Anda di halaman 1dari 21

GANGGUAN-GANGGUAN KULIT YANG BERKAITAN

DENGAN DISFUNGSI SISTEM IMMUNE


Psoriasis
GANGGUAN-GANGGUAN KULIT YANG BERKAITAN
DENGAN DISFUNGSI SISTEM IMMUNE

Psoriasis
 Adalah kondisi kronik, keturunan, inflamasi
dematosis yang berulang dengan ciri khas
adanya erythematous plaque yang berbatas
jelas dan tertutup dengan scale/sisik berwarna
perak.
 Antara laki-laki dan wanita jumlah yang sama 
paling banyak usia dewasa muda/ 27 tahun, juga
bisa terjadi pada bayi tetapi jarang pada anak-
anak kurang dari 6 tahun.
 Lebih banyak menyerang populasi berkulit putih.
 Penyebabnya berkaitan dengan faktor herediter
 lebih tinggi insidedn pada keluarga yang
Psoriasis
 Faktor- faktor yang mempercepat : trauma, infeksi ( khususnya β-
hemolitic streptococci ) kehamilan dan perubahan endokrin,
cuaca dingin, kecemasan yang berlebihan, stress emosional.
 Waktu pergantian menjadi kulit psoriasis adalah 3-4 hari 
sehingga tidak memberikan kesempatan bagi sel kulit untuk
matang  akibatnya, stratum corneum menjadi tebal dab
berlapis – lapis manifestasi utama psoriasis.
 Sering menyerang kulit kepala, dada, kuku, siku, lutut,dan
bokong.
 Nampak tambalan kulit yang banyak dalam pola simetris, bisa
juga terjadi lesi tunggal.
 Keluhan pasien : rasa gatal, kadang-kadang sakit pada kulit yang
kering, pecah-pecah, dan lesi yang berkerak.
 Sekitar 15% - 20% dapat berkembang menjadi psoriatik arthritis.
Psoriasis

 Psoariatik arthritis menyerang satu atau lebih sendi


pada jari tangan atau jari kaki, kadang-kadang
sacroiliaca, dan bisa berkembang menjadi spondililtis.
 Penegakan diagnosa tergantung pada riwayat
penyakit, pemeriksaan klinis, tes laboratorium ( level
serum uric acid meningkat).
Psoriasis
Implikasi khusus bagi Terapis
 Bagi psoriasis, gunakan cream storoid atau
cream yang mengandung anthralin dan tar 
terapis harus menggunakan sarung tangan dan
gosokan secara lembut pada area lesi.
 Psoriatic arthritis berbeda dengan RA 
psoriatic arthritis memiliki distribusi asimetris
pada sendi-sendi yang terkena, lebih sering
melibatkan sendi-sendi distal interphalang,
gambaran khas extraarticular (lesi kul;ilt
psoriatikk, iritis, ulcer pada mulut, urethritis).
LUPUS ERITHEMATOSUS
LUPUS ERITHEMATOSUS
Adalah penyakit inflamasi kronik pada jaringan connective :
Ada beberapa bentuk yaitu :

1. Discoid Lupus Erithematosus


 Ditandai oleh erupsi kulit yang kronik, jika tidak diobati
dengan benar dapat mengakibatkan scarring dan
kerusakan yang permanen.
 Sekitar 60% adalah wanita > 20 tahun, jarang pada
anak-anak.
 Penyebab diduga oleh kerusakan sistem autoimmune
 Faktor-faktor resiko : sengatan matahari dalam waktu
yang lama, sinar fluorescent.
 Nampak lesi yang menonjol, kemerah-merahan,
plaque, yang bersisik dengan folikular, plugging dan
sentral atropi, tepinya menonjol tetapi di tengah
cekung.
 Umumnya terjadi pada wajah, kulit kepala, telinga,
leher, lengan atau bagian tubuh yang terkena sinar
LUPUS ERITHEMATOSUS
2. Systemik Lupus Erithematosus
 Adalah penyakit kronik, sistemik inflamasi
pada jaringan connective yang dapat
mempengaruhi berbagai organ (kulit, sendi,
ginjal, jantung, pembuluh darah, sistem
syaraf dan membran serous)
 Gejala-gejala umum : rasa tidak enak badan
fatique yang berlebihan, arthalgia, demam,
arthritis, rash pada kulit, fotosensitifitas,
anemia, rambut rontok, fenomena, raynauld,
dan gejala-gejala urologi.
 Manifestasi pada kulit : rash yang berbentuk
kupu-kupu klasik pada hidung dan pipi
(disebabkan oleh sinar UV matahari), timbul
vaskulitis (inflamasi pada pembuluh darah
kutaneus).
LUPUS ERITHEMATOSUS

