Anda di halaman 1dari 18

ANTI FUNGI

KELOMPOK 7 :

 NURVANI DWI SAPUTRI (1801180)


 ENGGY HAGLINE MORIKA (1801181)
 DICHA EFELZITA (1801183)
 ZARDI FEBRI ALI MUSA (1801188)
 PUTRI YULIA ALEN MASGA (1801191)
 WIDYA HARDINI (1801192)
 CHINDY AIDHA (1801194)

 Kelas 2018 C
 Waktu presentasi :Kamis, 13.00 – 15.40 WIB
SEJARAH OBAT ANTI FUNGI
 Pada dasawarsa terakhir, diseluruh dunia disinyalir
adanya peningkatan luar biasa kasus infeksi oleh jamur.
Kasus yang utama adalah mikrosiskuit oleh dermatofit
serta infeksi mukosa mulut, brochia, usus, vagina, dan
lain-lain.

 Penyebaran luas infeksi karena jamur ini mungkin


disebabkan oleh sangat meningkatnya penggunaan
antibiotika berprektum luas dan hormon kelamin (pil anti
hamil yang merusak keseimbangan biologi flora kuman
normal). Faktor resiko lain untuk timbulnya mikosis adalah
daya tangkis imun tubuh yang menurun akibat infeksi.
PENGERTIAN INFEKSI JAMUR
 Jamur dapat menyebabkan infeksi di berbagai
bagian tubuh, dan yang paling sering adalah di kulit.
Infeksi jamur di kulit, atau secara medis disebut
tinea, umumnya dialami oleh orang-orang yang
mudah berkeringat, tinggal di cuaca yang lembab,
atau orang dengan daya tahan tubuh rendah.
Contoh orang-orang yang memiliki daya tahan
tubuh yang rendah adalah bayi, orang lanjut usia,
penderita diabetes mellitus, atau penderita HIV.
Infeksi jamur juga bisa ditularkan melalui kontak
kulit orang sehat dengan penderita infeksi jamur.
PENYEBAB INFEKSI JAMUR
Penyebab infeksi jamur atau mikosis tergantung kepada jenis infeksi itu sendiri. Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis infeksi jamur, penyebabnya, serta faktor risiko yang menyertainya.

 Candidiasis
disebabkan oleh infeksi jamur Candida. Pada kondisi normal, jamur
tersebut hidup secara alami di permukaan kulit.Perkembangan
jamur Candida yang tidak terkendali dapat dipicu oleh sejumlah hal, antara
lain kurangnya kebersihan diri, mengenakan pakaian ketat, iklim yang
hangat, serta kondisi kulit yang lembap atau tidak dikeringkan dengan benar.
 Infeksi Candida auris

disebabkan oleh jamur Candida auris.jenis jamur ini juga dapat


menyebabkan kematian pada sebagian besar penderitanya.Candida auris
menyebar dari orang ke orang, melalui pemakaian bersama pada peralatan
yang terkontaminasi.
 Kurap

disebabkan oleh jenis jamur yang hidup di tanah,


yaitu epidermophyton, microsporum, dan trichophyton. Seseorang bisa
terinfeksi bila menyentuh tanah yang terkontaminasi jamur tersebut.
Penyebaran dapat terjadi antara hewan ke manusia, atau dari manusia ke
manusia.
LANJUTAN..
 Infeksi jamur kuku
Jenis jamur penyebab infeksi jamur kuku sama dengan jamur penyebab kurap.
Meskipun dapat terjadi pada siapa saja, risiko infeksi jamur kuku lebih tinggi pada
penderita diabetes, lansia di atas 65 tahun, pengguna kuku palsu, orang yang
mengalami cedera kuku, dan individu dengan kekebalan tubuh lemah.
 Aspergillosis

disebabkan oleh perpaduan antara sistem kekebalan tubuh yang lemah dan
paparan jamur Aspergillus. Jamur ini dapat ditemukan di tumpukan kompos,
tumpukan gandum, dan sayuran yang membusuk.risiko aspergillosis lebih tinggi
pada penderita asma atau cystic fibrosis.
 Infeksi jamur mata

Infeksi jamur mata adalah kondisi yang jarang, namun tergolong serius. Infeksi
jamur mata paling sering disebabkan oleh jamur Fusarium yang hidup di pohon
atau tanaman.Jamur Fusarium bisa masuk ke mata bila mata tidak sengaja
tergores bagian tanaman tersebut.Selain akibat cedera mata, infeksi jamur mata
dapat terjadi pada pasien yang menjalani operasi katarak atau transplantasi
kornea. 
 Pneumocystis pneumonia (PCP)

PCP disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii, yang menyebar melalui


udara. PCP menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti
penderita HIV/AIDS, atau pada pasien pasca menjalani transplantasi organ
dan obat imunosupresif.
GEJALA INFEKSI JAMUR
 Infeksi jamur menimbulkan tanda berupa kemerahan di
kulit yang biasanya terlihat melingka. Namun pada kulit di
tengah lingkaran tersebut biasanya terlihat lebih sehat.
Dapat pula disertai dengan kulit yang mengelupas.
 Kelainan kulit ini disertai rasa gatal. Bagian kulit yang
sering mengalami infeksi jamur adalah di daerah perut
dan punggung (tinea corporis), selangkangan (tinea
cruris), dan di sela-sela jari kaki (tinea pedis).
 Tak hanya di kulit, infeksi jamur juga dapat menyerang
kulit kepala dan rambut (tinea kapitis). Gejalanya adalah
rambut rontok atau patah, kulit kepala gatal, dapat
disertai dengan munculnya ketombe.
INFEKSI SISTEMIK

 INFEKSI DALAM(INTERNAL) :  INFEKSI SUBKUTAN :

Diyakini yang paling berbahaya dari Ini adalah infeksi yang mempengaruhi
semua infeksi jamur. Hal ini terutama dermis dan jaringan bawah kulit lainnya
karena mereka menyerang organ internal dari penderita. Infeksi ini umumnya terjadi
dengan langsung masuk melalui paru- ketika patogen menembus dermis selama
paru, saluran pencernaan atau infus. Ini atau setelah trauma kulit. Lesi kemudian
dapat disebabkan oleh dua kelompok menyebar secara lokal tanpa penetrasi
jamur, jamur patogen primer atau jamur lebih dalam. Namun, beberapa jamur dapat
oportunistik. Contoh penyakit jamur milik menyebabkan mikosis dalam, terutama
kelompok pertama meliputi pada pasien dengan kelainan yang
blastomycosis, histoplasmosis, mendasari parah. Sebuah contoh umum
paracoccidioidomycosis dan adalah mikosis subkutan Sporotrichosis,
coccidiomycosis. Jamur oportunistik disebabkan oleh Sporothrix schenckii.
umumnya mempengaruhi orang-orang Chromomycosis, phaeohyphomycosis,
dengan sistem kekebalan yang lemah chromoblastomycosis, lobomycosis,
atau dengan beberapa cacat metabolisme rhinosporidiosis dan mycetomas merupakan
yang serius. Penyakit yang termasuk contoh lain dari mikosis subkutan.
dalam kategori ini adalah kriptokokosis,
kandidiasis, dan aspergillosis.
KLASIFIKASI OBAT ANTIFUNGI

1. Penghambatan sintesis dinding sel


jamur
2. Mengikat ergosterol membran sel
jamur dan meningkatkan permeabilitas
membran
3. Penghambatan ergosterol + lanosteral
sintesis
4. Penghambatan ergosterol sintesis
5. Penghambatan sintesis asam nukleat
6. gangguan spindel mitosis dan
CONTOH OBAT ANTIFUNGI
1. Antijamur golongan azole
- Clotrimazole
- Fluconazole
- Ketoconazole
- Itraconazole
- Miconazole
- Voriconazole
2. Anidulafungin
3. Micafungin
4. Nystatin
5. Amphoter
PROFIL FARMAKOLOGI OBAT
1. AMFOTERISIN B
Aktifitas anti jamur :
 Bersifat fungsistatit dan fungisida tergantung pada dosis dan

sensitifitas jamur yang dipengaruhi


 dengan dosis 0,3- 10µg/ml dapat menghambat aktifitas :

* histoplasma capsulatum
* beberapa spesies kandida
* Rhodotorula
* blastomyces dermatitidis

