Menurut bahasa Nikah berasal dari kata nakaha yankihu nikaahan
yang berarti menghimpun, mengumpulkan/ikatan pernikahan.
Menurut istilah syara’ Nikah artinya suatu akad yang menghalalkan
pergaulan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bukan mahramnya hingga menimbulkan hak dan kewajiban diantara keduanya di dalam membangun sebuah rumah tangga yang sakinah (tentram) mawadah (harapan) warahmah (kasih sayang) dengan memenuhi syarat dan rukun yang telah ditentukan oleh agama. Dalil Hukum Pernikahan
ابلَك ُْم ِم َن ال ِن ّ َسا ِء ط ـا
م وا ح ِ ك ن ا ف ى ام ت ْي ل ا ـي ِ ف وا ط ـ س ِ ق ت اَ لَ أ م ِ َ َ َ ُ ْ َ ٰ َ َ َ ُ ْ ُ ّ ْ َو ِإ ْنـ ُ تفْ خ َتْ اح َد ًةـ أ َ ْو َمـا َملَك ِ َمثْن َ ٰىـ َوثُل َا َثـ َو ُربَا َعـ ۖ َف ِإ ْنـ ِخ ْفتُ ْمـأَلَّا تَ ْع ِدل ُوا َف َو أَيْ َمانُك ُْم ۚ َٰذلِ َك أ َ ْدن َ ٰىأَلَّا تَ ُعول ُوا “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS. An-Nisa [4]: 3). Rasulullah shallahu’alaihi wasallam bersabda,
َ َاع ِمنْك ُ ُمـ ال ْب َ بـ َم ِنـ ا ْسـتَ َط ,ِ الشبَا َّ يَـا َم ْع َش َر اء ج ٌ َ ُ ُ وِ َه ل َه ّ نإِ ف َ ,مِ و الص َ ْ ّ ب ِ ِ ه َي ل ع ف َ ع طِ ْ َ ْ َْ ْ ََ ْ َ ت س ي َم ل نْ م و ج , ِ ر ف َ ْ لِ ل ن ُ ص ح َ َ ْ لِل ْبَ َص ِر َوأ “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng).” (HR. Al-Bukhari no. 5066 dan Muslim no. 1402). Apakah menikah itu suatu kewajiban? Bagaimanakah hukum menikah dalam Islam? Hukum Asal Menikah menurut beberapa Mazhab
1) Mazhab Zhahiri Wajib
2) Mazhab Syafi’i Mubah
3) Jumhur Ulama Mazhab Sunnah
Hukum Menikah ditinjau berdasarkan Kondisi
1) Wajib Mampu lahir batin Beresiko zina
2) Sunnah Mampu lahir batin Tidak beresiko zina
3) Tidak terdesak alasan Tidak terdesak alasan
Mubah
4) Tak mampu lahir
Makruh Tidak beresiko zina
5) Haram Mampu lahir batin Berniat menyakiti
Apakah hikmah dalam pernikahan? 1. Cara yang halal dan suci untuk menyalurkan syahwat serta menghindari perbuatan yang menjerumuskan pada zina 2. Memelihara kesucian diri 3. Melaksanakan tuntutan syariat 4. Untuk memperoleh ketentraman, ketenangan hidup, harapan, dan kasih sayang 5. Melahirkan keturunan yang berguna bagi agama, bangsa dan negara. Dsb