Reaksi keluarga terhadap hospitalisasi

 Perasaan Cemas dan Takut

Perasaan frustasi

Perasaan sedih

Perasaan bersalah
Dampak Hospitalisasi
1.    Privasi
Privasi dapat diartikan sebagai refleksi perasaan nyaman pada diri seseorang
dan bersifat pribadi
2 . Gaya Hidup
Klien yang dirawat di rumah sakit sering kali mengalami perubahan pola gaya
hzidup. Hal ini disebabkan oleh perubahan kondisi antara rumah sakit dengan
rumah ztempat tinggal klien, juga oleh perubahan kondisi keehatan klien
3.   Otonomi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa individu yang sakit dan
dirawat di rumah sakit berada dalam posisi ketergantungan
4.    Peran
Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan individu
sesuai dengan status sosialnya Jika ia seorang perawat, peran yang diharapkan
adalah peran sebagi perawat bukan sebagai dokter.Selain itu, peran yang
dijalani seseorang adalah sesuai dengan status kesehatannya.
Mengatasi Dampak Hospitalisasi
Menurut Supartini (2004, hal. 196), cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
dampak hospitalisasi adalah sebagai berikut :
  Upaya meminimalkan stresor :
Upaya meminimalkan stresor dapat dilakukan dengan cara mencegah atau
mengurangi dampak perpisahan, mencegah perasaan kehilangan kontrol dan
mengurangi/ meminimalkan rasa takut terhadap pelukaan tubuh dan rasa nyeri
Untuk mencegah/meminimalkan dampak perpisahan dapat dilakukan dengan
cara :
1) Melibatkan keluarga berperan aktif dalam merawat pasien dengan cara
membolehkan mereka tinggal bersama pasien selama 24 jam (rooming in).
2)     Jika tidak mungkin untuk rooming in, beri kesempatan keluarga untuk
melihat pasien setiap saat dengan maksud mempertahankan kontak antar mereka.
3)     Modifikasi ruangan perawatan dengan cara membuat situasi ruangan rawat
perawatan seperti di rumah dengan cara membuat dekorasi ruangan.
T
H
A
N
K
Any
Question?
Y
O
U

Anda mungkin juga menyukai