“PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF MENAHUN
(PPOM)”
Kelompok 4
o Adi Pratama
o Esti Batuk
o Merci Lodiay
o Sarai Lesse
o Yakop Lopo
DEFINISI PPOM
Nonatopic
Asma Instrinsik
(Penyebab: faktor
nonalergic, cth: infeksi
jalur pernafasan
ETIOLOGI
Bronkitis suatu ifeksi saluran pernafasan
yang menyebabkan inflamasi
yang mengenai trakea, bronkus utama
dan menengah yang bermanifestasi
sebagai batuk, dan biasanya
membaik tanpa terapi dalam 2
minggu.
Nafas pendek
GDA stres
PENATALAKSANAAN MEDIS
Secara umum penatalaksanaan PPOM adalah:
Usaha-usaha pencegahan, terutama
ditunjukan terhadap memburuknyapenyakit.
Mobilisasi dahak.
Mengatasi bronkospasme.
Memberantas infeksi.
f. Pernafasan
1. Gejala :
a) Nafas pendek, umumnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala
menonjol pada emfisema , khususnya pada kerja, cuaca atau episode
berulangnya sulit nafas (asma), rasa dada tertekan, ketidakmampuan untuk
bernafas (asma).
b) Lapar udara kronis.
c) Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari terutama saat bangun
selama minimal 3 bulan berturut-turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun. Produksi
sputum (hijau, putih atau kuning) dapat banyak sekali (bronkhitis kronis).
d) Episode batuk hilang-timbul, biasanya tidak produktif pada tahap dini
meskipun dapat menjadi produktif (emfisema).
e) Riwayat pneumonia berulang, terpajan oleh polusi kimia atau iritan
pernafasan dalam jangka panjang misalnya rokok sigaret atau debu atau asap
misalnya asbes, debu batubara, rami katun, serbuk gergaji.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
f) Faktor keluarga dan keturunan misalnya defisiensi alfa
antritipsin (emfisema).
g) Penggunaan oksigen pada malam hari atau terus menerus.
2. Tanda :
a) Pernafasan biasanya cepat, dapat lambat, fase ekspirasi
memanjang dengan mendengkur, nafas bibir (emfisema).
b) Lebih memilih posisi 3 titik (tripot) untuk bernafas khususnya
dengan eksasebrasi akut (bronchitis kronis).
c) Penggunaan otot bantu pernafasan misalnya meninggikan
bahu, retraksi fosa supraklavikula, melebarkan hidung.
d) Dada dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian
diameter AP (bentuk barrel chest), gerakan diafragma minimal.
e) Bunyi nafas mungkin redup dengan ekspirasi mengi
(emfisema), menyebar, lembut, atau krekels lembab kasar
(bronkhitis), ronki, mengi, sepanjang area paru pada ekspirasi
dan kemungkinan selama inspirasi berlanjut sampai penurunan
atau tak adanya bunyi nafas (asma).
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
f) Perkusi ditemukan hiperesonan pada area paru
misalnya jebakan udara dengan emfisema, bunyi
pekak pada area paru misalnya konsolidasi, cairan,
mukosa.
g) Kesulitan bicara kalimat atau lebih dari 4 sampai
5 kata sekaligus.
h) Warna pucat dengan sianosis bibir dan dasar
kuku. Keabu-abuan keseluruhan, warna merah
(bronkhitis kronis, biru menggembung). Pasien
dengan emfisema sedang sering disebut pink
puffer karena warna kulit normal meskipun
pertukaran gas tak normal dan frekuensi pernafasan
cepat.
i) Tabuh pada jari-jari (emfisema).
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
g. Keamanan
1. Gejala :
a) Riwayat reaksi alergi atau sensitive terhadap zat atau faktor
lingkungan.
b) Adanya atau berulangnya infeksi.
c) Kemerahan atau berkeringan (asma).
h. Seksualitas
1. Gejala :
a) Penurunan libido.
i. Interaksi sosial
1. Gejala :
a) Hubungan ketergantungan.
b) Kurang sistem pendukung.
c) Kegagalan dukungan dari atau terhadap pasangan atau orang
terdekat.
d) Penyakit lama atau kemampuan membaik.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
2. Tanda :
a) Ketidakmampuan untuk membuat atau mempertahankan
suara karena distress pernafasan.
b) Keterbatasan mobilitas fisik.
c) Kelalaian hubungan dengan anggota keluarga lain.
j. Penyuluhan atau pembelajaran
1. Gejala :
a) Penggunaan atau penyalahgunaan obat pernafasan.
b) Kesulitan menghentikan merokok.
c) Penggunaan alkohol secara teratur.
d) Kegagalan untuk membaik.
2. Rencana pemulangan :
a) Bantuan dalam berbelanja, transportasi, kebutuhan
perawatan diri, perawatan rumah atau mempertahankan tugas
rumah.
b) Perubahan pengobatan atau program terapeutik.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
C. Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa 1
a) Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi nafas, misalnya mengi,
krekels, ronki
Rasional: Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obsruktsi jalan
nafas dan daapat/tak dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius,
misalnya penyebaran, krekels basah (bronkitis); bunyi nafas redup dengan
ekspirasi mengi (emfisema); atau tak adanya bunyi nafas (asma berat).
b) Kaji/pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi/ekspirasi.
Rasional: Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat
ditemukan pada penenrimaan atau selma stres atau adanya proses infeksi
akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang
dibandingkan inspirasi.
c) Catat adanya/derajat dypnea, misalnya keluhan “lapar udara”, gelisah,
ansietas pernafasan, penggunaan otot bantu.
Rasional: Difungi pernafasan adalah variabel yang tergantung pada tahap
proses kronis selain proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah
sakit, misalnya infeksi, reaksi alergi.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
d) Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, misalnya peninggian
kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.
Rasional: Peninggian kepala tempat tidur mempermudah
fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi. Nmun,
pasien dengan distres berat akan mencari posisi yang paling
mudah untuk bernafas. Songkongan tanan dan kaki dengan
meja, bantal dan lain-lain membantu menurunkan kelemahan
otot dan dapat sebagai alat ekspansi dada.
e) Pertahankan polusi lingkungan minuman, misalnya debu,
asap dan bulu bantal yang berhubungan dengan kondisi
individu.
Rasional: Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan yang dapat
mentriger episode akut.
f) Dorong/bantu latihan nafas abdmen atau bibir.
Rasional: Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi
dan mengontrol dypnea dan menurunkan jebakan udara.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Diagnose 2
a) Dorong mengeluarkan sputum: penghisapan bila
dindikasikan.
Rasional: Kental, tebal dan banyaknya sekresi adalah sumber
utama gangguan pertukaran gas pada jalan nafas kecil.
Penghisapan dibutuhkan bila batuk tidak efektif.
b) Auskultasi bunyi nafas, catat penurunan aliran uddara dan
atau bunyi tambahan.
Rasional: Bunyi nafas mungkin redup karena penurunan aliran
udara atau area konsolidasi. Adanya mengi mengindikasikan
spasme bronkus/bertahan sekret. Krekels basah menyebar
menunjukan cairan pada interstisial atau dekompensasi
jantung.
c) Palpasi fremitus.
Rasional: Penuran gertaran vibrasi diduga ada pengumpulan
cairan atau udara terjebak.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Diagnose 3
a) Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan makan.
Rasional: pasien distres pernafasan akut sering anoreksia karena dyspnea produksi
sputum dan obat.
b) Lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat-obatan sesuai
indikasi.
Rasional: Berikan obat sesuai indikasi
- Kortikosteroid digunakan untuk mencegah reaksi alergi/menghambat
pengeluaran histamin, menurunkan berat dan frekuensi spasme jalan nafas,
inlflamasi pernafasan dan dyspnea.
- Bronkodilator digunakan untuk merilekskan otot halus dan menurunkan kongesti
lokal, menurunkan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa. Onat-obat
mungkin per oral, injeksi atau inhalasi.
- Antihistamindigunakan untuk mengurangi atau mencegah reaksi histamin,
misalnya alergi.
- Kromolin (Intal), flunisolida (Aerobid), menurunkan inflamasi jalan nafas lokal dan
edema dengan menhghambat efek histamin dan mediator lain.
- Bantu pengobatan pernafasan, misalnya IPPB, fisoterapi dada: Drainase postural
dan perkusi bagian penting untuk membuang banyaknya sekresi/kental dan
memperbaiki ventilasi pada segmen dasar paru. Dapat meningkatkan spasme
bronkus pada asma.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
D. Implementasi
Mengajurkan untuk minum air matang hangat saat pagi hari agar dahak
dapat keluar
Melakukan fisioterapi dada