Anda di halaman 1dari 57

Presentasi kasus

TRAUMA VASKULER

Oleh :
dr. Annisa Ul Hasanah

Pembimbing :
Dr. Ramzi Asrial Sp.B(K)V
LATAR BELAKANG
Trauma

Masalah di banyak
tempat di dunia

Trauma vaskular pada ekstremitas


merupakan 50% dari seluruh trauma
vaskuler di Amerika

Sebagian besar disebabkan oleh


trauma tajam
Tujuan utama penanganan pada trauma vaskuler 
live saving, limb salvage dan pemulihan fungsi

Angka keberhasilan berhubungan erat dengan waktu


terjadi cedera dan waktu intervensi bedah dilakukan

Penting untuk mengetahui lokasi, etiologi, diagnosis,


penatalaksanaan dan komplikasi pasca operasi
TUJUAN

Untuk menjelaskan

Definisi, etiologi, diagnosis,


penatalaksanaan yang tepat dan
akurat serta komplikasi pasca
operasi pada trauma vaskular
MANFAAT
Memberikan informasi kepada penulis
dan pembaca tentang trauma
vaskular  memudahkan dalam
menegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan yang tepat
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.DK

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Flamboyan Desa Pagaruyung

Pekerjaan : Wiraswasta

MRS : 3 Januari 2018


ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Tungkai kiri tidak dapat digerakkan


Riwayat Perjalanan Penyakit
• ± 15 hari SMRS kaki terasa nyeri setelah
terkena pisau pemotong rumput (pukul 10.00
WIB)  RS Aulia Pekanbaru dilakukan
pembersihan luka  RS Awal Bros Pekanbaru
untuk menjalani tindakan operasi (12 jam
setelah kejadian)  dirawat di RS Awal Bros
selama 9 hari  pasien pulang paksa.
• 1 minggu SMRS pasien mengeluh kaki
menghitam, mengeluarkan nanah dan berbau
busuk. Pasien juga mengeluhkan demam yang
terus menerus.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang


sama sebelumnya.
• Riwayat Hipertensi (-), riwayat DM dan
penyakit lainnya disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Komposmentis GCS : E4M6V5
• Pernafasan : 20x/menit
• Nadi : 100x/menit
• Tekanan Darah: 110/70 mmHg
• Suhu : 37,8ºC
Konjungtiva Tiroid dan KGB
anemis +/+, tidak teraba
sklera ikterik -/-, membesar
pupil isokor,
reflek cahaya +/
+
Inspeksi : tidak
Inspeksi : tampak pulsasi
pergerakan IC
simetris Palpasi : IC
Palpasi : VF teraba di SIK V
simetris linea
Perkusi : Sonor midklavikula sin
kedua lapangan Perkusi : batas
paru jantung tidak
Auskultasi : mengalami
Vesikuler, ronkhi pergeseran
-/-, wheezing -/- Auskultasi : BJ
reguler, murmur
(-), gallop (-)
Inspeksi : Datar
Palpasi : supel,
NT (-),
pembesaran
organ (-)
Perkusi :
timpani
Auskultasi : Atas : Akral
Bising usus (+) hangat +/+,
oedem -/-, jejas
-/-, memar -/-,
luka -/-
Look
Tampak kulit berwarna
kehitaman, darah (+), pus
(+)
Feel
Teraba dingin (+), nyeri
tekan (+), CRT tidak dapat
dinilai, pulsasi a.dorsalis
pedis tidak dapat dinilai
Move
Aktif : sulit dinilai.
Pasif: ROM terbatas karena
nyeri
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Rujukan
Hb 8,6gr/dL 13-18 gr/dL
Ht 24,9% 37-47%
Leukosit 16.400/uL 5.000-
Trombosit 868.000/uL 11.000/uL
150.000-
450.000/u
CT 8 menit <15 menit
BT 3,30 menit <5 menit
HAL YANG PENTING DARI
PEMERIKSAAN
Kaki menghitam, nyeri dan berbau busuk

Demam

Tungkai kiri teraba dingin

Nyeri tekan

CRT dan pulsasi a.dorsalis pedis sulit diniai

Hb 8,6 gr/dL dan Leukosit 16.400/uL


DIAGNOSIS KERJA

Gangren Iskemik post op repair


ruptur arteri femoralis sinistra
TATALAKSANA

IVFD Ringer Laktat 20 tpm

Inj Cebactam 1 gr/12 jam

Inj Ketorolac 30 mg/12 jam

Inj Ranitidin 25 mg/12 jam

Paracetamol tab 500 mg/8 jam

Transfusi PRC 2 labu

Rencana amputasi
PROGNOSIS

Ad vitam • Bonam
Ad
functionam
• Malam
Ad
sanationam
• Dubia
FOLLOW UP
Senin, 8 Januari 2018
S : Nyeri pada kaki, darah (+), pus (+)
O : TD : 110/90 mmHg RR : 20 x/mnt
HR : 90x/mnt T : 37,6 C
Status lokalis : kulit kehitaman, darah (+),
pus (+), nyeri tekan, dingin, CRT sulit
dinilai
Hb : 11,2 gr/dL Leukosit : 14.800/uL
A : Gangren Iskemik post repair rupture arteri
femoralis sinistra
P : Terapi lanjut
Senin, 9 Januari 2018
S : Nyeri pada luka operasi
O : TD : 100/60 mmHg RR : 20 x/mnt
HR : 90x/mnt T : 36,5 C
Status lokalis : luka tertutup verban,
darah (-), pus (-), \
Hb : 8,9 gr/dL Leukosit : 18.800/uL
A : Post amputasi above knee sinistra
P : (+) Inj. Meropenem 1 gr/12 jam
(+) Inj. Metronidazol 500 mg/8 jam
(+) Transfusi PRC 350 cc
Jumat, 12 Januari 2018

S : Nyeri pada luka operasi


O : TD : 100/60 mmHg RR : 20 x/mnt
HR : 90x/mnt T : 36,5 C
Status lokalis : luka tertutup verban,
darah (-), pus (-),
Hb : 10,7 gr/dL Leukosit : 15.600/uL
A : Post amputasi above knee sinistra
P : Terapi lanjut
SIRKULASI VASKULAR PERIFER
ARTERI
VENA
TRAUMA VASKULER

Trauma vaskuler
didefinisikan sebagai suatu
kecideraan yang timbul
terhadap pembuluh darah
yang disebabkan oleh
laserasi, kontusio, pungsi
atau hancur dan tipe cedera
yang lainnya.
Perdarahan Memar
Gejala
Pembengkakan Nyeri dan kebas
Di AS 2,6 juta orang dirawat di RS akibat
trauma kecelakaan

Terbanyak usia 25-44 tahun

Pria > Wanita

Trauma vaskular perifer 80% terbanyak pada


ekstremitas bawah
MEKANISME TRAUMA
• Trauma pada arteri berhubungan : tipe trauma, lokasi
trauma, konsekuensi hemodinamik, dan mekanisme
trauma.
• Gejala klinis tergantung tipe trauma yang dialami.
• Tipe trauma yang paling sering terjadi : laserasi
parsial dan transeksi komplit.
• Laserasi parsial menyebabkan perdarahan persisten
dan pseudoaneurisma
• Transeksi komplit menyebabkan retraksi dan
trombosis pada distal dan proksimal pembuluh darah
sehingga menjadi iskemia
Tipe Trauma Gejala Klinis
Laserasi parsial Pulsasi menurun,
hematoma, perdarahan
Transeksi Hilangnya pulsasi distal,
iskemia
Kontusio Awal : pemeriksaan
dapat normal
Dapat progresif menjadi
trombosis
Kompresi eksternal Pulsasi menurun,
pulsasi dapat menjadi
normal ketika fraktur
diluruskan
DIAGNOSIS
Hard sign Soft sign
Hilangnya pulsasi distal Berkurangnya pulsasi distal
Perdarahan pulsatil yang aktif Riwayat perdarahan sedang
Tanda-tanda iskemia Trauma pada derah dekat PD
Thrill arteri dengan palpasi utama
manual Defisit neurologis
Bruit pada daerah cedera dan Hematoma sekitar lesi yang
sekitarnya tidak meluas
Hematoma yang meluas
Pulse Oksimetri

Doppler Ultrasound

Duplex Ultrasound

Arteriografi intra operatif

Angiografi
ALGORITMA DIAGNOSA GANGGUAN
ARTERI
TATALAKSANA
• Semakin cepat tindakan akan semakin baik
hasilnya.
• Golden period pada lesi vaskuler adalah 6-12
jam.
• Kontrol perdarahan sementara dapat dilakukan
dengan menggunakan penekanan dengan jari
jari atau balut tekan.
• American College of Surgeons : Pemasangan
turniket harus lebih tinggi dari tekanan arteri,
karena bila hanya lebih tinggi dari tekanan
vena akan menambah perdarahan.
• Operasi revaskularisasi segera diperlukan
untuk mengembalikan aliran darah pada
ekstremitas distal yang terganggu.
• Jika gangguan vaskularisasi disertai fraktur
harus dikoreksi dengan meluruskan dan
memasang bidai.
• Arteriografi tidak boleh memperlambat
tindakan atau konsultasi bedah
• Gangguan vaskuler bisa terjadi pada
ekstremitas setelah dipasang bidai atau gips
dengan tanda-tanda hilangnya atau
melemahnya pulsasi.
• Bidai, gips dan balutan yang menjerat harus
dilepaskan dan vaskularisasi dievaluasi.
• Tindakan non operatif :
• low-velocity injury
• disrupsi dinding arteri yang minimal (<
5mm) pada kelainan intima dan
pseudoaneurisma
• tidak ada perdarahan aktif
• sirkulasi distal masih utuh.
• Bila pendekatan non operatif yang digunakan,
disarankan untuk melakukan pencitraan
vaskular untuk memantau penyembuhan atau
stabilisasi.
• Terapi Operatif
• Ekstremitas atas atau bawah kontralateral
yang sehat harus ikut disertakan untuk
mengantisipasi apabila diperlukan autograft
vena.
• insisi dilakukan secara longitudinal
langsung pada pembuluh darah yang
cedera dan diekstensi ke arah proksimal
atau distal sesuai dengan kebutuhan.
• Debridemen, fasiotomi, fiksasi fraktur,
neurorhaphy, reparasi vena dapat dilakukan
kemudian tanpa harus terburu-buru
• pemberian heparin dosis kecil yang
diberikan langsung terutama ke bagian
distal dapat mencegah terbentuknya
trombus.
TEKNIK REKONSTRUKSI ARTERI

lateral suture patch angioplasty

end-to-end anastomosis

interposition graft

bypass graft
AMPUTASI
• Cedera tulang, Gustilo • Kehilangan jaringan
III C lunak luas
• Transeksi tibia atau • Crush Injury
nervus iskiadikus • Multiple fracture
• Transeksi 2 dari 3
• Tua dengan
nervus pada
komorbiditas lain
ekstremitas atas
• Kontaminasi berat
• Iskemia lama (> 6-12
jam) • Pasien menginginkan
• Shock atau ada trauma
lain yang mengancam
jiwa
• Cedera arteri dibawah
lutut
KOMPLIKASI
Trombosis

Infeksi

Stenosis

Fistula arteri vena

Aneurisma palsu

Sindrom Kompartmen
PEMBAHASAN

Laki-laki usia muda


Pasien laki-laki 19
adalah kelompok
tahun datang dengan
dengan risiko tertinggi
keluhan tungkai kiri
untuk mengalami
tidak bisa digerakkan
trauma karena mereka
setelah terkena pisau
sering melakukan
pemotong rumput 15
aktivitas yang juga
hari SMRS
berisiko tinggi.
Menurut teori
sebenarnya tindakan
yang dilakukan pada
pasien sudah melewati
Pada pasien sudah
masa golden periode
dilakukan repair ruptur
trauma vaskuler yaitu
arteri femoralis 12 jam
6-12 jam setelah
setelah kejadian
kejadian karena
semakin cepat
tindakan semakin baik
hasilnya.
Menandakan bahwa
sudah terjadi iskemik
15 hari setelah pada tungkai pasien
kejadian pasien diduga akibat
mengeluhkan kaki pemasangan gips
menghitam. yang ketat sehingga
menyebabkan
sindroma kompartmen
Tungkai kiri
Hal ini diduga
mengeluarkan nanah
disebabkan oleh
dan berbau busuk
adanya infeksi pasca
serta pasien
operasi.
merasakan demam
Dilakukan tindakan amputasi dengan tujuan
amputasi karena waktu perawatan yang
pendek, biaya sedikit,
sudah terjadi iskemik cepat kembali bekerja dan
yang lama dan cedera sedikit morbiditi akibat
arteri dibawah lutut immobilisasi lama
KESIMPULAN
• Trauma vaskular lebih sering terjadi pada laki-
laki daripada perempuan.
• Trauma vaskular berhubungan dengan
beberapa faktor, yaitu tipe trauma, lokasi
trauma, konsekuensi hemodinamik, dan
mekanisme trauma.
• Gambaran klinis dari trauma arteri dapat
berupa perdarahan luar, iskemia, hematoma
pulsatile, atau perdarahan dalam yang disertai
tanda-tanda syok.
• Trauma vaskular memerlukan diagnosis dan
tindakan penanganan yang cepat untuk
menghindarkan akibat fatal berupa amputasi.
Trauma pada pembuluh darah yang
menyebabkan ancaman pada kelangsungan
hidup bagian tubuh yang diperdarahinya.
• Tindakan amputasi bertujuan untuk
mengurangi waktu perawatan, biaya
pengobatan dan agar pasien kembali bekerja
dengan cepat serta mengurangi morbiditas
akibat imobilisasi yang lama.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai