Trauma Vaskuler: Presentasi Kasus
Trauma Vaskuler: Presentasi Kasus
TRAUMA VASKULER
Oleh :
dr. Annisa Ul Hasanah
Pembimbing :
Dr. Ramzi Asrial Sp.B(K)V
LATAR BELAKANG
Trauma
↓
Masalah di banyak
tempat di dunia
Untuk menjelaskan
Umur : 19 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Keluhan Utama :
Demam
Nyeri tekan
Rencana amputasi
PROGNOSIS
Ad vitam • Bonam
Ad
functionam
• Malam
Ad
sanationam
• Dubia
FOLLOW UP
Senin, 8 Januari 2018
S : Nyeri pada kaki, darah (+), pus (+)
O : TD : 110/90 mmHg RR : 20 x/mnt
HR : 90x/mnt T : 37,6 C
Status lokalis : kulit kehitaman, darah (+),
pus (+), nyeri tekan, dingin, CRT sulit
dinilai
Hb : 11,2 gr/dL Leukosit : 14.800/uL
A : Gangren Iskemik post repair rupture arteri
femoralis sinistra
P : Terapi lanjut
Senin, 9 Januari 2018
S : Nyeri pada luka operasi
O : TD : 100/60 mmHg RR : 20 x/mnt
HR : 90x/mnt T : 36,5 C
Status lokalis : luka tertutup verban,
darah (-), pus (-), \
Hb : 8,9 gr/dL Leukosit : 18.800/uL
A : Post amputasi above knee sinistra
P : (+) Inj. Meropenem 1 gr/12 jam
(+) Inj. Metronidazol 500 mg/8 jam
(+) Transfusi PRC 350 cc
Jumat, 12 Januari 2018
Trauma vaskuler
didefinisikan sebagai suatu
kecideraan yang timbul
terhadap pembuluh darah
yang disebabkan oleh
laserasi, kontusio, pungsi
atau hancur dan tipe cedera
yang lainnya.
Perdarahan Memar
Gejala
Pembengkakan Nyeri dan kebas
Di AS 2,6 juta orang dirawat di RS akibat
trauma kecelakaan
Doppler Ultrasound
Duplex Ultrasound
Angiografi
ALGORITMA DIAGNOSA GANGGUAN
ARTERI
TATALAKSANA
• Semakin cepat tindakan akan semakin baik
hasilnya.
• Golden period pada lesi vaskuler adalah 6-12
jam.
• Kontrol perdarahan sementara dapat dilakukan
dengan menggunakan penekanan dengan jari
jari atau balut tekan.
• American College of Surgeons : Pemasangan
turniket harus lebih tinggi dari tekanan arteri,
karena bila hanya lebih tinggi dari tekanan
vena akan menambah perdarahan.
• Operasi revaskularisasi segera diperlukan
untuk mengembalikan aliran darah pada
ekstremitas distal yang terganggu.
• Jika gangguan vaskularisasi disertai fraktur
harus dikoreksi dengan meluruskan dan
memasang bidai.
• Arteriografi tidak boleh memperlambat
tindakan atau konsultasi bedah
• Gangguan vaskuler bisa terjadi pada
ekstremitas setelah dipasang bidai atau gips
dengan tanda-tanda hilangnya atau
melemahnya pulsasi.
• Bidai, gips dan balutan yang menjerat harus
dilepaskan dan vaskularisasi dievaluasi.
• Tindakan non operatif :
• low-velocity injury
• disrupsi dinding arteri yang minimal (<
5mm) pada kelainan intima dan
pseudoaneurisma
• tidak ada perdarahan aktif
• sirkulasi distal masih utuh.
• Bila pendekatan non operatif yang digunakan,
disarankan untuk melakukan pencitraan
vaskular untuk memantau penyembuhan atau
stabilisasi.
• Terapi Operatif
• Ekstremitas atas atau bawah kontralateral
yang sehat harus ikut disertakan untuk
mengantisipasi apabila diperlukan autograft
vena.
• insisi dilakukan secara longitudinal
langsung pada pembuluh darah yang
cedera dan diekstensi ke arah proksimal
atau distal sesuai dengan kebutuhan.
• Debridemen, fasiotomi, fiksasi fraktur,
neurorhaphy, reparasi vena dapat dilakukan
kemudian tanpa harus terburu-buru
• pemberian heparin dosis kecil yang
diberikan langsung terutama ke bagian
distal dapat mencegah terbentuknya
trombus.
TEKNIK REKONSTRUKSI ARTERI
end-to-end anastomosis
interposition graft
bypass graft
AMPUTASI
• Cedera tulang, Gustilo • Kehilangan jaringan
III C lunak luas
• Transeksi tibia atau • Crush Injury
nervus iskiadikus • Multiple fracture
• Transeksi 2 dari 3
• Tua dengan
nervus pada
komorbiditas lain
ekstremitas atas
• Kontaminasi berat
• Iskemia lama (> 6-12
jam) • Pasien menginginkan
• Shock atau ada trauma
lain yang mengancam
jiwa
• Cedera arteri dibawah
lutut
KOMPLIKASI
Trombosis
Infeksi
Stenosis
Aneurisma palsu
Sindrom Kompartmen
PEMBAHASAN