EPISTAKSIS
Bella Yolanda 1740312129
Windy Asfarika 1740312094
Fauzan Nasrullah
Preseptor:
dr. Rossi Rosalinda , Sp. THT-KL, FICS
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kejadian tersering pada anak usia < 10 tahun dan orang
tua usia > 50 tahun
Penyebab secara umum lokal dan
sistemik
Berat ringan tergantung lokasi rupturnya
arteri anterior dan posterior
Prinsip tatalaksana
perbaiki keadaan umum
cari sumber perdarahan
hentikan perdarahan
cari faktor penyebab untuk mencegah berulangnya
perdarahan
Ke septum
A.
atap nasi,
Etmoidal
A. rongga dinding
A. Anterior
Komunis hidung lateral
Oftalmika A. hidung
Interna Antor
Etmoidal hidung
Superior
Ke septum dan
A. A.
postor sebagian
Fasialis Labialis
A. konka lateral
Superior
Komunis A. media hidung
Eksterna Sfenopalatin
A.
a
Maksilaris Plexus
Interna A. Nasalis Kiessl
Posterior Bach
A. Palatina
Mayor
A. Plexus
Faringeal Woodruff
Asenden
Definisi dan klasifikasi
Epistaksis keluarnya darah dari hidung, bukan
merupakan penyakit melainkan gejala dari suatu
kelainan
Berdasarkan anatomi
Anterior
Posterior
Etiopatogenesis
Epidemiologi
Diagnosis
Anamnesis
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang :
Tatalaksana
Tatalaksana
Tatalaksana
Tatalaksana epistaksis
anterior
Tatalaksana epistaksis
anterior
Tatalaksana epistaksis
posterior
Tatalaksana epistaksis
posterior
Algoritma
manajem
en
epistaksis
Komplikasi
Pencegahan
Prognosis
Epistaksis anterior sering rekuren dan
sembuh sendirinya
Epistaksis posterior lebih berat persisten
dan mengancam jiwa
Jika perdarahan dapat terkontrol
prognosis baik
Perdarahan berhenti dalam waktu 3-5 hari
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. G
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 52 tahun
Alamat : Lubuk Buaya
Suku Bangsa : Jawa
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluar darah dari hidung sejak + 2 jam
sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
Jumlah - -
Jenis - -
MEMBRAN TIMPANI
Bau - -
Konka inferior Ukuran Eutrofi Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Edema Tidak ada Tidak ada
Konka media Ukuran Sulit dinilai Eutrofi
Warna Sulit dinilai Merah muda
Permukaan Sulit dinilai Licin
Edema Sulit dinilai Tidak ada
Cukup lurus/deviasi Cukup lurus Cukup lurus
Septum
Permukaan Licin Licin
Ukuran - -
Permukaan - -
Warna - -
Konsistensi - -
Mudah - -
digoyang
Pengaruh - -
vasokonstrikto
r
Rinoskopi posterior sulit dinilai
Orofaring dan Mulut
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Trismus Tidak ada
Uvula Edema Tidak ada
Bifida Tidak ada
Palatum mole Simetris/tidak Simetris
Arkus faring Warna
Merah muda
Edema
Tidak ada
Bercak/eksudat
Tidak ada
Dinding Faring Warna Merah muda
Permukaan Darah mengalir (+)
clotting (+)
Tonsil Ukuran T1 T1
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Rata Rata
Muara kripti Tidak Melebar
Detritus Tidak ada Tidak ada
Eksudat Tidak ada Tidak ada
Perlengketan dengan Tidak ada Tidak ada
pilar
Peritonsil Warna Merah muda
Edema Tidak ada Tidak ada
Abses Tidak ada Tidak ada
Tumor Lokasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk Tidak ada Tidak ada
Ukuran Tidak ada Tidak ada
Permukaan Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Karies/radiks Ada Ada
Gigi
• Hipertensi Urgensi
• Pemeriksaan Anjuran :
• Laboratorium rutin (DR, PT, APTT, INR)
Objektif
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Suhu : Afebris
Tekanan darah : 195/130 mmHg
Status Lokalis THT
Tenggorok
• : Arkus faring simetris, uvula ditengah, Tonsil
T1-T1, dinding posterior faring tenang, Clotting (+)
•Hematocrit = 52 %
•INR = 1,02
Assesmen
•Epistaksis Anterior
•Hipertensi Urgensi
Planning
•Cefriaxon 2 × 500 mg
•Amlodipin 1 × 10 mg
•Candesartan 1 × 16 mg
•HCT 1 × 1 25 mg
•Hipertensi Urgensi
Planning
•Cefriaxon 2 × 500 mg
•Amlodipin 1 × 10 mg
•Candesartan 1 × 16 mg
•HCT 1 × 1 25 mg
Optimalisasi
penggunaan Amlodipin 1 × 10 mg
kombinasi obat oral Candesartan 1 × 16 mg
merupakan pilihan HCT 1 × 1 25 mg
terapi untuk pasien
dengan hipertensi
urgensi.
Cari sumber perdarahan
Hentikan perdarahan
Sumber perdarahan dicari sembari
membersihkan hidung dari darah dan
bekuannya dengan suction Sumber
perdarahan tidak bisa dilihat kemudian
dilakukan pemasangan tampon anterior yang
dibuat dari kapas atau kasa yang diberi
pelumas vaselin atau salep antibiotik,
pemakaian pelumas ini agar tampon mudah
dimasukkan, disusun dengan teratur dan harus
dapat menekan asal perdarahan
Cari sumber perdarahan
Hentikan perdarahan
Tampon dipertahankan selama 2x24
jam, harus dikeluarkan untuk mencegah
infeksi hidung. Selama 2 hari ini dilakukan
pemeriksaan penunjang untuk mencari
faktor penyebab epistaksis. Pada hari
kedua tampon diangkat dan perdarahan
telah berhenti.
Cari faktor penyebab
Hb = 17,5 g/dl
Leukosit = 8100 /m3
Trombosit = 246000 /mm3
Hematocrit = 52 % APTT melebihi nilai rujukan
PT = 10,9 detik
APTT = 42,6 detik
Cari Faktor penyebab
Pemeriksaan fisik TD : 204/142 Hipertensi Urgency
Menurut Herkner dkk, ada dua hipotesis yang
menerangkan hubungan epistaksis dan hipertensi, yaitu
(1)Pasien dengan hipertensi lama memiliki kerusakan