Anda di halaman 1dari 21

SGD KASUS 1

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA PASIEN GAGAL NAFAS

KEL0MPOK 1

Andre Reza Ak 1.17.005


Della Adelia Alfiona Ak 1.17.101
Dini Mediyanti Ak 1.17.105
Desri Nanda Ak 1.17.102
Eneng Rosmawati Ak 1.17.108
Saepul Bahari Ak 1.17.036
Definisi Gagal nafas

• Gagal napas merupakan kegagalan sistem respirasi


dalam pertukaran gas O dan CO serta masih menjadi
masalah dalam penatalaksanaan medis. Secara praktis,
gagal napas didefinisikan sebagai PaO2 < 60 mmHg
atau PaCO2 > 50 mmHg. Gagal napas masih merupakan
penyebab angka kesakitan dan kematian yang tinggi di
instalasi perawatan intensif walaupun kemajuan teknik
diagnosis dan terapi intervensi telah berkembang pesat.
Klasifika Type I : Normokapnoe hypoksemia (CO2 normal
si tapi kekurangan O2)
Gagal napas akut hipoksemia (gagal napas tipe I)
dan gagal napas akut hiperkapnia (gagal napas
tipe II). Penyebab gagal napas tipe I secara umum
dapat disebabkan oleh penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK),

Type II : Hyperkapnoe hypoksemia (peningkatan CO2


dan kekurangan O2)
Gagal napas tipe I dihubungkan dengan defek primer
pada oksigenasi sedangkan gagal napas tipe II
dihubungkan dengan defek primer ventilasi.
Penyebab gagal napas tipe II diantaranya adalah
PPOK, asma berat, edema paru dan ARDS. Pada tipe
ini PaO2 60 mmHg atau kurang, sedangkan PaCO2
dapat naik lebih dari 45 mmHg. Dengan demikian,
kegagalan tipe 2 merupakan kombinasi retensi CO2
(hiperkapnea) dengan oksigenasi yang tidak adekuat
hipoksemia (Kemenkes, 2011)
Tanda dan Gejala

a Tanda-tanda hypoksemia/hypoksia
• Disorientasi, bingung, gelisah, apatis, atau kesadaran
menurun
• Takipnoe
• Nafas pendek dan dangkal / dipsnoe
• Takikardi, vasokonstriksi, tensi meningkat

b Tanda-tanda hyperkapnoe
• Sakit kepala akibat vasodilatasi serebral
• Depresi mental, miosis, keringat dingin, kulit / sklera /
konjungtiva memerah.
• Takikardi
• Aritmia
Patofisiologi
• Patofisiologi gagal nafas adalah ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi paru
yang menyebabkan hipoksemia atau peningkatan produksi karbon dioksida
dan gangguan pembuangan karbon dioksida yang menyebabkan hiperkapnia.

Hypoventilasi

Gangguan
Difusi

V/Q mismatch

Ketidakseimban
gan Ventilasi
Dan Perfusi

Hiperkapnia
ETIOLOGI
• Gagal napas dapat dikelompokkan berdasarkan kategori
penyakitnya, sebagian etiologi dapat menyebabkan
hipoksemia dan hiperkapnia sekaligus. Gagal napas
hipoksemik umumnya terjadi akibat ketidakseimbangan
ventilasi dan perfusi (V/Q mismatch) yang paling sering
disebabkan kelainan pada parenkim paru dan alveolus.
DIAGNOSA

A Riwayat
• Adanya faktor pencetus
• Adanya manifestasi klinis
B Laboratorium
• AGD : PaO2 turun, PaCO2 naik atau normal, Asidosis respiratorik / asidosis
metabolik
• Radiologi
• Sesuai dengan kelainan primer
PENANGANAN

• Oksigenasi
• Tujuan : meningkatkan kandungan oksigen darah dan menurunkan
konsumsi oksigen
• Penanggulangan obstruksi jalan nafas
• Terapi Oksigen
• Mengurangi work of breathing
PENGKAJIAN

1 Airway
• Peningkatan sekresi
• Bunyi nafas krekels, ronki / mengi
2 Breathing
• Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.
• Menggunakan otot aksesori pernapasan
• Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
3 Circulation
• Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
• Sakit kepala
• Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
DIAGNOSA KEPERAWATAN
YANG LAZIM MUNCUL

1.Ketidakmampuan mempertahankan ventilasi spontan


2.Pola napas tidak efektif
3.Gangguan pertukaran gas
4.Jalan nafas tidak efektif
5.Disfungsi respon penyapihan ventilator
6.Sindroma disus
ASUHAN KEPERAWATAN

• KASUS
• Ny W usia 45 tahun, dibawa ke IGD RSU Medika dengan sesak nafas
pasca kecelakaan lalu lintas. Terdapat jejas pada regio dada kanan lateral
bawah dan daerah kepala bagian belakang, Pasien mengalami penurunan
kesadaran, nafas berat, cyanosis, hasil pulse oksimetri menurun 89%,
tekanan darah 110/80 mmhg, dengan frekuensi RR 30x/ menit, pendek
dan dangkal, nadi 110 x/menit dan lemah. Pasien direncanakan dilakukan
pemasangan ventilator.
PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. W 2. Keluhan Utama
• Jenis kelamin : Perempuan Pasien mengeluh sesak nafas.

3. Riwayat Kesehatan
Usia : 45 tahun
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
• Alamat : Gombong Pasien mengalami penurunan kesadaran,
• Agama : Islam nafas berat, sianosis, hasil pulse
• Diagnosa Medis : Gagal Nafas oksimetri menurun 89%, TD 110/80
mmHg, dengan frekuensi RR 30x/menit,
pendek dan dangkal, nadi 110x/menit
dan lemah.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Data Objektif Pasien mengatakan pernah mengalami
1. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital kecelakaan lalu lintas.
Kesadaran : Apatis. c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keadaan Umum : Lemah. Pasien mengatakan keluarga tidak
Tekanan Darah : 110/80 mmHg mempunyai riwayat penyakit.
Nadi : 110x/menit
Pernafasan : 30x/menit
Suhu : 37oC
PEMERIKSAN FISIK

• Kepala : Bentuk simetris, kulit kepala dan rambut bersih, tidak ada
benjolan.
• Mata : Letak simetris, refleks pupil dan fungsi pengelihatan baik.
• Hidung : Tidak ada polip, tidak ada kotoran.
• Telinga : Letak simetris, sedikit serumen, fungsi pendengaran baik.
• Mulut : Mukosa bibir kering, tidak sianosis.
• Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
• Toraks : Inspeksi : Terdapat jejas pada regio dada kanan
lateral bawah.
Perkusi : Tidak terdapat nyeri tekan.
Palpasi : Sonor.
Auskultasi : Ronkhi basah.
 
• Abdomen : Inspeksi : Bentuk abdomen simetris.
Auskultasi : Bising usus 5x/menit.
Perkusi : Bunyi timpani.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
• Kulit : Kering dan pucat.
• Genitalia : Vulva bersih, tidak terpasang down catheter.
• Ekstremitas : Atas : Tangan kiri terpasang infus dan fungsi
pergerakan normal, tidak ada lesi.
• Bawah : Fungsi pergerakan normal, tidak ada lesi.

Pemeriksaan Penunjang
Lab Analisa Gas Darah (AGD)
pH normal : 7,35
PCO2 : 48,0
PO2 : 75
HCO3 : 25
Analisa Data
No Data Fokus Froblem Etiologi Diagnosa Kep

1 DS : Pasien Gangguan perfusi jaringan Kurangnya suplai O2 dalam Gangguan perfusi


mengeluh sesak cerebral. jaringan cerebral b.d
nafas. jaringan otak. kurangnya suplai O2
DO :   dalam jaringan otak.
Jejas pada kepala
bagian belakang.
Sianosis.
Nafas berat.
RR 30x/ menit.
Pulse oksimetri
menurun 89%.
Penurunan
kesadaran.
2. DS : Pasien mengalami Gangguan Ventilasi perfusi Gangguan pertukaran
pertukaran gas gas b.d ventilasi perfusi.
penuruna kesadaran dan
nafas berat.
DO :
Sianosis
TD : 110/80x/ menit.
RR : 30x/ menit pendek
dan dangkal.
Nadi : 110x/ menit dan
lemah.
pH normal
PCO2 : 48,0
PO2 : 75
HCO3 : 25
• Diagnosa Keperawatan
• Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d kurangnya suplai O 2 dalam jaringan otak.
• Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi.
INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan NOC NIC

Gangguan perfusi jarigan Perfusi Jaringan : Pencegahan pendarahan 4010


cerebral b.d kurangnya suplai O2 Cerebral 0406 Aktifitas :
dalam jaringan otak.
Definisi : Keadekuatan aliran darah melewatai - Monitor pasien secara dekat untuk
cerebral vaskular untuk mempertahankan fungsi pendarahan.
otak. - Monitor tanda dan gejala pendarahan secara
Indikator terus menerus (b.d pemeriksaan sputum
Tekanan Intracranial yang menumpuk dan mengandung darah).
1 2 3 4 5 - Monitor TTV ortostatik mencakup TD.
  - Mempertahankan tirah baring selama
TD sistol pendarahan aktif.
1 2 3 4 5 - Pasien safety untuk pasien trauma, yang
  disebabkan pendarahan.
TD diastol
1 2 3 4 5
 
Gangguan pertukaran gas Status Pernafasan Manajemen jalan nafas 3140
b.d ventilasi perfusi. Pertukaran Gas 0402
Definisi : Pertukaran CO2 dan O2 Definisi : Kemudahan kepatenan jalan
untuk mempertahankan nafas.
konsentrasi darah arteri.
Aktfitas :
Indikator
PaO2 - Posisikan pasien untuk
1 2 3 4 5 memaksimalkan ventilasi.
 
PaCO2 - Auskultasi suara nafas, catat adanya
1 2 3 4 5 suara nafas tambahan.
  - Atur intake untuk mengoptimalkan
Arteri pH
1 2 3 4 5 keseimbangan cairan.
  - Monitor respirasi dan status O2.
Sianosis
1 2 3 4 5
KESIMPULAN

• Gagal napas merupakan kegagalan sistem respirasi dalam pertukaran gas


O dan CO serta masih menjadi masalah dalam penatalaksanaan medis.
Secara praktis, gagal napas didefinisikan sebagai PaO2 < 60 mmHg atau
PaCO2 > 50 mmHg. Gagal napas masih merupakan penyebab angka
kesakitan dan kematian yang tinggi di instalasi perawatan intensif
walaupun kemajuan teknik diagnosis dan terapi intervensi telah
berkembang pesat.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai