Anda di halaman 1dari 30

TUTORIAL

MODUL 2
SKENARIO 2
KELOMPOK 14

 Gilbert Christopher Thienus C11116572 Inas Refina Iksan


C11116557
 Desca Winalda Aulia R. C11116554 Farid Abdurrahman
C11116539
 Faathira Amalika D.Y. C11116541 William Anthony Lisal
C11116526
 Nurul Husnina Khairuddin C11116528 Feren Mutiara Claudia
C11116513
 Imelda Widanata C11116510 Agnes Dwi Saputri
C11116373
 Febi Clarita Suwandi C11116502 Ridha Amalia Nur
C11116581
Skenario 2.2

Seorang anak laki - laki diantar oleh gurunya ke IGD dengan keluhan
perdarahan dari anus. Menurut pasien, kejadian tersebut disebabkan karena
pamannya memaksa memasukkan alat kelaminnya ke dalam anus pasien.
Pasien tinggal serumah dengan paman dan bibinya karena sudah tidak
memiliki orangtua. Sebelum dipaksa melakukan hubungan seksual, pasien
mengaku dijanjikan uang jajan dan diancam agar tidak memberitahukan
kejadian tersebut kepada siapapun.
Kata Kunci :

1. Anak laki-laki
2. Perdarahan dari anus
3. Alat kelamin di paksa masuk  Anus
4. Pemaksaan hubungan seksual
DESKRIPSI LUKA
■ Ukuran luka : 5x5 cm
■ Jenis luka :
a. Berdasarkan struktur lapisan kulit :
Luka superficial
b. Berdasarkan integritas jaringan :
Luka tertutup
c. Berdasarkan macamnya :
Luka gigitan (Vulnus morsum)
■ Lokasi Luka : 1 luka pada punggung sisi kiri
■ Bentuk luka : Bulat beraturan mengikuti bentuk gigi
■ Karakteristik luka : Luka lecet yang berbentuk garis putus-putus; Hematoma
dan/atau luka robek dengan tepi rata
■ Absis ordinat : - Absis X di sisi punggung kiri
- Absis Y tidak dapat ditentukan
■ Ukuran luka : Tidak ada pembanding / alat ukut
■ Jenis luka :
a. Berdasarkan struktur lapisan kulit :
Luka superficial
b. Berdasarkan integritas jaringan :
Luka tertutup
c. Berdasarkan macamnya :
Luka lecet (Vulnus excoriasum)
■ Lokasi Luka : 1 luka pada paha kanan sisi belakang
■ Bentuk luka : Menyerupai persegi panjang dengan tepi ireguler
■ Karakteristik luka : Adanya gesekan pada kulit superficial akibat persentuhan
dengan benda tumpul
■ Absis ordinat : - Absis X tidak dapat ditentukan
- Absis Y diatas lutut belakang
■ Ukuran luka : Tidak ada pembanding / alat ukut
■ Jenis luka :
a. Berdasarkan struktur lapisan kulit :
Luka superficial
b. Berdasarkan integritas jaringan :
Luka tertutup
c. Berdasarkan macamnya :
Luka lecet (Vulnus excoriasum)
■ Lokasi Luka : 1 luka pada anus
■ Bentuk luka : Melingkar mengikuti bentuk anus
■ Karakteristik luka : Adanya gesekan pada kulit superficial akibat persentuhan
dengan benda tumpul
■ Absis ordinat : - Absis X tepat di anus
- Absis Y tepat di anus
■ Derajat luka : Luka derajat ringan
MCOD
Current Luka lecet pada anus & paha sisi
finding kanan
Erosi pada epidermis dan
A-1 dermis
Gesekan benda merusak
A-2 kulit

A-3 Trauma benda tumpul

B -
PERILAKU
PENYIMPANGAN SEKSUAL
PENYIMPANGAN SEKSUAL

PEDOFILIA INCEST
DEFINISI PEDOFILIA:

Pedofilia adalah orang dewasa yang mendapatkan kepuasan seksual melalui


kontak fisik atau seksual dengan anak-anak.

[Davidson, Gerald C. (2006). Psikologi abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.]
KLASIFIKASI PEDOFILIA

TIPE 1

TIPE 2

TIPE 3

[masrizal K. 2007. Penyimpangan seks (pedofilia). Vol 1 no. 2.


Universitas Andalas. Jurnal kesehatan masyarakat]
DEFINISI INCEST :

- Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga, karena adanya
perasaan saling suka atau saling cinta. Tetapi, dapat terjadi karena adanya paksaan.
- Incest dalam bentuk kedua, biasanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah
dewasa (lebih berkuasa) terhadap anak- anak.
- Incest adalah hubungan seksual antara dua orang saudara kandung atau yang masih
terkait hubungan darah

Tim Penyusunan Diknas RI, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990),
hal. 435.
DEFINISI DAN
JENIS-JENIS KDRT
Definisi KDRT :

UU No. 23 tahun 2004, pasal 1, ayat 1

“Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang


terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan, atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga, termasuk
ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan
secara melawan hukum, dalam lingkup rumah tangga”

Fanani,Estu Rakhmi.2008.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Kekerasan Dalam


Rumah Tangga,Antara Terobosan Hukum dan Fakta Pelaksanaannya. Jurnal Legislasi Indonesia.
Jakarta.
Klasifikasi KDRT :

KEKERASAN KEKERASAN
FISIK PSIKIS

KEKERASAN KEKERASAN
SEKSUAL EKONOMI
DASAR-DASAR HUKUM
■ Undang- Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2004 Tentang Kekerasan
Dalam Rumah Tangga Pasal 2 Ayat 1 bagian b :

“Lingkup rumah tangga dalam undang-undang ini meliputi orang-orang yang


mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud pada huruf
a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, dan perwalian yang menetap
dalam rumah tangga”

Yuwono, I. d. (2015). Penerapan hokum dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak. Yogyakarta
: Penerbit Medpress Digital
■ Undang- Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2004 Tentang Kekerasan
Dalam Rumah Tangga Pasal 5 :

Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang
dalam rumah tangganya, dengan cara:
a. Kekerasan fisik;
b. Kekerasan psikis;
c. Kekerasan seksual; atau
d. Penelataran rumah tangga

Yuwono, I. d. (2015). Penerapan hokum dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak.
Yogyakarta : Penerbit Medpress Digital
■ Undang- Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2004 Tentang Kekerasan
Dalam Rumah Tangga Pasal 8 :

Kekerasan seksual sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf c meliputi


a. Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap
dalam lingkup rumah tangga tersebut;
b. Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah
tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu

Yuwono, I. d. (2015). Penerapan hokum dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak.
Yogyakarta : Penerbit Medpress Digital
■ Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak Pasal 1 ayat 15a :

“Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya


kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan atau
pelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum”

Yuwono, I. d. (2015). Penerapan hokum dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak.
Yogyakarta : Penerbit Medpress Digital
■ Kitab Undang- Undang Hukum Pidana Pasal 290 :

Dengan hukuman penjara selama-lamanya tujuh tahun dihukum:


1. Barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan seseorang, sedang diketahuinya
bahwa orang itu pingsan atau tidak berdaya.
2. Barangsiapa melakukan perbuatan cabul dengan seseorang, sedang diketahuinya
atau patut harus disangkanya, bahwa umur orang itu belum cukup 15 tahun atau
kalau tidak nyata berapa umurnya, bahwa orang itu belum masanya buat dikawin.
3. Barang siapa membujuk (menggoda) seseorang, yang diketahuinya atau patut
harus disangkanya, bahwa umur orang itu belum cukup 15 tahun atau kalau tidak
nyata berapa umurnya, bahwa ia belum masanya buat kawin, akan melakukan
atau membiarkan dilakukan pada dirinya perbuatan cabul, atau akan bersetubuh
dengan orang lain dengan tiada kawin.

Yuwono, I. d. (2015). Penerapan hokum dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak. Yogyakarta :
Penerbit Medpress Digital
■ Kitab Undang- Undang Hukum Pidana Pasal 292 KUHP :

“Orang dewasa yang melakukan perbuatan cabul dengan orang yang belum
dewasa dari jenis kelamin yang sama, sedang diketahuinya atau patut harus
disangkanya hal belum dewasa itu, dihukum penjara selama-lamanya lima
tahun.”

Yuwono, I. d. (2015). Penerapan hokum dalam kasus kekerasan seksual terhadap anak. Yogyakarta
: Penerbit Medpress Digital
PENANGANAN
TERHADAP KORBAN
PSIKOLOGIS

PENANGANAN :

FISIK
PENATALAKSANAAN FISIK

Pencegahan IMS Pencegahan Tetanus

Pencegahan
Pencegahan kehamilan Pencegahan
penularan HIV (pada korban Hepatitis B
perempuan)

Perawatan
Perawatan luka
kesehatan jiwa

Emilia O. 2015. Penanganan Medis dan Non Medis untuk Korban Kekerasan. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada. 4-22 p.
MANAJEMEN MEMAR
• Kompres dingin jika memar berlangsung <24 jam
• Kompres hangat jika memar berlangsung >24 jam
• Aplikasi topical arnica
• Vitamin K8
• Kepentingan estetika: camouflage makeup

King M. The management of bruising following nonsurgical cosmetic treatment. Journal of Clinical and
Aesthetic Dermatology. 2017; 10(2). E1-E4.

Anda mungkin juga menyukai