Oleh :
MEISY HANDAYANI 17.181
CHARLOTTE GRACE 17.409
YORRI ANANTO 19.009
TONGGO MARIA 19.052
ANNA MARIA 19.071
IDENTITAS PASIEN
No RM : 317200400006767
Nama : An. Ashya Chaifatun Nisah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 31 – 07 - 2012
Usia : 7 tahun
Alamat : Jl. Pisangan Batu RT 02 RW 10
Kelurahan Mangga Dua Selatan
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 12 – 03- 2020
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RSU UKI dengan keluhan batuk-batuk
sejak 1 minggu SMRS. Batuk berdahak (+) namun sulit untuk
dikeluarkan. Keluhan juga disertai pilek, pusing dan dada
kanan terasa sakit. Ibu pasien juga mengatakan jika pasien
mengeluh nyeri menela sejak 2 hari yang lalu. Pasien sempat
demam tadi malam namun sudah turun kembali. Pasien sudah
ke klinik sebelumnya namun keluhan tidak membaik. Keluhan
Diare (-), mual (+), muntah (+) 3x SMRS. BAB dan BAK tidak
ada keluhan. Pasien memiliki riwayat asma sebelumnya, alergi
(+) parasetamol, ibuprofen dan amoxicilin.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat Asma sejak usia 5tahun, pasien
jarang kontrol ke dokter apabila sesaknya
sudah tidak dirasakan lagi.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat asma disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Pemeriksaan Fisik
KU : TSS
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/70 mmHg
HR : 125x/menit
RR : 28x/menit
Suhu : 37,5°C
Saturasi : 96 %
KEPALA : Normocephali
MATA : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
HIDUNG : cavum nasi lapang, sekret -/-
MULUT : mukosa bibir lembab
LEHER : pembesaran KGB (-)
THORAKS
I : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi dinding dada (+)
P : Vokal fremitus simetris
P : Sonor/sonor
A : BND bronkial, Rh-/-, wh +/+, BJ I & II regular, Murmur(-)
Gallop (-)
ABDOMEN
I : Perut tampak mendatar
A : BU (+) 3x/menit
P : Timpani, nyeri ketuk (-)
P : Supel, nyeri tekan (-)
EKSTREMITAS : Akral hangat, CRT <2”, edema (-)
Pemeriksaan Penunjang (11-03-2020)
Laboratorium (Darah Perifer Lengkap)
Laju Endap Darah : 12 mm/jam
Hemoglobin : 13,2 g/dL
Hematokrit : 37.9 %
Eritrosit : 4.8 jura/ml
Leukosit : 16,1 ribu/uL
Trombosit : 331 ribu/uL
MCV : 79.2/fl
MCH/HER : 27.6 pg
MCHC : 34.9 g/dl
Basofil : 0 %
Eosinofil : 5 H %
Batang : 1 L %
Segmen : 74 H %
Limfosit : 14 L %
Monosit : 6 %
Pemeriksaan
Penunjang:
Radiologi (11-03-2020)
Asma Bronchiale
DIAGNOSIS
Tatalaksana
Terapi di IGD
IVFD : I RL 20 tpm makro
Mm :
Ceftriaxone 1 x 500 mg (IV)
Dexamethason 3 x 3 mg (IV)
Nebu : Ventolin 1 respule + pulmicort 1 respule / 8
jam
Cetirizine syrup 1 x 5 ml (PO)
Domeperidone syrup 3 x 5 ml (PO)
PEMBAHASAN
Pembahasan Terapi
Asma Serangan Sedang/Berat
Tatalaksana
Tatalaksana IGD Guideline
budesonid. mg 2x/hari
o Anak 3 bulan-12 tahun = 0,5 –
1 mg 2x/hari
o Pemeliharaan = 0,25-0,5 mg
2x/hari
Kontra Indikasi : Efek samping :
Turbuhaler : obat ini
Riwayat menyebabkan
Hipersensitif iritasi ringan pada
terhadap tenggorokan dan
budesonide suara serak, iritasi
Respules : lidah dan mulut,
Hipersensitivitas candidiasis oral,
terhadap batuk, obat ini
budesonide atau tidak boleh
bahan-bahan diberikan
pulportort Respules bersamaan dengan
lainnya obat ketokonazol
FARMAKOKINETIK
Respules: Sekitar 10% dari dosis Pulosort
Respules aerosol yang dibuang ke paru-paru.
Volume distribusi budesonide pada pria dewasa
adalah sekitar 300 L dan pada anak-anak adalah
3,1-4,8 L / kg yang menunjukkan afinitas jaringan
yang tinggi.
Pengikatan protein plasma adalah 88,3 ± 1,5%
pada manusia.
Pada orang dewasa, waktu paruh setelah inhalasi
melalui aerosol adalah 2 ± 0,2 jam dan pada
anak-anak 1,5 jam dengan kadar plasma puncak
terjadi segera setelah pemberian.
FARMAKODINAMIK
Turbuhaler: Budesonide adalah
glukokortikoid dengan efek anti-inflamasi
lokal yang tinggi. Budesonide mengalami
derajat biotransformasi dalam hati yang
luas (= 90%) menjadi metabolit
glukokortikosteroid rendah
Budesonide telah menunjukkan efek anti-
anafilaksis dan anti-inflamasi dalam studi-
studi provokasi pada hewan dan pasien,
bermanifestasi sebagai penurunan
obstruksi bronkial pada reaksi segera
maupun reaksi alergi lanjut.
Respules: Pulmicort adalah kortikosteroid
untuk penggunaan inhalasi dalam
pengobatan dan profilaksis asma.
Studi pada hewan dan manusia telah
menunjukkan rasio yang menguntungkan
antara aktivitas antiinflamasi topikal dan
efek glukokortikoid sistemik pada rentang
dosis yang luas. Hal ini dijelaskan oleh
degradasi hati pertama yang terjadi secara
luas dari budesonide setelah penyerapan
sistemik, sekitar 85-90%, dalam kombinasi
dengan potensi rendah dari metabolit yang
terbentuk.
METHYLPREDNISOLONE
Methylprednisolone secara alami terjadi
dari glukokortikoid (HIdrokortison)
mempunyai sifat menahan garam,
digunakan sebagai terapi pengganti pada
keadaan defisiensi adrenokortikal.
Analog sintetiknya terutama digunakan
utnuk efek anti infalmasinya yang poten
pada penyakit dan berbagai system organ.
Glukokortikoid menyebabkan efek
metabolic sangat besar dan bervariasi.
Selian itu, glukokortikoid memodifikasi
respon imun tubuh utnuk bermacam-
macam stimuli
FARMAKOKINETIK
Pada keadaan normal 90% kortisol terikat pada 2 jenis
protein plasma yaitu globulin pengikat kortikosteroid
dan albumin. Afinitas globulin tinggi tetapi kapasitas
ikatannya rendah sebaliknya afinitas albumin rendah
tetapikapasitas ikatnya relatif tinggi. Kortikosteroid
sintesis seperti metilprednisolon terikat pada albumin
lebih besar dibanding dengan globulin.
waktu paruh kortisol dalam sirkulasi normalnya sekitar
60-90 menit waktu paruh meningkat apabila
hydrocortisone (preparat farmasi kortisol diberikan
dalam jumlah besar atau pada saat terjadi stres,
hipotiroidisme, atau penyakit Hati. hanya 1% kortisol
diekskresi tanpa perubahan di urine sebagai kortisol
bebas
FARMAKODINAMIK
Kortisoldan analog sintetiknya dapat
mencegah atau menekan timbulnya gejala
inflamasi akibat radiasi infeksi, zat kimia
mekanik atau alergen. Secara mikroskopik
obat ini menghambat fenomena inlfamasi
dini yaitu edema, deposit fibrin, dilatasi
kapiler, migrasi leukosit ke tempat radang
dan aktivitas fagositosis.
Sesudah pemberian dosis tunggal
glukokortikoid dengan masa kerja pendek
konsentrasi neutrofil meningkat, sedangkan
limfosit, monosit dan eosinofil dan basofil
dalam sirkulasi tersebut berkurang
Indikasi : Gangguan Non
Gangguan endokrin seperti endokrin :
1. insufisiensi
adrenokortikal primer
1. Artritis
atau sekunder 2. Penyakit ginjal
(hidrokortison
3. Penyakit kolagen
ataukortison
merupakan pilihan 4. Penyakit kulit
pertama namun analog
5. Penyakit alergi
sintetisnya jugadapat
digunakan) 6. Gangguan mata
2. Hiperplasia adrenal 7. Gangguan
kongenital/bawaan
hematologik
Kontraindikasi : Efek samping :
Diabetes melitus insufisiensi adrenal
Tukak akut dengan
peptik/duodenum demam, myalgia.
Hipertensi atau atralgia dan
gangguan system malaise
kardiovaskular hiperglikemia dan
lainnya glikosuria mudah
mendapat infeksi
terutama
tuberkulosis