Anda di halaman 1dari 36

IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. N
• Umur : 37 tahun
• Jenis kelamin : Wanita
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Bone
• Nama RS : RS Ibnu Sina
• No.RM : 18422156
• Tgl. MRS : 15-1-2020
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Benjolan pada lipatan paha kiri serta siku kiri

Anamnesis Terpimpin:
• Pasien datang ke Poli Onkologi Rumah Sakit Ibnu Sina dengan
keluhan benjolan di lipatan paha kiri sejak 2 tahun terakhir,benjolan
awalnya sebesar biji jagung.lalu Benjolan semakin membesar dalam
beberapa bulan terakhir,benjolan juga awalnya sering di garuk-garuk
dan menimbulkan luka.benjolan sebelumnya sudah pernah di
operasi,dan di lakukan pemeriksaan jaringan,benjolan juga muncul
di tempat lainnya seperti di bawah payudara kanan kanan serta
lipatan lengan. Pus(+), darah(+), bau(+), bengkak(+),
pusing(-),mual(-), muntah(-),demam(-), BAB(+) dbn, BAK(+) dbn.
Riwayat Penyakit Riwayat Kebiasaan
Dahulu Riwayat Merokok :
tidak ada
Riwayat penyakit yang sama : tidak ada
Riwayat Konsumsi alkohol :
Riwayat stroke : tidak ada
Riwayat hipertensi : tidak ada tidak ada
Riwayat diabetes melitus : tidak ada Riwayat penyakit yang sama
Riwayat penyakit jantung : tidak ada
pada keluarga :
Riwayat penyakit hati : tidak ada
Riwayat batuk lama : tidak ada Tidak ada penyakit yang sama
Riwayat trauma : ada
Riwayat penyakit atopi : tidak ada
Riwayat Alergi : tidak ada Riwayat pengobatan :

Riwayat sosial ekonomi :


Biaya pengobatan ditanggung
oleh BPJS.
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala THT
• Bentuk : normocephal • Telinga : bentuk normal, simetris,
• Ekspresi wajah : lemas canalis auricula eksterna
• Simetris wajah : simetris bengkak, serumen (-/-)
Hidung : bentuk normal, sekret
• Rambut : rambut hitam tidak mudah di• cabut.
• Deformitas : tidak ada (-/-)
• Bibir : normal, sianosis (-),
Mata pucat (-)
• Eksoptalmus/enoptalmus : (-) • Tonsil. : T1-T1 hiperemis (-)
• Gerakan : segala arah baik • Faring : hiperemis(-), komka
• Tekanan bola mata : tdk diperiksa kesan hiperemi
• Kelopak mata : edema palpebra (-) • Lidah : kotor (-), tremor (-)
• Konjungtiva : anemis (+/+) • Mukosa mulut : koplik spot (-)
• Sklera : ikterus (-/-) • Leher : simetris, pembesaran
• Kornea : jernih KGB tidak ada
• Pupil : bulat, isokor 2,5 mm/2,5 mm
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
• Inspeksi : tampak normal, ikut gerak napas
• Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
• Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba.
• Perkusi : Timpani
• Lain–lain : ascites (-)

Ektremitas
• Inspeksi : Akral hangat(+), edema(-),di temukan benjolan sebesar
kepalan tangan pada paha kiri,kemerahan (+),

• Palpasi : Akral teraba hangat.


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin Hasil Nilai

WBC 8,0 4.0-11.0

Eritrosit 5,44 4.20-5.40

Hemoglobin 15,5 12.0-18.0

Hematokrit 44,4 37.0 – 56.0

MCV 81,6 80.0-94.0

MCH 28,6 27.0-32.0

MCHC 34,9 33.0-37.0

Trombosit 268 150-450

Ly% 31,4 20.0-40.0

Mo% 0,6 0.0-9.0

Gr% 61,4 40.0-70.0


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kimia darah Hasil Nilai rujukan
SGPT 26 10- 41
Creatinine 1,1 0.5-1.2
Ureum 19 15-40
Glukosa sewaktu 130 70-140

