0502172323 AKS 6 F DEFENISI • Akuntansi Konvensional adalah suatu proses mencatat, meringkas, mengklasifikasikan, mengolah, dan menyajikan data transaksi, serta berbagai aktivitas yang terkait dengan keuangan. Dengan adanya akuntasi maka akan memudahkan seseorang dalam mengambil keputusan serta tujuan lainnya.
• Akuntansi Syariah adalah suatu sistem atau teknik dari
suatu pencatatan, penggolongan dan peringkasan, pelaporan dan menganalisa data keuangan yang dilakukan dengan cara tertentu yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi atau perusahaan dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah yang terkandung dalam nilai-nilai islam. TUJUAN
• Tujuan Akuntansi Konvensional yaitu
yang biasanya hanya sarat dengan nilai- nilai keduniawian
• Akuntansi Syariah tujuannya adalah
untuk memenuhi perintah Allah dan mendapatkan ridha- Nya. SIFAT DAN KARAKTERISTIK
• Akuntansi konvensional mendasarkan pada logika
manusia yang selalu berubah tergantung kebutuhan dan kultur masyarakat dimana sistem akuntansi itu diterapkan.
• Akuntansi Syariah didasarkan pada hukum Syariah
yang terintegrasi dalam kehidupan masyarakat muslim, yang prosesnya ditangani oleh para akuntan yang mengkombinasikan kemampuan dan kecakapan denagn kejujuran kerja. KONSEP • Pada akuntansi konvensional, konsep keadilan, kebenaran dan pertanggungjawaban sangat tergantung kepada nilai yang dianut oleh setiap kelompok organisasi.
• Akuntansi Syariah memiliki konsep
dengan nilai keadilan, kebenaran dan pertanggungjawaban. MODAL • Modal dalam konsep akuntansi konvesional terbagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap (aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar).
• Sedangkan dalam akuntansi Syariah barang-
barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan harta berupa barang (stock), selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang. PRINSIP LABA • Akuntansi konvensional menerapkan prinsip laba universal yang mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram.
• Sedangkan Akuntansi Syariah dibedakan antara laba
dari aktivitas pokok dan laba dari capital (modal pokok) dengan yang berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika ada, dan berusaha mengindari serta menyalurkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan oleh para ulama fiqh. Laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra usaha atau dicampurkan pada modal pokok.