Anda di halaman 1dari 29

TUGAS FERMENTASI

L E H
O
NAMA : JUMARDIN DJALILI
NIM : F1C117047

Chemistry Department
Faculty of Math and Science
University of Oleo
Kendari
2020
TUGAS 1
• Kelompok Besar
F e r m e n t a s i Ya n g
Penting Secara • Fermentasi untuk
Komersial: memproduksi
metabolit primer dan
sekunder
• 4Fermentasi
3
untuk modifi kasi
senyawa yang
• Fermentasi untuk memproduksi ditambahkan ke
sel mikroba atau biomasa dalam
fermentasi atau
1 2 proses
• Fermentasi untuk transformasi
memproduksi enzim

2
A. Fermentasi Untuk Memproduksi Sel Mikroba atau
Biomasa

1. Penjelasan
Produksi biomassa dari proses fermentasi biasanya dilakukan untuk menghasilkan
protein sel tunggal (SCP) (Anupama dan Ravindra, 2001) atau untuk ragi roti (Acourene
et al., 2007).

Produksi biomassa (SCP) biasanya dilakukan dalam sistem fermentasi


berkelanjutan untuk memaksimalkan hasil dan pengembalian ekonomi tercapai.
Penyediaan sumber karbon mungkin memerlukan pretreatment fisik atau kimia.
Tambahan ke sumber karbon, sumber nitrogen, fosfor, mineral dan nutrisi lainnya
diperlukan untuk mendukung pertumbuhan optimal mikroorganisme terpilih
digunakan
2. Contoh;
Produksi protein sel tunggal (SCP) dari kultur Rhizopus oryzae dengan medium limbah
cair tahu (Maryana dkk., 2016)

Mikroba; Rhizopus oryzae

Perbesaran 0, 34 Mikron

Jamur Rhizopus oryzae merupakan salah satu jenis jamur non patogen yang dapat
mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino

Substrat; Akuades, Limba cair tahu, KH2PO4.3H2O , dan gula pasir


Gambar. Proses pembuatan dan fermentasi medium dari imbah cair tahu
Tabel. Persen kadar protein dan Berat Kering Sel

Proses produksi sel terjadi ppada waktu inkubasi ke-48 dan 72 jam. Pada waktu inkubasi
ke-48 jam mulai menunjukkan adanya pertumbuhan jamur dengan munculnya koloni berwarna
putih, spora berbentuk bulat seperti bola-bola kapas kecil, dan ini terdapat pada erlenmeyer di
tiap pH. Hal ini mulai menunjukkan fase kedua pertumbuhan yang disebut fase Eksponensial
dimana pada fase ini pembelahan mikroba sangat cepat dan konstan sehingga sel mikroba
mengalami reaksi metabolisme yang maksimum.
Pertumbuhan jamur Rhizopus oryzae ditandai dengan adanya pertambahan jumlah
sel. Peningkatan sel menyebabkan peningkatan dari seluruh kandungan sel termasuk
asam nukleat dan protein yang dinyatakan sebagai massa sel, sehingga berat kering sel
berbanding lurus dengan jumlah koloni.

Dengan demikian pemanfaatan limbah cair tahu sebagai medium


pertumbuhan mikroba untuk produksi protein sel tunggal dapat mengurangi residu
polutan di lingkungan.
3. Kondisi Fermentasi

pH: 4, 5, dan 6
 Suhu optimum: 30°C
 Kebutuhan oksigen: Aerob, dalam keadaan aerob jamur ini dapat
mengubah karbon, nitrogen, dan mineral sebagai nutrisi sehingga
dapat menghasilkan protein sel tunggal (Marx, 1991)
 Agitasi: Pengadukan di atas alat shaker dilakukan karena jamur ini
bersifat aerob, oleh karena itu harus cukup mendapat oksigen agar
dapat tumbuh optimal
 Waktu fermentasi: 24, 48, dan 72 jam pada shaker rotation.
 Nutrisi: Sukrosa, protein, lemak, vitamin, dan mineral (Ca, Mg, Fe)
B. Fermentasi Untuk Memproduksi Enzim

1. Penjelasan;
Enzim adalah protein dengan fungsi katalitik yang sangat khusus, diproduksi oleh
semua organisme hidup. Enzimnya bertanggung jawab atas berbagai reaksi
biokimiawi yang penting bagi mikroorganisme, tanaman, hewan, dan manusia.
Sumber komersial Enzim dapat diperoleh dari tiga sumber utama, yaitu, jaringan
hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Dalam prosesnya, enzim komersial sering
digunakan untuk mempromosikan biokonversi substrat menjadi bioproduk. Produksi
enzim dikendalikan secara ketat dalam mikroorganisme untuk meningkatkan
produktivitas.
2. Contoh
Produksi enzim selulase dari aspergillus niger menggunakan sekam padi dan ampas tebu
sebagai induser (Purkan dkk., 2015).

Mikroba; Aspergillus niger, merupakan salah satu jenis kapang yang mampu
menghasilkan enzim selulase dengan baik

Gambar. Aspergillus niger perbesaran 0,38 Mikron

Substrat: Sekam padi dan ampas tebu


Produktivitas enzim selulase dari Aspergillus niger ditentukan dengan cara menguji
aktivitas enzim tersebut menggunakan substrat CMC. Uji aktivitas enzim dilakukan
dengan metode CMCase menggunakan reagen DNS (asam 3,5-dinitrosalisilat) yang
akan diamati berdasarkan jumlah glukosa yang terbentuk

Gambar. Proses fermentasi proudksi enzim mikroba


Gambar. Aktivitas enzim selulase dari Aspergillus niger. Produksi yang diinduksi
dengan CMC, ampas tebu, dan sekam padi terhadap waktu fermentasi.

Produktivitas selulase dengan ketiga jenis induser mengalami


peningkatan seiring bertambahnya waktu fermentasi hingga mencapai titik
optimum yang sama pada 108 jam yang terjadipada fase eksponensial.
Setelah mencapai titik optimum secara perlahan aktivitas enzim selulase
mulai menurun.
3. Kondisi Fermentasi

 pH: Aktivitas enzim selulase optimum terjadi pada pH 4 (cenderung asam)


dengan aktivitas enzim sebesar 0,324 IU/mL. Tingginya aktivitas enzim
ditentukan oleh gugus aktif rantai samping enzim yang berfungsi sebagai sisi
katalitik dalam mengikat substrat.
 Suhu: peningkatan aktivitas enzim diiringi dengan kenaikan suhu hingga
mencapai titik optimal yakni pada suhu 50°C. Pada suhu optimal tersebut
aktivitas enzim selulase mencapai 0,709 IU/mL. Bertambahnya suhu sampai
dengan suhu optimum menyebabkan terjadinya kenaikan kecepatan reaksi
enzim karena bertambahnya ennergi kinetik yang mempercepat gerak enzim
dan substrat.
 Kebutuhan oksigen: Proses pertumbuhan memerlukan oksigen yang cukup
(aerobik).
 Agitasi: Aerasi diatur dengan cara memperhatikan pori-pori bahan yang
difermentasikan.
 Nutrisi: Pada proses fermentasi untuk menghasilkan enzim selulase sumber
nitrogen yang optimal adalah urea (Narasimha G dkk, 2006). Selain itu mineral
magnesium berfungsi sebagai kofaktor dalam mengatur jumlah enzim yang
terlibat dalam reaksi.
 Waktu fermentasi: 0 – 144 jam
C. Fermentasi Untuk Memproduksi Metabolit Primer dan
C. Fermentasi Untuk Memproduksi
Sekunder Metabolit Primer dan
Sekunder

1. Penjelasan
1. Penjelasan
Metabolit primer adalah metabolit yang dihasilkan terutama sebagai produk akhir
molekul kecilprimer
Metabolit adalah
dalam fase metabolit eksponensial.
pertumbuhan yang dihasilkanProduk
terutama sebagai
perantara yangproduk akhir
dihasilkan
molekul
oleh kecil dalamjuga
jalur metabolik faseprimer
pertumbuhan eksponensial.
metabolisme. Produk
Produk yang perantara
paling pentingyang dihasilkan
adalah asam
oleh jalur metabolik juga primer metabolisme. Produk
amino, purin, pirimidin, nukleotida, alkohol dan vitamin. yang paling penting adalah asam
amino, purin, pirimidin, nukleotida, alkohol dan vitamin.
Metabolit sekunder dihasilkan ketika fase pertumbuhan mikroba tumbuh dari fase
Metabolit sekunder
eksponensial dihasilkan
ke fase diam. ketika sekunder
Metabolit fase pertumbuhan mikrobaantibiotik,
mikroba meliputi tumbuh pigmen,
dari fase
eksponensial
racun, efektor ke fase diam.
ekologis Metabolit
kompetisi sekunderferomon,
dan simbiosis, mikroba meliputi antibiotik,
penghambat enzim,pigmen,
agen
racun, efektor ekologis kompetisi dan simbiosis, feromon, penghambat enzim,
imunomodulasi, antagonis reseptor dan agonis, pestisida, agen antitumor dan promotor agen
imunomodulasi,
pertumbuhan hewanantagonis reseptor dan agonis, pestisida, agen antitumor dan promotor
dan tumbuhan
pertumbuhan hewan dan tumbuhan
2. Contoh
Produksi Poli-γ-Asam Glutamat (PGA) dari Bacillus subtilis B112 (Sidik dkk., 2008)

PGA merupakan suatu biopolimer yang dapat didegradasi oleh alam, terutama
diproduksi oleh galur Bacillus subtilis (Kubota et al., 1993) Polimer ini
diklasifikasikan sebagai pseudo-poli asam amino yang hanya mengandung glutamat
sebagai monomernya, baik asam D-glutamat maupun asam L-glutamat (Cormwick
& Gross, 1995). PGA terbentuk dari monomer glutamat melalui ikatan α-amino dan
γ-asam karboksilat (Goto & Kunioka, 1992).

Mikroba: Bacillus subtilis B112


Substrat: Media agar glutamat-sitrat

Gambar. Bacillus subtilis B112 perbesaran


0.39 Mikron
disubkultur
Media diaktivasi

Amonium sulfat, asam


sitrat, kalium dihidrogen dilarutkan dalam 100
fosfat, natrium dihidrogen mL air suling Media fermentasi yang
fosfat dihidrat, magnesium mengandung glutamat-sitrat
sulfat heptahidrat, mangan
sulfat monohidrat, besi (III)
klorida heksahidrat, kalsium diatur pH-nya sampai 7,5
klorida dan biotin

Media disterilisasi selama 20


menit pada suhu 121°C dengan
tekanan 15 psi diaktivasi

dikocok pada kecepatan ditambahkan kultur


150 rpm dan suhu 37°C bakteri

Diagram proses fermentasi produksi Poli-γ-Asam Glutamat (PGA)


Gambar. Kurva pertumbuhan B. Subtilis B112 dalam media dengan berbagai
konsentrasi asam L glutamat

Pada jam ke-12 sampai jam ke 60 terjadi fase eksponensial yang menunjukan terjadi
proses produksi Poli-γ-Asam Glutamat (PGA) secara signifikan . Setelah melewati jam
ke-60, mulai memasuki fase stasioner dan kematian
3. Kondisi Fermentasi

 pH: Perubahan nilai pH untuk keempat variasi konsentrasi asam L-glutamat


yang dilakukan, cenderung konstan, yaitu berkisar antara 6,29 dan 7,64.
 Suhu: Suhu optimum 60°C.
 Kebutuhan oksigen: Aerob
 Agitasi: dilakukan pengocokan pada kecepatan 150 rpm
 Nutrisi: glutamat-sitrat dan garam mineral
 Waktu fermentasi: Pengambilan sampel dilakukan setiap 12 jam mulai dari jam
ke-0 sampai jam ke-96.
D. Fermentasi Untuk Modifikasi Senyawa Yang Ditambahkan Ke
Dalam Fermentasi atau Proses Transformasi

1. Penjelasan
Proses transformasi merupakan penggabungan senyawa kimia ke dalam struktur
mikroba atau untuk mengubah senyawa menjadi produk yang terkait secara
struktural dan lebih bernilai secara finansial. Proses fermentasi bisa juga digunakan
untuk mengintegrasikan senyawa kimia untuk menginduksi proses biosintesis
tertentu.
Fermentasi adalah reaksi di mana pakan organik mentah diubah menjadi produk
melalui aksi mikroba atau enzim, di mana proses biologis dapat diklasifikasikan
sebagai fermentasi, proses fisiologis dasar, dan aksi entitas hidup. Dibandingkan
dengan sintesis kimia, transformasi mikroba memilik keuntungan, seperti
dioperasikan pada suhu dan tekanan rendah tanpa persyaratan yang berpotensi
menimbulkan polusi katalis logam berat.
2. Contoh
Produksi N-asetilglukosamin atau kitin oligosakarida dari polimer kitin

Mikroba; Bacillus thuringiensis


Substrat; Cangkang udang

1000 x 750 micrometer


Proses

Kitinase merupakan enzim yang mampu menghidrolisis polimer kitin menjadi


monomer N-asetilglukosamin atau kitin oligosakarida. Metode fermentasi yang efektif
dalam memproduksi kitinase dari bakteri kitinolitik yaitu dengan metode Solid State
Fermentation (SSF) atau fermentasi dengan medium solid. Fermentasi media padat (Solid
State Fermentation/SSF) adalah proses pertumbuhan mikroba pada partikelpartikel padat
dan lembab, dimana ruang antar partikelnya berisi fase gas yang bersifat kontinyu
sedangkan fase cairnya bersifat diskontinyu dengan membentuk droplet-droplet air pada
ruang antar partikel atau lapisan tipis pada permukaan partikel.

Gambar 5. Proses fermentasi transformasi


Gambar. Grafik optimasi waktu inkubasi Bacillus thuringiensis

Waktu inkubasi akan terus bertambah pada tiap jam dan akan berhenti pada titik
optimum waktu inkubasi tertinggi dalam memproduksi kitinase, kemudian
selanjutnya akan mengalami penurunan aktifitas kitinase pada jam berikutnya.
Hal ini dapat diasumsikan bahwa akumulasi N – acetyloglucosamine yang
dihasilkan dari dekomposisi kitin dapat menyebabkan melambatnya produksi
chitinase untuk waktu yang lebih lanjut (Brzezinska et al., 2001).
3. Kondisi Fermentasi

 pH: pH produksi kitinase dari produser Bacillus thuringiensis dapat menghasilkan


kitinase dalam SSF pada pH optimal yaitu 7,0 dengan aktifitas kitinase sebesar 0.65
U/g IDS.
 Suhu: Suhu inkubasi produksi kitinase dari produser Bacillus thuringiensis
dengan produksi kitinase maksimal atau optimal pada suhu 37 °C dengan aktifitas
kitinase sebesar 1.28 U/g IDS.
 Kebutuhan oksigen: Anaerob
 Agitasi: tidak diperlukan proses agitasi
 Waktu fermentasi: 144-384 jam
 Nutrisi: Kitin, lemak, kalsium, fosfat, karbon, nitrogen dan garam mineral
TUGAS 2
TUGAS 2
1. Fermentasi untuk memproduksi sel mikroba atau biomasa;
1. Fermentasi
Gambar; untuk
1, 2, dan 3. memproduksi sel mikroba atau biomasa;
Gambar;Seiring
Alasan; 1, 2, dan 3.
pertumbuhan sel, sel dan metabolit primer diproduksi kurang lebih
Alasan; Seiring
secara bersamaan. pertumbuhan sel, sel dan metabolit primer diproduksi kurang lebih
secara bersamaan.
2. Fermentasi untuk memproduksi enzim;
2. Fermentasi
Gambar; 3 untuk memproduksi enzim;
Gambar;
Alasan; 3
Adanya biokonversi substrat menjadi produk metabolit sekunder oleh enzim
Alasan; Adanya biokonversi
yang dihasilkan oleh mikroba. substrat menjadi produk metabolit sekunder oleh enzim
yang dihasilkan oleh mikroba.
3. Fermentasi untuk memproduksi metabolit primer dan sekunder;
3. Fermentasi
Gambar; 2 dan 3.untuk memproduksi metabolit primer dan sekunder;
Gambar;Substrat
Alasan; 2 dan 3.diubah menjadi metabolit sekunder dari fase eksponensial ke fase
Alasan; Substrat diubah menjadi metabolit sekunder dari fase eksponensial ke fase
stasioner
stasioner
4. Fermentasi untuk modifikasi senyawa yang ditambahkan ke dalam fermentasi atau
proses transformasi;
Gambar; 1, 2, dan 3.
Alasan; Substrat yang berupa suatu senyawa diubah menjadi produk baik berupa
metabolit primer ataupun sekunder.
DAFTAR PUSTAKA

Bhatara Ayi Meata, 2017, Optimasi Produksi Kitinase Mikroorganisme Kitinolitik Dengan Solid State
Fermentation Menggunakan Medium Limbah Cangkang Udang, Article  in  Microbiology,
Universitas Gadjah Mada, diakses pada tanggal 8 April 2020 pukul 21.41 WITA.

Maryana L., Syariful A., Arsa W. N., 2016, Produksi Protein Sel Tunggal Dari Kultur Rhizopus Oryzae
Dengan Medium Limbah Cair Tahu, Galenika Journal of Pharmacy, 2(2).

Purkan, Purnama HD., dan Sumarsih S., 2015, Produksi Enzim Selulase dari Aspergillus niger
Menggunakan Sekam Padi dan Ampas Tebu sebagai Induser. Jurnal Ilmu Dasar. 16(2).

Sidik A., Linar Z. Udin, dan Safri I., 2007, Produksi Poli-γ-Asam Glutamat dari Bacillus subtilis B112
dengan Variasi Konsentrasi Asam L-Glutamat Sebagai Sumber Karbon dalam Media Fermentasi,
Conference Paper, : https://www.researchgate.net/publication/236502886, diakses tanggal 8 April
2020 pukul 21.41 WITA.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai