Session
4
IG @henipridia
Harorl D. Lasswell (1960)
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa,
dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan
akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In
which channel? To whom? With what
effect?) (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal
19, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.) (Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 69, Dedy
Mulyana)
•Wujud kedua adalah suatu kompleks aktivitas, tingkah laku berpola, perilaku,
upacara-upacara serta ritus-ritus dari manusia dalam masyarakat yang
mempunyai sifat dapat dirasakan dan dilihat tetapi tidak dapat diraba.
Widyosiswoyo (2004) mengatakan wujud ini sebagai Sistem Sosial atau social
system, contohnya adalah gotong royong dan kerja sama.
•Wujud ketiga adalah kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia yang
bersifat dapat dilihat, dirasa, dan diraba. Wujud ini paling konkrit yang disebut
kebudayaan fisik atau material (material culture), contohnya adalah Candi
borobudur, rumah adat sampai kepada pesawat terbang, pesawat ruang angkasa.
Definisi Komunikasi Antar Budaya Menurut Liliweri,2004:9
1. Pernyataan diri antarpribadi yang paling efektif antara dua orang yang saling berbeda latar
belakang budaya
2. Pertukaran pesan-pesan yang disampaikan secara lisan, tertulis, bahkan secara imajiner antara
dua orang yang berbeda latar belakang budaya
3. Pembagian pesan yang berbentuk informasi atau hiburan yang disampaikansecara lisan atau
tertulis atau metode lainnya yang dilakuka oleh dua orang yang berbeda latar balakang
budayanya.
4. Pengalihan informasi dari seseorang yang berkebudayaan tertentu kepada seseorang yang
berkebudayaan lain.
5. Pertukaran makna yang berbentuk simbol yang dilakukan oleh orang yang berbeda latar
belakang budayanya.
6. Proses pengalihan pesan yang dilakukan seseorang melalui saluran tertentu kepad orang lain
yang keduanya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dan mengahasilkan efek
tertentu.
7. Setiap proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan diantara mereka yang berbeda
latar belakang budayanya. Proses pembagian informasi itu dilakukan secara lisan dan tertulis,
juga melalui bahasa tubuh, gaya atau penampilan pribadi, atau bantuan hal lain di sekitarnya
yang memperjelas pesan.
Karakteristik Komunikasi Lintas Budaya
1. Relativitas budaya
Caranya:
a. Berinteraksi dengan orang lain yang diperkirakan
akan memberikan hasil positif
b. Bila mendapat hasil positif, melibatkan terus
dalam komunikasi
c. Membuat prediksi tentang perilaku yang
mungkin akan memberi hasil positif.
Supaya Ada Sensitivitas Lintas Budaya
• Etnosentrisme memiliki dua tipe yang satu sama lain saling berlawanan. Tipe
pertama adalah etnosentrisme fleksibel. Seseorang yang memiliki
etnosentrisme ini dapat belajar cara-cara meletakkan etnosentrisme dan
persepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap suatu realitas didasarkan
pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan perilaku orang lain
berdasarkan latar belakang budayanya. Tipe kedua adalah etnosentrisme
infleksibel.
• Etnosentrisme ini dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar
dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu
berdasarkan perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami
perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya
•Stereotip adalah kombinasi dari ciri-ciri yang paling sering diterapkan oleh suatu
kelompok tehadap kelompok lain, atau oleh seseorang kepada orang lain
(Soekanto, 1993).
•Secara lebih tegas Matsumoto (1996) mendefinisikan stereotip sebagai
generalisasi kesan yang kita miliki mengenai seseorang terutama karakter
psikologis atau sifat kepribadian.
•Beberapa contoh stereotip terkenal berkenaan dengan asal etnik adalah stereotip
yang melekat pada etnis jawa, seperti lamban dan penurut. Stereotip etnis Batak
adalah keras kepala dan maunya menang sendiri. Stereotip orang Minang adalah
pintar berdagang. Stereotip etnis Cina adalah pelit dan pekerja keras.
•Melalui stereotip kita bertindak menurut apa yang sekiranya sesuai
terhadap kelompok lain. Misalnya etnis jawa memiliki stereotip lemah
lembut dan kurang suka berterus terang, maka kita akan bertindak
berdasarkan stereotip itu dengan bersikap selembut-lembutnya dan
berusaha untuk tidak mempercayai begitu saja apa yang diucapkan
seorang etnis jawa kepada kita.