Mekanisme kerja :
 berikatan sangat kuat dengan ergostarol yang terdapat pada

membran sel jamur


 akan membentuk pori-pori pada membran

 sehingga akan menyebabkan sel bocor terjadi kehilangan beberapa

bahan intra sel (kalium dan molekul kecil lainnya)


 mengakibatkan kerusakan yang tetap pada sel
LANJUTAN..
 Farmakokinetik :
- sedikit diserap melalui saluran cerna
- didistribusikan luas keseluruh jaringan 95% beredar di plasma,
terikat pada lipoprotein
- eksresi melalui ginjal berjalan lambat, hanya 3%dari jumlah yang
diberikan selama 24jam sebelumnya ditentukan dalam urin

efek samping :
- 50% pasien yang mendapat dosis awal akan mengalami demam
dan menggigil ini hampir selalu terjadi
- penurunan fungsi ginjal terjadi pada lebih dari 30% pasien yang
diobati dengan amfoterisin B
- azotemia terjadi pada 80% pasien
- flebitis

indikasi :
- untuk infeksi jamur berat
- biasanya diberikan sebagai terapi awal untuk infeksi jamur yang
serius
2. KETOKONAZOLE
 Aktivitas antijamur :
- aktif baik secara sistemik maupun nonsistemik terhadap: candida,
coccidiodes immitis, cryptococcus neoformans, H.Capsulatum, aspergillus,
dan sporothrix spp.

 Farmakokinetik :
- penyerapan bervariasi tiap individu
- penyerapan akan berkurang pada pasien dengan Ph lambung yang tinggi
dan pada pemberian antagonis H2 atau bersama antasid
- setelah pemberian perolal obat ini ditentukan di urin, kelenjar lemak dan
liur, juga pada kulit yang mengalami infeksi
- 84% berikatan dengan albumin
- mengalami metabolisme lintas pertama
- dieksresikan bersama cairan empedu
 Indikasi :
- Histoplasmosis paru, tulang, sendi, dan jaringan lunak
- kriptokokus ronmeningeal
- parakoksidiodomikosis
- koksidiodomikosis

 Efek samping :
- Hepatotoksik
- ginekomastia
- haid yang tidak teratur
3. KASPOFUNGIN

 Mekanisme kerja :
menghambat sintesis beta (1,3)-D-glukan, suatu komponen
esensial yang membentuk dinding sel jamur
farmakokinetik :
- 97% terikat dengan protein
- waktu paruh eliminasi 9-11 jam
- dimetabolisme secara lambat dengan cara hidrolisis dan asetilasi
- hanya sedikit dieksresikan di urin

 indikasi :
- kandidiasis invasif
- kandidiasis esofagus
- kandidiasis orafaring
- aspergillus invasif

 efek samping :
- demam
- mual muntah
4. TERBINAFIN

 Mekanisme kerja :
Menghambat enzim squalen epoksidase pada jamur yang juga
mempengaruhi biosintesis ergosterol

 farmakokinetik :
- diserap baik dalam saluran cerna
- terikat dengan protein lebih 99% dan terakumulasi dengan kulit,
kuku dan lemak
- waktu paruh adalah 12jam
- dimetabolisme dihati dalam bentuk metabolit yang tidak aktif
- diaksresikan di urin

 indikasi :
- digunakan untuk terapi dermatofitosis terutama onikomokosis
- penggunaan monoterapi kurang efektif

 efek samping:
- sakit kepala
- pada wanita hamil termasuk kategori B
- pada masa lactasi sebaiknya dihindari
DAFTAR PUSTAKA
Maschmeyer G. New antifungal agents-treatment standars are
beginning to grow old. Journal of Antimicrobial Chemotherapy
2002;49;239-41.

Perfect JR. Use of newer antifungal therapies in clinical practice: what


do the date tell us. Oncology 2004;18;15-23.

Sheppard D, Lampiris HW. Antifungal agents. In: Katzung BG,ed.


Basic & Clinical Pharmacology. 11th ed. Singapore: McGraw-
Hill;2009. p. 835-44.

Bennet JE. Diagnosis and treatment of fungal infection. In: Kasper DL,
Braunwald E, Jameson F, et al, editors. Harrison’s Principile of
Internal Medicine. 16th ed. New York: McGraw-Hill; 2005.p.1178.

Anda mungkin juga menyukai