Anda di halaman 1dari 45

Skenario 1

Mencegah Penyakit
Dengan Vaksinasi
kelompok A-2

KETUA : IGOR RAMIREZ (1102019094)

SEKRETARIS : AVIONIKA MEGA ARASY (1102019038)

ANGGOTA : FILDZA SABRINA DHARMAWAN


(1102019080)

ALFINA KARTIKA PUTRI (1102019010)

ANNISA FITRI RAMADHANY (1102019024)

KOKO SATRIA ANDHIKA (1102019108)

DANI MULYA A (1102019052)

DZIKRI ROBBI AHADA (1102019066)

M.JEFIAN FAIS RAMADHAN (1102018123)

M YUDIAN. (1102019115)
Mencegah Penyakit Dengan Vaksinasi

Seorang gadis usia 23 tahun yang mendaftarkan rencana


pernikahan di KUA (Kantor Urusan Agama) harus mendapatkan
Surat Layak Kawin dari Puakesmas berdasarkan Peraturan
Gubernur DKI no. 185 Tahun 2017 tentang Konseling dan
Pemeriksaan bagi Calon Pengantin. Salah satu proses memperoleh
surat tersebut, yang bersangkutan harus mendapatkan vaksinasi
Toksoid Tetanus (TT) guna memberikan kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus bagi bayi yang kelak akan dilahirkannya. Dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan hasilnya baik dan tetapi yang
bersangkutan tetap harus vaksinasi TT.
Kata Sulit

Vaksinasi : Proses memaksukan vaksin ke dalam tubuh untuk menciptakan


kekebalan tubuh.
Vaksin : Suspensi mikroorganisme yang dimatikan, yang diberikan untuk
mencegah atau mengobati penyakit menular.
Tetanus : Penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh basil clostrydium
tetany yang masuk kedalam tubuh melalui luka tusuk yang terkontaminasi
Vaksin TT : Vaksin yang mengandung ttoksoid kuman tetanus yang telah
dilemahkan dan dimurnikan yang terabsorbsi kedalam 3mg/ml alumunium
fosfat.
Konseling : Pemberian bimbingan oleh orang yang ahli kepada seseorang
dengan menggunakan metode psikologis.
Pertanyaan dan Jawaban

1. Apa efek samping dari vaksin 1. Demam, kemerahan, pembengkakkan disekitar suntikan
dan nyeri
toksoid tetanus? 2. Melindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum,
dapat melindungi ibu yang kemungkinan terkena tetanus saat
terluka pada proses persalinan, dpt mencegah penularan
2. Apa manfaat dari vaksin toksoid tetanus ke janin melalui pemotongan tali pusar.
tetanus? 3. Memerikan kekebalan kepada ibu hamil terhadap tetanus
karena vaksinasi selama hamil juga ikut membantu bayi
menghindari penyakit tetanus selama beberapa minggu setelah
3. Apa tujuan dari pemerian vaksin lahir

toksoid tetanus? 4. TT 1 : 2 minggi sebelum menikah


TT 2 : sebulan setelah tt 1
4. Kapan waktu yang tepat untuk TT 3 : 6 bulan setelah TT 2
pemberian vaksin toksoid tetanus? TT4 : 12 bulan setelah TT 3
TT 5 : 12 bulan setelah TT 4
5. Bagaimana mekanisme kerja 5. Setelah di vaksinasi, beberapa sel darah putih yang
vaksin? bertanggungjawab melindungi dari penyakit, limfosit B seakan-
akan terdapat kuman nyata yang menginfeksi tubuh. Limfosit b
memperbanyak diri dan berkembang biak menjadi sel plasma
dan sebagian menjadi sel memori.
Pertanyaan dan Jawaban

6. Bagaimana pandangan islam 6. Vaksin masih menjadi pro kontra diantara


ulama
terhadap vaksin?
7. Vaksin hidup, vaksin yang sudah dimatikan,
7. Apa saja tipe-tipe vaksin? vaksin yang berisi antigen yang sudah di
murnikan, vaksin yang berisi toksoid.
8. Apa saja jenis dari vaksin toksoid 8. Vaksin dpt, vaksin hib, vaksin tetanus difteri
tetanus? 9. Karena vaksin merangsang sistem imunitas
untuk merangsang pembuatan zat kekebalan
9. Mengapa vaksin dapat tubuh (antibodi) yang bertahan cukup lama
mencegah penyakit dan dapat untuk melawan antigen dari patogen spesifik
menyebabkan kekebalan? yang masuk kedalam tubuh seseorang
10. Diberikan vaksin hepatitis b 1, pemebrian
10. Seperti apa rentang waktu vaksin polio, pemberian vaksin bcg.
vaksin yang diberikan kepada bayi Harus bertahap tidak sekaligus dalam waktu
yang baru lahir? bersamaan.
Sasaran Belajar

1. Memahami dan Menjelaskan Imunitas Tubuh


1.1 Definisi
1.2 Klasifikasi
1.3 Mekanisme Respon Imun
2. Memahami dan Menjelaskan Antigen dan Antibodi
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
2.3 Mekanisme Kerja
3. Memahami dan Menjelaskan Imuniasi dan Vaksinasi
3.1 Definisi
3.2 Klasifikasi
3.3 Waktu Pemberian
3.4 Efek Samping
4. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam Terhadap Vaksinasi yang Menggunakan Bahan
Haram
1. Memahami dan Menjelaskan
Imunitas Tubuh Manusia
1.1 Definisi

Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan


berbagai peran ganda dalam usaha menjaga keseimbangan tubuh.
Seperti halnya sistem indokrin, sistem imun yang bertugas
mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya yang
beredar diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh
dari pusat.
1.2 Klasifikasi

SISTEM IMUN NON SPESIFIK


▪ Dalam mekanisme imunitas non spesifik memiliki sifat selalu siap dan
memiliki respon langsung serta cepat terhadap adanya patogen pada
individu yang sehat.
▪ Sistem imun ini bertindak sebagai lini pertama dalam menghadapi
infeksi dan tidak perlu menerima pajanan sebelumnya, bersifat tidak
spesifik karena tidak ditunjukkan terhadap patogen atau mikroba
tertentu, telah ada dan berfungsi sejak lahir.
▪ Mekanismenya tidak menunjukkan spesifitas dan mampu melindungi
tubuh terhadap patogen yang potensial
Pertahanan humoral non spesifik berupa :

• Komplemen
Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan
akan memberikan proteksi terhadap infeksi dan berperan dalam respon
inflamasi. Komplemen juga berperan sebagai opsonin yang
meningkatkan fagositosis yang dapat menimbulkan lisis bakteri dan
parasit.
• Kolektin
Kolekin rupakan protein yang berfungsi sebagai opsonin yang dapat
mengikat hidrat arang pada permukaan kuman.
• Interferon (IFN)
Inerferon (IFN) adalah salah satu jenis molekul sitokin yang dihasilkan
sel tubuh manusia sebagai respon terhadap berbagai jenis rangsangan,
khususnyasebagai akibat dari infeksi suatu virus.
• Sel fagosit mononuklear dan polimorfonuklear serta sel Natural Killer
dan sel mast berperan dalam sistem imun non spesifik selular.

• Neutrofil, salah satu fagosit polimorfonuklear dengan granula azurophilic


yang mengandung enzyme hidrolitik serta substansi bakterisidal seperti
defensins dan katelicidin.

• Mononuklear fagosit yang berasal dari sel primordial dan beredar di sel
darah tepi disebut sebagai monosit.

• Makrofag di sistem saraf pusat disebut sebagai sel mikroglia, saat


berada di sinusoid hepar disebut sel Kupffer, di saluran pernafasan
disebut makrofag alveolar dan di tulang disebut sebagai osteoklas.
• Sel Natural Killer merupakan sel limfosit yang berfungsi dalam
imunitas nonspesifik terhadap virus dan sel tumor.

• Sel mast berperan dalam reaksi alergi dan imunitas terhadap


parasit dalam usus serta invasi bakteri.
Sistem Imun Spesifik

Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenali benda


yang dianggap asing. Benda asing yang pertama kali muncul akan
segera dikenali dan terjadi sensitisasi sel-sel sistem imun tersebut.
Benda asing yang sama, bila terpajan ulang akan dikenal lebih cepat
dan kemudian dihancurkan. Respon sistem imun spesifik lebih lambat
karena dibutuhkan sensitisasi oleh antigen namun memiliki
perlindungan lebih baik terhadap antigen yang sama. Sistem imun ini
diperankan oleh Limfosit B dan Limfosit T yang berasal dari sel
progenitor limfoid.
 Sistem imun spesifik humoral
Limfosit B atau sel B berperan dalam sistem imun spesifik
humoral yang akan menghasilkan antibodi. Antibodi dapat ditemukan
di serum darah, berasal dari sel B yang mengalami proliferasi dan
berdiferensiasi menjadi sel plasma. Fungsi utama antibodi sebagai
pertahanan terhadap infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta
menetralisasi toksinnya. Sel B memiliki reseptor yang spesifik untuk
tiap-tiap molekul antigen dan dapat dideteksi melalui metode
tertentu melalui marker seperti CD19, CD21 dan MHC II.

 Sistem imun spesifik selular


Limfosit T berperan pada sistem imun spesifik selular. Fungsi
utama sistem imun spesifik selular adalah pertahanan terhadap
bakteri intraselular, virus, jamur, parasit dan keganasan.
1.3 Mekanisme Respon Imun

Mekanisme Imunitas Non Spesifik


Mekanisme Imunitas Spesifik
2. Memahami dan Menjelaskan
Antigen dan Antibodi
2.1 Definisi

Antigen adalah suatu substansi atau potensi dari suatu zat yang
mampu merangsang timbulnya respons imun yang dapat dideteksi,
baik berupa respons imun seluler, maupun respons imun humoral
atau respons imun kedua-duanya. Karena sifatnya itu, maka antigen
disebut juga imunogen.
Antibodi adalah glikoprotein dengan struktur tertentu yang
disekresikan oleh sel B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma,
sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen
tersebut.
2.2 Klasifikasi

Antigen
1. Antigen eksogen
Antigen eksogen adalah antigen yang disajikan dari luar tubuh
hospes dalam bentuk mikroorganisme, tepung sari, obat obatan
atau polutan Antigen ini bertanggung jawab terhadap suatu
spectrum penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke
penyakit-penyakit yang ditengahi imunologik, seperti misalnya
asma bronkiale.
2. Antigen endogen Adalah antigen yang terdapat dalam individu
Meliputi :
 Antigen xenogeneik / heterolog / heterogeneik Adalah antigen yang
terdapat dalam aneka macam spesies yang secara filogenetik tidak
ada hubungannya penting pada kedokteran klinik, karena antigen-
antigen ini menimbulkan respons antibody yang berguna dalam
diagnosis penyakit.
 Antigen idiotipik dan autolog Merupakan komponen tubuh sendiri
Contoh : antigen-antigen spesifik immunoglobulin.
 Antigen alogeneik / homolog Adalah antigen yang secara genetic
diatur oleh determinan antigenic yang membedakan satu individu
spesies tertentu dari individu lain pada spesies yang sama Pada
manusia, determinan antigenic semacam ini terdapat pada sel-sel
darah merah, sel-sel darah putih, trombosit, protein serum, dan
permukaan sel-sel yang menyusun jaringan tertentu dari tubuh
termasuk antigen histokompatibiltas.
3. Autoantigen : merupakan protein normal atau kompleks protein (DNA/
RNA) yang dikenali oleh sistem imun dari pasien yg menderita autoimun
disease.
Antigen dapa dibedakan menurut epitop, spesifitas, ketergantungan
terhadap sel T dan kimiawi :

1. Pembagian antigen menurut epitop :


a.Unideterminan, univalen : hanya satu jenis determinan/epitop pada
satu molekul.
b.Unideterminan, multivalen : hanya satu jenis determinan tetapi dua
atau lebih determinan tersebut pada satu molekul.
c.Multideterminan, univalen : banyak epitop yang bermacam-macam
tetapi hanya satu dari setiap macamnya (kebanyakan protein).
d.Multideterminan, multivalen : banyak macam determinan dan
banyak dari setiap macam pada satu molekul.
2. Pembagian antigen menurut spesitisitas :
a. Heteroantinogen, yang dimiliki oleh banyak spesies
b. Xenoantinogen , yang hanya dimiliki oleh banyak spesies tertentu.
c. Aloantinogen, yang spesifik untuk individu dalam satu spesies
d. Antigen organ spesifik , yang hanya dimiliki organ tertentu.
e. Autoantigen , yang dimiliki alat tubuh sendiri.

3. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T :


a. T dependen, yang memerlukan pengenalan sel T terlebih dahulu untuk
dapat menimbulkan respon antibodi.
b. T independen, yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk
membentuk antibodi.
4. Pembagian antigen menurut sifat kimiawi :
a. Hidrat arang (polisakarida)
b. Lipid
c. Asam Nukleat
d. Protein
Antibodi

A. ImmunoGlobulin G (IgG)
Merupakan komponen utama immunoglobulin serum yaitu 80% dari
seluruh immunoglobulin serum.Berat molekulnya 160.000 dalton dan
kadarnya dalam serum sekitar 13 mg/ml.
• Struktur: Monomer
• IgG dalam serum antibodi : 80%
• Lokasi: berbagai cairan tubuh : Darah, getah bening, CSS, urine dan
saluran pencernaan
• Dapat ditransferkan dari maternal melalui plasenta
• Dapat bekerjasama dg komplemen opsonisasi (jalur klasik)
• Fungsi : meningkatkan fagositosis, menetralkan toksin dan virus,
melindungi fetus newborn
• Terdapat 4 subklas : IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4 • IgG meningkat :
infeksi kronis dan autoimun
B. Immunoglobulin M (IgM )
• M : makro-globulin
• Struktur: Pentamer
• Lokasi : darah, getah bening atau lymph, permukaan sel B (monomer)
• Dapat mengaktifkan komplemen (jalur klasik)
• Fungsi : merupakan Ab pertama yang diproduksi selama infeksi. Efektif
dalam melawan mikroba dan mengaglutinasi Ag
• IgM dibentuk paling dahulu pada respon imun primer
• IgM tinggi dlm darah umbilikus : infeksi intrauterin
• Produksi IgM berlebih : waldenstorm’s macroglobulinemia hiperviskositas
darah
C. Immunoglobulin A (IgA)
• Struktur: Dimer
• Lokasi: sekresi seromukus (air mata, saliva, intestinum, dan ASI,
kolostrum, sekret genitourinary) dlm btk IgA sekretori (sIgA)
• Tidak dapat ditransferkan dari maternal melalui plasenta
• Fungsi : melokalisasi proteksi pada permukaan mukosa, meningkatkan
imunitas pada saluran pencernaan infant, IgA dlm serum dpt
mengaglutinasi mikroba fagositosis
• Dapat mengaktifkan komplemen jalur alternatif
D. Immunoglobulin D (IgD )
• Struktur: Monomer
• IgD dalam serum antibodi : 0.2% krn sangat rentan thd degradasi
oleh proses proteolisik
• Tidak dapat ditransferkan dari maternal melalui plasenta
• Fungsi : pada serum darah, fungsinya masih belum diketahui. Pada
sel B dapat menginisiasi respon imun reseptor Ag aktivasi
sel B.
• Ig D dapat berikatan dan mengaktifkan basofil dan sel mast
sehingga memproduksi faktor antimikroba pertahanan sistem
respiratori
E. Immunoglobulin E (IgE)
• Struktur: Monomer
• Lokasi : darah dan berikatan dengan sel mast dan basofil di
seluruh tubuh krn sel tst memiliki reseptor utk Fc dari IgE
• Tidak dapat ditransferkan dari maternal melalui plasenta
• Fungsi : pada reaksi alergi akan meningkat, infeksi dari cacing
(lisisnya cacing)
• IgE tinggi : infeksi cacing, diduga berperan pada imunitas parasit
• Peningkatan total serum IgE moderat : allergic rhinitis, allergic
asthma, atopic dermatitis.
2.3 Mekanisme Kerja

Antigen yang masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan


reseptor sel limfosit B. Pengikatan tersebut menyebabkan sel
limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma kemudian
akan membentuk antibodi yang mampu berikatan dengan antigen
yang merangsang pembentukan antibodi itu sendiri.
3. Memahami dan Menjelaskan
Imunisasi dan Vaksinasi Toksoid
Tetanus
3.1 Definisi

Imunisasi menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) adalah


suatu cara untuk meingkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak terpapar pada antigen
serupa, tidak terjadi penyakit. Imunisasi dilakukan dengan
memberikan vaksin yang merupakan kuman penyakit yang telah
dibuat lemah kepada seseorang agar tubuh dapat membuat
antibody sendiri terhadap kuman penyakit yang sama.
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.
Vaksin Tetanus adalah toksin kuman tetanus yang telah dilindungi
dan kemudian dimurnikan
3.2 Klasifikasi

Vaksin dapat dibagi menjadi vaksin hidup dan vaksin mati. Vaksin
hidup dibuat dalam pejamu,dapat menimbulkan penyakit ringan,
dan menimbulkan respons imun seperti yang terjadi padainfeksi
alamiah. Vaksin mati merupakan bahan (seluruh sel atau
komponen spesifik) asal patogen seperti toksoid yang diinaktifkan
tetapi tetap imunogen.
Imunisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu imunisasi pasif
dan aktif.
1. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif terjadi bila seseorang menerima antibodi atau produk
sel dari orang lainyang telah mendapat imunisasi aktif.
a. Imunisasi pasif alamiah
1) Imunitas maternal melalui plasenta
Antibodi dalam darah ibu merupakan proteksi pasif kepada
janin. IgG dapat berfungsi sitotoksik, antivirus dan antibakterial
terhadap H.Influenza B atau S. agalacti B. Ibu yang mendapat
vaksinasi aktif akanmemberikan proteksi pasif kepada janin
dan bayi.
2) Imunitas maternal melalui kolostrum
ASI mengandung berbagai komponen sistem imun. Beberapa diantaranya
berupa Echancement Growth Factor untuk bakteri yangdiperlukan dalam
usus atau faktor yang justru dapat menghambattumbuhnya kuman
tertentu (lisozim, laktoferin, interferon, makrofag,sel T, sel B, granulosit).
Antibodi ditemukan dalam ASI dan kadarnyalebih tinggi dalam kolostrum
(ASI pertama segera setelah partus).
b. Imunisasi pasif buatan
1) Immune Serum Globulin nonspesifik
2) Immune Serum Globulin spesifik: Hepatitis B Immune Globulin,
ISG Hepatitis A, ISG Campak, Human Rabes Immune Globulin,
Human Varicella-Zoster Immune Globulin, Antisera terhadap virus
Sitomegalo, Antibodi Rhogam, Tetanus Immune Globulin, dan
Vaccina ImmuneGlobulin
3) Serum asal hewan
2. Imunisasi aktif
Dalam imunisasi aktif untuk mendapatkan proteksi dapat
diberikan vaksinhidup/dilemahkan atau yang dimatikan. Vaksin yang
baik harus mudah diperoleh,murah, stabil dalam cuaca ekstrim dan
nonpatogenik. Efeknya harus tahan lama danmudah direaktivasi
dengan suntikan booster antigen. Baik sel B maupun sel Tdiaktifkan
oleh imunisasi. Keuntungan dari pemberian vaksin
hidup/dilemahkan ialahterjadinya replikasi mikroba sehingga
menimbulkan pajanan dengan dosis lebih besardan respons imun di
tempat infeksi alamiah. Vaksin yang dilemahkan diproduksidengan
mengubah kondisi biakan mikroorganisme dan dapat merupakan
pembawa gendari mikroorganisme lain yang sulit untuk dilemahkan.
3.3 Waktu Pemberian
3.4 Efek Samping

▪ Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan


dan pembengkakan pada tempat suntikan. Efek samping tersebut
berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak
diperlukan tindakan/pengobatan.
Vaksin toksoid tetanus
▪ Efek samping yang dapat ditimbulkan berupa reaksi lokal pada
tempat suntikan berupa bengkak, nyeri, dan kemerahan. Selain
itu, dapat disertai demam.
▪ Pada reaksi yang berat, dapat terjadi demam tinggi, anak menjadi
rewel, dan menangis dengan nada tinggi. Hal ini bisa berlangsung
dalam 24 jam setelah pemberian.
4. Memahami dan Menjelaskan
Pandangan Islam terhadap
Vaksinasi yang Menggunakan
Bahan Haram
Masalah ini diperselisihkan ulama menjadi dua pendapat :
1. Boleh dalam kondisi darurat. Ini pendapat Hanafiyyah, Syafi’iyyah, dan
Ibnu Hazm. Di antara dalil mereka adalah keumuman firman Allah:
“Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang
diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu
memakannya....” (QS. Al-An’am [6]:119)
2. Tidak boleh secara mutlak. Ini adalah madzab Malikiyyah dan
Hanabillah. Di antara dalil mereka adalah sabda Nabi :
“Sesungguhnyaallah menciptakan penyakit danobatnya, makaberobatlah
danjanganberobat dengan benda haram” (ash-Shohihah : 4/174).

Alasan lainnya karena berobat hukumnya tidak wajib menurut jumhur


ulama, dan karena sembuh dengan berobat bukanlah perkara yang
yakin. Imunisasi hukumnya boleh dan tidak terlarang, karena termasuk
penjagaan diri dari penyakit sebelum terjadi.
Kutipkan fatwa yang diterbitkan oleh lembaga fatwa Syabakah Islamiyah di bawah
bimbingan Dr. Abdullah al-Faqih mengenai pemberian vaksin :
1. Jika masih ada keraguan mengenai kandungan obat yang digunakan untuk vaksin,
maka bisa merujuk kepada para dokter yang ahli dan amanah di bidangnya.
2. Jika dipastikan obat itu mengandung sesuatu yang najis, maka hukum asalnya tidak
boleh digunakan untuk vaksinasi, selama najis itu tidak mengalami istihalah
(perubahan unsur) secara sempurna, dimana sudah tidak lagi tersisa unsur najisnya
(karena sudah berubah menjadi unsur yang lain). Para ulama telah menegaskan
bahwa benda najis bisa menjadi suci karena mengalami istihalah (perubahan
unsur).
3. Apabila tidak mengalami istihalah secara sempurna, jika dijumpai ada pengganti
yang mubah, maka tidak boleh menggunakan vaksin yang najis ini
4. Jika tidak ada pengganti vaksin yang mubah, yang lebih tepat ada rincian dalam
masalah ini
5. Jika orang yang tidak diberi imunisasi berpeluang besar terkena wabah penyakit,
sementara wabah penyakit yang dikhawatirkan terjadi adalah wabah yang
membahayakan, dimana dikhawatirkan menimbulkan kematian atau cacat
permanen, yang lebih tepat, pada keadaan ini mendekati kondisi darurat yang mulji’
(tidak ada pilihan lain).

Anda mungkin juga menyukai