MANAJEMEN RESIKO KELOMPOK ; 2 Rosmanita Hanifah Nilawati Yulisa fitriani Mukhlis Aris munandar 1.Perkembangan manajemen resiko Manajemen risiko merupakan sebuah konsep yang dapat merubah mayoritas aktivitas yang terjadi pada organisasi. Pada tiap level dan setiap fungsi pada sebuah organisasi, aktivitas ini dilakukan untuk menekan ketidakpastian ‘risiko’ yang akan terjadi. Pada awal perkembangannya, manajemen risiko ini dinamakan dengan Enterprise Risk Management (ERM) yang merupakan dobrakan paradigma terhadap manajemen risiko. Metode ini dilakukan pada awal 1990. Namun seiring berkembanganya kompleksitas pada sebuah organisasi maka ERM ini tidak efektif digunakan. Sebagai gantinya, ditemukan dan dikembangkan metode baru yang dinamakan RiskManagement Standard atau yang biasa dinamakan dengan ‘framework’. Standar RM ini dibuat oleh organisasi profesional, standar nasional dan praktisi RM. Ide utamanya adalah untuk memodelkan organisasi manajemen risiko. Model yang dikembangkan dapat diimplementasikan pada berbagai jenis organisasi. Pada November 2009. International Organization for Standardization (ISO) mempublikasikan standar baru untuk manajamen risiko. Standar ini bersifat generic, dimana dapat diaplikasikan pada seluruh organisasi, protek, proses, maupun individual. Setelah empat tahun persiapan dari ratusan praktisi profesional manajamen risiko, standar yang lengkap tentang manajemen risiko akhirnya dituliksan pada dokumen standar yang dinamakan ISO 31000:2009 2.Beberapa masalah manajemen resiko Masalah dari internal perusahaan 1) Sumber daya dan aset Sumber daya manusia dan aset merupakan tiang pokok dalam perusahaan. Sehingga untuk dapat menjalankan setiap fungsinya dengan baik hal ini menjadi sangat penting. Sumber daya manusia dan aset harus sesuai dengan yang dibutuhkan terutama dalam hal manajemen risiko. Karena bisa menjadi salah satu sumber masalah. Sumber daya manusia merupakan pelaksana dalam fungsi manajemen risiko dan bila pelaksana ini tidak menjalankan fungsinya dengan baik maka manajemen risiko pun tidak dapat dijalankan. Begitu juga bila tidak kesesuaian aset yang dibutuhkan untuk melaksanakan manajemen risiko 2) Lingkungan manajemen Lingkungan manajemen menjadi sangat penting untuk menjalankan fungsi manajemen itu sendiri. Sebab bila lingkungan dalam suatu fungsi manajemen tidak sesuai maka bisa menjadi masalah.
3) Strategi manajemen Pelaksanaan suatu fungsi manajemen membutuhkan strategi yang tepat supaya tujuan manajemen dapat tercapai. Dalam pelaksanaan manajemen risiko strategi yang dilaksanakan haruslah sesuai. Kesalahan strategi manajemen risiko justru akan menimbulkan masalah dan risiko lainnya serta menambah kompleksitas risiko yang ingin dihindari. Masalah dari eksternal perusahaan 1) Kejadian alam Salah satu risiko yang biasanya ingin selalu dihindari yakni risiko kejadian alam yang tidak mendukung operasional perusahaan. Beberapa risiko kejadian alam biasanya berusaha untuk dihindari. Misalnya perusahaan yang berada di daerah rawan banjir akan mengantisipasi risoko banjir pada bulan-bulan tertentu. Namun ketika melaksanakan manajemennya justru terjadi gempa bumi dan gedung roboh. Maka manajemen risiko banjir terhambat bahkan perusahaan tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan sebagaimana mestinya. Pelaksanaan manajemen risiko bisa berjalan tidak sesuai rencana saat terjadi kejadian alam yang tidak bisa diprediksi seperti gempa bumi, tsunami, cuaca pancaroba, longsor, dan lain-lain. 2) Kebijakan pemerintah Fungsi manajemen risiko tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya ketika ada suatu hal yang tidak sesuai aturan pemerintah.
3) Teknologi Penggunaan teknologi yang tidak tepat guna bisa menjadi masalah dalam manajemen risiko.
4) Hambatan pihak lain
Pihak-pihak yang tidak ingin mendukung suatu fungsi manajemen risiko bisa menjadi masalah serius ketika tindakan yang dilakukan sampai pada tahap penjegalan pelaksanaan manajemen risiko. Masalah dalam manajemen risiko murni 1. Masalah Pengawasan Kerugian Dengan adanya perluasan ruang lingkup perusahaan (pabrik baru) maka dengan sendirinya kemungkinan-kemungkinan timbulnya kerugian akan lebih besar lagi kemungkinannya, sehingga dengan demikian manajer risiko harus mampu melakukan identifikasi atas kemungkinan timbulnya kerugian baik terhadap kegiatan yang sudah ada ataupun yang bersumber pada kegiatan baru dari perluasan pabrik
2. Masalah Keselamatan Kerja
Kecepatan karyawan menggubakan metoda dan mesin baru berbeda yang berpengaruh pada kecepatan kerja dan masa transisi
3. Masalah Keamanan Kerja
Perluasan kerja dapat memperluas wawasan dan beban kerja sehingga diperlukan prosedur yang efektif 4. Fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengamanan phisik Masalah-masalah perluasan usaha seperti cadangan air unt uk pemadaman kebakaran, ruang perluasan kerja, sumber energi untuk mesin, dll. Hal ini harus diperkirakan sejak awal oleh manajer risiko agar dapat memprediksi resiko yang mungkin timbul.
5. Keperluan Sistem Pengawasan Kerugian yang baru
Dalam usaha menekan kemungkinan kerugian perlu dilakukan penelitian dan penilaian apakah sistem/metoda pengamanan yang diterapkan masih efektif untuk terus dilakukan atau perlu penyesuaian, tambahan, ataupun perubahan.
6. Pertimbangan perluasan kegiatan untuk menekan biaya asuransi
Perluasan kegiatan perlu pengadaan sarana-sarana baru, maka harus ada usaha memperkecil resiko seperti pembangunan gedung dengan bahan-bahan tidak mudah terbakar, sistem pengamanan seperti alarm, smoke detector, dll. Hal tersebut dapat menurunkan biaya asuransi karena memiliki kualitas yang lebih baik. Masalah risiko dinamis-spekulatif 1. Pengembangan Produk baru Hal ini merupakan keharusan agar perusahaan dapat mempertahankan kesinambungan kegiatan usahanya dan menyempurnakan sistem penanggulangan timbulnya risiko-risiko.
2. Area pasar yang baru
Perluasan pasar baik secara fisik atau dalam pangsa pasarnya tentu akan menimbulkan Perluasan pasar baik secara fisik atau dalam pangsa pasarnya tentu akan menimbulkan kemungkinan-kemungkinan baru atas timbulnya risiko yang selama ini belum teridentifikasi ataupun memperbesar dan memperkecil kemungkinan timbulnya risiko yang bersangkutan.
3. Proses produksi yang baru
Sebagaimana dalam perluasan pasar, maka dalam pengembangan proses produksi baru dapat menimbulkan risiko-risiko baru serta memperbesar resiko yang telah ada.