Urinalisis Hasil Nilai Rujukan


Glukosa - Negatif
Protein - Negatif
Leukosit 1-3 <5 LPB
Eritrosit 0-2 < 5 LPB

Epitel 3-5
Foto Thorax PA
• Pulmo: corakan broncovasculer
normal
• Trachea tampak di midline
• Cor dan aorta dalam batas normal
• Kedua sinus dan diafragma baik
• Tulang-tulang intak

Kesan:
- Foto thoraks dalam batas normal
EKG
• DIAGNOSIS AWAL • Basal Cell Carcinoma
• Soft Tissu Tumor • Kutaneus Granuloma
• DIAGNOSIS • DIAGNOSIS AKHIR
BANDING • Squamos Cell
• Squamos Cell Carcinoma
Carcinoma
Penatalaksanaan: • inj Anbacim 2x1
• Infus RL 20 tpm ampul
• Inj. ketorolac3x1
ampul
• Inj. Ranitidine 2x1
ampul
Laporan Kasus
Bedah Onkologi

Oleh:
Suardiman
11120171013

KARSINOMA SEL SKUAMOS


(SQUAMOUS CELL CARCINOMA)

SMF/BAGIAN BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


RUMAH SAKIT IBNU SINA
2017
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

• Non melanoma skin cancer (NMSC)  BCC dan SCC


• SCC  neoplasma maligna
 Asal: keratinizing cell/ keratinocytes (epidermis)
 Karakteristik: anaplasia, tumbuh cepat, menginfiltrasi
jaringan sekitar, berpotensi metastasis

• SCC Kanker kulit terbanyak


kedua setelah BCC, 20% NMSC
• Penyebab kematian terbanyak
NMSC
• Di Asia (termasuk Indonesia)
dan Afrika  SCC > BCC
1. Manuaba IB, Onk SB. PANDUAN PENATALAKSANAAN KENKER SOLID PERABOI 2010.
PENDAHULUAN

Berkembang dari keratinosit (epidermis) dan memiliki banyak varian klinis

Peran radiasi UV, kimia, HPV  mutasi gen p53 pada 90% SCC

Insiden meningkat seiring peningkatan usia 95% >40 tahun (60 tahun)

Laki-laki:perempuan = 3:1

Potensi metastasis lebih tinggi dibandingkan BCC, risiko metastasis 5 tahun = 5%

1. Manuaba IB, Onk SB. PANDUAN PENATALAKSANAAN KENKER SOLID PERABOI 2010.
DEFINISI SCC

SCCpertumbuhan sel abnormal yang tidak


terkontrol  pada sel skuamosa, yang
membentuk sebagian besar lapisan atas
kulit (epidermis).
SCC sering terlihat seperti bercak merah
bersisik, luka terbuka, pertumbuhan tinggi
dengan depresi sentral, atau kutil
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

Etiologi: Mutasi gen p53;


Onkogen > antionkogen

Faktor risiko Paparan sinar UV  UVB >>  sinar matahari,


Tanning booth  Paparan sinar kumulatif
• >> kepala, leher, lengan

Kulit putih

Immunocompromised  immunosuppressant therapy


• ex: transplantasi organ solid  ↑risk 40-250x; HIV/AIDS
• risk kekambuhan dan metastase 5-8%
• Usia tua
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

Etiologi: Mutasi gen p53;


Onkogen > antionkogen
Virus (HPV) HPV 16 dan 18  perkembangan SCC
Faktor risiko anogenital

Bahan kimia karsinogenik  arsenic, tar, jelaga,


tembakau, aspal, minyak mineral

Jaringan parut, inflamasi kronis / ulcus kronis, Marjolin


Ulcer)

Riwayat kanker kulit sebelumnya  risk 35% dalam 3


tahun dan 50% dalam 5 tahun
PATOGENESIS

Sel normal  displasia  lesi maligna

• Sinar UV  kerusakan DNA  SCC


• Mutasi p53 (tumor suppressor gen)
– P53: mendeteksi kerusakan DNA  menginduksi gen reparasi
DNA  menginduksi apoptosis
• SCC bibir  kerusakan lapisan epitel bibir (solar/actinic
cheilitis) akibat UV

• Tumbuh de novo sebagai lesi tunggal (jarang)


• Tumbuh dari lesi pra kanker (actinic keratosis, arsenical keratosis, Bowen disease
(SCC in situ)
• Tumbuh horizontal vertikal
DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Imaging

Histopatologis
DIAGNOSIS

ANAMNESIS
 Secred 7 and Basic 4
 Faktor-faktor risiko:
 +Riwayat paparan sinar matahari,
 +Riwayat transplantasi organ,konsumsi obat-obatan
imunosupresif, HIV
 +Riwayat keluarga
 +Riwayat pertumbuhan tumor dari kulit yang sehat
 +Lesi multipel  pada pasien kulit putih
 +Penggunaan bahan-bahan karsinogenik, seperti tembakau
dalam jangka waktu yang lama
1. Manuaba IB, Onk SB. PANDUAN PENATALAKSANAAN KENKER SOLID PERABOI 2010.
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK
TANDA-TANDA VITAL
STATUS GENERALIS PASIEN
STATUS LOKALIS (tumor primerregional lymph node)
+Inspeksi :Bentuk, warna, ukuran, batas,
ulserasi, krusta, bau, nanah, darah
+Palpasi : Nyeri tekan, perbesaran KGB, suhu,
kedalaman infiltrasi, konsistensi
+/-Auskultasi : Bruit

1. Manuaba IB, Onk SB. PANDUAN PENATALAKSANAAN KENKER SOLID PERABOI 2010.
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK
• Secara klinis, tumor ganas dapat memiliki gambaran :
– Gambaran tumor tidak uniform, kasar, bergranul,
rapuh
– Penyebaran ke kelenjar limfe regional, cepat
membesar, keras, sulit digerakkan.
– Gejala sistemik berat, dapat terjadi kaheksia.
– Tanda-tanda metastasis

1. Manuaba IB, Onk SB. PANDUAN PENATALAKSANAAN KENKER SOLID PERABOI 2010.
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
HISTOPATOLOGIS
 Untuk memperkuat diagnosis : biopsi, apusan
cairan sel, dan pewarnaan toluidin biru.
 Biopsi merupakan penegakan diagnosis yang paling
efektif. Meskipun pada apusan cairan sel memakai
banyak sel yang didiagnosa peluang kesalahan ada
sekitar 15%.
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
HISTOPATOLOGIS
 Pemeriksaan histopatologis  gold standard
 Adanya struktur atau sekitar yang terinvasi/infiltrasi
 Biopsi untuk lesi yang besar  punch atau shaved biopsy
 Biopsi untuk lesi yang kecil  diagnosis dan terapeutis dengan surgical
safety margins min 1 cm
 Makroskopis :
 in situ  plak dengan batas tegas, berwarna merah, dan bersisik;
 invasif  berbentuk nodular, pada mukosa tampak leukoplakia
 Mikroskopis :
 in situ  atipia epidermis;
 invasif  keratinasi yang menonjol, anaplastik dengan nekrosis, keratinasi abortif dan
terpusat/pearls
1. Manuaba IB, Onk SB. PANDUAN PENATALAKSANAAN KENKER SOLID PERABOI 2010.
DIAGNOSIS

Grading keganasan histopatologis SCC berdasarkan perbandingan sel-sel


yang berdiferensiasi baik dan atipik,:
Gx : Grading diferensiasi tidak dapat diperiksa
G1 : berdiferensiasi baik lebih dari 75 % (well differentiated)
G2 : berdiferensiasi lebih antara 50 -73 %
G3 : berdiferensiasi lebih antara 25 – 50 % (poor differentiated)
G4 : berdiferensiasi baik kurang dari 25 % (undifferentiated)

1. Manuaba IB, Onk SB. PANDUAN PENATALAKSANAAN KENKER SOLID PERABOI 2010.
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
IMAGING
 Endoskopi  mendeteksi kanker primer kedua
 Pada lesi yang besar dan dalam X-ray (misalnya
foto tulang, dada), CT scan atau MRI untuk melihat
keterlibatan struktur lain  metastase

 Operabilitas dan merencanakan pembedahan

1. Manuaba IB, Onk SB. PANDUAN PENATALAKSANAAN KENKER SOLID PERABOI 2010.
DIAGNOSIS

Stadium klinis - TNM (AJCC, modifikasi 2008)


N N0 : Tidak meta KGB
1. Stadium I ( T1 N0 M0) regional
N1 : Terdapat meta KGB
2. Stadium II (T2 N0 M0 atau T3 N0 M0) regional

3. Stadium III ( T4 N0 M0 atau Tany N1 M­0)


M M1 : Metastasi jauh
4. Stadium IVA ( Tany Nany M1)
T T1 : Ukuran tumor ≤ 2 cm pada dimensi terbesar
T2 : Ukuran tumor 2-5 cm pada dimensi terbesar
T3 : Ukuran tumor > 5 cm pada dimensi terbesar
T4: Tumor menginvasi stuktur ektradermal bagian dalam
(contoh : kartilago, otot, atau tulang)

1. Manuaba IB, Onk SB. PANDUAN PENATALAKSANAAN KENKER SOLID PERABOI 2010.
MANAJEMEN

Algoritma Penanganan SCC


Lesi Primer SCC

Operable Inoperable

Tubuh dan Cantus, nasolabial fold,


Ekstremitas peri orbital, peri auricular

Eksisi luas safety


MMS Radioterapi
margin 1-2 cm
1. Manuaba IB, Onk SB. PANDUAN PENATALAKSANAAN KENKER SOLID PERABOI 2010.
Metastasis MANAJEMEN

Metastasis

Risiko Bedah
Ukuran > 2 cm
Tinggi

Area
Eksisi luas
RT/Kemoterapi kritis,
dengan Margin
tumor Superfisia
negatif atas
histologis l
MMS + terapi
agresif (epidermi
ajuvan dengan
perineura s/dermis)
RT dan/atau
l dan
kemoterapi
rekuren

Cryosurgery
Ya : Garis Putih MMS/eksisi luas Eksisi
Tidak : Garis Merah dengan margin MMS
histologis 5FU (topikal)
negatif
1. Manuaba IB, Onk SB. PANDUAN PENATALAKSANAAN KENKER SOLID PERABOI 2010.
MANAJEMEN

Mohs Micrographic Surgery


PROGNOSIS

Kecepatan invasif dan metastasis SCC

• Tumor yang tumbuh di atas kulit normal (de novo):


30%
• Tumor didahului oleh kelainan prakanker (radio
dermatitis, sikatriks, ulkus, sinus fistula): 25%
• Aktinik keratosis : 2%

1. Manuaba IB, Onk SB. PANDUAN PENATALAKSANAAN KENKER SOLID PERABOI 2010.
PROGNOSIS

Prognosis dan angka survival rate bervariasi

Secara umum  primary tumor > mengenai limfanodi > metastasis

Limfanodi (+)  ↓ survival rate 50%, ↑ risiko metastasis

Survival rate 5 tahun: Stage I, II  80-90% ; III, IV  30-40%

Penelitian yang dilakukan di Texas  angka harapan hidup 3 tahun 100%


(untuk pasien tanpa faktor risiko), dan 70% (dengan setidaknya 1 faktor risiko).

Cure rates pada pasien SCC setelah menjalani MMS untuk lesi < 2 cm (98.1%), lesi
>2cm (74.8%), well differentiated (97.8%), poorly differentiated (67.4%)

Anda mungkin juga menyukai