Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA

PADA RS KERTHA USADA (BULELENG) dan CONTOH KASUS


PADA RS. BHAYANGKARA

KELOMPOK 13
-Rizky Amalia (C30117035)
-Siti Maslikatu Rohmah (C30117097)
-Wayan Sukmawati (C30117100)
-Triwindasari (C30117113)
-Doliva Risky Desvianur (C30117137)
SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini difokuskan pada RS Kertha Usada. Rumah sakit ini sudah berdiri sejak 1980
di kota Singaraja, kini rumah sakit ini memiliki tenaga kerja kurang lebihnya 359 tenaga
kerja baik itu dibidang medis dan non medis. sum-ber daya manusia ini benar-benar
memiliki pengaruh yang besar dalam suatu organisasi dan perusahaan, seperti pernyataan
Hariandja (2002), pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi menjadi suatu hal
yang sangat penting. Adanya pe-latihan yang diberikan diharapkan bisa benar-benar di
resapi ilmunya oleh tenaga kerja untuk dapat di-terapkan pada saat mereka bekerja dan
dapat bermanfaat untuk orang banyak. Karena tugas yang mereka emban sangatlah
membantu orang banyak. Melihat banyaknya jumlah tenaga medis yang ada di RS Kertha
Usada hal ini tentu mendorong saya untuk lebih mengetahui bagaimana pengelolaan
sumber daya manusia dan penerapan akuntansi sumber daya manusia di rumah sakit ini,
guna membantu pihak manajemen untuk mengembangkan, menga-lokasikan, menghemat,
memanfaat-kan, dan mengevaluasi sumber daya manusia dengan baik dan apakah sudah
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai perusahaan, selain itu memudahkan
pengambilan ke-ptusan yang berkaitan dengan sumber daya manusia.
HASIL PENELITIAN
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan elemen utama organisasi dibanding
elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang, sebab manusia itu sendiri yang
mengendalikan yang lain. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya manusia dalam
organisasi menjadi suatu hal yang sangat penting (Hariandja, 2002). Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa seluruh kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak RS
Kertha Usada terkait dengan pengelolaan sumber daya manusia berpedoman pada
sistem informasi karyawan dan pencatatan akuntansi perusahaan. Seluruh biaya yang
dikeluarkan perusahaan terkait pengelolaan SDM baik dalam proses perekrutan,
pelatihan dan pembangunan SDM memenuhi syarat untuk diakui sebagai aktiva,
karena besar kemungkinan biaya tersebut dapat untuk diukur secara andal. Namun
dalam laporan keuangan perusahaan, biaya tersebut masih dicatat hanya sebagai
beban (expanse) dan belum mencatat biaya tersebut sebagai investasi SDM. Tidak
dicatatnya pengeluaran untuk pengelolaan SDM sebagai investasi pada aktiva juga
dikarenakan tidak adanya aturan yang mengharuskan untuk mencatat laporan tersebut
sebagai aktiva.
CONTOH KASUS YANG ADA DIKOTA PALU

RS. Bhayangkara Palu merupakan organisasi pelayanan jasa yang mempunyai kespesifikan
dalam hal SDM, sarana prasarana dan peralatan yang dipakai.
Sebagai perusahaan pelayanan jasa, rumah sakit menghasilkan produk yang bersifat tidak
berwujud atau intangible, maka SDM merupakan unsur yang sangat penting baik dalam
produksi maupun penyampaian jasa dalam pelayanan berkualitas di rumah sakit.

Sumber daya manusia yang ada di RS. Bhayangkara Palu terdiri dari:
1. Tenaga kesehatan yang meliputi medis (dokter), paramedis (perawat) dan paramedis non
keperawatan yaitu apoteker, analis kesehatan, asisten apoteker, ahli gizi, fisioterapis,
radiographer, perekam medis.
2. Tenaga non kesehatan yaitu bagian keuangan, administrasi, personalia dll

Perkantoran di RS. Bhayangkara Palu yang termasuk tenaga non kesehatan memulai
aktivitasnya setiap hari senin hingga jumat pada pukul 07.00 – 15.00 WITA. Berbeda
dengan para tenaga kesehatan yang harus siap 24 Jam di rumah sakit.
1.Perencanaan.
Perencanaan sumber daya manusia meliputi jenis tenaga yang dibutuhkan dan berapa
jumlahnya yang disesuaikan dengan lingkup pelayanan yang akan dilaksanakan. Berapa jumlah
dokternya, perawatnya dan tenaga lainnya serta apakah perlu fisioterapis atau tenaga yang lain
tergantung lingkup pelayanannya. Lingkup pelayanan rumah sakit tipe C minimal pelayanan
medisnya adalah 4 besar spesialistik yaitu spesialis obsgyn, anak, bedah dan dalam. Dengan
adanya ketentuan tersebut maka tentu saja perencanaan SDM di rumah sakit tipe C akan
berbeda dengan tipe yang lain.
2.Penerimaan.
Sistem rekrutmen di RS. Bhayangkara merupakan upaya penemuan calon dari pekerja baru
maupun pekerja tetap dari Polda atas rekomendasi pimpinan untuk mengisi jabatan
memerlukan SDM yang berkualitas. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas
lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup/cv/curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari
cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal
memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk
dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja/interview dan proses seleksi lainnya seperti
praktek bagi tenaga medis dengan memperhatikan unsur-unsur antara lain: kemampuan,
kompetensi, kecakapan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian sebagai penilaian.
Sikap, perilaku dan karakter karyawan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan RS. Oleh
karena itu, proses penerimaan SDM rumah sakit harus memperhatikan sikap, perilaku dan
karakter calon karyawan.
3.Pengembangan.
Di RS. Bhayangkara diperlukan karyawan yang selalu meningkat
kompetensinya karena tehnologi, ilmu pengetahuan tentang
pelayanan kesehatan berkembang sangat pesat dari waktu kewaktu.
Adanya peralatan baru, metode perawatan yang berubah menjadi
keharusan bagi RS untuk mengembangkan kompetensinya.
Kegiatan pengembangan kompetensi ini antara lain pendidikan dan
pelatihan, pemagangan di rumah sakit lain, dan mutasi.

4.Pembudayaan.
Para tenaga kesehatan maupun non kesehatan di RS. Bhayangkara
Palu berusaha semaksimal mungkin agar sikap dan perilaku
mereka tetap baik sehingga memberikan kepuasan/kenyamanan
kepada para pasien atau pengunjung yang datang ke RS.
5.Pendayagunaan.
The right person in the right place merupakan salah satu prinsip pendayagunaan.
Setelah melakukan perekrutan pekerja, RS Bhayangkara Palu menempatkan pekerja
tersebut sesuai dengan tempat/keterampilannya sehingga SDM tersebut bisa bekerja
secara optimal. Rumah Sakit berupaya meminimalisir kejadian penempatan pekerja di
tempat yang seharusnya bukan poksinya. Misalnya ada SDM yang mudah bergaul,
luwes, sabar tetapi tidak telaten dalam hal keadministrasian. Mungkin SDM ini cocok
di bagian yang melayani publik daripada bekerja di kantor sebagai administrator.

6.Pemeliharaan.
Pada RS. Bhayangkara Palu telah menetapkan metode pemeliharaan tersebut dimana
adanya reward/penghargaan yang diberikan setiap perayaan ulang tahun RS pada
setiap tenaga kesehatan/non kesehatan yang disiplin dan melakukan pekerjaannya
dengan baik berupa sertifikat, kenaikan gaji, bahkan kenaikan pangkat apabila
kinerjanya baik secara keseluruhan mencakup instansi Polri dan itu berdasarkan
keputusan pimpinan Polri secara langsung. Hal tersebut dapat memberikan motivasi
bagi para pekerja untuk mengembangkan kompetensinya dan lebih produktif. Selain
itu juga adanya pemberian gaji sesuai UMR (Upah Minimum Regional) dan
kesejahteraan .
7. Pensiunan
Dengan berjalannya waktu SDM akan memasuki masa
pensiun. Rumah sakit harus menghindari kesan “habis manis
sepah dibuang”, dimana ketika karyawannya sudah masa
pensiun kemudian di keluarkan begitu saja. Karena itu RS.
Bhayangkara Palu mempersiapkan karyawannya agar siap
memasuki dunia purna waktu dengan keyakinan. Ada
banyak hal yang bisa disiapkan yaitu memberikan tunjangan
hari tua yang akan diberikan pada saat karyawan pension.
Solusi Pihak RS. Bhayangkara Untuk Mengatasi
Masalah SDM Di RS. Bhayangkara Palu.

Tidak dapat dipungkir bahwasanya pastilah ada beberapa hal yang menjadi
permasalahan yang mempengaruhi kualitas RS. Bhayangkara, namanya juga yang
jalankan itu manusia pastilah tidak ada yang sempurna walaupun kita semua sudah
berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi permasalahan manajemen SDM,
biasanya pimpinan itu langsung mengambil keputusan jika masalah yang dihadapi
masih dalam lingkup yang tidak begitu berat permasalahannya akan tetapi jika
pimpinan merasa masalah yang dihadapi aadalah permasalahan yang cukup
kompleks dan harus segera mengambil keputusan, biasanya pimpinana akan
langsung merapatkan permasalahan tersebut dengan pihak-pihak yang bersangkutan
untuk segara mengatasi masalah. Dan untuk meningkatkan produktivitas kerja para
staf maka setiap ulang tahun Bhayangkara Reward, kenaikan gaji maupun kenaikan
pangkat untuk memotivasi para staf, selain itu banyak hal hal yang dilakukan untuk
mendisiplinkan para personel yang bekerja sebagai staf disini diantaranya
memberikan punishment jika datang terlambat dan melanggar kedisplinan yang telah
ditetapkan oleh pimpinan.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai