KESEPAKATAN
PERSETUJUAN KONSENSUAL
PERSETUJUAN
PERJANJIAN
PERSETUJUAN RIIL
PERIKATAN
UNDANG-UNDANG
HUKUM PELENGKAP
KONTRAK PERSETUJUAN FORMAL
Kesepakatan : titik-titik temu pendapat dalam satu aktivitas,
satu pengertian, satu cara, satu tujuan untuk dijadikan
landasan langkah lanjut yang sama sekali belum mempunyai
ikatan.
Perjanjian : satu kesepakatan konsensual tertulis atau
tidak tertulis yang mempunyai kekuatan lebih tinggi &
sanksi.
Perikatan : satu keterikatan karena undang-undang
atau kesepakatan tertulis yang mempunyai sanksi
hukum.
Penundaan Inflasi
Sengketa
waktu hukum
BIAYA Bunga Bank
Modal Kerja
PIMPRO
* BIAYA
* MUTU
* WAKTU
PERENCANA
PENGAWAS PELAKSANA
DASAR HUKUM KONSTRUKSI
DASAR HUKUM YANG DIPAKAI DI INDONESIA ADALAH UU RI
NO.18/1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI
* PERENCAAN KONSTRUKSI
* PELAKSANAAN KONSTRUKSI
* PENGAWASA KONSTRUKSI
SISTEM PERTANGGUNGAN
PENGEMBANGAN USAHA
DUKUNGAN
PEMBENTUKAN PANITIA
LELANG DENGAN
PENGUMUMAN PENANDAATANGAN
IKRAR AGAR TIDAK KKN
PRAKUALIFIKASI
PELELANGAN SANGGAHAN
PROSEDUR PEMILIHAN PENYEDIA JASA
KONTRAK LUMPSUM
Konrak Harga Borongan Atau Kontrak Harga Pasti Merupakan Jenis Kontrak
Yang Mengacu Kepada Harga Penawaran Yang Diajukan Oleh Penyedia Jasa
Yang Telah Ditunjuk Sebagai Pelaksana Pekerjaan
Untuk jenis pekerjaan yang setiap item pekerjaan dan volume telah diketahui
dengan pasti serta spesifikasi teknis, gambar rencana yang disusun dalam
dokumen lelang jelas, pasti dan tetap.
KONTRAK HARGA SATUAN
KONTRAK YANG BERPEDOMAN ATAS HARGA SATUAN ITEM PEKERJAAN YANG
DITAWARKAN OLEH PENGGUNA BARANG/JASA.
HARGA SATUAN PASTI DAN TETAP SELAMA MASA PELAKSANAAN KONTRAK
UNTUK JENIS PEKERJAAN YANG VOLUME PEKERJAANNYA TIDAK DAPAT DIKETAHUI
DENGAN PASTI ATAU SIFATNYA MENDESAK DAN TIDAK DAPAT DITUNDA
REALISASI PEMBAYARAN TERGANTUNG HASIL VOLUME PEKERJAAN AKTUAL DALAM
SATU BULAN
MEMUNGKINKAN ADANYA PEKERJAAN TAMBAH ATAU KURANG (SEPANJANG KEDUA
BELAH PIHAK MENYETUJUI)
KRITIS
●
TERLAMB ●
PERIODE I (RENCANA 0-70%) DARI KONTRAK
TERJADI KETERLAMBATAN 10-20%
AT
●
PERIODE II (RENCANA 70-100%) DARI
KONTRAK TERLAMBAT 10 – 20%
M
E
N
Y
U
S
U
N
M
E
K
A
NI
S
M
E
K
O
O
R
D
IN
A
SI
PENGATURAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PENGATU
RAN
PELAKSA
NAAN
MENENTUKAN LOKASI QUARRY
JARAK
SUMBER LOKASI
MENYUSUN RENCANA DAN
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
LAPANGAN
Penyusunan schedule dapat dilakukan pada
setiap hari, minggu & setiap bulan, tergantung
dari ukuran, kompleksitas dan karateristik
proyek
PENDEKATAN TERHADAP MASYARAKAT
DAN PEMDA SETEMPAT
MASYARAKAT BERKEWAJIBAN :
3.MENJAGA KETERTIBAN DAN MEMENUHI KETENTUAN YANG
BERLAKU DIBIDANG PELAKSANAAN KONSTRUKSI
4.TURUT MENCEGAH TERJADINYA PEKERJAAN KONSTRUKSI
YANG MEMBAHAYAKAN KEPENTINGAN UMUM
KLAIM KONSTRUKSI
Kata “klaim” atau “claim” dalam bahasa inggris, berasal dari
bahasa latin “clamare” atau “clamo” yang berarti berteriak.
Pengertian klaim barat vs indonesia :
Dunia barat :
Hampir semua batasan dari kepustakaan barat menyatakan
bahwa klaim adalah suatu permintaan (demand)
Indonesia :
Hampir semua batasan dari kepustakaan indonesia menyatakan
bahwa klaim adalah suatu tuntutan, sehingga klaim menjadi
sesuatu yang kurang disukai (tabu).
PENGERTIAN KLAIM KONSTRUKSI
PERIODE 1951 ●
KETATANEGARAAN BELUM STABIL, KABINET BERGANTI-
GANTI DALAM HITUNGAN BULAN, BELUM MULAI
-1959 MEMBANGUN SEHINGGA BELUM ADA KLAIM KONSTRUKSI
PERIODE 1960 - ●
PRESIDEN SOEKARNO MULAI MELAKUKAN PEMBANGUNAN, PERSAINGAN
BELUM ADA KARENA PROYEK-PROYEK LANGSUNG DITUNJUK PRESIDENT,
1966
KLAIM KONSTRUKSI BELUM ADA. KONTRAK KONSTRUKSI MASIH SANGAT
SEDERHANA
PERIODE 1967 - ●
PEMERINTAH MEMPUNYAI PROGRAM PEMBANGUNAN YANG TERARAH DAN
BERKESINAMBUNGAN DIKENAL DENGAN ISTILAH REPELITA, INDUSTRI
1996
JASA KONSTRUKSI MULAI TUMBUH TETAPI KLAIM KONSTRUKSI MASIH
JARANG TERJADI.
●
AKIBAT KRISIS MONETER PERTENGAHAN 1997 BANYAK KONSTRUKSI
TERBENGKALAI. PENGGUNA JASA TIDAK MAMPU MEMBAYAR PENYEDIA JASA.
PERIODE 1997 – SEKARANG KLAIM KONSTRUKSI MULAI MUNCUL . PENYEDIA JASA MULAI BERANI
MENGAJUKAN SUATU KLAIM KARENA SUDAH SANGAT TERPAKSA
PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI
VARIATION
LIABILITY
& DELAY
DAMAGE
CONSTRUCTION
CLAIM
PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI
Sebab-sebab umum :
1.Komunikasi antara pengguna jasa dan
penyedia jasa buruk
2.Administrasi kontrak kurang cukup
3.Sasaran waktu tidak terkendali
4.Kejadian eksternal yang tidak dikehendaki
5.Kontrak yang memiliki perbedaan
penafsiran
PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI
4.
4.
PE
PE
NY
NY
ED
ED
IA
IA
JA
JA
SA
SA
W
W
AJI
AJI
B
B
ME
ME
NG
NG
GA
GA
NT
NT
II
AT
AT
AU
AU
ME
ME
MP
MP
ER
ER
BA
BA
IKI
IKI
KE
KE
GA
GA
GA
GA
LA
LA
N
N
PE
PE
KE
KE
RJ
RJ
AA
AA
N
N
KO
KO
NS
NS
TR
TR
UK
UK
SI
SI
SE
SE
BA
BA
GA
GA
IM
IM
AN
AN
A
A
SE
SE
BA
BA
GA
GA
IM
IM
AN
AN
A
A
DA
DA
LA
LA
M
M
PA
PA
SA
SA
LL
31
31
YA
YA
NG
NG
DI
DI
SE
SE
BA
BA
BK
BK
AN
AN
KE
KE
SA
SA
LA
LA
HA
HA
N
N
PE
PE
NY
NY
ED
ED
IA
IA
JA
JA
SA
SA
AT
AT
AS
AS
BI
BI
AY
AY
A
A
SE
SE
ND
ND
IRI
IRI
KEGAGALAN BANGUNAN
BERTANGGUNG
BERTANGGUNG JAWAB SEJAK
JAWAB (DALAM PENYERAHAN
PENGELOLAAN) AKHIR PALING
LAMA 10 TAHUN
DITETAPKAN
OLEH PENILAI
KEGAGALAN
AHLI BANGUNAN
KEGAGALAN BANGUNAN
Pasal 34 PP RI no.29/2000 :
Kegagalan bangunan merupakan keadaan
bangunan yang tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dari Segi teknis,
manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan
atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan
penyedia jasa dan atau pengguna jasa setelah
penyerahan akhir pekerjaan konstruksi
JANGKA WAKTU PERTANGGUNG
JAWABAN
Jangka waktu pertanggung jawaban atas kegagalan bangunan
sesuai pasal 34 PP RI 29/2000 :
1.Ditentukan sesuai dengan umur konstruksi yang
direncanakan maksimal 10 tahun, sejak penyerahan akhir
pekerjaan konstruksi
2.Penetapan umur konstruksi yang direncanakan harus jelas
dan tegas dinyatakan dalam dokumen perencanaan, serta
disepakati dalam kontrak konstruksi
3.Jangka waktu pertanggung jawaban atas kegagalan
bangunan harus dinyatakan dengan tegas dalam kontrak kerja
konstruksi.
PENILAIAN KEGAGALAN BANGUNAN
Penilai ahli harus memiliki sertifikasi keahlian dan terdaftar
pada lembaga, sesuai PP RI pasal 36 no 29/2000 :
1.Kegagalan Bangunan Dinilai Dan Ditetapkan Oleh Satu Atau
Lebih Penilai Ahli Yang Profesional Dan Kompoten Dalam
Bidangnya Dan Bersifat Independen Dan Mampu Memberikan
Penilaian Secara Obyektif, Yang Harus Dibentuk Paling Lambat
1 Bulan Sejak Diterimanya Laporan Mengenai Terjadinya
Kegagalan Bangunan
2.Penilai dipilih dan disepakati bersama oleh penyedia jasa dan
pengguna jasa
3.Pemerintah berwewenang untuk mengambil tindakan tertentu
apabila kegagalan menimbulkan gangguan pada keselamatan
umum termasuk dalam memberikan pendapat dalam
penunjukkan.
TUGAS PENILAI AHLI
Menetapkan sebab-sebab terjadinya kegagalan bangunan
Menetapkan tidak berfungsinya sebagian atau
keseluruhan bangunan
Menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas
kegagalan bangunan serta tingkat dan kesalahan yang
dilakukan
Menetapkan besarnya kerugian, serta usulan besarnya
ganti rugi yang harus dibayar oleh pihak-pihak yang
melakukan kesalahan
Menetapkan jangka waktu pembayaran kerugian
GANTI RUGI KEGAGALAN BANGUNAN
(PP RI PASAL 46 NO.29/2000)
PROFESIONALISME BENAR-
BENAR DIWUJUDKAN
TEAM WORK YANG HANDAL
(KEWAJIBAN &TANGGUNG JAWAB)
●
JIKA PERUBAHAN PEKERJAAN DIKETAHUI SEBELUMNYA MAKA
PEMBERITAHUAN DILAKUKAN PEMBERITAHUAN KEPADA PENGGUNA JASA
●
JIKA PERUBAHAN PEKERJAAN TIDAK DIKETAHUI SEBELUMNYA, PERUBAHAN
PERMINTAAN PERUBAHAN TERSEBUT DINAMAKAN PERUBAHAN TAK RESMI. PENYEDIA JASA
MENGAJUKAN PERMINTAAN PERUBAHAN KEPADA PENGGUNA JASA
PENERBITAN PERINTAH ●
APABILA PEMBERITAHUAN & PERMINTAAN PERUBAHAN DISETUJUI,
PERUBAHAN PENGGUNA JASA WAJIB MENERBITKAN PERINTAH PERUBAHAN
●
APABILA PEMBERITAHUAN & PERMINTAAN PERUBAHAN TIDAK
KLAIM DISETUJUI, PENYEDIA JASA DAPAT MENGAJUKAN KLAIM
●
JIKA KLAIM TIDAK DISETUJUI, MAKA TERJADI SENGKETA, PENYEDIA
ARBITRASE / PENGADILAN JASA MENGAJUKAN PENYELESAIAN SENGKETA LEWAT ARBITRASE
●
SETELAH TERBIT PERINTAH PERUBAHAN, PERINTAH PERUBAHAN
AMANDEMEN KONTRAK HARUS DIIKUTI DENGAN PENERBITAN AMANDEMEN KONRAK
BEBERAPA PENGERTIAN CHANGES
1. Formal changes
Pengarahan kepada kontraktor untuk melakukan suatu
perubahan.
2. Construction changes
perubahan konstruksi untuk perbaikan
3. Cardinal changes
perubahan kontrak, dapat merubah karakter dari
pekerjaan
4. Design related changes
perubahan design melalui review
5. Termination
penghentian atau pengurangan bagian pekerjaan
tertentu
6. Payment changes
perubahan angsuran biaya
7. Coordination changes
Perubahan tanggung jawab koordinasi
8. Owner supply
perubahan tanggung jawab owner
9. Higher standart changes
Perubahan Keinginan Mendapatkan Standart Produk
Yang Lebih Tinggi
10. Delay
Perubahan Yang Mempengaruhi Keterlambatan
Pekerjaan
11. Acceleration
Percepatan untuk mengejar keterlambatan
12. Kualitas material
Perubahan terhadap kualitas material yang lebih baik.
UNSUR-UNSUR DALAM PROSES PENANGAN KLAIM
1. Administrasi kontrak
2. Manajer kontrak / administrator kontrak (analisis,
mencatat & penyelesaian)
3. Evaluasi ( wawancara & mempelajari dokumen)
4. Bahan-bahan evaluasi (dokumen kontrak, perubahan
pekerjaan, ringkasan pekerjaan, risalah rapat, jadual
pelaksanaan, foto dan laporan)
5. Analisis
6. Perintah perubahan
7. Penyelesaian sengketa
ANALISIS KLAIM
Analisis klaim :
1.Analisis secara faktual (apa yang sesungguhnya
terjadi)
2.Analisis secara hukum atau berdasarkan kontrak
3.Analisis biaya (berupa biaya tambahan uang atau
waktu harus diberikan kepada penyedia jasa)
JENIS-JENIS KLAIM
Jenis klaim terbagi atas :
4. Klaim tambahan biaya dan waktu
5. Klaim biaya tak langsung (overhead)
6. Klaim tambahan waktu (tanpa tambahan biaya)
7. Klaim kompensasi lain
KEMAMPUAN MEMBAYAR KLAIM
Dalam uu no. 18/1999 tentang jasa kontruksi pasal 15
ayat 2 :
Pengguna jasa harus memiliki kemampuan
membayar biaya pekerjaan konstruksi yang didukung
dengan dokumen pembuktian dari lembaga perbankan
dan/atau lembaga keuangan bukan bank.
RESIKO PROYEK
Dalam teori hukum dikenal suatu ajaran yang disebut dengan
resicoleer (ajaran tentang resiko)
Resicoleer adalah suatu ajaran, seseorang berkewajiban
untuk memikul kerugian, jika ada suatu kejadian diluar
kesalahan salah satu pihak yang menimpa benda yang menjadi
objek perjanjian.
CHANGE/CHANGE ORDER/VARIATION
Perubahan dalam bahasa inggris disebut “changes” dan perintah
perubahan disebut “changes order” atau variation.
Perubahan dapat berupa :
-Lingkup pekerjaan
-Spesifikasi teknik
-Jenis material
-Metode kerja
-Percepatan pelaksanaan, dll
ARBITRASE, ARBITER/ARBITRATOR
Arbitrase telah dikenal di indonesia sejak abad xix (1848)
dengan diberlakukannya kitab undang-undang hukum acara
perdata (reglement op de rechtsvordering atau dikenal R.V
PENGERTIAN ARBITRASE
Menurut Rv, Arbitrase Adalah Suatu Bentuk Peradilan Di Luar
Badan Peradilan Resmi Yang Dibentuk Dan Diselenggarakan
Berdasarkan Bentuk Sukarela Dan Itikat Baik Dari Para Pihak
Yang Berselisih Atau Yang Bersengketa tersebut diselesaikan
oleh hakim (para ahli) yang mereka tunjuk sendiri dengan
ketentuan bahwa putusan yang diambil oleh hakim atau para
hakim tersebut merupakan putusan pada tingkat terakhir dan
mengikat para pihak.