Implikasi khusus bagi Terapis


• Lesi-lesi pada kulit diperiksa/dicek secara
keseluruhan
• Terapis dapat menjadi edukator, membantu
perawatan kulit melakukan ROM exercise,
mencegah deformitas, ergonomik, dan postural
training dan mengurangi nyeri sendi
Sistemik sclerosis
Merupakan suatu penyakit difusi pada
jaringan connective yang menyebabkan
fibrosisi pada kulit, sendsi-sendi pembuluh
darah dan organ-organ internal. SSC
adalah penyakit kronis, berlangsung
selama berbulan-bulan,bertahun-tahun,
atau sepanjang kehidupan dan
diklasifikasikan menurut derajat dan
luasnya ketebalan kulit.
Etiologi dan faktor-faktor
penyebab
Penyebab Scleroderma tidak diketahui
factor-faktor host tertentu seperti usia dan
background immuno geneyic mungkin
berperan dalam menentukan kelemahan
tubuh atau ekspreasdi tubuh dari sakit ini.
Manifestasi klinis
Raynaulds Phenomenon scleroderma
dapat menyerang setiap orang pada suku
bangsa yang berbeda. SSC diawali dengan
Raynaulds Phenomenon (kulit menjadi
pucat, cyanosis, erithema pada jari-jari
tangan dan kaki sebagai respon terhadap
stress atau terkena demam atau panas-
dingin).
Gejala-gejala lain adalah :
Nyeri,
Kekakuan
Pembengkakan jari-jari tangan dan sendi-
sendi.
System sclerosis
Penatalaksanaan local pada ulcer di ujung
jari tangan adalah, penggunaan pakaian
oklusif untuk memperlancar penyembuhan
luka dan melindungi trauma dan infeksi.
 Pakaian oklusif yang komersial secara
khusus saat membantu ulcer noninfeksi
menyebar luas.
Ulcer infeksi dapat diobati dengan minum
obat antibiotic anti staphylococcal dan
bedah debridemant pada jaringan
nekrosis.
Perawatan kulit secara local perlu
menghindari terkenanya air pada saat
mandi atau menggunakan krim pelembab
yang melindungi glycerin.
Polymiositis dan dermatomiositis
Merupakan penyakit diffuse, inflammatory
miophaties yang menghasilkan kelemahan
secara simetris pada otot berbentuk
striated , terutama otot-otot bagian
proksimal dari shoulder dan pelvic girdle,
leher dan pharing.
Etiologi

 Penyebab pada kondisi ini masih belum dapat


diketahui , walaupun munculnya karena
adanya beberapa mekanisme autoimmune
dimana T cell mengenal antigen-antigen
serabut otot dengan tidak tepat sehingga
benda asing dan perlekatan jaringan otot.
Manifestasi klinis
Polymyositis mulai terjadi secara akut
atau tiba-tiba dengan kelemahan
otot,nyeri tekan dan tertasa tidak enak.
Dermatomyositis , bila munculnya
suatu rash berkaitan dengan
Polymyositis, maka kondisi ini dikenal
sebagai dermatomyositis. Karakteristik
rash yang berwarna keungu-unguan
muncul pada kelopak mata, disertai
dengan oedema periorbital (bengkak
kelopak mata)
Implikasi khusus bagi terapis

Terapis mempunyai peran utama dalam


penatalaksanaan terapis myositis.
Manual muscle testing dan tes-tes
kemampuan fungsi merupakan alat
pemerikasan yang bermanfaat dalam
mengikuti progresifitas penyakit dan
respon terapi terjadi dalam jangka waktu
yang lama.
Obat-obat sebaiknya ditentukan terlebih
dahulu sebelum memulai latihan.
Terapis yang mengobati seorang klien
dengan myositis harus menjaga tetap
kontak dengan dokter yang akan
melakukan pemerikasaan fisk dan tes tes
laboratorium untuk menentukan waktu
yang paling tepat di dalam memulai
program latihan yang bertahap.
Terima kasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai