Anda di halaman 1dari 52

KEMOTERAPEUTIKA

* ANTI MIKROBA *
FEF RUKMININGSIH, M.SC.,
APT
Daftar pustaka
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional
Indonesia, Depkes, Jakarta

Dipiro, et al., 2009, Handbook of


Pharmacotherapy, seventh edition, Graw Hill,
New York

Ganiswara, S. G. (ed.), 1999, Farmakologi dan


Terapi, edisi 4, Gaya Baru, Jakarta

Katzung, G.B. 2001. Farmakologi: Dasar dan


Klinik. Buku I. Jakarta: Salemba Medika
Penilaian

 Tugas : 20 %
 Ujian tertulis : 30 %
Definisi

 Kemoterapeutika adalah bahan kimia yang


berkhasiat untuk merusak atau
menghancurkan mikroba/parasit (bakteri,
virus, protozoa, jamur dan cacing) dengan
tidak atau sedikit menimbulkan efek toksik
pada sel hospes / manusia
 Tindakan pemberian kemoterapeutika ini
disebut dengan kemoterapi
ANTI MIKROBA

 Anti mikroba adalah obat-obat yang


digunakan untuk memberantas
infeksi mikroba pada manusia

 Selain antimikroba, terdapat juga


istilah yang digunakan untuk
memberantas infeksi, yaitu
antiseptik, disinfektan, sanitizer,
sterilisasi, antibiotika.
ANTI BIOTIKA

 Antibiotika adalah senyawa kimia


yang dihasilkan oleh
mikroorganisme (khususnya
dihasilkan oleh fungi) atau
dihasilkan secara sintetik yang
dapat digunakan untuk membunuh
atau menghambat perkembangan
bakteri atau organisme lain.
ANTIMIKROBA
Antimikroba bersifat :
1. Bakteriostatik

Yaitu menghambat atau menghentikan


pertumbuhan bakteri. Dalam keadaan ini,
jumlah bakteri menjadi stationer, tidak
lagi terdapat multiplikasi atau
perkembangbiakan.
Yang termasuk dalam golongan ini :
Tetrasiklin, Kloramfenikol, Erytromisin,
Linkomisin, Klindamisin dan Sulfonamide
ANTIMIKROBA
2. Bakterisid
Yaitu bersifat membunuh bakteri. Dalam hal
ini jumlah bakteri akan berkurang atau
habis, tidak terdapat lagi multiplikasi atau
perkembangbiakan mikroba.

Yang termasuk dalam golongan ini :


Penisillin, Sefalosporin, Streptomisin,
Neomisin, Kanamisin, Basitrasin, Kanamisin.
ANTIMIKROBA

 Antimikroba bakterisid bekerja pada


mikroba yang sedang dalam
perkembangan (tidak dalam keadaan
statis).

 Oleh karena itu, antimikroba


bakteriostatik tidak boleh
dikombinasi dengan bakterisid !!!!!
PRINSIP KERJA
ANTIMIKROBA
Suatu Antimikroba memperlihatkan
toksisitas
selektif, artinya obat ini lebih toksik pada
mikroorganisme daripada terhadap sel-sel
hospes
(manusia).

Hal ini terjadi karena :


1. Pengaruh obat yang selektif terhadap
mikroba
PRINSIP KERJA
ANTIMIKROBA
Mekanisme kerja
1. Anti metabolit

2. Penghambat sintesa dinding sel

bakteri
3. Penghambat fungsi membran sel

bakteri
4. Penghambat sintesa protein sel

bakteri
5. Penghambat asam nukleat sel

bakteri
ANTIMETABOLIT
 Antimikroba bekerja dengan memblok
tahap metabolisme spesifik mikroba.
 Termasuk dalam kelompok ini adalah
Sulfonamide dan Trimetoprim.
 Sulfonamide menghambat pertumbuhan
sel bakteri dengan menghambat sintesis
asam folat bakteri. Cara
penghambatannya karena sulfonamide
mempunyai struktur yang hampir sama
dengan PABA.
PENGHAMBAT SINTESIS DINDING SEL

 Anti mikroba menghambat sintesis


dinding sel bakteri atau
mengaktivasi enzim yang dapat
merusak dinding sel bakteri.
 Termasuk dalam golongan ini adalah

Penisillin, Sefalosporin, Vankomisin,


Basitrasin
PENGHAMBAT FUNGSI MEMBRAN SEL

 Anti mikroba bekerja secara langsung pada


membran sel bakteri dengan mempengaruhi
permeabilitas dan menyebabkan keluarnya
senyawa intraseluler bakteri.
 Dalam hal ini antimikroba dapat :
1. berinteraksi dengan sterol membran sel
pada jamur
misal : Amfoterisin B dan Nistatin
2. merusak membran sel bakteri gram
negatif
misal : Polimiksin, Kolistin
PENGHAMBAT SINTESIS PROTEIN SEL

 Antimikroba mempengaruhi fungsi


ribosom bakteri yang menyebabkan
sintesis protein dihambat.
 Dalam hal ini antimikroba dapat :
1. berinteraksi dengan ribosom 30S
misal : aminoglikosida, tetrasiklin
2. berinteraksi dengan ribosom 50S
misal : kloramfenikol, linkomisin,
klindamisin, eritromisin
PENGHAMBAT ASAM
NUKLEAT
 Antimikroba mempengaruhi metabolisme asam nukleat.
 Termasuk dalam golongan ini adalah :
1. Rifampisin :
mengikat dan menghambat DNA dependent
RNA polimerase yang ada pada bakteri.
2. Quinolon :
menghambat DNA girase
3. Metronidazol :
menghambat sintesis DNA
EFEKTIVITAS
ANTIMIKROBA
 Efektivitas antimikroba bergantung pada
kemampuan obat untuk membatasi atau
mengurangi populasi mikroba pada
tempat infeksi.
 Antimikroba yang bersifat bakteriostatik
menghambat replikasi bakteri.
Efektivitas dinilai berdasarkan
Konsentrasi Hambat Minimal (KHM),
yaitu konsentrasi antibiotika terendah
yang dapat mencegah perkembangan
bakteri.
EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA

 Antimikroba yang bersifat bakterisid


menyebabkan matinya bakteri.

Efektivitas dinilai berdasarkan Konsentrasi


Bakterisidal Minimal (KBM), yaitu
konsentrasi antibiotik terendah yang akan
mencegah mikroba membentuk koloni
bila dipindah ke media bebas antibiotika.
EFEKTIVITAS
ANTIMIKROBA
 Tingkat keberhasilan pengobatan
menggunakan antimikroba bergantung
pada aktifitas antimikroba mencapai
efek penghambatan atau bakterisidal
pada tempat infeksi tanpa menyebabkan
efek toksis yang bermakna pada hospes.
 Pada umumnya diperlukan antibiotika
dengan kadar mencapai 5-10 kali lipat
KHM untuk menghilangkan infeksi.
RESISTENSI
 Mikroorganisme dapat menjadi resisten
terhadap obat-obat antimikroba karena
mekanisme genetik atau non-genetik.
 Umumnya mikroorganisme yang resisten
akan mengalami perubahan genetik :
1. kromosom (resistensi kromosomal)
atau
2. ekstrakromosom (resistensi
ekstrakromosomal).
PENYEBAB LAIN
RESISTENSI
Hal lain yang menyebabkan mikroba resisten
terhadap obat adalah :
1. Meningkatnya destruksi obat.

2. Berkurangnya perubahan obat menjadi

bentuk aktif.

 Evaluasi efektivitas obat antimikroba harus


menggunakan hasil dari uji klinik yang sama
baiknya dengan aktivitas potensi obat
melawan mikroba patogen secara in vitro
KOMBINASI ANTIBIOTIKA
Kombinasi beberapa antibiotika sering
digunakan untuk :
1. memperbesar potensi melawan infeksi

campuran atau infeksi yang tidak diketahui,


misalnya infeksi jamur dan bakteri.
2. mencegah atau menunda resistensi bakteri

terhadap obat, seperti INH dengan rifampisin


3. mencapai efek sinergis, seperti antibiotik

beta laktam dengan aminoglikosida.


4. pada keadaan gawat, seperti sepsis dan

meningitis
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK YANG RASIONAL

 Dalam penggunaan antibiotika yang


rasional, terdapat beberapa prinsip dasar
yang perlu diperhatikan, seperti tepat
indikasi, tepat penderita, tepat pemilihan
jenis antibiotika, tepat dosis, tepat lama
dan interval pemberian, efek samping
minimal, ekonomis, danmenggunakan
kombinasi yang tepat bila diperlukan.
PENGGOLONGAN ANTIBIOTIKA

Berdasarkan struktur kimianya :


1. Antibiotik beta laktam (penisilin-sefalosporin)

2. Aminoglikosida

3. Tetrasiklin

4. Makrolida

5. Kloramfenikol

6. Linkosamide

7. Quinolon

8. Monobaktam

9. Sulfonamide
ANTIBIOTIK BETA LAKTAM
 Termasuk dalam golongan ini adalah : Penisillin,
Sefalosporin, Karbapenem dan Monobactam
 Perbedaan utama penisillin dan sefalosporin
adalah penisillin merupakan derivat dari 6-
amino asam penisilanat, sedangkan
sefalosporin ditandai oleh penambahan suatu
gugus pada 7-amino sefalospanat.
 Penisillin dan sefalosporin bekerja dengan cara
mempengaruhi tahap akhir dari sintesis dinding
bakteri dan pecahnya dinding sel untuk efek
bakterisid terhadap organisme.
PENISILLIN
 Ditemukan oleh Fleming pada tahun
1929.
 Penisillin digolongkan menjadi :
1. alam :
diekstraksi dari Penisillin chrysogenum
2. semisintetis : diperoleh dengan
mengubah struktur kimia penilisin alam
atau dengan cara sintesis inti penisillin
yaitu asam amino penisilanat.
2 PENISILLIN

B A

R = asam 6-amino penisilanat


A = cincin tiazolidin
B = cincin betalaktam
1 = tempat kerja penisillinase
2 = tempat kerja amidase
 Penisillin terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin
betalaktam.

 Beberapa penisillin akan berkurang


aktivitasnya dalam suasana asam dan harus
diberikan parenteral.

 Penisilin akan hilang aktivitasnya bila


dipengaruhi enzim betalaktamase.
Mekanisme Kerja :
 Penisillin menghambat
pembentukan mukopeptida yang
diperlukan untuk sintesis dinding
sel bakteri.
 Penisillin mempunyai efek
bakterisid pada mikroba yang aktif
membelah. Mikroba yang tidak
aktif (tidak membelah) tidak
dipengaruhi oleh penisillin.
Penggolongan Penisillin :
1. Penisilin G dan V :
sangat aktif pada Kokus gram positif
(streptokokus),tidak tahan terhadap
penisilinase sehingga tidak aktif terhadap
stafilokokus.

2. Penisillin yang tahan Penisilinase (metisillin,


nafsillin, oksasillin, kloksasilin, dikloksasilin,
flukloksasilin) merupakan obat terpilih untuk
Staphylococcus aureus penghasil penisilinase.
3. Ampisillin dan Amoksisillin
Merupakan penisillin spektrum luas, efektif untuk
bakteri gram negatif seperti Haemophillus
influenzae, E coli, Proteus mirabilis. Juga digunakan
untuk infeksi karena salmonella penyebab tifus
abdominalis.
4. Karbenisillin, Tikarsillin, Azlosillin : digunakan untuk

spesies pseudomonas, enterobakter dan proteus.


5. Grup Penisillin baru : Mezlosillin dan Piperasillin,
berguna untuk Klebsiella dan bakteri gram
negatif tertentu.
Farmakokinetik
 Absorbsi :
1/3 dari dosis diabsorbsi di usus, 2/3 nya
diteruskan dikolon dan mengalami
pemecahan oleh bakteri.
 Metabolisme / biotransformasi :
terjadi di dua tempat, hospes dan
mikroba.
pada hospes, proses biotransformasi
tidak bermakna. Pada mikroba terutama
berdasarkan ensim penisilinase dan
amidase
 Ekskresi
diekskresi melalui ginjal, dan prosesnya
dihambat oleh probenesid , fenilbutason,
asetosal dan indometasin. Sehingga waktu
paruhnya menjadi 2-3 kalinya.

 Efek samping :
Reaksi alergi, biasanya berupa urtikaria, ruam
kulit dan eritema. Manifestasi klinik yang terberat
dari reaksi alergi adalah reaksi anafilaktik
(biasanya terjadi pada pemberian parenteral).
 Penanganan bila terjadi alergi :
1. hentikan pemberian Penisillin
2. bila tidak terjadi anafilaktik, berikan
antihistamin dan kortikosteroid.
3. bila terjadi anafilaktik, diberikan
Adrenalin secara intramuscular
sebanyak 0,3-0,4 ml.
Bila dalam waktu 5 menit tekanan
darah belum mencapai 90 mmHg maka
Adrenalin diberikan lagi.
SEFALOSPORIN
 Ditemukan oleh Brotza pada tahun 1948
 Dihasilkan oleh jamur Cephalosporium
acremonium, yang menghasilkan 3 macam
sephalosporin : P, N, C.
 Yang dikembangkan menjadi sefalosporin
semisintetik adalah sefalosporin C, dengan inti
dasar asam 7-aminosefalosporanat, yang
merupakan kompleks cincin dihidrotiazin dan
cincin betalaktam.
 Sefalosporin C tahan terhadap penisilinase tetapi
dirusak oleh sefalosporinase.
SEFALOSPORIN
 Mekanisme kerja :
seperti Penisillin, menghambat sintesis
dinding sel bakteri.

 Aktivitas antibakteri :
aktif terhadap bakteri gram positif dan
gram negatif, tetapi spektrum
antimikroba tiap-tiap derivat berbeda.
PENGGOLONGAN SEFALOSPORIN

 Generasi ke I, yang termasuk dalam golongan


ini adalah Sefazolin, Sefradin, Sefaleksin dan
Sefadroxil. Zat-zat ini terutama aktif terhadap
cocci Gram positif, Pada umumnya tidak tahan
terhadap laktamase.
 Generasi ke II, terdiri dari Sefaklor, Sefamandol,
dan Sefuroksim lebih aktif terhadap kuman
Gram-negatif, dan kuman-kuman yang resisten
untuk Amoksisilin. Obat-obat ini agak kuat
tahan-laktamase. Khasiatnya terhadap kuman
Gram-positif lebih kurang sama
 Generasi ke III, Sefoperazon,Sefotaksim,
Seftriaxon, Sefiksim, Sefpodoksim, dan
Sefprozil. Aktivitasnya terhadap kuman
Gram-negatif lebih kuat dan lebih luas lagi
dan meliputi Pseudomonas dan Bacteroides,
khususnya Seftazidim. Resistensinya
terhadap laktamase juga lebih kuat.
 Generasi ke IV, Sefepim dan Sefpirom. Obat-
obat baru ini (1993) sangat resisten
terhadap laktamase, Sefepim juga aktif
sekali terhadap Pseudomonas.
PENGGUNAAN
 Generasi I, digunakan per oral pada infeksi saluran
kemih ringan dan sebagai obat pilihan kedua pada
infeksi saluran napas dan kulit yang tidak begitu parah
dan bila terdapat alergi untuk penisilin.
 Generasi II atau III, digunakan parenteral pada infeksi
serius yang resisten terhadap amoksisilin dan
sefalosporin generasi I, juga terkombinasi dengan
aminoglikosida (gentamisin, tobramisin) untuk
memperluas dan memperkuat aktivitasnya. Begitu pula
profilaksis pada antara lain bedah jantung, usus dan
ginekologi. Sefoksitin dan sefuroksim (generasi ke II)
digunakan pada gonore (kencing nanah) akibat
gonokok yang membentuk laktamase.
 Generasi III, Seftriaxon dan sefotaksim
kini sering dianggap sebagai obat
pilihan pertama untuk gonore, terutama
bila telah timbul resistensi terhadap
senyawa fluorkuinon (siprofloksasin).
Sefoksitin digunakan pada infeksi
bacteroides fragilis.
 Generasi IV, dapat digunakan bila
dibutuhkan efektivitas lebih besar pada
infeksi dengan kuman Gram-positif.
 Efek samping
Obat oral dapat menimbulkan terutama gangguan lambung-usus
(diare, nausea, dan sebagainya), jarang terjadi reaksi alergi
(rash, urticaria). Alergi silang dengan derivat penislin dapat
terjadi. Nefrotoksisitas terutama terdapat pada beberapa
senyawa generasi ke 1, khususnya sefaloridin dan sefalotin
(dosis tinggi). Senyawa dari generasi berikutnya jauh kurang
toksis bagi ginjal daripada aminoglikosida dan polimiksin.
Beberapa obat memperlihatkan reaksi disulfiram bila digunakan
bersama alkohol, yakni sefamandol dan sefoperazon.

 Resistensi
Dapat timbul dengan cepat, maka antibiotik ini sebaiknya jangan
digunakan sembarangan dan dicadangkan untuk infeksi berat.
TETRASIKLIN
Sifat-sifat farmakologi :
1. Absorbsi gastrointestinal bervariasi

setelah pemberian per oral,


membentuk kompleks yang tidak larut
dalam usus dengan kalsium,
magnesium, ferum dan aluminium

2. Pemberian intravena digunakan pada


infeksi berat, sindrom malabsorbsi dan
keadaan kritis.
TETRASIKLIN
Indikasi penggunaan :
1. Sebagai obat pilihan pertama
pada infeksi riketsia, klamidia,
Vibrio cholerae.
2. Terapi alternatif untuk

gonorrhoeae
3. Jerawat kronis yang berat
TETRASIKLIN
Toksisitas :
1. Pemberian IV dapat menyebabkan

tromboflebitis dan hepatotoksik.


2. Perubahan warna gigi fetus dan neonatus

3. Gangguan gastrointestinal

4. Mulut kering, suara parau, faringitis.

5. Penggunaan obat yang kadaluwarsa akan

menyebabkan kerusakan tubulus proksimal


ginjal.
6. Hepatotoksik pada penggunaan dosis besar

dan jangka waktu yang lama


7. Pseudotumor serebri
TETRASIKLIN
Mekanisme resistensi :
a. Timbul sebagai bagian langsung dari

penggunaan
b. Mutan E. Coli dengan ribosom yang

resisten terhadap tetrasiklin


c. Enzim yang dihasilkan bakteri yang
merusak antibiotika
d. Penurunan permeabilitas permukaan

sel bakteri terhadap obat dimediasi


oleh plasmid
Doksisiklin dan Minosiklin
Sifat farmakologi :
Diabsorpsi sempurna dari saluran cerna,
tidak dipengaruhi makanan dan susu.

Indikasi penggunaan :
 sama seperti tetrasiklin, hanya saja dapat

diberikan pada pasien yang mengalami


insufisiensi ginjal karena tidak diakumulasi di
ginjal.
 minosiklin lebih aktif dari doksisiklin tetapi

lebih toksik.
Doksisiklin dan Minosiklin
Toksisitasnya relatif kecil, yaitu :
a. Fotosensitivitas, reaksi alergi

b. Mual, muntah dan diare

Mekanisme resistensi : Sama dengan tetrasiklin.

Oksitetrasiklin :
 Sama dengan tetrasiklin tetapi kurang
menyebabkan perubahan warna gigi
dibanding tetrasiklin.
KLORAMFENIKOL

Sifat farmakologi :
 Terikat pada sub unit 50S dari 70S

ribosom bakteri untuk menghambat


sintesis protein dengan cara memblok
kerja peptidil transferase
 Aktif terhadap bakteri gram positif,

gram negatif, riketsia, klamidia dan


mikoplasma
 Fenitoin dan Barbiturat menyebabkan

peningkatan metabolismenya
KLORAMFENIKOL

Indikasi penggunaan :
 Demam tifoid akut dan infeksi salmonela

berat
 Infeksi H. Influenzae, terutama

meningitis
 Digunakan pada pasien meningitis yang

hipersensitif terhadap penisilin


 Terapi alternatif pada infeksi riketsia bila

sulfonamide dan tetrasiklin tidak dapat


digunakan.
KLORAMFENIKOL
Toksisitas :
a. Anemia aplastik yang tidak bergantung

pada dosis.
b. Penekanan sumsum tulang yang

berhubungan dengan dosis


c. Mual, muntah, diare

d. Grey baby syndrome karena fungsi hati


yang imatur pada neonatus.
Tugas
Setiap mahasiswa mencari jurnal penelitian
tentang antibiotik, dengan ketentuan sbb :
1. Merupakan penelitian UJI KLINIK untuk

membuktikan efektivitas suatu antibiotik


2. Merupakan penelitian tentang rasionalitas

penggunaan antibiotik
3. Merupakan penelitian penggunaan

kombinasi antibiotik
Bukan merupakan penelitian tentang
SINTESIS atau FORMULASI antibiotik
Maganda umaga
=terima kasih=

Anda mungkin juga menyukai