Hakim-hakim menurut rv dinamakan wasit atau dikenal
sebagai arbiter
JENIS ARBITARSE
ARBITRASE PENGADILAN
WAKTU PROSEDUR & BIAYA PUTUSAN PENGADILAN DITENTUKAN
ARBITRASE LEBIH EFISIEN. PUTUSAN OLEH ADMINISTRASI PENGADILAN
BERSIFAT FINAL & BINDING, DAN
TERTUTUP UNTUK UPAYA HUKUM
BANDING DAN KASASI
ARBITRASE
ARBITRASE INSTITUTIONAL
AD HOC (BANI)
PROSES
PERSIDANGAN
PN.DOMISILI
KEPUTUSAN TERMOHON
(30 HARI)
BERHASIL GAGAL EKSEKUSI
PELAKSANAAN
SUKARELA PENGADILAN
GANTI RUGI KEGAGALAN BANGUNAN
(PP RI PASAL 46 NO.29/2000)
PROFESIONALISME BENAR-
BENAR DIWUJUDKAN
TEAM WORK YANG HANDAL
(KEWAJIBAN &TANGGUNG JAWAB)
CONSTRUC TEKNOLOGI
TIBILITY
SOSIAL KEUANGAN
RESIKO
PROYEK
DESIGN POLITIK
TENAGA
KERJA
KRITERIA RESIKO
Berdasarkan pp 28/2000 pasal 10 (1) tentang usaha
dan peran serta masyarakat jasa konstruksi, kriteria
resiko :
1.Resiko kecil : pekerjaan konstruksi yang
pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan
umum dan harta benda.
2.Resiko sedang : pekerjaan konstruksi yang
pelaksanaannya beresiko membahayakan keselamatan
umum dan harta benda
3.Resiko tingi : pekerjaan konstruksi yang
pelaksanaannya beresiko sangat membahayakan
keselamatan umum dan harta benda.
ALOKASI RESIKO
Teknologi sederhana
Pekerjaan konstruksi yang menggunakan alat kerja
sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli
Teknologi madya
Pekerjaan konstruksi yang menggunakan sedikit
peralatan berat dan memerlukan sedikit tenaga ahli
Teknologi tinggi
Pekerjaan Konstruksi Yang Menggunakan Banyak
Peralatan Berat Dan Memerlukan Tenaga Ahli Dan
Tenaga Terampil
PENGALIHAN RESIKO
RESIKO >>
KONTRAKTOR ASURANSI
GANTI RUGI
MAX 100 %
RESIKO
RESIKO
TERBATAS
OWNER BOND
GANTI RUGI
TERBATAS
ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA KONSTRUKSI
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
KONSULTASI
NEGOSIASI
MEDIASI
KONSILIASI ATAU
PENILAIAN AHLI
KONSULTASI
Konsultasi merupakan suatu tindakan yang bersifat
“personal” antara suatu pihak tertentu, yang disebut “klien”
dengan pihak lain yang merupakan pihak “konsultan” yang
memberikan pendapat (hukum) kepada klien tersebut.
NEGOSIASI
Negosiasi Merupakan Salah Satu Lembaga Alternatif
Penyelesaian Sengketa Yang Dilaksanakan Diluar
Pengadilan, Sedangkan perdamaian dapat dilakukan
baik sebelum proses persidangan pengadilan
dilakukan, maupun setelah sidang peradilan
dilaksanakan, baik didalam maupun diluar sidang
pengadilan.
TEKNIK NEGOSIASI
1. KOMPETITIF
2. KOOPERATIF
3. LUNAK DAN
KERAS
4. INTEREST BEST
TEKNIK NEGOSIASI KOMPETITIF
Negosiasi Bersifat Alot Dan Bersaing, Ciri Negosiasi :
1.Mengajukan permintaan awal yang tinggi diawal
negosiasi
2.Menjaga tuntutan agar tetap tinggi sepanjang proses
negosiasi dilangsungkan
3.Menggunakan cara-cara yang berlebihan dan
melemparkan tuduhan-tuduhan dengan tujuan
menciptakan ketegangan dan tekanan terhadap pihak
lain
TEKNIK NEGOSIASI KOOPERATIF
Menganggap pihak negosiator lawan bukan sebagai musuh,
melainkan sebagai mitra kerja untuk mencari penyelesaian
sengketa yang adil berdasarkan analisis yang obyektif dan atas
fakta hukum yang jelas
TEKNIK NEGOSIASI
LUNAK DAN KERAS
1.People (orang)
2.Interest (kepentingan)
3.Option / solusi
4.Criteria
RUMUSAN UU NO.30 THN 1999 PASAL 6
AYAT (2)
Penyelenggara pertemuan
Pemimpin diskusi netral
Pemelihara atau penjaga aturan agar
perundingan berlangsung baik
Pengendali emosi para pihak
Pendorong pihak yang kurang mampu
agar mengemukakan pandangannya
KONSILIASI
Konsiliasi berasal dari kata “conciliation”
(bahasa inggris) berarti “perdamaian”
Konsiliasi adalah suatu tindakan atau proses
untuk mencapai perdamaian di luar
pengadilan.
Konsiliasi adalah upaya penyelesaian
sengketa dengan cara mempertemukan
keinginan para pihak dengan
menyerahkannya kepada suatu komisi yang
bertindak sebagai konsiliator
SOMASI, WANPRESTASI
DAN GANTI RUGI
SOMASI
Somasi adalah teguran dari pihak pengguna jasa
kepada penyedia jasa atau sebaliknya, agar dapat
memenuhi prestasi sesuai dengan isi perjanjian yang telah
disepakati antar keduanya.
SEBAB TERJADINYA SOMASI
1. Penyedia jasa melaksanakan prestasi yang keliru
2. Penyedia jasa tidak memenuhi prestasi pada hari yang telah
dijanjikan
3. Prestasi yang dilaksanakan oleh penyedia tidak lagi berguna
bagi pengguna jasa setelah lewat waktu yang ditentukan
PERISTIWA TIDAK MEMERLUKAN SOMASI
Terdapat 5 jenis peristiwa :
1.Penyadia jasa menolak pemenuhan
prestasi
2.Penyedia jasa mengakui kelalaiannya
3.Pemenuhan prestasi tidak mungkin
dilakukan
4.Pemenuhan pretasi tidak berlaku lagi
5.Penyedia jasa melakukan prestasi tidak
sebagaimana mestinya
WANPRESTASI
Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau
lalai melaksanakan kewajiban
sebagaimana yang ditentukan dalam
perjanjian yang dibuat antara pengguna
jasa dan penyedia jasa
Dalam restatement of the law of contracts
(amerika serikat), wanprestasi (breach of
contracts) dibedakan atas 2 macam :
1. Total breachts
2. Partial breachts
AKIBAT ADANYA WANPRESTASI
1. Perikatan tetap ada
2. Penyedia jasa atau
pengguna jasa harus
membayar ganti rugi
3. Beban resiko beralih untuk
kerugian penyedia jasa, jika
masalah muncul setelah
penyedia jasa wanprestas
TUNTUTAN WANPRESTASI
Pengguna / penyedia jasa dapat
menuntut wanprestasi sebagai
berikut :
1.Meminta pemenuhan prestasi
2.Menuntut prestasi disertai
ganti rugi
3.Menuntut dan meminta ganti
rugi
4.Menuntut pembatalan
perjanjian
5.Menuntut pembatalan disertai
ganti rugi
SANKSI WANPRESTASI
BIAYA
COSTS
GANTI RUGI
COMPENSATION
PEMBATALAN PERJANJIAN
RESCISSION
GANTI RUGI
• Berdasarkan Uu Ri No.18/ 1999 Bab Vi Disebutkan ;
Pasal 26 (1)
Jika Terjadi Kegagalan Bangunan Yang Disebabkan Kesalahan Perencana
Atau Pengawas Konstruksi, Dan hal tersebut terbukti menimbulkan
kerugian bagi pihak lain, maka perencana atau pengawas konstruksi wajib
bertanggung jawab sesuai dengan bidang profesi dan dikenakan ganti
rugi
Pasal 26 (2)
Jika Terjadi Kegagalan Bangunan Yang Disebabkan Kesalahan Pelaksana
Konstruksi Dan Hal Tersebut Terbukti Menimbulkan kerugian bagi pihak
lain, maka pelaksana konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai dengan
bidang usaha dan dikenakan ganti rugi
Pasal 27
Jika Terjadi Kegagalan Bangunan Yang Disebabkan Kesalahan Pengguna
Jasa Dalam Pengelolaan Bangunan Dan Hal tersebut menimbulkan
kerugian bagi pihak lain, maka pengguna jasa wajib bertanggung jawab
dan dikenai ganti rugi
BENTUK GANTI RUGI